• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian OPT

Dalam dokumen Modul Bahan Ajar UB Distance Learning (Halaman 42-45)

Upaya yang dapat dilakukan adalah terus membina petani yaitu dengan penggunaan bibit unggul yang memiliki umur pendek/genjah serta

6. Pengendalian OPT

Hama utama pada komoditas kedelai ialah ulat grayak. Dalam pengendalian hama ulat grayak dapat dilakukan dengan cara biologi dan pengendalian secara kimia. Pengendalian hama ulat grayak secara biologi dapat dilakukan dengan menggunakan virus patogen serangga yaitu SlNPV (Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus) merupakan virus yang dapat menyerang berbagai jenis ulat. Ditemukan isolat SlNPV JTM-97c dari Banyuwangi Jawa Timur lebih efektif mematikan ulat grayak sampai 100%. Untuk luas 1 ha diperlukan 2-3 g/l (bentuk formulasi) dengan volume semprot 600-700 l/ha dan perlu memperhatikan fase pertumbuhan tanaman. Waktu aplikasi yang tepat adalah pada sore hari saat sinar matahari sudah redup.

3.2 Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)

3.2.1 Latar Belakang

Kacang tanah merupakan tanaman yang berasal dari America. Kacang tanah merupakan sumber lemak dan protein kedua setelah kedelai yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Di Indonesia kacang tanah berpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan saait ini telah ditanam di seluruh Indonesia. Tanaman kacang tanah membutuhkan panjang hari sekitar 100-150 hari dengan suhu harian 25-30oC. Rata

rata produksi komoditas kacang tanah sekitar 9 ku/ha dengan total luas lahan produksi 113 ha.

Tabel 3.2 Komposisi protein, lemak, kadar air, kadar abu dan serat kasar pada tanaman kacang – kacangan

Secara umum kacang tanah terdiri atas 2 tipe, yaitu : (1) tipe tegak memiliki ciri tumbuh lurus atau sedikit miring ke atas, buah terdapat pada ruas dekat rumpun, berumur pendek (genjah) dan buah masak

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

serempak dan (2) Tipe menjalar memiliki ciri tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas yang berdekatan dengan tanah, berumur panjang.

Secara morfologis kacang tanah dibagi 3 tipe, yaitu: (1) Tipe Viginia memiliki ciri batang tumbuh menjalar, warna daun hijau tua, cabang utama muncul dari ruas berseling, pembungaan muncul pada ruas cabang, jumlah bijinya ada 2, ukuran biji 10-18 mm dan warna biji merah muda, dan coklat. (2) Tipe Spanish memiliki ciri batang tumbuh tegak, warna daun hijau muda, cabang utama muncul dari berurutan, pembungaan muncul pada batang utama dan cabang pada pangkal batang, jumlah biji 2 biji, ukuran biji kecil 3-8 mm dan warna biji merah, ungu, putih. Dan (3) Tipe Valensia memiliki ciri batang tegak, warna daun hijau muda, cabang utama muncul dari berurutan, pembungaan muncul pada batang utama dan cabang pada pangkal batang, jumlah biji 3-4 biji, ukuran biji kecil 3-8 mm dan warna biji merah, ungu, putih. 3.2.2 Permasalahan

Berdasarkan data dari Departemen Pertanian (2014) luas tanam kacang tanah Indonesia adalah 702.163 Ha dengan produksi 826.351 ton dengan produktivitas mencapai 1,17 ton/ha. Indonesia menempati urutan ketujuh setelah India, Cina. Nigeria, Senegal, Amerika Serikat, dan Brasil. Namun dari segi produktivitas, Indonesia dinilai masih rendah, yaitu 1 ton per hekar jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, Cina dan Argentina yang dapat mencapai 2 ton per hektar. Sementara itu Indonesia berdasarkan data Aram I BPS (2012) luas panen 575.798 Ha dengan produktivitas 12,92 Ku/ha dan produksi mencapai 743.754 ton. Sedangkan Kabupaten Pati data BPS Kab. Pati (2012) menunjukkan luas panen 3.174 Ha dengan produktivitas 14,82 Ku/Ha dan produksi mencapai 4.703 ton.

Kebutuhan kacang tanah nasional terus meningkat rata-rata 900.000 ton/tahun, sementara produksi rata-rata 771.022 ton/tahun (85,67 %) dengan volume impor rata-rata 163.745 ton/tahun. Ketersediaan kacang tanah digunakan untuk benih, industri (makanan dan bukan makanan), tercecer dan dikonsumsi bahan makanan (per kapita 3,25 kg/tahun). Kebutuhan kacang tanah meningkat dalam rangka pemenuhan hari besar keagamaan nasional seperti puasa, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Natal dan Tahun Baru. Kekurangan kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara mengimpor dari beberapa Negara lain, seperti RRC, India, Vietnam dan Thailand (Dirjentan, 2012). 3.2.3 Teknologi Produksi

1.Penggunaan Varietas Unggul

Komodita kacang tanah dapat ditanam di lahan sawah pada musim kemarau atau di lahan tegalan pada musim hujan. Di tingkat petani, rata-rata produktivitas baru mencapai 0,9 ton/ha. Dengan teknik budidaya yang baik dapat dicapai produksi 2 ton/ha. Tersedia pilihan varietas unggul kacang tanah yang dapat ditanam di lahan marjinal.

Beberapa varietas kacang tanah yang dapat ditanam ditanam di tanah marjinal, yaitu : (1) Jerapah (spanish) memiliki potensi hasil 4 t/ha polong kering, Biji sedang (45–50 g/100 biji), Umur panen 90–95 hari, Tahan layu, Toleran bercak dan karat daun, Toleran lahan masam, (2) Bison (spanish) memiliki Potensi hasil 3,6 t/ha polong kering, biji kecil (35–38 g/100 biji), umur panen 90–95 hari, tahan karat daun, agak tahan bercak daun dan agak tahan jamur A. flavus, Sesuai untuk tumpangsari dan adaptif di lahan kering Alfisol alkalis. (3) Turangga (valencia) memiliki potensi hasil 3,6 t/ha polong kering, biji sedang (40– 50 g/100 biji), umur panen 100–110 hari, tahan layu, agak tahan bercak daun, agak tahan karat, dan A. flavus, Toleran kekeringan dan sesuai untuk tumpangsari. (4) KELINCI (valencia) memiliki potensi hasil 4,3 t/ha polong kering, biji sedang (45 g/100 biji), umur panen 95 hari, agak tahan penyakit layu bakteri, tahan karat daun, dan toleran bercak daun.

2.Perbaikan Budidaya Tanaman

Penanaman secara baris tunggal dengan tugal atau alur bajak dengan jarak tanam 35–40 cm x 10–15 cm, satu biji/lubang sehingga populasi sekitar 250.000 tanaman per hektar. Kebutuhan benih antara 90–100 kg biji/ha. Penanaman juga dapat dilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15 cm, satu biji/lubang.

3.Pengolahan tanah

Kacang tanah mempunyai bunga diatas tanah (gynophora) dan pembentukan atau pengisian buah didalam tanah, agar gynophora mudah menembus tanah maka perlu dilakukan pemilihan media tanam yang bertekstur ringan, seperti : lahan berpasir. Kemudian dilakukan pengolahan tanah maksimal untuk mendapatkan media tanam yang gembur. Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan kering (tegalan) maupun di lahan sawah setelah padi

Tanah yang paling sesuai adalah tanah yang bertekstur ringan, drainase baik, remah, dan gembur. Di tanah berat (lempung), bila terlalu becek, tanaman mati atau tidak berpolong. Dalam kondisi kering, tanah lempung menjadi terlalu keras, sehingga ginofor (calon polong) tidak dapat masuk dalam tanah, perkembangan polong terhambat dan pada saat panen banyak polong tertinggal dalam tanah. Pada tanah dengan kandungan bahan organik tinggi (>2%) polong yang dihasilkan berwarna kehitaman sehingga menjadi kurang menarik.

4.inokulasi rhizobium untuk meningkatkan produksi

Penggunakan legin/isolat rhizobium komersial pada benih kacang tanah yaitu menggunakan tanah bekas tanaman kacang tanah, campurkan benih dengan tanah tersebut.

3.3 Kacang hijau (Mung bean)

3.3.1 Latar Belakang

Kacang hijau merupakan tanaman Leguminoceae peringkat ketiga setelah kacang kedelai dan kacang tanah yang dikembangkan di

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

m di atas permukaan laut. Tanaman ini mempunyai potensi pasar yang cukup menjanjikan karena masih dapat dikembangkan lebih lanjut. Bentuk

komoditasnya sebagai biji merupakan salah satu keuntungan yang bisa disimpan dengan mudah dan tahan lama. Permintaan kacang hijau terus meningkat dari tahun ke tahun sementara lahan untuk kacang hijau tidak begitu berkembang pesat.

Kacang hijau dapat ditanam di lahan sawah pada musim kemarau atau di lahan tegalan pada musim hujan. Di tingkat petani, rata-rata produktivitas baru mencapai 0,9 ton/ha. Dengan teknik budidaya yang baik dapat dicapai produksi 2 ton/ha. Tersedia pilihan varietas unggul kacang hijau yang beragam baik ukuran bijinya (besar atau kecil), dan kulit biji yang hijau kusam atau mengkilat.

Kacang hijau mengandung kalori 31 kkal dalam per 100 g (kacang hijau mentah) dan mengandung lemak tak jenuh. Kacang hijau memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat melindungi kinerja selaput lendir usus. Mengandung zat vitamin A, sangat baik untuk kesehatan mata, juga bermanfaat Untuk menjaga dan melindungi kesehatan jaringan tubuh, sehingga mempercepat proses penyembuhan luka pada kulit. Baik untuk penderita kolestrol, Bermanfaat baik untuk ibu hamil. Asam folat, vitamin B1, B2, protein, lemak tak jenuh, karbohidrat, kalsium dan fosfor.

3.3.2 Permasalahan

Komoditi kacang hijau mempunyai arti yang strategis karena menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan sebagai bahan pangan serta sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan. Kebutuhan akan kacang hijau akan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Disisi lain produksi kacang hijau yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Untuk itu maka pengembangan kacang hijau harus terus diupayakan dan ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan tersebut dan tentunya akan berdampak pula pada peningkatan pendapatan petani dan menggerakkan kegiatan perekonomian di wilayah pedesaan. Upaya- upaya pengembangan kacang hijau dilakukan melalui peningkatan luas areal tanam, panen dan produktivitas, nilai tambah dan daya saing. Daerah-daerah sentra kacang hijau yang selama ini menurun luas tanamnya bahkan mengalihkan ke komoditas lain perlu diarahkan dan dibimbing untuk menanam kembali kacang hijau. Permasalahan dalam pengembangan komoditi kacang hijau secara umum adalah sebagai berikut : a) Penerapan teknologi anjuran belum berkembang yang mengakibatkan produktivitas belum optimal, b) Penggunaan benih bermutu masih rendah, c) Penggunaan pupuk berimbang, hayati dan organik masih rendah, d) kompetisi lahan dengan komoditas lainnya, 3.3.3 Teknologi Produksi

Dalam dokumen Modul Bahan Ajar UB Distance Learning (Halaman 42-45)

Dokumen terkait