• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIDEO Penekanan

4. Pengetahuan Guru tentang Kesulitan Belajar Siswa. a.Pengetahuan Guru A

Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara, pengetahuan guru tentang kesulitan belajar siswa dalam penelitian ini terungkap yaitu guru mengetahui siswa mengalami kesulitan memahami konsep gaya gesek dan diagram bebas gaya.

Menurut guru siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep gaya gesek, guru mengungkap pentingnya konsep gaya gesek:

P : “kenapa hal itu penting?”

Guru : “alasannya gini, suatu benda itu kan memiliki pertahanan maksimum yang kita kenal dengan gaya gesek maksimum, setelah itu terlewatkan baru bendanya akan bergerak dan setelah dia (benda) bergerak gaya geseknya itu ada ndk? ada cuma otomatis berubah menjadi kinetis itu lebih kecil dari saat dia sebelum bergerak, maka dia harus tau persis bahwa yang diam maupun bergerak kalau bidangnya kasar itu ada gaya gesekanya.”

P : “apa siswa, dari pengalaman ibu mengajar mengalami kesulitan dalam hal ini?”

Guru :“ia, mereka kalau sekedar menerapkan hukum newton bahwa ∑f = 0, mereka lalu tidak tau kapan ini kita menggunakan kinetis, kapan ini menggunakan statis, kalau tidak menyelidiki dahulu apakah bendanya masih diam atau tidak, nah itu yang kadang kala kita hanya menggunakan Fgs=µ.N tetapi ada Fgs maksimum , jadi sebelum benda bergerak sudah ditarik gaya geseknya sebesar tarikan itu.” P :”jadi untuk mengatasi kesulitan tersebut ibu lebih menekankan

dan selalu meningatkan? ”

Diagaram bebas gaya

P :”Kesulitan untuk topik ini apa Bu?”

Guru :”kadang kala siswa..konsep diagram bebas gayanya..kadang kala itunganya..menentukan arah tidak teliti.”

Pernyataan guru di atas mengenai kesulitan belajar siswa memahami konsep gaya gesek dan diagram bebas gaya sesuai dengan hasil pengamatan peneliti. Dari hasil analisis ditemukan tindakan yang menunjukkan pengetahuan guru tentang kesulitan belajar siswa yaitu: guru melakukan penekanan konsep, mengulang konsep, mengajukan pertanyaan untuk Melihat pemahaman siswa mengenai konsep, menggali pemikiran siswa dan mengingatkan konsep penting.

Dalam video rekaman pembelajaran tanggal 24 Juli 2009 menit 3, guru mengoreksi pemahaman siswa mengenai konsep gaya gesek dengan mengajukan pertanyaan “kalau sekarang benda ini saya tarik dengan gaya F1

kekanan (pada gambar), arahnya bergerak ke kanan, bagaimana dengan arah gaya geseknya?”. Dengan mengajukan pertanyaan, guru ingin menggali pemahaman konsep gaya gesek dan guru menunjukkan gambar benda saat bertanya, sebagian besar siswa dapat menjawab. Kemudian pada menit ke 7 guru mengajukan pertanyaan lagi untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep gaya gesek. Pada awalnya guru membahas soal bersama-sama hingga selesai lalu guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep gaya gesek. Diketahui benda ditarik

mengajukan pertanyaan ”pertanyaan yang ke dua sekarang, kalau gaya tarikanya 10 N, perhatikan pertanyaannya berapa besar gaya gesekan saat itu? ”. Guru memancing siswa untuk menjawab, lalu guru secara individual mendekati siswa untuk mengetahui pemahaman siswa:

Siswa :”10.”

(Guru berjalan mendekati siswa.)

Guru :”alasanmu apa frans kamu mengatakan 20.” (guru berada disamping siswa) Frans :”kalau masih diam, gaya geseknya maksimum.”(dan guru mengulangi jawaban

siswa, guru berjalan lagi mendekati siswa lain..)

Guru :” kamu bag…km bagyo 1 yang itu bagyo 2, kamu saya panggil bagyo 1(saat guru memberii guyonan bagyo siswa tertawa sehingga mencairkan suasana karena siswa masih pada bingung)..kenapa?”

Bagyo :” karena menariknya cuma 10.”(dan guru mengulangi jawaban siswa, guru berkeliling lagi mendekati siswa)

Guru :” ada pendapat yang lain, piye de, menurut kamu berapa? ”(guru berada didekat siswa)

De :”20.”

Guru :”alasanmu apa?”

De :”kalau masih belum bergerak masih pake yang tadi.” (guru mengulang jawaban siswa)

Guru :” yang tadi yang mana?”

De :” gaya gesek statis”. (guru terus memburu jawaban siswa) Guru :”yang statis apa?”

De :”maksimum”

Dari transkrip di atas, guru menggali pemahaman siswa dengan mengetahui alasan jawaban siswa, hal ini terlihat jelas bahwa guru ingin mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep gaya gesek. Kemudian pada menit ke 11.46 guru memberi ilustrasi dengan menarik meja untuk menunjukkan kosep gaya gesek dan setelah siswa menemukan jawaban

“sebesar tarikannya” kemudian guru melakukan penekanan konsep gaya gesek “nah konsep ini yang sering kali menjebak kita.”.

Dalam wawancara terungkap alasan guru melakukan ilustrasi menarik meja:

Guru :”bukan, dikatakan spontan mungkin karena setiap kali saya mendapatkan kesulitan seperti itu dalam mengajar dengan cara itu anak itu anak lebih gampang melogika, kalau dikatakan kalau saya sudah lama mengajar, sent saya, ini saya memberikan contoh seperti itu dia gampang menangkapnya, contohnya kamu saya tarik seberapa besar kamu bisa sendiri, dengan begitu siswa bisa merasakan sendiri, saat menarik meja tangan masih tegang padahal meja belum bergerak, mereka suruh mencoba.”

Guru mengetahui bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep gaya gesek sehingga guru melakukan ilustrasi menarik meja.

Setelah siswa mengerti konsep gaya gesek dan mengetahui jawaban berapa besar gaya gesek yang bekerja guru mengulang lagi dengan mengajukan pertanyaan “tapi kalau 20,1 N ?” untuk memastikan siswa memahami konsep gaya gesek:

Guru :” ya (guru sambil melihat siswa), kalau gaya tarikanya (guru kearah meja lagi) F3 20 N artinya gimana?”(sambil melihat siswa)..

Siswa :”tepat akan bergerak.” Guru :”sudah bergerak apa belum?” Siswa :”belum.”

Guru :” tapi kalau 20,01 N? Siswa :” bergerak.”

Guru :”sudah bergerak (mengulangi jawaban siswa), siapa yang belum jelas, jadi F gesek statis maksimumnya pertahanan maksimum dia supaya bergerak, kalau itu dilampaui baru bendanya akan bergerak, kalau belum ya tarikan itu besarnya

Siswa :”tidak.”

Guru :”maka langsung?” Siswa :”gaya gesek kinetis.”

Dari transkrip di atas terungkap guru menekankan kapan saat menggunakan gaya gesek statis dan kapan menggunakan gaya gesek kinetis.

Selain itu, guru mereview tentang konsep gaya gesek pada pembelajaran tanggal 25 Juli 2009 menit 8, guru mereview dengan mengingat ilustrasi menarik meja yang telah dilakukan pada pembelajaran sebelumnya:

Guru :”gaya gesek statis maksimum benda tidak akan bergerak sehingga gaya gesek saat itu adalah..gaya luar yang diberikan ya kan kemarin saya contohkan

menarik meja, mejanya tetap diam padahal sudah saya tarik sampai metekol tapi

mejanya masih belum bergerak. berarti gaya gesek saat itu adalah sebesar..gaya

yang saya berikan.”

Dalam rekaman video pembelajaran tanggal 25 Juli 2009 menit ke 13, terungkap lagi bagaimana konsep gaya gesek kinetis guru gali dengan mengoreksi jawaban siswa setelah mengerjakan soal.

Guru :” n kecil opo N besar (lalu siswa memperbaiki) ini f geseknya yang mana yang kamu pakai? ”

Siswa1 :” kinetis.”

Guru :”kinetis? alasanmu opo? ” Siswa1 :”bendanya bergerak.”

Kemudian pada menit ke 17.29 guru menggali pemahaman siswa mengenai konsep gaya gesek dengan bertanya : “coba perhatikan ini yang lain, perhatikan teman kamu menghitung fg kinetiknya 260 N fg statisnya

520, untuk menjaga benda bergerak dengan kecepatan tetap berapa gaya luar yang harus kita berikan (pertanyaan untuk kelas) yo semua berpikir?” Siswa :”(salah satu siswa) sama dengan gaya gesek kinetik.”

Siswa :”(siswa lain) 260 N.”

Guru :”lalu berapa lagi, cahyo berapa, berapa lee?” Siswa :”(siswa lain) 260N.”

Guru :”Fuad?” Fuad :”260.”

Guru :”kenapa tidak 520.”

Siswa :”karena bendanya sudah bergerak.”

Guru :”itu jawabanya, jadi meskipun statisnya 520 untuk dia (benda) bergerak memang harus melawan itu, tapi pertanyaan disini adalah setelah dia (benda) bergerak maka setelah dia (benda) harus mengalahkan 260 N jelas.”

Guru :”jadi harus hati-hati ya, menyelidiki sebelum benda bergerak atau benda sudah bergerak, hati-hati konsepnya disitu.”

Guru mendekati siswa saat mencari jawaban dan guru menggali pemikiran siswa dengan bertanya alasan dari jawaban siswa, guru juga mengingatkan siswa :”jadi harus hati-hati ya, menyelidiki sebelum benda bergerak atau benda sudah bergerak, hati-hati konsepnya di situ.”

Kemudian pada pembelajaran tanggal 25 menit 1 (video 1 bagian 3), terungkap lagi bagaimana guru menggali pemikiran siswa tentang konsep gaya gesek. Dalam menggali pemikiran siswa guru mengajukan pertanyaan kepada siswa secara detail sehingga pemahaman siswa mengenai konsep gaya gesek terungkap. Guru menggali pemikiran siswa dengan pertanyaan-pertanyaan seperti yang terungkap dalam transkrip dibawah ini:

Usup :”tidak bergerak.”

Guru :”jadi percepatanya saat itu.” Usup :”nol.”

Guru :”sekarang kalau saya beri gaya 200 N wis gerak rung?” Usup :”belum.”

Guru :”kalau saya beri gaya 310N sudah bergerak apa belum?” Usup :”hampir gerak.”

Guru :”berarti sudah bergerak apa belum?” Usup :”belum?”

Guru :” kalau saya kasih 311N sudah bergerak belum?” Usup :”sudah.”

Guru :”jadi kesimpulanya benda akan bergerak kalau?” Usup :”Fgesek maks lebih kecil dari F yang diberikan.”

Dari transkrip di atas guru menggali pemikiran siswa dengan mengajukan pertanyaan yang terarah sehingga siswa dapat menjawab dan memahami konsep gaya gesek.

Dari uraian diatas, aktivitas yang guru lakukan seperti: mengajukan pertanyaan, mengulang, penekanan, mengingatkan dan melakukan demonstrasi mengenai konsep gaya gesek, merupakan cara guru untuk mengatasi kesulitan yang selalu siswa hadapi. Alasan guru terungkap dalam wawancara di bawah ini bagaimana konsep gaya gesek penting dan kapan menentukan gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.

G : “alasannya gini suatu benda itu kan memiliki pertahanan maksimum yang kita kenal dengan gaya gesek maksimum, setelah itu terlewatkan baru bendanya akan bergerak dan setelah dia (benda) bergerak gaya geseknya itu ada ndk? ada cuma otomatis berubah menjadi kinetis itu lebih kecil dari saat dia sebelum bergerak, maka dia harus tau persis bahwa yang diam maupun bergerak kalau bidangnya kasar itu ada gaya gesekanya.”

G : “ia, mereka kalau sekedar menerapkan hukum newton bahwa ∑f = 0, mereka lalu tidak tau kapan ini kita menggunakan kinetis, kapan ini menggunakan statis, kalau tidak menyelidiki dahulu apakah bendanya masih diam atau tidak, nah itu yang kadang kala kita hanya menggunakan Fgs=µ.N tetapi ada Fgs maksimum , jadi sebelum benda bergerak sudah ditarik gaya geseknya sebesar tarikan itu.”

P: “jadi untuk mengatasi kesulitan tersebut ibu lebih menekankan dan selalu meningatkan?”

G : “ia, maka harus diulang-ulang terus.”

P: “adakah cara lain untuk mengatasi hal tersebut.”

G :” cara lain dengan pratikum, dengan menguji dan menganalisis sendiri.”

Selain aktivitas guru yang menunjukkan kesulitan siswa memahami konsep gaya gesek, pengetahuan guru tentang kesulitan siswa memahami konsep diagram bebas gaya juga terungkap dengan mengingatkan siswa saat menggambar diagram bebas gaya, mengingtakan konsep vektor di kelas X, dan membimbing siswa dalam menggambar diagram bebas gaya.

Pembelajaran tanggal 24 Juli 2009 menit 19, guru mengingatkan bagaimana menggambar uraian diagram bebas gaya dengan memperhatikan titik tangkap gaya “perhatikan cara menggambar W2, ni ya titik tangkapnya (guru sambil menunjukkan gambarnya dan memperhatikan siswanya), karena bendanya teratur berada dititik pusat simetri, karena kita belum berbicara titik berat, kemudian yang punya gaya normal”. Guru menekankan untuk memperhatikan titik tangkap gaya saat menggambarkan diagram bebas gaya. Guru juga mengingatkan materi yang telah dipelajari di kelas X tentang vektor:

“di kelas X kemarin bagaimana menggambarkan gaya tegangan talinya, tentukan dulu

“dulu di kelas X saya sudah mengatakan, gaya yang searah dengan kecenderungan gerak diberi tanda?” (24 Juli 2009 menit 27)

“komponen gaya dari ujung vector itu teori tentang vector di kelas X cari proyeksinya.” (24 Juli 2009 menit 2 video 2)

Selain itu, guru juga membimbing siswa yang kurang mampu dalam menggambar diagram bebas gaya. Hal itu terjadi pada pembelajaran tanggal 25 Juli 2009 menit 26.40 (video 1 bagian 3). Guru membimbing siswa untuk menggambar diagram bebas gaya hingga siswa bisa:

Guru :”terus gambar bendanya tegak lurus bidang miring, ya terus sejajar bidang miring (menggambar komponen gaya) kalau belum bisa pake satu penggaris pake 2 penggaris untuk menggambarnya sekarang gambar berat bendanya nie dari sini dari titik ini, kemana arahnya?”

Siswa :”ke bawah sini.”

Guru :”ya, terus sekarang dari ujung berat benda, sejajar bidang miring dari bidang vektor, nie sejajar bidang miring masih titik-titik gambarnya, terus kesana tegak lurus bidang miring, nah terus ditarik dari pusatnya tadi, memotong tadi sejajar bidang miring, ya tidak melebihi ingat semua catatan bu Nanik tidak ada yang melebihi semua, ini salah kalau melebihi, jangan beracuan pada rumus-rumus tetapi pada penjelasan bu Nanik kemarin, terus tarik dari pangkal sini sampai perpotonganya proyeksinya tegak lurus, sekarang kalau disini sudutnya α mana yang sama dengan α, sisi mana? (karena siswa bingung guru memberi petunjuk) antara ini 1, 2, 3, dan 4 mana yang α, ya itu α, kalau itu sudut α, yang ini namanya w (berat benda).”

Siswa : “ w cos α.”

Guru : “Betul, yang komponen ini namanya apa?” Siswa :”w sin α.”

Guru : “Gaya normalnya mana?” Siswa: “Kesini.”

Guru: “Ya (siswa menggambarnya) ya itu gaya normal, ingat ya jangan beracuan pada buku yang salah, ya.oke.”

Dengan melakukan tindakan membimbing siswa mengambar diagram bebas gaya, guru berusaha untuk mengatasi kesulitan belajar siswa tentang diagram bebas gaya.

b. Pengetahuan Guru B

Dari pengamatan peneliti dan hasil wawancara, terungkap bahwa guru mengetahui siswinya mengalami kesulitan dalam menentukan letak titik perut dan simpul gelombang stasioner.

Guru berpendapat “Itu kebanyakan salahnya mereka di itu..letak simpul dan perut. Mereka kan letak simpul dan perut itu kan ada rumusnya ya..tapi kan dari pada susah ngapal rumus kan nggambar...Mereka bingung antara membedakan antara x dan yang bukan x.” Guru mengetahui siswa mengalami kesulitan menentukan letak titik perut dan simpul, pernyataan guru tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti.

Peneliti menemukan aktivitas yang menunjukkan guru mempunyai pengetahuan tentang kesulitan belajar siswa yaitu guru melakukan demonstrasi untuk menunjukkan gelombang stasioner sehingga siswa dapat ditunjukkan secara langsung bagaimana menentukan letak perut dan simpul, guru mengingatkan bagaimana menentukan letak titik perut dan simpul, guru memberikan penekanan, dan mengulang konsep letak titik perut dan simpul.

Dalam video rekaman pembelajaran tanggal 22 Juli 2009 menit 80, guru mengingatkan bagaimana menghitung nilai x (menentukan letak perut dan simpul x = )

2 1 ( 

n ) dari ujung pemantul) “Ingat x tadi dihitung dari mana?”. Guru mengingatkan siswa sebelum siswa memulai mengerjakan soal. Saat

keempat dari asal pemantul kan pak?” kemudian guru melakukan penekanan “yang ditanyakan titik asal getaran tapi kalo x tadi apa?” dan siswa pun mengerti kemudian mengerjakannya. Dengan mengingatkan dan menekankan, guru melakukan pencegahan agar siswa tidak salah dalam menentukan letak perut maupun letak simpul gelombang stasioner.

Kemudian pada tanggal 23 Juli 2009, guru mengingatkan siswi lagi mengenai bagaimana menentukan letak perut dan letak simpul. Menit ke 1.56 “simpul kelima n sama dengan berapa” dan menit 13.14 “saya ulangi lagi (menulis di papan tulis) ini adalah pemantul ini asal getaran sedangkan xnya selalu lurus, x-nya 81 yang ditanyakan ini. Jadi ini dikurang ini.” Pada menit 13.14 guru mengulangi bagaimana menghitung nilai x (letak perut dan simpul) dengan menunjukkan dengan gambar agar siswa tidak terjebak menentukan letak perut dan simpul.

Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan mengingatkan, melakukan penekanan dan mengulangi penjelasan tentang menentukan letak simpul dan perut, merupakan tindakan guru untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswinya.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan pengetahuan guru tentang siswa dapat disimpulkan kedalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 pengetahuan guru tentang siswanya

pengetahuan guru Guru A Guru B

Konteks dan

Karakteristik.

Terungkap. Guru mengetahui dan meyakini suasana kelas yang hidup, serta kelas yang terbagi menjadi dua kelompok yang pintar dan yang kurang pintar, kemampuan siswa, tempat dan orang tua siswa serta guru hafal nama siswanya Kemampuan siswa: guru membimbing salah satu siswa karena lemah dalam menggambar diagram bebas gaya.

Terungkap. Guru hafal nama, guru mengetahui dan meyakini kemampuan dan sifat siswinya.

Kemampuan siswi: Arum siswi yang lemah dalam menyelesaikan persamaan, Kitin siswi yang kemampuan sedang, Marla siswi yang kemampuanya rendah, dan Lulu siswi yang pintar matematika.

sifat siswi: marla siswi yang pendiam, Kitin siswi yang aktif. Miskonsepsi dan

Kemampuan Awal.

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak terungkap, karena peneliti tidak menemukan miskonsepsi yang terjadi pada siswa saat pembelajaran. Pengetahuan tentang kemampuan awal siswa terungkap. Guru mengetahui dan meyakini konsep gaya normal, gaya berat, gaya gesek merupakan kemampuan awal yang diperlukan siswanya sebelum mempelajari diagram bebas gaya jika dua benda ditarik oleh tali.

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak terungkap, karena peneliti tidak menemukan miskonsepsi yang terjadi pada siswa saat pembelajaran.

Pengetahuan guru tentang kemampuan awal siswa terungkap. Guru mengetahui dan meyakini konsep perpaduan gelombang datang dan gelombang pantul merupakan kemampuan awal yang dikuasai siswinya dalam mempelajari gelombang stasioner dengan ujung terikat.

Motivasi dan

Keaktifan.

Terungkap. Guru mengetahui dan menyadari siswanya mempunyai motivasi dan keaktifan yang cukup bagus dalam mempelajari fisika.

Walaupun siswanya mempunyai tingkat motivasi dan

Terungkap. Guru mengetahui dan menyadari siswinya mempunyai motivasi dan keaktifan yang rendah dalam mempelajari fisika.

133 keaktifkan siswa.

Motivasi:

Memberikan pujian atas pencapaian siswa.

Memberikan lelucon.

Membantu kesulitan siswa. Keaktifan siswa:

Memberikan soal latihan.

Melakukan tanya-jawab dengan siswa.

Memberikan pujian atas pencapaian siswa

Memberikan lelucon.

Keaktifan siswa dengan:

Memberikan soal latihan.

Memadukan siswa yang pendiam dengan siswa yang aktif.

Melakukan tanya-jawab dengan siswa.

Kesulitan Belajar Terungkap. Guru mengetahui dan meyakini siswanya kesulitan dalam memahami konsep gaya gesek dan diagram bebas gaya.

Tindakan guru mengatasi kesulitan belajar siswa dengan melakukan:

Demonstrasi menarik meja untuk menunjukkan

konsep gaya gesek.

Penekanan konsep

Mengulang konsep

Mengingatkan konsep

Membimbing siswa dalam menggambar diagram

bebas gaya secara individual

Terungkap. Guru mengetahui dan siswinya kesulitan dalam menentukan letak titik perut dan simpul gelombang stasioner. Tindakan guru mengatasi kesulitan belajar siswa dengan melakukan:

Demonstrasi gelombang stasioner.

Penekanan konsep

Mengulang konsep.

BAB IV

PENUTUP

Dalam bab ini berisi paparan mengenai kesimpulan hasil penelitian, saran-saran dan keterbatasan penelitian. Ketiga hal tersebut diuraikan seperti pada subbab berikut.

A. Kesimpulan