• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran tanggal 22 Juli dilakukan di laboratorium Fisika. Materi pembelajaran: gelombang stasioner

Guru : “Baik..kita sudah mempelajari berbagai macam gelombang. Berdasarkan arah getarnya dibagi menjadi gelombang apa dan apa?”

Siswa : ”Longitudinal dan transversal.” (Siswa menjawab serempak) Guru : “Transversal dan longitudinal. Transversal kalo bagaimana?” Siswa : ”Tegak lurus.”(Siswa menjawab serempak)

Guru : “Tegak lurus arah?”(Berhenti sejenak menunggu jawaban siswa) Siswa : “Getarnya.”(Beberapa siswa menjawab)

Guru : “Tegak lurus arah getar atau arah rambat? Kalo longitudinal?” (Menunggu jawaban siswa) Siswa : ”Searah.” (Beberapa siswa menjawab)

Guru : ”Terus yang kedua berdasarkan apa?” (Menunggu jawaban siswa) Siswa : “Medium” (Salah satu siswa menjawab)

Guru : ”Medium yang dilalui apa saja?Gelombangnya?” Siswa : ”Mekanik.”

Guru : ”Yang ketiga berdasarkan apa?” Siswa : ”Amplitudo.”

Guru : ”Amplitudo, yang kita pelajari tentang gelombang. Gelombang apa?” Siswa : ”Gelombang berjalan.”

Guru : ”Gelombang berjalan...yang kemarin demonstrasinya di papan tulis adalah penggetar yang dihubungkan dengan tali. Sesudah kita latihan soal, masih ada satu soal yang belum kita bahas, apakah ada permasalahan?”

Siswa : ”Ada.” (Beberapa siswa menjawab)

Guru : ”Kalo gak ada kita lanjutkan, kalo ada kita bahas dulu.” Siswa : ”Dibahas dulu.”(Serempak menjawab)

Guru : ”Siapa mau maju?”

Siswa : ”Kitin.” (Menyebut salah satu nama siswa)

Guru : ”Kitin sudah...Lulu..(menunjuk satu orang siswa lainnya). Sudah selesai belum?” (Bertanya pada Lulu)

Siswa : ”Sudah.” (Lulu, siswa yang ditunjuk menjawab)

Guru : ”Silahkan dikerjakan di depan..Diketahui, ditanyakan, jawab ya.” Guru : ”Ya..silahkan dicoba, yang lain memperhatikan dan mencocokkan.” (Siswa yang bersangkutan, maju untuk menuliskan jawabannya)

Guru : ”Mulai dari sebelah kiri, biar bagus...diketahui, ditanya, dijawab.” (Mengarahkan siswa yang maju mengerjakan dipapan tulis)

Guru : ”Persamaan umum simbolnya apa saja? Biar semua jelas.” (Bertanya pada siswa yang mengerjakan dipapan tulis, sambil mengarahkan)

Siswa : ”Simbolnya y ya pak?” (Siswa yang maju,bertanya pada guru) Guru : ”Iya.”

(Selama salah satu siswa mengerjakan dipapan tulis, guru memperhatikan sambil mengoreksi)

Guru : ”Simpangan, kecepatan dan percepatan..ya yp, kecepatan vp x dan t-nya sama, t nya berapa? Pada x dan t nya berapa?”

Guru : ”Eee...perlu diubah ke meter atau nggak? Bisa tapi sebaiknya tidak usah..karena sudah centi semua tho.”

Guru : ”Supaya lebih mudah mungkin mencari besaran, mencari 4π/T” Siswa : ”0.25 π itu dijadikan apa?”

Guru : “0.25 π itu berapa?” Siswa : ”45˚"

Menit 15:35

Guru : ”Nah..hari ini kita akan melihat gelombang yang lain yang berdasarkan amplitudo... yakni gelombang stasioner. Nah gelombang stasioner ini seperti apa? Ini kita sudah punya alatnya, kita coba! (Guru mengambil alat yang sudah dipersiapkan, dan menempatkan alat tersebut di depan kelas) Alatnya cukup sederhana. Ini namanya penggetar, ini bisa menggetarkan ujung hatimu .” (Saat memberikan lelucon guru melihat kealah satu siswa dan siswa tertawa semua)

Siswa : ”Yee.”

Guru : ”Ini ada benang, ini dimasukkan ke ujung yang ini, kemudian ditali. Tetapi tidak dibuat tali mati supaya beban dapat diubah-ubah sehingga getarannya juga bisa berubah. Sekarang kita lihat, akan kita coba getarkan tali ini. Ingat getaran yang merambat kemarin namanya apa?”

Siswa : ”Gelombang berjalan.”

Guru : ”Ya..gelombang berjalan. Jadi karena ini bergetar (menunjuk pada penggetar). Ini tali..mestinya nanti ada gelombang yang?”

Siswa : ”Berjalan.”

Guru : ”Berjalan..Dari mana ke mana ini? Kalau ini bergetar ke arah kamu?” Siswa : ”Kanan.”

Siswa : ”Kiri”

Guru : ”Penggetarnya dari mana? Dari kanan...Berarti dari kanan ke kiri...Sekarang kita coba ya..Penggetarnya kita getarkan dengan frekuensi PLN. Frekuensi PLN itu berapa? Tegangannya betul 220, tapi frekuensinya berapa? 50hz. Kita coba, lalu lihat apa yang terjadi? Kelihatan ndak? Kelihatan ndak dari belakang? Kalau yang nggak kelihatan ya bisa maju..Nah..coba Kitin (menunjuk salah satu siswa) kamu gambarkan ke depan apa yang kamu lihat?”

Guru : ”Silahkan dicoba...Apa yang dilihat?..Ya..bayanganmu seperti apa? Gambar saja..lalu yang kamu lihat seperti apa? Ya..betul seperti itu? Coba yang lain? Siapa..? Yang lain yang punya pendapat lain? Marla coba...(menunjuk siswa lain) Coba digambarkan..yang kamu lihat itu seperti apa? Pengamatannya sama ndak? Ya coba digambarkan..Bisa tahap menggambarkan ini? Kelihatan kan? Gambarkan di bawahnya Kitin. Ya betul gambarkan dari kiri ke kanan...Betul begitu? Selesai? Kamu tu lihatnya seperti apa? Kalau kamu gambarkan? Ya..memang..dua sampel beda-beda ya..mungkin Kitin ndak pakai kaca mata gambarnya, cuma satu. Kalau kita lihat yang betul-betul mirip yang mana?”

Siswa : ”Yang bawah.”(Lalu guru menggambarkan yang benar)

Guru : Punya’e Marla tadi..tapi ini lebih mblenduk ya? Ini sebenarnya kalau ini diubah-ubah..kemungkinan akan ada kejadian lain. Kita coba ya? Kalau berat? Tambah apa? Selain itu jaraknya kita tambah..apa yang terjadi? Kalau bebannya saya tambah lagi? Sekarang beda lagi?” Siswa : ”Tambah kecil, tambah lebar.”

Siswa : ”Kecepatan.”

Guru : “Kira-kira ada yang pernah melihat, membaca ada yang tahu?” Siswa : ”Beban.”

Guru : ”Ndak ada yang tahu satu pun. Kita lihat dari depan..awalnya terjadi...gelombang ini karena apa?”

Siswa : ”Digetarkan.”

Guru : ”Ya karena ini digetarkan..Kalau digetarkan ada gelombang..dari mana ke mana?” Siswa : “Dari kanan ke kiri..”

Guru : “Dari kanan ke kiri dari penggetar ke arah kiri, lha kalau sampai di sini terus diapakan kira-kira gelombang yang sampai sini?” (Menunjuk ujung tali, sebelah kiri)

Siswa : ”Dipantulkan...”

Guru : ”Dipantulkan..siapa yang memantulkan? Ujung pemantul ini memantulkan gelombang. Nah kalau begitu ada gelombang yang ke mana? Ke arah mana?”

Siswa : ”Kiri”

Guru : ”Ada yang ke sana..ada yang ke sini..(menunjuk dari kiri ke kanan). Tapi bareng-bareng atau sendiri-sendiri, atau pada saat yang sama?”

Siswa : ”Saat yang sama..”

Guru : ”Pada saat yang sama...apa yang terjadi? Ya ditunjukkan seperti ini...gelombang yang terjadi karena gelombang datang, terus ada gelombang yang dipantulkan...pada saat yang sama dijumlahkan atau berinterferensi. Nah itulah namanya gelombang stasioner atau gelombang henti, atau?”

Siswa : ”Gelombang diam.”

Guru : “Maka kelihatannya ini diam yang menunjukan kira-kira fungsi apa ini? Jadi, gelombang stasioner itu tadi apa? Hasil perpaduan antara?”

Siswa : ”Gelombang yang datang dan gelombang yang dipantulkan.”

Guru : “Tetapi apakah cukup begitu? Bagaimana dengan gelombang pantul? Arahnya bagaimana?” Siswa : ”Berlawanan?”

Guru : ”Berlawanan, frekuensinya bagaimana?” Siswa : ”Sama..”

Guru : ”Sama. Jadi, gelombang yang frekuensi dan amplitudonya sama, arahnya berlawanan akan terbentuk gelombang?”

Siswa : ”Stasioner.”

Guru : ”Stasioner. Ini faktanya, ini kenyataannya..nah sekarang kita harus membuat persamaannya. Kita lihat sekarang untuk persamaannya. Perhatikan ya? Gelombang stasioner atau berhenti atau diam . Nah yang kita peragakan tadi apa? Adalah gelombang stasioner ujung...pemantul ujung tetap. Kita gambar dulu, hasil kita. Ini adalah penggetar, atau boleh kita namakan (guru menggambar sambil menjelaskan ) titik asal getaran. Ini tadi kita namakan ujung pemantul. Ujung pemantul ini kita anggap x = 0. Kita buat tadi, misalnya tiga gelombang ya? Kita anggap gelombang datang, y1, yang satunya y2. Memang kita tidak bisa mencermati secara detail. Nah kita bahas bersama-sama. Gelombang datang yang ini ke arah kiri (sambil menunjuk pada gambar). Persamaannya kita namakan y1. y1 sama dengan apa? Persamaan gelombang datang...merambat ke mana dia?”

Guru : ”Kalau ke kiri,kemarin apa ya?” Siswa : ”Ples.”

Guru : ”Ples... y1=A sin(t+ kx) Gelombang pantulnya yang ke sana ya…kita lihat saja, gelombang pantulnya y2 sama dengan apa? Karena dia merambat ke kanan..berarti y2= A sin (t- kx)). Tetapi dalam peristiwa pemantulan gelombang, berlaku, kalau ini ujung tetap, atau ujung terikat itu gelombangnya memantul sebesar  atau 180, maka disini ples. Kita tahu bahwa fisika tanpa matematika gelap gulita ya? Kita perlu bantuan matematika ya? Sekarang y2= A sin (t- kx))+ boleh ditulis sama dengan apa? Supaya nya ilang persamaannya menjadi apa? Ahli matematik siapa?”

Siswa : ”Lulu.”

Guru : ”Kalo ini jadi apa ini (menunjuk ke persamaan gelombang pantul), y2= A sin (t- kx))+ atau + 180 menjadi apa?”

Guru : ”Ini menjadi A (-sin (t- kx)) ) atau bisa ditulis y2= -A sin (t- kx)). Nah gelombang datang dengan gelombang pantul kita superposisikan atau kita jumlahkan. Sehingga bentuk gelombang itu tadi dinamakan superposisinya atau jumlahnya, y1 + y2 sama dengan apa? Y = A sin (t+kx)) dikurangi atau ple min, langsung min ya…-A sin (t- kx)). A nya bisa kita keluarkan, tinggal yang di dalam sin (t+kx))- sin (t- kx)). Lagi-lagi kita butuh matematika. Lulu lagi. Ini kan sama saja sin A-sin B. Jadinya apa?”

Lulu : ” A kali 2 cos 2 1

jumlah ini.”

Guru : ”Jadi kita sederhanakan jadinya y = 2A sin kx cos t. Superposisi (jumlah) : Y = y1 + y2 Y = A sin (t+kx) - A sin (t-kx). Y = A [sin (t+kx) - A sin (t- kx)] Y = 2 cos 2 1 2 t sin 2 1 2kx Y = 2A costsin kx Y = 2A sin kx cost

(Guru bersama-sama dengan siswa memformulasikan persamaan untuk gelombang stasioner ujung terikat y = 2A sin kx cost.)

Guru : “Ada pertanyaan?” (Bertanya pada semua siswa, kemudian berkeliling mengecek catatan siswa) Guru : “Selesai?”

Siswa : “Belum pak?”

Guru : “Persamaan simpangan gelombang stasioner ujung terikat atau tetap.”

Guru : ”Kalo kita perhatikan di sini, talinya tadi satu menjadi seperti itu. Ada tempat-tempat tertentu disini dengan disini.” (menunjuk pada tali yang bergetar membentuk gelombang stasioner, kemudian menunjuk pada gambar gelombang pada papan tulis)

pada gelombang yang dihasilkan tali pada alat percobaan)

(Kemudian guru menunjuk pada gambar, untuk menunjukkan letak simpul dan perut. Dan memberi tanda pada gambar untuk membedakan antara simpul dan perut)

Guru : ”Ini namanya simpul..ini namanya simpul...ini namanya simpul (menunjukkan letak simpul pada gambar di papan tulis). Yang mblenduk itu boleh disini, boleh disini...namanya apa?

Siswa : ”Perut...” (Beberapa siswa menjawab)

Guru : ”Perut...Jadi kita beri nama..ini tadi simpul..simpul...simpul..perut..perut..ini juga perut.” (Memberi keterangan s untuk simpul dan p untuk perut, pada gambar)

Guru : ”Kalo ini ujung pemantul (menunjuk pada gambar), maka ini simpul pertama, simpul ke-2, simpul ke-3 dan seterusnya. Ini perut pertama, perut kedua, ketiga dan seterusnya. Kalo begitu pada percobaan ini ada berapa simpul, ada berapa perut?”

Siswa : ”Dua.”

Guru : ”Perutnya ada..satu...dua..tiga..(sambil menunjuk pada tali percobaan). Simpulnya ada?” Siswa : ”Empat.”

Guru : ”Satu..dua..tiga..empat...Nah sekarang yang dinamakan satu panjang gelombang atau satu lamda itu yang mana? Tunjukkan dari sini atau dari sini?” (Menunjuk pada alat percobaan dan gambar di papan tulis)

(Guru menunggu jawaban siswa, siswa banyak yang menjawab, namun tidak berani menunjukkan jari. Akhirnya guru menunjuk salah satu siswa)

Siswa : ”Tiga simpul dan dua perut.”(Salah satu siswa yang ditunjuk,menjawab)

(Guru sedikit mendekat pada siswa yang ditunjuk tadi dengan menyodorkan telinga karena jawaban siswa tidak jelas)

Guru : ”Tiga simpul dan dua perut, ada lagi yang lain? Arum? (Menujuk salah satu siswa lainnya) Siswa : ”Tiga simpul dan dua perut” (Jawab siswa yang ditunjuk)

Guru : ”Sama? Tiga simpul dan dua perut. Dalam gelombang berjalan yang dinamakan satu lamda itu adalah ini (sambil menggambar) atau kalau dari puncak ya...(sambil menggambar). Kalo pada gelombang stasioner ya betul tadi..yang dikatakan, total ada berapa?”

Menit 39

Guru : ”Ada gini (menunjuk pada gambar perut) jadi 2 perut kalo dua perut berarti tiga simpul. Kalau dimulai dari sini dan sini?” (Menunjuk pada gambar)

Siswa : “Tiga perut.”

Guru : ”Tiga perut dua simpul, kalo dari sini tadi tiga simpul dua perut. Ini namanya satu lamda untuk gelombang stasioner (memberi simbol lamda pada gambar). Ya betul ya. Jadi simpul atau perutnya dihitung dari mana? Dari ujung pemantul. Jadi ini ujung penggetar, titik asal getaran...ini namanya pemantul atau titik pemantul ujung tetap. Nah sekarang dimanakah letak simpul dan perutnya... sudah selesai mencatatnya?” (Guru bertanya pada siswa kemudian menghapus papan tulis)

Guru : ”Sekarang kita bahas letak simpul terhadap ujung pemantul. Nah letak simpulnya pada x sama dengan berapa? Pada x sama dengan berapa lamda saja? Simpul atau s. Simpul pertama x nya berapa? Terhadap ujung pemantul?”

Siswa : ”Nol..” (Salah satu siswa menjawab)

Guru : ”Simpul pertama disini jaraknya terhadap ini ya.”(Menunjuk pada gambar,tepatnya pada garis yang dianggap sebagai ujung pemantul)

(Guru setuju dengan jawaban siswa menulis keterangan x = 0)

Guru : ”Simpul kedua? Simpul kedua adalah disini.(Menunjukkan letak x untuk simpul kedua pada gambar) Berapa lamda?”

Siswa : ”Setengah.”(Beberapa siswa menjawab kompak)

Guru : ”Setengah. (Memberi keterangan pada gambar untuk simpul kedua). Simpul ketiga?” Siswa : ”Satu.” (Salah seorang siswa dengan cepat menjawab)

Guru : ”Satu...mestinya simpul keempat?”

Siswa : ”Satu setengah.” (beberapa siswa menjawab) Guru : ”Berapa?”

Siswa : ”Satu setengah.”

Guru : ”Satu setengah, atau 3/2 lamda. Nah, kalo ini dibuat sebagai persamaan matematika lagi x sama dengan apa? (Diam sejenak,menunggu siswa menjawab) Supaya simpul satu masukkan ketemu, simpul dua masukkan ketemu..kan ini ada persamaan umumnya ya..saya berikan saja 2n+1. ½ lamda (guru langsung memberikan persamaan umum untuk x) ...nanti bisa tanya Pak Boidi atau Pak Heri (menyebut nama guru-guru matematika). Kita cocokkan..n nya mulai dari 0,1,2,dst....Simpul pertama x-nya harus berapa?” (Bertanya pada siswa,namun tidak melihat ke arah siswa, guru sadar, merasa ada kekeliruan)

Siswa : ”Nol.” (Salah seorang siswa menjawab)

Guru : ”Keliru berarti ya...sori bukan ini ya...simpul harus nol berarti rumusnya keliru... 2n. ¼ lamda. Simpul pertama n nya harus nol maka nnya masukkan nol berarti harus ketemu berapa?”

Siswa : “Nol.”

Guru : ”Simpul kedua...harus ketemu berapa? Setengah lamda...simpul kedua masukkan n nya berapa?” Siswa : ”Satu.”

Guru : ”Satu.. 2 kali 1 kali ¼ lamda...?” Siswa : “Setengah.”

Guru : ”Berarti persamaannya ini..tadi keliru saya (membuat kotak pada persamaan untuk memperjelas) Guru : ”n = 0 beararti simpul ke satu, n = 1 berarti simpul kedua dan seterusnya. Letak simpul terhadap

ujung pemantul ya. Boleh menghafalkan ini (menunjuk pada persamaan x +2n ¼ lamda ) boleh menghafalkan ini saja, kalo ini ya tinggal ngitung saja(menunjuk persamaan umum). Jarak simpul dan perut berapa lamda?”

Siswa : ”Seperempat.” (Salah seorang siswa menjawab)

Guru : ”Seperempat..jadi kalo simpul kalo simpul kedua ada berapa kali ¼ lamda? Simpul kedua? Seperempat tambah seperempat?”

Siswa : ”Setengah.”

Guru : ”2 kali seperempat lamda ..sama nggak dengan ini? (Menunjuk pada persamaan umum) Boleh menghafalkan ini..Kalo hafalannya cukup mateng dan cukup kuat ya..ndak papa.”

Guru : ”Sekarang letak perut..letak simpul sudah..Letak perut terhadap ujung pemantul” (guru menulis di papan tulis)

Guru : ”Kita lihat digambar, sama saja. Perut kedua..berapa kali ¼ lamda?” Siswa : ”Tiga.”

talinya dibuat logro ya, jadi ini dia bisa naik turun. Nah, ini kita namakan titik asal getaran (guru menggambar gelombang dengan ujung bebas dan memberi keterangan pada gambar). Kemudian disini ujung pemantul atau x = 0 ini gelombang datang y1 dan ini gelombang pantul, y2.”

Guru : “Agak susah membuat peralatan gelombang stasioner ujung bebas.Tetapi untuk ujung bebas itu ini bebas, jadi bisa bergerak ke atas dan ke bawah (menunjuk pada gambar). Seperti kalo masih remaja itu masih bebas, bisa kemana-mana masih bebas, tapi kalo nanti sudah menikah beda sudah.” (Memberi guyonan)

Siswa : ”Hahahaa.”

Guru : ”Ya, dari sini bisa kita lihat, gelombang datang atau y1 sama dengan apa? Gelombang pantul, y2

sama dengan apa?” (Sambil menulis dipapan tulis)

Guru : ”Ya, karena persamaannya sama saya minta tolong salah satu, siapa? Ahli matematika?” (Meminta salah seorang siswa untuk maju)

Siswa : ”Lia.” (Salah satu siswa menyebutkan nama seorang siswa)

Guru : ”Arum, ya, silahkan Arum. Silahkan maju ke depan.” (Memanggil nama salah satu siswa untuk maju)

Guru : ”Pertama gelombang datangnya, gelombang merambat ke kiri.” (Memberi petunjuk pada siswa, terutama untuk siswa yang maju)

Guru : ”Silahkan ditulis y1 sama dengan apa? A sin t. Ples atau min? Ke kiri?” Siswa : ”Min” (Beberapa siswa menjawab)

Guru : ”Kekiri?”

Arum : ”Ples.” (Siswa yang maju menjawab)

Guru : ”Ples. Ya, kemudian yang gelombang pantul sama tapi ke kanan, tidak ada pembalikan fase karena A nya sudah positif. Ya betul, sekarang diselesaikan. Superposisinya. Di hapus paling kanan. Ditulis superposisi atau penjumlahan. (Memberi arahan pada siswa yang maju)Ya judulnya superposisi atau penjumlahan.”

Guru : ”y sama dengan apa tadi? Ya yang tadi ditulis. Dijumlahkan. Ya, A-nya dikeluarkan pake kurung kotak. Kalo tadi sin itu min sin itu. Sekarang sin A + sin B . Ya bantu temannya jadinya apa? (Meminta siswa yang lain untuk membantu) A kali apa?”(Siswa yang lain membantu siswa yang maju di depan)

Guru : “2 cos 2 1

...kalo sin a +sin b jadinya apa? Ya terimakasih.”

Guru : ”Lha ini persamaan gelombang stasioner ujung bebas.2 A cos kxsint. Nah tadi lupa yang ini, yang As ya? Amplitudo gelombang stasioner. Yang tadi yang depan tadi juga yang ada sin kx nya juga gini. Persamaannya mirip dengan yang tadi ya? Hati-hati makanya! sin kx itu amplitudo gelombang stasioner ujung itu (bebas).”

Guru : ”Ya sama dengan gelombang stasioner ujung terikat, titik ini namanya apa mestinya?” Siswa : “Simpul.”

Guru : “Simpul, ini satu, dua,tiga, dst. Ini berarti perut satu, dua, tiga, dst. Sekarang masalahnya letaknya dimana? Letak simpulnya dulu, selalu terhadap ujung pemantul. Ujung pemantul yang bebas ini, x sama dengan berapa? Simpul? Segini berapa lamda?” (Menunjuk pada gambar simpul satu) Siswa : ”Seperempat.” (Siswa menjawab)

Guru : ”Jadi simpul pertama, berapa lamda?” Siswa : ”1/4 lamda.”

Guru : ”Simpul kedua? 1, 2, 3, 3/4 lamda.Simpul ke tiga?” Siswa : ”Lima.”

Guru : ”Satu, dua, tiga, empat, lima (sambil menghitung pada gambar). Ini sama dengan yang apa tadi? Sama dengan yang perut yaitu (2n+1)1/4 lamda, n= 0,1,2,3,..dst. Ini namanya simpul ke satu, ini simpul kedua. (2n+1)  4 1 , n= 0,1,2,3,..dst n = 0 : simpul pertama dst.”

Guru : ”Dengan mudah, letak perutnya mestinya apa? Apa? Sekarang letak perut terhadap ujung pemantul x nya sama dengan nol. Ya, perut pertama kan nol, perut kedua? Setengah lamda ya, ketiga 1 lamda, dst. x = 2n kali ¼ lamda.Tinggal dibolak-balik saja kalo yang tadi jadi simpul sekarang jadi perut. Ada pertanyaan?” (Guru berkeliling sambil menunggu siswa selesai mencatat) Guru : ”Kalo tidak ada pertanyaan, kita review sebentar. Persamaan gelombang stasioner ujung terikat

tadi apa? y sama dengan apa?” Siswa : ”2 Asin kx cost.”

Guru : ”y = 2A sin kx cost. Terus ujung bebas, y sama dengan?” (Sambil mencatat di papan tulis) Siswa : ”2A cos kx sin t.” (Beberapa siswa menjawab)

Guru : ”2A cos kx sin t. Kalo disini mungkin tidak terbalik-balik karena apa? Hanya dua tapi besok kalo sudah ulangan banyak yang dihafalkan ada kemungkinan terbalik. Bagaimana cara mengingat dengan mudah bahwa ini ujung terikat ini ujung bebas (menunjuk pada 2 persamaan yang sudah ditulis dipapan tulis, kemudian memperhatian keseluruh siswa menunggu ada jawaban dari siswa). Kalo ini sin kx cos t, yang ini cos kx sin t. Lagi-lagi matematika, grafik sin fungsi x . y =sin x grafiknya seperti apa? Dari nol apa dari satu?”

Siswa : ”Nol.”

Guru : ”Nol (sambil menggambar grafik sinus). Kalo cos? (langsung menggambar grafiknya) Ini bentuknya mestinya sin x atau sin kx . Kalo ini bentuknya sin kx maka ini begini tho? (menunjuk pada grafik sin x) Ujung apa ini kalo ditambahi gini?

Siswa : ”Ujung tetap.” (Beberapa siswa menjawab)

Guru : ”Ujung tetap. Kalo ini cos kx? Ditambahi ini jadi apa? Ujung bebas. Dilihat sin kx atau cos kx? Ini mesti apa? Tinggal t (menunjuk pada persamaan). Kalo depan sudah sin belakang cos, kalo depan sudah cos belakang mesti sin. Nggak mungkin cos cos atau sin sin ya? Nah, sekarang kalo biar tidak hafal.”

Siswa : (Tertawa)

Guru : ”Eh, biar tidak lupa, ini letak perut atau letak simpul (menulis persamaan untuk x letak perut dan letak simpul terhadap ujung pemantul) Yang ini letak perut atau simpul? Cara mengingatnya bagaimana? Cara mengingatnya, kalo ujung apa ini tadi?”

Siswa : ”Terikat.”

Guru : ”Terikat...simpul pertama x nya berapa? Nol. Kalo dimasukkan nol ini nol nggak?” Siswa : ”Nol.”

Guru : ”Kalo ini, nol nggak?” Siswa : ”Nggak.”

ujung terikat). Ini grafiknya sinus maka sin kx cos t. Ini grafiknya cosinus maka cos kx sin t. Ini persamaan ini dan n = 0 pasti punya’e ujung terikat dan simpul. Karena kalo dimasukkan n = 0 simpul pertama harus nol. Kalo ini persamaannya harus ini juga untuk perut supaya dimasukkan n = 0 harus ketemu nol. Soal yang sudah difotocopy tadi silahkan dibahas!”

(Siswa berdiskusi mengerjakan soal yang sudah dibagikan dalam bentuk lembaran, guru mengecek, apakah siswa benar-benar mengerjakan atau tidak.)

Guru : ”Ya, siapa mau maju? Ya, kita coba dulu. Diketahui apa? Berarti panjang kata dari sini ke sini ya, dari ujung pemantul sampai sana, ya, berarti ini l = frekuensinya = 8Hz, amplitudo, amplitudo gelombang yang datang atau yang pantul? v nya berapa? Merambat ke kanan yang lain ujung terikat ya. Tentukan : A apa? Amplitudo gelombang hasil interferensi, apa? Tali pada persamaan ini kan kita, ini namanya apa? AS ini namanya apa? AS (melingkari persamaan) Ini namanya amplitudo gelombang interferensi pada titik x . Ya tadi yang ditanya apa? AS untuk x = 61, x nya berapa? Ingat x tadi dihitung dari mana?”

Siswa : ”Ujung pemantul.” (Salah satu siswa menjawab)

Guru : ”Ujung pemantul ya, jadi ujung pemantul terhadap titik tersebut. Lha kalo titiknya ini titik asal ini pemantul, terus, ini tadi titik awalnya kan setarus ya? Jadi 100-61. Yang b apa? Letak simpul ke lima dan letak perut ke empat dihitung dari mana? Dari titik asal getaran. Ya sudah saya bantu, paling tidak yang a bisa diselesaikan, siapa yang mau maju? Erin coba? Yang a saja. Nah jadi untuk ujung terikat yao berarti ini 2A sin kx berarti haruss cari k.”

(Salah seorang siswa maju untuk mengerjakan)

Siswa : “Pak mencari simpul kelima dan keempat dari asal pemantul kan pak?” Guru : ”Ya pertayaannya apa disitu?”

Siswa : ”Oh ya.”

Guru : ”Yang ditanyakan titik asal getaran tapi kalo x tadi apa?” Siswa : “Pemantul.”

Guru : ”Ya pemantul. Dicari apa dulu?” Siswa : ”x.”

Guru : ”Ya nyari x dulu baru..dikurangi, betul sekali.”

Guru : ”Ya...k nya sudah tau belum? Erin? Sela?” (Menit 14:40) Siswa : ”Belum.”

Guru : ”k nya kemarin itu sama dengan apa?

 2

” (Menit 15) (Guru membimbing siswa saat siswa mengerjakan soal didepan)

Guru : ”Paling tidak kita dapat mengerjakan satu soal, yang lain bisa dikerjakan dirumah. Ya untuk hari ini kita sudah belajar. Hari ini sampai sekian dulu, selamat siang.”

Siswa : ”Siang pak.”

Pembelajaran Tanggal 23 Juli 2009 (Di Laboratorium)

Guru : ”Kemarin kita telah mempelajari tentang gelombang stasioner. Ada berapa macam?” Siswa : ”Dua.”

Guru : ”Ujung bebas dan ujung terikat, pada setiap gelombang stasioner mesti berlaku ada apa dan apa?” Siswa : ”Simpul dan Perut”

Guru : ”Persamaannya masih ingat?” Siswa : ”2A sin kx” (Sela 00:40)

Guru : ”Ya, hari ini kita masih melanjutkan itu. Kita akan melanjutkan soal-soalnya.”