• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

Dalam dokumen Modul Bahan Ajar UB Distance Learning (Halaman 38-42)

Upaya yang dapat dilakukan adalah terus membina petani yaitu dengan penggunaan bibit unggul yang memiliki umur pendek/genjah serta

3. LANDASAN TEOR

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman jenis tanaman pangan, salah satunya adalah jenis kacang-kacangan (leguminosae) seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang panjang. Kacang-kacangan merupakan sumber bahan pangan yang relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan pangan hewani dan mudah untuk diperoleh. Selain itu kacang-kacangan juga merupakan sumber protein nabati yang baik. Kandungan protein kacang- kacangan berkisar antara 20-35%. Kacang-kacangan juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan serat yang baikTanaman kacang – kacangan atau tanaman legum merupakan sumber utama protein bagi manusia dan hewan. Tanaman kacang – kacangan karena mempunyai kandungan protein dan minyak. Energi kalori per satuan massa dari minyak yang dihasilkan kedelai lebih tinggi dibandingkan karbohidrat yang terkandung (Tabel 3.1).

Tanaman legum sangat penting dalam proses fiksasi nitrogen melalui simbiosis mutualisme dengan bakteri Rhizobium. Rhizobium merupakan kelompok bakteri berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman legum. Bakteri Rhizobium hidup di dalam tanaman, terutama pada kacang-kacangan seperti kacang polong, kedelai, semanggi, dan alfalfa. Bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini mampu menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar. Bintil akar berfungsi mengambil nitrogen di atmosfer dan menyalurkannya sebagai unsur hara yang diperlukan tanaman inang. Rhizobium mampu menyumbangkan N dalam bentuk asam amino kepada tanaman kedelai.

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

Tabel 3.1 komposisi energi, protein, minyak dan karbohidrat pada sumber makanan (100g-1) (Marudut dan Sundari, 2000).

No. Food sources Energy (kkal) Protein (g) Oil (g) Karbohidrat (kalori) 1. Rice 364 7,0 0,5 80,0 2. Cassava 359 2,9 0,7 84,9 3. Sweet Potato 355 5,2 2,0 80,6 4. Taro 186 3,6 0,4 45,0 5. Mung bean 369 23,7 1,3 67,3 6. Cowpea 410 27,5 1,3 73,0 7. Soy bean 312 40,0 20 35,0

3.1 Kedelai (Glycine max L. Merril)

3.1 1 Latar Belakang

Tanaman pangan kelima paling penting dan menduduki peringkat 5 di antara 30 tanaman pangan utama di dunia. Kedelai merupakan tanaman yang berasal dari Cina. Kedelai ialah tanaman budidaya penting kelima dunia dari 30 tanaman budidaya lainnya. Komoditas kedelai menjadi salah satu sumber utama protein untuk manusia dan hewan. Energi kalori per satuan massa dari minyak yang dihasilkan kedelai lebih tinggi dibandingkan karbohidrat yang terkandung. Tanaman ini peka terhadap lama penyinaran dan membutuhkan panjang hari sekitar 100- 150 hari dengan suhu harian 20-30oC. Indonesia termasuk negara pengimpor kedelai rata-rata + 1,5 juta ton per tahun.

Kandungan protein yang tinggi pada komoditas kedelai mengakibatkan permintaan akan kedelai selalui meningkat untuk setor industri (Tabel 3.2). Pemanfaatan kedelai antara lain : biji kedelai, kacang kedelai, bubuk kedelai, tepung kedelai, susu kedelai, polong segar/edamame fresh pod, tauge, tempe, tahu, kembang tahu dan minyak kedelai.

Rhizobium japonicum sebagai salah satu mikroorganisme yang ada di dalam tanah yang bersimbiosis dengan akar kedelai. Rhizobium masuk ke dalam akar legum salah satunya melalui rambut akar atau secara langsung ke titik munculnya akar lateral. Akar yang atau pengontrol tumbuh dan cabang rambut akar adalah respons tanaman pertama yang dapat terlihat karena terinfeksi rhizobium. Meskipun demikian, nodula tanaman legum umumnya nampaknya mengandung hanya satu strain dari Rhizobium menjadikan akar tanaman dapat membentuk bintil akar

dengan lebih dari satu strain. Bintil akar akan menyediakan nitrogen melalui fiksasi Nitrogen.

Gambar 3.1 (a) tanaman kedelai, (b) bintil akar tanaman kedelai, (c) bintil akar tanaman legum

3.1.2 Permasalahan

Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata produktivitas kedelai nasional tidak mengalami perkembangan berarti dan stagnan di kisaran 1,1 – 1,3 t/ha. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui program PTT produksi kedelai di tingkat petani bisa mencapai 1,7 – 3,2 t/ha. Beberapa varitas kedelai yang telah dilepas, produktivitasnya bisa mencapai lebih dari 3 t/ha. Senjang produktivitas yang cukup lebar ini merupakan indikasi penerapan teknologi budidaya kedelai oleh petani belum berada pada rel yang benar. Dengan demikian, produksi kedelai nasional sejak tahun 1992 terus merosot dan lebih banyak ditentukan oleh luas areal panen.

Luas panen dan produksi kedelai nasional pernah mencapai puncak pada tahun 1992 yaitu 1,67 juta ha, dengan total produksi 1,87 juta ton. Namun luas panen terus mengalami kemerosotan menjadi 621 ribu ha pada 2005. luas tanam dan panen kedelai diperkirakan masih dalam kisaran 650 ribu ha. Sementara itu produksi kedelai nasional terjun bebas menjadi 671 ribu ton pada 2003, dan saat ini produksi kedelai nasional masih dalam kisaran 700 -800 ribu ton. Indonesia memerlukan 2.6 million ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri baik untuk konsumsi maupun untuk industri. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional, Indonesia mengimpor 2 juta ton kedelai per tahun.

Upaya meningkatkan produksi kedelai nasional dapat ditempuh dengan tiga pendekatan yaitu 1) peningkatan produktivitas, 2) peningkatan intensitas tanam dan 3) perluasan areal tanam. Upaya peningkatan produktivitas dapat ditempuh melalui perbaikan varietas, perbaikan teknik budidaya dan menekan kehilangan hasil melalui perbaikan sistem panen dan pasca panen.

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

Teknologi budidaya kedelai pada lahan ini sudah cukup mantap namun perlu diseminasi intensif agar dapat diterapkan secara luas oleh petani. Untuk tanah-tanah yang tergolong masam, Badan Litbang Pertanian pada tahun 2001-2003 telah melepas varietas unggul kedelai yang adaptif di lahan kering masam di Sumatera dan Kalimantan, yaitu Tanggamus, Sibayak, Nanti, Ratai, dan Seulawah yang memiliki potensi hasil lebih dari 2 t/ha.

Upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi lahan dengan ameliorasi, pemupukan berimbang dan terpadu, penggunaan varietas unggul dan perbaikan tata air. Alternatif teknologi ameliorasi dan pemupukan telah tersedia namun perlu disesuaikan dengan kondisi lahan setempat mengingat adanya variasi potensi kesesuaian lahannya.

Potensi pengembangan tanaman kedelai diarahkan ke lahan lahan yang sesuai untuk tanaman seperti lahan sawah, tegalan dan lahan alang-alang. Lahan perkebunan dan kebun campuran tidak menjadi target pengembangan karena tidak memungkinkan untuk dikonversi. Berdasarkan kelas kesesuaian, masing-masing lahan digolongkan lahan berpotensi tinggi, sedang dan rendah.

3.1.3 Teknologi Produksi 1. Intensifikasi

Peningkatan intensitas tanam dengan menanam kedelai berturut- turut mengakibatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai kurang baik karena ada efek alelopati terhadap tanaman kedelai yang kedua. Perluasan areal dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan suboptimal (marjinal) yang potensi luasannya sangat besar.

2.Perbaikan Budidaya Tanaman

Teknologi budidaya kedelai pada lahan ini sudah cukup mantap namun perlu diseminasi intensif agar dapat diterapkan secara luas oleh petani. Perbaikan budidaya untuk komoditas kedelai antara lain: pengaturan jarak tanam 30 X 15 cm, pengaturan pola tanam yaitu penanaman kedelai pada setelah padi, waktu tanam dilakukan pada musim kemarau dan pengaturan irigasi yang tepat.

3.Penggunaan Varietas Unggul

Varietas kedelai yang dianjurkan yaitu: Otan, No. 27, No.29, Ringgit 317, Sumbing 452, Merapi 520, Shakti 945, Davros, Economic Garden, Taichung 1290, TKG 1291, Clark 1293, Orba 1343, Galunggung, Lokon, Guntur, Wilis, Dempo, Kerinci, Raung, Merbabu, Muria dan Tidar. Varietas kedelai yang dianjurkan yaitu: Otan, No. 27, No.29, Ringgit 317,

4.Legin Inokulan

Legin isolat ialah isolat rhizobium dicampur dengan benih sebelum benih ditanam. Pengaruh inokulasi rhizobium terhadap hasil biji kedelai setelah padi di KP Jambegede (Malang). tanpa inokulasi rhizobium 1,98 t/ha Inokulasi rhizobium, 5 g/kg benih 1,97 t/ha Inokulasi rhizobium, 50 g/kg benih 2,04 t/ha.

5. Amelioran

Amelioran adalah bahan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan kondisi fisik dan kimia. Amelioran dapat berupa bahan organik maupun anorganik. Pemberian bahan amelioran seperti pupuk organik, tanah mineral, zeolit, dolomit, fosfat alam, pupuk kandang, kapur pertanian, abu sekam, purun tikus (Eleocharis dulcis) dapat meningkatkan pH tanah dan basa-basa tanah (Subiksa et al., 1997; Mario, 2002; Salampak, 1999).

Dalam dokumen Modul Bahan Ajar UB Distance Learning (Halaman 38-42)

Dokumen terkait