• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi : Hukum Newton tentang Gerak.

Guru : ”Pertemuan yang lalu saya bicara tentang gaya gesekan (guru menulis di papan tulis), konsep gaya gesekan kemarin bagaimana?”(Guru memberi pertanyaan kepada semua murid, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab, lalu guru membantu dengan memberi pancingan.)

Guru : ”Terbentuk pada?” Siswa : ”Dua bidang.”

G : ”Yang kedua terus (guru sambil berkeliling melihat kearah siswa) arahnya?” S : ”Berlawanan dengan kencenderungan arah gerak benda.”

G : ”Sekarang persamaannya? Fg (gaya gesek) kemarin bagaimana?” S : “µ N.”

G : “Karena kita mengenal suatu benda dalam kedudukan diam atau bergerak kemarin kita pisahkan dua kan, yang tepat akan bergerak berarti dia masih?”

S : ”Diam.”

G : “Maka pada saat benda diam gaya gesek yang bekerja?” S : ”Gaya gesek statis.”

G : “Kalau sudah bergerak?” S : “Kinetis.”

G : ”Perubahan dari statis ke kinetis terjadi secara?” S : ”Otomatis.”

G : ”Jadi saat benda diam, gaya geseknya adalah gaya gesek apa?” S : ”Statis.”

G : ”Lalu kita bisa menghitung berapa gaya gesek statisnya?” S : “µs N” (persamaan diberi kotak)

G : “Kemudian F gesek kinetisnya?” S : “µkN” (persamaan diberi kotak lagi)

G : “Setiap keadaan kita akan menyelidiki dahulu, bendanya masih diam atau bergerak. Kita lihat pada diagram bebas gaya ini ada suatu benda terletak pada suatu bidang datar (guru menggambar di papan tulis), dilihat ada gaya apa saja disitu?

S : “Gesek, normal, berat.”

G : “Bagus, nah sekarang kita lihat dulu, bagaimana menggambarkan gaya beratnya?” S : “Pada pusat simetri.”

G : “Ya, pada pusat simetrinya, itu kalau pada bendanya teratur. Arahnya?” S : “Menuju pusat bumi.”

G : “Gaya normalnya terletak dimana?”

S : “Pada permukaan bidang” (Guru menggambarkan)

G : “Kalau sekarang benda ini saya tarik dengan gaya F1 ke kanan (pada gambar), arahnya bergerak ke kanan, bagaimana dengan arah gaya geseknya?” (Menit 03:34)

G : “Ya, berlawanan dengan kecenderungan arah gerak benda (guru menggambarkan), kalau sekarang seluruh diagram bebas gaya itu kita terapkan/masukkan dalam hukum Newton, yang mempertahankan benda ini dalam kedaan diam, kita menggunakan persamaan ∑F?”

S : “Sama dengan nol.”

G : “Pada sumbu apa?” (Menit 04:30)

S : “x, x..x” (Jawaban siswa salah dan guru memberi arahan/pancingan) G : “Pada sumbu apa yang mempertahankan benda dalam keadaan diam, sumbu?”

S : “Y,Y”

G : “Jadi?”

S : “∑Fy= 0” (Siswa menjawab bersama2) (Persamaan diberi kotak lagi)

G : “Persamaannya ini gimana?” (Guru dan siswa menjawab bersama hingga menemukan persamaan)

G : “Sekarang pada sumbu x (guru dan siswa menjawab bersama-sama dengan memberi kotak pada persamaan) ∑Fx=0, (guru memberi pertanyaan) ini artinya bendanya masih?”

S : “Diam.”

G : “Kalau bendanya sudah bergerak, kalau bergerak pada sumbu apa?”

S : “Sumbu x.”

G : “Berarti..?” S : “∑Fx= ma.”

(Guru dan siswa mengerjakan persaman bersama-sama hingga menemukan persamaan) G : “Mari kita terapkan dalam soal.”

Menit 06:12

(Guru mencoba melihat apakah siswa mengerti konsep yang diajarkan dengan memberi soal dan guru mencoba menggali pikiran siswa dengan mengubah soal)

(Guru menuliskan soal di papan tulis, guru membuat soal spontan tanpa melihat buku)

G : “Misalkan diketahui massa bendanya 10 kg, kemudian percepatan gravitasinya 10 m/s2, koefisien gesek statisnya 0,2, ditarik gaya F1 = 50N, coba diselidiki bendanya sudah bergerak atau belum?” (Guru melontarkan pertanyaan dan melihat ke arah siswa, siswa masih ragu-ragu, ada yang menjawab sudah, ada yang belum)

G : “Darimana kamu mengatakan sudah?” S : “Massanya (m) lebih besar dari f gesek statis.”

G : “Kita selidiki dahulu, masuk ∑Fy dulu sama dengan nol, berarti berapa?” (Guru dan siswa menjawab bersama dengan Tanya jawab hingga menemukan f gesek maksimum = 20 N.)

G : “Benda ini mendapat gaya luar sebesar 50 N, tetapi gaya gesek maksimum yang mempertahankan bendanya 20 N, jadi dia sudah bergerak atau belum?”

S : “Sudah!”

G : “Karena F1 lebih besar dari F gesek statis maksimum, maka kita bisa menyimpulkan, benda sudah bergerak” (bersama murid guru menuliskan kesimpulan) (Menit 09:01)

Menit 09:07

G : “Pertanyaan yang ke dua, sekarang kalau gaya tarikannya 10 N, perhatikan pertanyaannya, ?”

G : “Saya ulangi, kita tadi sudah menghitung gaya gesek statis maksimumnya tadi 20N kasusnya masih sama, sekarang benda ini akan saya tarik (guru menunjukkan gambar di depan papan tulis) gayanya saya ubah 10 N, pertanyaan saya (guru memberi pertanyaan sambil melihat ke seluruh siswa) berapa besar gaya gesekan saat itu?” (Siswa diam memikirkan jawaban dan guru melihat siapa siswa yang bisa menjawab, lalu guru memancing)

G : “20?” S : “10” Menit 10:28

(Akhirnya guru berjalan mendekati siswa..)(Belum masuk analisis)

G : “Alasanmu apa Frans kamu mengatakan 20?” (Guru berada disamping siswa)(Menit 10:30) Frans : “Kalau masih diam, gaya geseknya maksimum” (Guru mengulangi jawaban siswa, guru

berjalan lagi mendekati siswa lain..) Menit 10:40

(Guru memberi guyonan)

G : “Kamu Bag…kamu Bagyo 1 yang itu Bagyo 2, kamu saya panggil Bagyo 1 (saat guru memberi guyonan Bagyo siswa tertawa sehingga mencairkan suasana karena siswa masih pada bingung)..kenapa?

Bagyo : “Karena menariknya cuma 10 (dan guru mengulangi jawaban siswa, guru berkeliling lagi mendekati siswa)

G : “Ada pendapat yang lain, piye De, menurut kamu berapa?” (Guru berada didekat siswa) De : “20..”

G : “Alasanmu apa?”

De : “Kalau masih belum bergerak masih pake yang tadi.” (Guru mengulang jawaban siswa) G : “Yang tadi yang mana?”

Menit 11:30

(Jawaban alasan siswa tidak jelas, dari hal ini jelas siswa tidak memperhatikan betul, dan guru mencoba menggali terus, walaupun jawaban siswa ditertawai teman-teman lain, guru mendekati siswa)

De : “Gaya gesek statis” (Guru terus memburu jawaban siswa) G : “Yang statis apa?”

De : “Maksimum..” Menit 11:46

(Guru berjalan ke depan kelas untuk mendemonstrasikan gaya gesek, dengan tujuan membantu kesulitan siswa dalam memahami gaya gesek. Ini juga ada guyonan.)

G : “Saya praktekkan ya? Meja ini punya pertahanan maksimum, kalau sekarang saya tarik, aku wis narik le (sambil menunjukkan tangannya) tanganku wis kaku, wis methekol (siswa tertawa) nah tapi mejanya sudah bergerak apa belum?”

S : “Belum.”

G : “Pertanyaan saya, berapa gaya gesek yang bekerja saat ini?” S : “Sebesar tarikannya.”

Menit 12:00

G : “Sebesar tarikannya, dia (meja, sambil memukul meja) akan bergerak kalau melebihi gaya gesek maksimumnya, nah konsep ini (dengan suara keras dan mantap guru menegaskan) yang sering kali menjebak kita apalagi nanti kalau kamu dikelas XII, atau mengerjakan soal tes masuk perguruan tinggi, kadang kala terkacau ini gaya gesek maksimum (sambil menunjukkan dipapan tulis) dengan gaya gesek yang bekerja pada benda saat itu, ya kan? Jadi, kalau tadi kita hitung F gesek statis maksimumnya, tadi berapa newton?”

S : “20 N” (Guru mengulangi jawaban siswa)

G : “20 N (guru menuliskan di papan tulis) ternyata kita itu baru memberi F2 sebesar 10 N maka kita bisa menyimpulkan bagaimana?” (Guru menulis sambil melihat siswa)

S : “F2< Fgesek statis maksimum.” (Dalam hal ini guru tidak langsung menulis tetapi menunggu jawaban siswa)

G : “Bendanya masih apa?” S : “Diam.” (Guru menuliskan)

G : “Sehingga gaya gesek yang bekerja saat itu besarnya berapa?” (Guru menuliskan dipapan tulis)

S : “10 N”

Menit 13:54

(Guru bertanya lagi memastikan apakah siswa sudah mengerti apa belum (mengecek))

G : “Ya, (guru sambil melihat siswa) kalau gaya tarikannya (ke meja lagi) F3 20 N, artinya gimana?” (Sambil melihat siswa)

S : (Salah satu siswa) “Tepat akan bergerak.” (Guru mengulang jawaban siswa) G : “Sudah bergerak apa belum?”

S : “Belum”

G : “Tapi kalau 20,01 N” S : “Bergerak.”

G : “Sudah bergerak (mengulang jawaban siswa), siapa yang belum jelas? Jadi, F gesek statis maksimumnya pertahanan maksimum dia supaya bergerak, kalau itu dilampaui baru bendanya akan bergerak, kalau belum, ya tarikan itu besarnya sama dengan gaya gesek, kalau dia sudah bergerak boleh kah kita menggunakan gaya gesek statis.”

S : “Tidak.” (Guru mengulang jawaban siswa) G : “Maka langsung?”

S : “Gaya gesek kinetis.” (Guru mengulang jawaban siswa, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep yang ada sambil bertanya)

Menit 15:00

(Guru memberi guyonan)

G : “Dong ora?” (Guru melihat ke semua sudut kelas hingga menemukan salah satu siswa) G : “Ora guya-guyu le..dong ora kowe..?” (Semua siswa tertawa dalam situasi ini guru bercanda) G : “Siapa yang mau bertanya?”

(Guru sambil berjalan mendekati siswa/berkeliling dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat.)

(Saat siswa menyebut nama temannya yang bukan nama sebenarnya dengan genjik dalam bahasa jawa guru memberi respon.)

G : “Yo gen ngerti kene ono genjik..e” (Siswa tertawa)

(Pada materi berikutnya guru memulai dengan melihat kemampuan awal siswa yang digunakan dalam memasuki materi baru, cara guru dengan bertanya)

G : “Sekarang bagaimana diagram bebas gaya kalau benda dihubungkan dengan tali (guru menulis dipapan tulis), kita pakai untuk bidang datar dulu (guru menggambarkan benda ditarik oleh tali tanpa menggunakan penggaris tapi hasilnya bagus), gambarkan vektor gayanya! (sambil berjalan kearah siswa guru bertanya) Gaya apa dulu yang harus bekerja?”

S : “Gaya berat.” G : “Pada benda mana?” S : “1 dan 2”

G : “Terus?” S : “Gaya normal.”

G : (Saat siswa menjawab gaya normal guru spontan bertanya kepada siswa yang disampingnya) “Pada benda mana gaya normalnya?”

S : (1 orang siswa) “M1”

G : “Kenapa M2 tidak ada gaya normalnya?” S1 : “Ditambah M1.”

G : “Kamu!” (Menunjuk siswa lain) S2 : “Menggantung.”

Menit 18:39

(Guru bertanya kepada siswa sambil memegang kepala siswa) G : “Konsep gaya normal gimana?”

S1 : “N = W”

G : (Bertanya kepada seluruh siswa) “N = W? Konsep gaya normal piye, masih ada yang ingat?” S : “Tegak lurus, tegak lurus lintasan.”

G : “Tegak lurus? Gaya normal hanya dimiliki oleh apa sih? Oleh benda yang..(memancing siswa) terletak?”

S : “Pada bidang.”

G : “Terletak pada suatu bidang, atau pada benda lain. Sedang M2 disitu gimana?” (Pertanyaan kepada seluruh siswa)

S : (Salah satu siswa menjawab) “Melayang.”

G : “Kok melayang?” (Guru menjawab sambil tertawa kecil dan siswa tertawa) S : “Menggantung.”

G : “Normal hanya dimiliki kalau bendanya terletak, ya kan? (menegaskan) Bagaimana cara menggambarnya? Dijawab dulu syarat tegak lurus bidang, titik tangkapnya pada bidang.” (Saat guru berbicara guru berada ditengah-tengah siswa)

Menit 19:36

(Guru mengingatkan pengetahuan/konsep apa saja yang diperlukan untuk memasuki materi baru)

G : (Guru menuliskan vektor-vektor gaya) “Jadi kita gambarkan disini W1, kemudian W2, perhatikan cara menggambar W2, ni ya titik tangkapnya (guru sambil menunjukkan gambarnya

dan memperhatikan siswanya), karena bendanya teratur berada dititik pusat simetri, karena kita belum berbicara titik berat, kemudian yang punya gaya normal tadi apa?”

S : “M1”

G : “Ya (sambil menggambarkan gaya normal), yang bersentuhan dengan meja atau bidang adalah M1, anggap saja bidangnya kasar. Maka akan ada?”

S : “Gaya gesek.” Menit 21

G : “Ini dihubungkan dengan katrol yang licin, saya masih membicarakan katrol yang licin, nanti di semester dua baru katrolnya kasar, karena kita masih berbicara katrol licin maka tidak ada gesekan antara katrol dengan tali. Sekarang pada tegangan tali, dikelas X kemarin bagaimana menggambarkan gaya tegangan talinya,tentukan dulu arah?”

S : “Gerak benda.”

G : “Mau kemana gerak benda?” S : “Atas.”

G : “Kita sepakati, benda 1 ke kanan, benda 2 ke bawah (guru menuliskan di papan tulis), sekarang arah tegangan talinya, kita mulai dari benda 2, ini pada tali T2 (menggambar ke arah atas, sambil melihat siswa) disini ada reaksinya, kita berbicara hukum ke III Newton (gambar ke arah bawah), lalu T1 arahnya kemana?” (Guru masih dalam posisi siap menggambar)

S : “Kanan.”

G : “Kemudian T1, meluncurnya ke kanan untuk benda M1 maka gaya geseknya?” S : “Ke kiri.”

Menit 22:24

G : “Kalau...(sambil menunjukkan gambar) mejanya sampai bawah, ada gaya apa lagi?” S : “Gaya gesek.”

G : “Gaya gesek. Kemana arah gaya geseknya?” S : “Ke atas.”

G : “Lalu gaya apa lagi?” S : “Normal.”

G : “Kemana gaya normalnya?” S : “Ke kanan.”

G : “Konsep gaya normal?” S : “Tegak lurus bidang.”

G : “Jadi apapun konstruksinya, kalau kamu memahami tadi, konsep-konsep dari hari pertama itu, gaya normal, gaya berat, bagaimana penentuan titik tangkap gaya normal, gaya berat?”

Menit 23

S : “Bu, T1 sama T2 (siswa menunjuk pada gambar) itu memang arahnya berbeda Bu?” G : “Lha tadi kamu sepakat mau bergerak kemana?”

S : “Ke bawah.”

G : “Berarti kalau ini bergerak ke bawah (menunjuk pada gambar) tali ini menanggung bebannya ke atas atau ke bawah, tegangan kemana?”

tidak ada tali aku pake tas wae (guru mengambil tas, kemudian guru mengangkat tas) berat dari massa ini (tas) kemana?”

S : “Ke bawah.”

G : “Sekarang tegangan talinya kemana ini?” (Sambil melihat ke siswa yang bertanya) S : “Ke bawah.”

G : “Saya menarik ini, yang merasakan talinya ini ke atas atau ke bawah?” S : “Ke bawah.”

(Lalu siswa mencoba sendiri menarik tasnya.)

G : “Tegangan talinya rasanya kemana? Ke atas atau ke bawah?” S : “Ke atas. Ooo..”

G : “Maka kalau talinya tidak kuat apa yang terjadi?” S : “Putus.”

G : “Jelas?” S : “Jelas.”

G : “Sekarang pada katrolnya (menunjuk gambar) hukum ke tiga Newton menyatakan aksi reaksi kan? Aksi reaksi pada katrol atas bawah, kebalikannya pada benda ini (pada gambar) dia tidak atas bawah, kebalikannya kanan-kiri, dia (benda M1) merasa ditariknya kemana ini?”

S : “Kanan.”

G : “Untuk benda 2 merasa ditarik ke atas, ke atas to? (Sambil melihat siswa yang bertanya tadi) Beratnya ke bawah, dong ra? (Masih melihat kesiswa yang bertanya) Nah, sekarang kita masukkan ke hukum satu Newton lagi (guru menuliskan di papan tulis), yang mempertahankan benda ini diam pada sumbu y gaya apa saja?”

S : “N1 dan W1”

G : (Guru menuliskan jawaban siswa) (Guru menuliskan persamaan) “Pada ∑Fy=0, yang punya gaya gesekan (sambil menunjuk benda M1), benda 1 kan? Berarti fgnya berarti?”

S : “µ N” G : “Dong ra?” S : “Dong.”

G : “Sekarang karena ada beban W2, bendanya bergerak ndak tadi?” S : “Bergerak.”

G : “Maka pakai hukum ke berapa?” S : “Ke dua.”

G : “Berarti, kita ikuti hukum ke 2 Newton (guru dan siswa menyelesaikan persamaan),untuk hukum ke dua berlaku untuk benda yang sudah?”

S : “Bergerak.”

G : “Nah lihat arah geraknya, dulu dikelas X saya sudah mengatakan, gaya yang searah dengan kecenderungan gerak diberi tanda?”

S : “Positif.”

G : “Yang berlawanan?” S : “Negatif.”

G : “Mana yang searah dengan kecenderungan gerak?” (Menunjuk pada gambar) S : “W2,T2’, T1”

G : “Yang searah itu kan?”

S : “Ya”

G : “Yang berlawanan?” S : “T2,T1’,dan fg”

G : “Jadi, kalau kita masukkan persamaannya, W2 (guru berhenti menunggu jawaban siswa), ayo gayanya?” (Menunjukkan pada gambar benda 2)

S : “Min T2, ples T2’,min T1’.” G : “Min atau ples?”

S : “Min.”

G : “Ples opo min?” S : “Min !!!” S : “Ples T1” G : “Terus?” S : “Min Fgesek.” G : “Sama dengan?” S : “m kali a” G : “m apa?” S : “m total” (Menit 28:30)

G : “m total m1+m2, karena kedua benda ini bergerak.” (Guru dan siswa menyelesaikan persamaan)

G : “Kenapa W1 tidak mempengaruhi? (Guru menunggu jawaban siswa) Karena bergeraknya kan pada sumbu x, sedang W1 dan N1 bergerak pada sumbu y.”

Menit 29

G : “Siapa yang belum dong? Itu dulu sebelum nanti bablas.” G : “Sup dong rung?”

Usup : “Dong

G : “Frans dong ra kowe?” Frans : ”Dong”.

G : “Oke, sekarang kita lihat disini, min T2 dengan ples T2’, hukum ke tiga kan aksi reaksi, besarnya sama arahnya?”

S : “Berlawanan”

G : “Saling menghilangkan, maka persamaannya tinggal?” (Guru dan siswa menyelesaikan persamaan)

Menit 30

G : “Ini rumus?” S : “Bukan.”

G : “Bukan rumus, karena apa? Kebetulan geraknya ke arah W2, kalau geraknya ke arah benda 1 bisa ndak ini ke tarik ke m 1, bisa? Wong kowe nimbo wae ember sing munggah kowe sing kecemplung.” (Menit 30:38)

perpindahan, jadi tidak hafalan, mbrodol rambutmu lek dihafalke, sekarang kalau dah ketemu a (percepatan),kita bisa menghitung berapa tegangan talinya.”

G : “Sekarang kita mau menghitung tegangan tali, kita lihat masing-masing benda, pada benda 2, pada benda 1, nah kita lihat benda 2, caranya ini kita lihat seolah-olah kita putus, kita lihat konstruksi pada benda 2 saja. Kita masukkan ke rumus hukum 2 Newton, ∑F= m2 a, ∑Fnya mana? Kalau kita lihat konstruksi ini arahnya?”

S : ”Ke bawah.”

G : ”Mana yang positif?”

S : ”W2”

G : ”W2, ya kan, yang negatif?” S : ”T2”

G : ”Jadi (guru menulis di papan tulis), W2–T2= m2a, jadi T2 = W2- m2a ini baru untuk benda 2.” G : “Kalau untuk benda 1 piye? Ini saya katakan (menunjuk pada gambar) seolah ini kamu potong,

benda 1 bergerak kemana?”

S : “Ke kanan”

G : “Maka, gaya positif?” S : “T1”

G : “Ada gaya gesek?”

S : “Ada”

G : “Seandainya bendanya licin?” S : “Ndak ada.”

G : “Maka di sini, hukum 2 Newton, ∑F= m1 a (guru dan siswa menyelesaikan hingga selesai) a- nya mana? Ya ini.” (Menunjukkan pada papan tulis persamaan yang sudah didapat)

G : “Setiap konstruksi itu tidak dihafalkan, pemahaman kamu tentang diagram bebas gaya, lalu masuk ke hukum Newton, sekarang kalau saya tanya berapa kecepatannya saat t sekon?..” (Guru menunggu reaksi/jawaban siswa)

S : (Salah satu siswa menjawab) “GLBB”

G : “GLBB, ini mula-mula bendanya diam, sekarang ditanyakan Vt-nya gimana? (guru menuliskan persamaan) Vt= V0+at, itu bisa dicari, berapa jauh benda berpindah, masuk s, rumusnya gimana?”

S : (Salah satu siswa menjawab) “v x t G : “v x t, ini geraknya apa ini?

S : (Semua siswa) “GLBB”

G : (Guru menuliskan persamaan) “s = v0t+1/2 at2, tandanya positip karena dipercepat, kalau diperlambat negatip, ya, ada yang mau bertanya?”

G : “Kalau tidak saya masukkan disini angkanya, m1 = 25 kg, m2= 15 kg, µ=0,2. Hitung percepatan tegangan tali, saat t = 2 s, berapa s, vt yo digarap.” (Menit 37:16)

Menit 37.20

(Guru berkeliling melihat siswa saat mengerjakan soal) G : “Siapa yang mau mencoba maju?”

S : “Genjik” (Salah satu siswa)

G : “Aku ngene ki ra sayang le karo koe (memegang kepala siswa) tapi meng ngelap.” (Semua siswa tertawa)

(Lalu guru keliling lagi)

G : “No wani maju ra Yo” (Nama siswa Cahyo) (Guru mencoba melihat pekerjaan siswa)

G : “Dong ra kowe, yang mana?

S1 : “Itu lho Bu.” (Menunjukkan pada gambar)

G : “Tegangan talinya, berarti kamu secara matematisnya apa arah geraknya?” S1 : “Arah geraknya?”

G : “Ini ada salah satu temanmu tanya (guru maju kedepan)(Menit 38:20), pada tegangan talinya ini (benda 2) ada dia pakai T2- W2 bukan W2 -T2, persamaan ini ∑F to mas, resultan gaya nah pada benda ini yang bekerja gaya apa to, tadi sudah saya katakan benda ini seolah-olah saya potong (menunjuk pada gambar) gayanya apa? (Menunjuk siswa yang bertanya) W2 dan T2 lalu lihat bendanya tadi bergerak kemana?”

S1 : “Ke bawah”

G : “Ke bawah, turun kan? Berarti yang positip kemana? Gaya yang searah gerak benda yang mana?”

S1 : “W2”

G : “W2 maka ples W2 min T2 , kalau benda 2 bergerak ke atas persamaane piye?” (Menunjuk siswa yang bertanya)

S1 : “T2 - W2”

G : “Maka kecenderungan arah gerak itu diperhatikan.” Cahyo : (Siswa lain) “Bu, T2’ dipakai Bu?”

G : “T2 dan T2’ sama tidak?” Cahyo : “Tidak.”

G : “Jadi, kamu hitung T2 dulu ya kan?” Cahyo : “O..ya” (Menganggukkan kepala)

G : “Kamu juga bisa membuat persamaan matematis ya kan, tapi kenapa saya menggunakan persamaan ini? (Persamaan yang dikerjakan guru dan siswa berdasarkan analisis pada ganbar dan arah gerak benda) Karena ini adalah cara berpikir setelah melihat dan menganalisis diagram bebas gaya, saya tidak mau terjebak menerangkan fisika secara matematis.”

G : “Siapa lagi yang belum dong? Ini masih sederhana kalau kamu menguasai bagaimana konstruksinya kamu akan bisa.”

(Saat siswa mengerjakan soal guru berkeliling)

G : “Kamu tadi bingungnya dimana?” (Menit 10:29) S1 : “Tinggal masukin rumus kok Bu.”

G : “Jangan hanya masukin rumus, kamu harus tahu prosesnya, itu persamaan bukan rumus, melihat keadaan dari benda.”

S1 : “Itu T2’ berarti cuma mepet pada ∑F=ma?”

G : “Ya”

G : “Ya bener terus?” (Lalu guru mengecek)

G : “Kowe bener.” (Guru mendekati siswa saat menayakan guru tidak menyebut nama) G : “Piye Sup tempatmu?”

Usup : “2,5” Menit 11:43

G : “Gambar yang bener ini gambar teknik ya, gambar pakai penggaris!” VIDEO KE DUA MASIH TANGGAL 24

Menit awal guru menyuruh salah satu siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal Menit 00:32

G : “Mana W1 mana W2? Gaya yang bekerja?” (siswa mengambarkan diagram bebas gaya, guru melihat sambil membimbing dengan bertanya)

Menit 01:52

(Setelah guru melihat siswa didepan tidak menemui kesulitan guru berkeliling untuk mengecek siswanya) G : “Sekarang untuk bidang miring. Gambarkan komponen gayanya! Wis lee?” (Guru sambil

memegang kepala siswa)

G : “Gimana ini uraian dari W1 (sambil menunjukkan gambar yang dibuat siswa di buku tulis) yang menjadi bidangnya yang mana? Yang datar apa yang miring?”

S : “Miring”

G : “Lha kamu menguraikannya kok dari bidang datar? Hayo, bidangnya kan miring ngene lho diwalik, jadi uraian W itu terhadap bidang miring?”

G : “Lha ini kok N-nya (normal) sudah tegak lurus bidang miring sudutnya 900 kok bisa diuraikan menjadi N cos dan N sin, jadi yang diuraikan yang N atau yang W?”

S : “Yang W”

(Lalu siswa membetulkan pekerjaannya)

G : “Perhatikan ya? Pada bidang miring, yang menjadi acuannya bidang atau bidang miring?” (Guru bertanya kepada semua siswa)

S : “Miring” Menit 05:54

(Guru memeriksa pekerjaan siswa yang mengerjakan di papan tulis)

G : “Sekarang persamaannya siapa yang mau menghitung? (Guru menunggu siswa maju lalu guru memanggil salah satu siswa) Kamu Cahyo?”

Cahyo : “∑Fy ya Bu?”

G : “Ya”

Cahyo : “Salah je bu.”

G : “Salah yo ra popo, ini geraknya ke sana berarti sumbu x-nya yang mana?” (Menunjuk pada gambar di papan tulis)

Cahyo : “Yang miring”

G : “Sumbu Y”

Cahyo : “Yang tegak lurus bidang”

Cahyo : “N - W1 terus.”

G : “Coba perhatikan ini tadi sumbu yang x terus yang ini sumbu y jadi W1” Cahyo : “W1 cos α”

G : “Ya”

Cahyo : “N - W1 cos α = 0”

G : “Siapa yang mau bertanya?” Menit 8

G : ”Jadi, yang namanya sumbu x dan y ini lho bidang geraknya bidang miring to lee? (Menunjukkan pada gambar) Sumbu y itu tegak lurus sumbu x jadi mana sumbu Y?”

S : ”Lurus dengan N”

G : ”Berarti tali yang ini (yang menggantung) bergerak pada sumbu X apa sumbu Y?”

S : ”Sumbu X”

G : ”Dong ora?”

S : ”Dong

Bagian 2 video 2 Menit 1

G : ”Sekarang bagaimana persamaan pada sumbu X, kalian tadi memilih meluncur kearah sini. Ada yang mau mencoba ke depan?”

G : ”N1 satunya apa? Itu (siswa bingung dan guru menunjukan persamaan yang sudah ada N1) N1

satunya tadi gimana?” (Lalu siswa menemukan) G : ”Konsepnya tadi gimana?”

(Siswa pun selesai mengerjakan dengan benar) G : ”Ya gimana betul?” (Bertanya kepada kelas)

S : ”Betul”

G : “Meskipun dengan susah payah kita membaca tulisannya” S : (Salah satu siswa) “Dihargai Bu.”

G : “Ya dihargai jelas.”

G : ”Ada yang mau bertanya? Sudah cukup jelas? (Sambil menunjukkan gambar) Kenapa disini W cos W sin?”

S : “Jelas”

G : ”Bagaimana persamaan tegangan talinya? (Guru memberi kesempatan kepada siswa yang bisa mengerjakan untuk maju ke depan) Bisa Anthoni persamaan tegangan talinya? (Siswa masih berpikir) Tadi persamaan tegangan talinya gimana?” (Bertanya kepada Anthoni)

Ant. : ”Dipotong dulu”

G : ”Ya, lalu (siswa diam) kedua kecenderungan arah?”

Ant : ”Arah gerak”

03:45

G : ”Masuk ke hukum II Newton. Toni (karena Toni diam guru memangil siswa lain), Yo kamu bisa Yo?” (Yohanes)

G : ”Ya ∑F N-nya N berapa? Ya N1∑F opo le?” Bagian 3 video 2

(Bagian ini siswa mengerjakan soal-soal yang ada di buku.)

G : “Nomer 6 kita lihat sebuah balok 6 kg diam, berarti yang diketahui itu apa?” S : “Massa”

G : “Diam berarti kecepatannya?” S : “Nol”

G : “Meluncur dengan waktu 2,5 sekon apanya itu?” S : “t-nya”

G : ”Gambar dulu, harus ada gambarnya ini nanti lek ulangan tak salah ke” (Menunjuk salah satu catatan siswa)

S : ”Mung latihan Bu”

G : ”Latihan yo harus komplit. W cos W sin tetep di gambar komplit, tidak ada dispensasi apapun ya, konstruksi gayanya, diagram bebas gaya harus komplit, harus benar menggambar vektornya. Harus dimulai dari sekarang menggunakan penggaris karena kamu belum bisa menggaris lurus. Komponen gaya dari ujung vektor itu teori tentang vektor dikelas X cari proyeksinya.”

G : “Untuk 1-10 untuk PR. Ingat tadi dari konsep gaya gesek, masukkan ke hukum I, II, dan III Newton. Slamat siang.”

S : “Siang.” Tanggal 25 Juli Menit 1

G : ”Ya kita lanjutkan yang kemarin diagram bebas gaya antara dua gaya yang dihubungkan dengan apa?”

S : ”Tali”

G : ”Tali katrol bendanya di bidang datar, maupun di bidang miring, bagaimana menghitung kecepatan, gaya gesekan, jarak yang ditempuh menggunakan persamaan hukum I, II, III Newton serta GLBB. Ada yang mau ditanyakan sebelum nanti masuk ke latihan soal? Apakah sudah cukup jelas? Be?” (Nama siswa)

Be : ”Sudah”

G : ”Bo?” (Nama siswa) Bo : ”Ya”.

G : ”Yohanes, sudah jelas yang kemarin?”

Yo : ”Sudah”

G : ”Frans?”

Frans : ”Jelas” Menit 3

G : ”Oke, sekarang kita lanjutkan latihannya, sekarang no 1 (guru memulainya dengan membaca soal nomer 1 dan menuliskan di papan tulis) pertanyaan saya, mana yang koefisien gesek statis dan mana yang kinetis Anthony?”

Ant : ”0.3 statis 0.2 kinetis”

Ant : ”Kalau benda bergerak kan gaya geseknya otomatis semakin berkurang.”

G : “Jadi, koefisien gesek statis lebih besar dari pada kinetis. Jika benda ditarik F1 15 N ke kanan, kemana arah gaya geseknya?”

S : “Berlawanan dengan F1.”

G : “Kalau F1-nya 15 N padahal Fgsmax 30N kita bisa menyimpulkan gimana?” S : “Benda diam.”

G : “Ya, benda masih diam berarti Fgs saat itu?”

S : “15 N”

G : “Percepatannya karena masih diam?”

S : “Nol”

G : “Siapa yang masih bertanya coba selidiki yang B nanti maju.” G : “Kalau ditarik dengan gaya 30 N? Siapa yang mau maju?” S : (Satu siswa) “Dihitung lagi ndak bu?”

G : “Dihitung lagi ndak (bertanya keseluruh kelas) Fgsmax?” S : “Ndak usah

G : ”Karena bendanya tidak berubah bidangnya tetap jadi kekasarannya tetap, siapa yang mau maju ke depan Rama? (Nama siswa) Ra sah gowo buku ma wong wis ono neng kene, siapa yang mau mencoba yang c? (Ada siswa yang maju) Siapa yang mau mencoba nomer 2?”

G : ”Gaya gesek statis maksimum benda tidak akan bergerak sehingga gaya gesek saat itu adalah gaya luar yang diberikan ya kan kemarin saya contohkan menarik meja, mejanya tetap diam padahal sudah saya tarik sampai metekol tapi mejanya masih belum bergerak. Berarti gaya gesek saat itu adalah sebesar gaya yang saya berikan.”

G : ”Sekarang nomer 2. Berani 2a Sup?” (Nama siswa) G : ”Yo maju (Usup maju ke depan), ya maju. 2b koe Frans! (Salah satu siswa sudah selesai (Rama), guru membahas/mengecek)

G : “F2 = 30 N, f gesek maksnya 30 N sehingga f gesek saat itu sama dengan F2 maka benda dikatakan tepat akan bergerak, sudah bergerak apa belum?”

S : “Belum”

G : “Jadi, percepatan saat itu piro?” S : “Nol”

G : “Lah ini mana?” Rama : “Titip Bu.”

G : “Ora (menit 09:56) nitip.”

(Semua siswa tertawa dan Rama maju ke depan untuk memperbaiki)

G : ”Konsepnya kemarin begitu sudah melewati gaya gesek statis maksimum otomatis kalau bendanya sudah bergerak menjadi gaya gesek kinetis. Siapa yang belum jelas?”

S1 : ”Berarti yang nomer b gaya gesek yang bekerja saat itu kenapa 30 N?” G : ”Pertanyaan yang baik.”

S2 : ”Karena gaya yang bekerja 30 N.”

G : ”Ya 30N”

S1 : ”Ya” G : ”Piye Sup?

Usup : ”Berkonsultasi Bu”. G : ”Piye lek mu gambar kie?” Usup : ”Masih drafnya Bu.”

G : ”Yo sisan wae ra go penggaris.

(Lalu usup mengambil penggaris untuk menggambar.)

G : ”Mulane (makanya) koe ora usah kokean (kebanyakan) nonton dangdut neng purawisata. S : ”Haha” (Semua siswa tertawa)

G : ”Omah e neng cedak purawisata. (Saat menggambar guru terus melihat)

G : “Nie pake kapur putih. Ra sah degdegan, mung ditonton karo Anthoni kok degdegan.” S : “Haha, yeah hi.” (Menit 13:45)