• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami dan mampu menerapkan dengan tepat, benar dan trampil teknologi produksi tanaman hias.

Dalam dokumen Modul Bahan Ajar UB Distance Learning (Halaman 64-69)

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN SAYURAN

1.3. Memahami dan mampu menerapkan dengan tepat, benar dan trampil teknologi produksi tanaman hias.

1.

4. Mampu menerapkan sikap dan tata nilai akademis dalam

menerapkan teknologi produksi tanaman hias

2. RINGKASAN MATERI

Tanaman Hias adalah segala jenis tanaman yang memiliki nilai hias (bunga, batang, tajuk, cabang, daun, akar, aroma) yang menimbulkan kesan indah (artistic) atau kesan seni. Tanaman hias terdiri dari tanaman hias pot, tanaman hias potong, tanaman hias daun dan tanaman hias lansekap/taman.

Manfaat dan kegunaan tanaman hias memiliki 3 aspek kepentingan yaitu : Ekonomi, Seni dan Lingkungan. Tanaman Hias sebagai penyejuk jiwa, mendatangkan rasa tenang maupun mendatangkan keuntungan materi bagi yang mengusahakannya, tanaman hias memiliki potensi yang sangat besar dalam membentuk kehalusan budi, menjaga kenyamanan lingkungan, menjaga kelestarian alam, kestabilan jiwa manuasia, meningkatkan pendapatan petani dan memperluas lapangan pekerjaan. Ekonomi : Industri tanaman hias menyediakan dan mengkreasikan pekerjaan, menghasilkan tanaman hias dan Bunga Potong, meningkatkan nilai keindahan/ lingkungan melalui garden/pertamanan. Seni (Aesthetic) = Penampilan : meningkatkan penampilan rumah dan bangunan melalui pertamamanan (landscaping), meningkatkan penampilan lahan sekaligus memberdayagunakannya atau meniadakan lahan terbuka tak berguna, meningkatkan jumlah areal terbuka hijau. Lingkungan (Enviromental): termasuk kesehatan dan kenyamanan dimana udara bersih, menjaga terjadinya erosi, menmyediakan keteduhan, kesuburan hara, dan menghalang air.

Prospek pengembangan tanaman hias di Indonesia memiliki masa depan yang cerah mengingat permintaan pasar, baik dalam negeri

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HIAS

7

TANAMAN

Jurusan Budidaya Pertanian,Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

maupun Luar Negeri terus meningkat dari tahun ke tahun. Masalah dihadapi tanaman hias secara keseluruhan adalah factor keragaman mutu dan standard produk yang dihasilkan, kesinambungan produksi yang masih tersendat-sendat. Untuk itu, perbaikan mutu harus dimulai dari sejak pemilihan bibit (pembibitan), aspek pemeliharaan, panen dan pasca panen. Pengendalian organisme pengganggu juga penting yang merupakan hal penting untuk diperhatikan karena OPT tersebut dapat merusak mutu sekaligus jumlah tanaman.

2.1 Poinsettia (Euphorbia pulcherrima Wild.)

Poinsettia di Indonesia dikenal dengan nama Kastuba. Poinsettia merupakan salah satu primadona tanaman hias dalam pot dan berasal dari Meksiko. Tanaman ini termasuk populer dan termasuk tanaman hias terpenting di Amerika Serikat. Lebih dari 80 juta pot poinsettia diperdagangkan dengan nilai transaksi lebih dari 325 juta US Dollar. Poinsettia digemari di Indonesia karena bentuk dan warna breaktea menarik seperti merah menyala, merah muda, kuning dan putih. Breaktea ialah daun yang berubah warna ketika tanaman memasuki fase pembuangan. Tanaman hias pot poinsettia digunakan sebagai pelengkap dekorasi dalam interior indoor design.

Di Indonesia permintaan pasar akan bunga hias poinsettia yang berkelanjutan memerlukan suatu usaha perbanyakan poinsettia dengan laju produksi tinggi yang dilakukan sepanjang tahun, efisien dan berkualitas. Secara konvensional, poinsettia diperbanyak melalui penyetekan. Metode perbanyakan ini sering digunakan karena sederhana. Namun, metode ini bergantung pada ketersediaan pohon induk dalam jumlah besar sebagai sumber stek. Salah satu metode perbanyakan yang dapat digunakan sebagai alternatif penyediaaan bibit poinsettia yaitu perbanyakan bibit melalui kultur jaringan.

2.2 Krisan (Crhrysanthemum morifolium Ramat)

Tanaman krisan (Crhrysanthemum morifolium Ramat) termasuk famili Asterales. Di Jawa dikenal dengan nama bunga Seruni dan merupakan salah satu bunga yang paling lama dikenal dan dibudidayakan. Krisan mempunyai banyak keberagaman, baik dari segi penampilan, bentuk bunga maupun warna, sehingga terdapat ribuan varietas yang sangat berbeda. Ciri khas krisan adalah bentuk daunnya yang spesifik, bentuk mahkota, jumlah bunga dalam tangkai dan warna bunga sehingga dapat dengan mudah mengenali bunga krisan. Krisan mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi komoditas ekpor yang mempunyai kontribusi nyata terhadap pemasukan devisa negara.

Keberadaan krisan sebagai tanaman hias penghasil bunga potong komersial makin populer di berbagai negara. Di Indonesia, krisan termasuk bunga potong trendsetter karena ciri khasnya. Krisan atau Seruni bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Terdapat 1000 varietas krisan yang tumbuh di dunia. Beberapa varietas krisan yang dikenal antara lain adalah C. daisy, C. indicum, C. coccineum, C.

frustescens, C. maximum, C. hornorum, dan C. Parthenium. Di Indonesia paling sedikit memiliki 55 varietas yang tumbuh.

Bunga krisan merupakan bunga musiman namun dengan pengembangan varietas-varietas yang baru telah menghasilkan bunga yang tidak mengenal musim dan dapat diperhitungkan masa panennya. Sehingga bunga tersebut dapat dinikmati sepanjang tahun kapanpun.

3. LANDASAN TEORI

Tanaman hias merupakan salah satu komoditas potensial yang dapat dikembangkan baik dalam skala kecil maupun besar terbukti dari makin tingginya minat masyarakat terhadap agribisnis berbagai tanaman hias. Hali ini mendorong meningkatnya jumlah pelaku usaha tanaman hias, produk tanaman hias, luas areal dan daerah pengembangan baru tanaman hias. Minat tersebut tidak hanya dimiliki sentra-sentra produksi tanaman hias, namun oleh masyarakat diperkotaan. Berkembangnya usaha tanaman hias sejalan dengan meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata, pembangunan kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran.

Tingginya permintaan tanaman hias menjadikan usaha di bidang pengadaan tanaman hias menjanjikan keuntungan yang besar, salah satu tanaman hias yang populer adalah krisan. Di Indonesia, permintaan terhadap bunga krisan meningkat 25% per tahun, bahkan menjelang tahun 2003 permintaan pasarnya meningkat 31,62%. Tanaman hias krisan termasuk bunga yang paling populer karena memiliki keunggulan,

yaitu keunggulan kaya warna dan tahan lama. Krisan merupakan salah satu bunga potong dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya produktivitas tanaman. Pada tahun 2006 produksi bunga potong krisan menempati urutan pertama sebesar 63.716.256 tangkai atau 38,23%. Angka ini di atas mawar, sedap malam, gladiol dan anggrek. Tahun 2008 produksinya meningkat hingga 99.158.942 tangkai.

Perkembangbiakan tanaman hias secara umum dapat melalui dua cara yaitu melalui metode seksual dengan menggunakan biji dan spora (terlalu variabel bagi produksi tanaman) dan metode aseksual yaitu dengan stek, cangkok dan invitro.

3.1 Poisettia (Euphorbia pulcherrima Wild.)

3.1.1 Latar Belakang

Poinsettia ialah tanaman hias yang berasal dari Mexico dan tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi, namun dataran dengan ketinggian 600 m di atas permukaan laut merupakan area paling cocok untuk menanam poinsettia. Tanaman ini dibudidayakan di dalam rumah kaca atau rumah plastik di luar habitat asalnya.

Poinsettia diperbanyak dengan cara stek pucuk. Pada kondisi optimal, stek dapat membentuk akar setelah 14-21 hari. Pengakaran

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

poinsettia seringkali menjadi kendala bagi pekebun. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pengakaran seperti kondisi pucuk hasil stek, lingkungan, serta cara pengakaran yang meliputi pemilihan media stek, penyiraman, dan pemupukan.

3.1.2 Permasalahan

Kestabilan temperatur untuk poinsettia adalah 22-240C dan intensitas cahaya 2500 fc juga ikut menentukan keberhasilan pengakaran. Panjang hari di daerah subtropik tidak sama sepanjang tahun, yaitu bervariasi antara 8-14 jam/hari. Poinsettia yang merupakan tanaman hari pendek memerlukan periode malam yang panjang untuk berbunga. Periode gelap pada tanaman berpengaruh terhadap inisiasi primordia bunga sedangkan periode terang berpengaruh terhadap jumlah primordia bunga yang diinisiasikan.

Tanaman poinsettia mulai berbunga di Eropa pada bulan November- Desember. Di daerah tropis seperti Indonesia yang memiliki panjang hari hampir sama sepanjang tahun yaitu 12 jam/hari. Hal tersebut mengakibatkan poinsettia mengalami respon yang berbeda terhadap pembungaan, terkait perbedaan lama penyinaran dan intensitas cahaya.

3.1.3 Teknologi Produksi

1. Penyungkupan

Pada daerah tropis yang dekat dgn katulistiwa panjang malam dan panjang siang adalah sama, yaitu 12 jam. Semakin jauh dari khatulistiwa, perbedaan malam dan siang semakin panjang. Dengan adanya photoperiodesitas, maka terdapat beberapa tanggapan fisiologis tanaman hias dan bunga yang pada dasarnya tanggapan tersebut dapat sengaja diatur maupun terjadi secara alami. Tanggapan tersebut berupa pembungaan yang serentak baik lebih awal ataupun lebih lambat. Kebutuhan cahaya bagi masing – masing golongan tanaman hias dan bunga di atas, pembungaan dapat diatur. Artinya kita dapat membungakan tanaman hias berbunga di luar musimnya. Suatu tanaman hari pendek misalnya, tumbuh pada hari-hari panjang dan kemudian mengalami hari pendek yang cukup lama, setelah itu kembali ke keadaan hari panjang, maka tanaman tersebut akan berbunga. Pada poinsettia yang telah cukup umur dibungakan dengan perlakuan penyungkupan platik hitam agar pada malam hari tidak mendapatkan sinar sama sekali (blacktout treatment). Penyungkupan ini dilakukan selama 3 – 4 minggu. Poinsettia termasuk golongan short day plant

3.2Krisan (Crhrysanthemum morifolium Ramat)

3.2.1 Latar Belakang

Tanaman hias merupakan salah satu komoditas potensial yang dapat dikembangkan baik dalam skala kecil maupun besar terbukti dari makin tingginya minat masyarakat terhadap agribisnis berbagai tanaman hias. Tingginya permintaan tanaman hias menjadikan usaha di bidang

pengadaan tanaman hias menjanjikan keuntungan yang besar, salah satu

tanaman hias yang populer adalah krisan. Di Indonesia, permintaan terhadap bunga krisan meningkat 25% per tahun, bahkan menjelang tahun 2003 permintaan pasarnya meningkat 31,62%.

Tanaman hias krisan termasuk bunga yang paling populer karena memiliki keunggulan, yaitu keunggulan kaya warna dan tahan lama. Krisan merupakan salah satu bunga potong dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya produktivitas tanaman. Pada tahun 2006 produksi bunga potong krisan menempati urutan pertama sebesar 63.716.256 tangkai atau 38,23%. Tahun 2008 produksinya meningkat hingga 99.158.942 tangkai auh di atas anggrek dengan produksi 15.343.040, mawar 39.161.603 tangkai dan sedap malam 21.180.043 tangkai. Tahun 2009 total produksinya sudah mencapai 107.847.072 tangkai, dan tahun 2010 dengan 185.232.970 tangkai. Permintaan pasar akan produk krisan ini rata-rata meningkat 10% per tahun.

3.2.2 Permasalahan

Tanaman krisan adalah tanaman hari pendek. Jika tanaman ini mendapatkan penyinaran 8-10 jam per hari untuk pembungaan. Jika tidak dilakukan penyinaran kurang dari 12 jam, fase vegetatif (pertambahan tinggi) tidak berlangsung lama dan menyebabkan tinggi bunga krisan pada waktu panen hanya 40 cm. Tinggi ini tidak memenuhi syarat mutu dari bunga krisan yaitu > 76 cm. Oleh karena itu perlu dilakukan penambahan cahaya pada tanaman untuk mendapatkan kualitas bunga yang diharapkan.

Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme,yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterimatanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lamapenyinaran atau disebut juga fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap.

3.2.3 Teknologi Produksi

1. Fotoperiodisme

Penambahan cahaya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan cahaya matahari, untuk memacu pertumbuhan organ vegetative dan menunda fase generatif. Untuk membudidayakan

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN - UB DistanceLearning 2014

bunga krisan di Indonesia, diperlukan penambahan cahaya, sebanyak 70 lux selama 4 jam pada malam hari. Setelah sebulan penambahan cahaya dihentikan. Teknik meletakan lampu yaitu dengan mengatur setiap titik lampu 3 m, dengan asumsi jangkauan setiap titik lampu 1,5 m, tinggi dari atas bunga 1,5 m. Gunakan lampu pijar 75-100 watt atau lampu essensial 18-23 watt.

2. Pengaturan Jarak tanam

Pengaturan jarak tanam pada tanaman krisan bertujuan untuk memodifikasi iklim mikro untuk menjaga kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan optimal tanaman krisan. Pengaturan populasi atau pengaturan kerapatan tanaman dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi. Peningkatan populasi tanaman, mula-mula akan diikuti oleh peningkatan produksi tanaman per satuan luas, kemudian setelah tercapai titik optimum, penambahan populasi akan mengakibatkan penurunan produksi. Sebaliknya produksi per satuan tanaman akan turun secara terus menerus dengan semakin bertambahnya kerapatan tanaman.

4. EVALUASI

4.1 Evaluasi pembelajaran Teknologi Tanaman hias yang dilakukan

Dalam dokumen Modul Bahan Ajar UB Distance Learning (Halaman 64-69)

Dokumen terkait