• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyortiran dan Penggolongan

Dalam dokumen Modul Bahan Ajar UB Distance Learning (Halaman 54-57)

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN BUAH

2. Penyortiran dan Penggolongan

Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat kemudian di sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun cacat karena serangan hama dan

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.

1. Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk sempurna.

2. Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg jaringnya terbentuk hanya70%

3. Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau tidak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan hama.

3. Penyimpanan

Buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama lain, dan buah yang belum terangkut dapat disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas dari hama seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masakangan disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Bila ada buah yang mulai busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan.

Lama penyimpanan selama 10 hari diadapatkan kadar gula tertinggi yaitu sebesar 9.71%. Hasil penelitian penunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh terhadap kadar gula buah melon siam. Persentase kadar gula pada penyimpanan 5 hari dan 10 hari mengalami kenaikan dibandingkan kontrol Hal ini disebabkan karena adanya proses pemecahan polisakarida menjadi gula (sukrosa, glukosa, fruktosa) yang terjadi pada periode pasca panen. Penurunan kadar gula pada penyimpanan 15 hari. Hal tersebut dikarenakan cadangan polisakarida yang terbentuk tinggal sedikit. Pada awal penyimpanan kadar gula masih tinggi meskipun aktivitas respirasi tetap berlangsung. Hal ini disebabkan karena polisakarida yang terbetuk masih banyak dan pada penyimpanan 15 hari kadar gula mulai menurun.

4.Pengemasan dan Pengangkutan

Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering yang cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan benang yang miripala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional). Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan dibawa ke pasar tergantung jarak yang ditempuh. Buah yang akan di ekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo

pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan.

4.EVALUASI

4.1 Evaluasi pembelajaran Teknologi Tanaman buah dilakukan dengan presentasi kelompok yang dinilai kelompok lain yang sedang tidak presentasi.

4.2 Evaluasi Dasar Teknologi Tanaman buah bagi kelompok atau mahasiswa yang sedang tidak presentasi dilakukan dengan memberikan Quiz dalam bentuk pre test atau post test atau tugas tambahan lain oleh kelompok presentasi.

4.3 Evaluasi meliputi teknologi produksi yang harus dilakukan agar produktifitas tanaman buah mampu mencapai potensi produksi dan teknologi produksi yang perlu dilakukan agar impor ubi kayu dan ubi jalar bisa diperkecil.

5.

TUGAS

5.1 Setiap kelompok/mahasiswa mencermati dasar teori pada komoditas tanaman buah yang meliputi tanaman buah semusim dan tahunan untuk diterapkan pada praktikum

5.2 Kelompok presentasi Teknologi Produksi Tanaman yang meliputi tanaman buah semusim dan tahunan mempersiapkan presentasi dalam bentuk Power Point untuk presentasi minggu depan. Presentasi harus sesuai dengan RKPS. Pada saat presentasi bisa membawa alat peraga atau contoh tanaman.

6.

DAFTAR PUSTAKA

Ismail, A., C. Bakti, Farida dan F. Damayanti. 2010. Perbanyakan Pisang secara Kultur Jaringan. LPPM. Universitas Padjajaran. Bandung.

Siebert, B. 1991. Nephelium L. In : Verheij, E.W.M. & E. Coronel (eds.). Edible Fruits and Nuts. Nederlands, Pudoc Wageningen. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA).

Siregar, M. 2006. Species Diversity of Local Fruits Trees in Kalimantan: Problems of Conservation and its Development. Biodiversitas7(1):94– 99.

Siswanto. 2010. Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon. UPN Veteran. Jawa Timur.

Winarno, 2000. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan hortikultura Indonesia. Prosiding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Menggali potensi dan meningkatkan prospek tanaman hortikultura menuju ketahanan pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan. Kebun Raya Bogor : 9 – 15.

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

1.TUJUAN PEMBELAJARAN

1.1.

Mempelajari potensi dan berbagai permasalahan produksi tanaman sayuran yang meliputi sayuran bunga, buah, daun, batang, dan umbi

1.

2. Mengetahui teknologi produksi tanaman sayuran yang

berdayaguna dan berlanjut dalam upaya mencapai potensi produksi yang maksimal.

1.3.

Memahami dan mampu menerapkan dengan tepat, benar dan trampil teknologi produksi tanaman sayuran

1.

4. Mampu menerapkan sikap dan tata nilai akademis dalam

menerapkan teknologi produksi tanaman sayuran

2. RINGKASAN MATERI

Tanaman sayuran secara umum dibagi menjadi 5, yaitu sayuran daun, sayuran bunga, sayuran buah, sayuran batang dan sayuran umbi. Contoh sayuran buah yaitu mentimun, cabe besar, cabe kecil, paprika, tomat, terong, kacang panjang dan buncis. Beberapa contoh sayuran umbi, yaitu: kentang (Solanum tuberosum), wortel (Daucus carota), bawang putih (Allium sativum) dan bawang merah (Allium cepa). Contoh sayuran daun adalah sawi, bayam, kenikir, kangkung, kubis, lettuce. Contoh sayuran bunga yaitu kubis bunga (Brassica oleraceae var. botrytis), brokoli (Brassica oleraceae var Italica Plenck.).

2.1 Kentang (Solanum tuberosum L.)

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) menghasilkan umbi sebagai komoditas sayuran yang dikembangkan dan berpotensi untuk dipasarkan di dalam negeri maupun diekspor. Tanaman kentang merupakan salah satu tanaman penunjang program diversifikasi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Sebagai bahan makanan, kandungan nutrisi umbi kentang dinilai cukup baik, yaitu mengandung protein berkualitas tinggi, asam amino esensial, mineral, dan elemen– elemen mikro, disamping juga merupakan sumber vitamin C (asam askorbat), beberapa vitamin B (tiamin, niasin, vitamin B6) dan mineral

6

MODUL

Dalam dokumen Modul Bahan Ajar UB Distance Learning (Halaman 54-57)

Dokumen terkait