• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.5. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

Matematika Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, dan menurut Hosnan diuraikan sebagai berikut :

2.4.1. Mengamati (Observing)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti : menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin

21

tahu peserta didik sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca sehingga meniscayakan keterlibatan peserta didik secara langsung.

Pengamatan dalam pendekatan saintifik, khususnya pembelajaran matematika menurut MPG SMP Matematika tahun 2013 (2013: 188) adalah mengamati fakta matematika. Mengamati dapat dibagi menjadi dua pengertian:

i. Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan. Pengamatan ini cocok untuk pemahaman konsep yang akan diturunkan dari suatu proses induktif.

ii. Pengamatan objek matematika. Pengamatan ini sangat cocok untuk peserta didik yang mulai menerima kebenaran logis sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang benar walaupun objeknya tidak nyata.

22 2.4.2. Menanya (Questioning)

Langkah kedua dalam pendekatan ilmiah atau scientific approach adalah questioning atau menanya. Menurut Hosnan (48: 2014), kegiatan pembelajarannya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari hal yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang hal yang diamati. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan menanya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Dalam kegiatan mengamati guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai hal yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak (MPG SMP Matematika 2013, 2013: 189).

Fungsi bertanya dalam kegiatan pembelajaran menurut Hosnan (2014 : 50) adalah sebagai berikut :

1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

23

2. Mendorong dan mengapreasi peserta didik untuk aktif belajar serta mengembangkan pertanyaaan dari dan untuk dirinya sendiri.

3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.

4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

5. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban yang logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 6. Mendorong pertisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.

7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan, cepat, dan sigap

dalam merespon pertanyaan yang tiba-tiba muncul.

9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

24

Dalam kegiatan menanya, beberapa hal perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kriteria pertanyaan yang baik. Ada 9 kriteria pertanyaan yang baik seperti diungkapkan Hosnan (2014: 51-56) : singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi. Sedangkan tingkatan pertanyaan dapat dibagi menjadi dua yakni tingkat kognitif lebih rendah yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, dan penerapan serta tingkat kognitif lebih tinggi yang mengandung analisis, sintesis, dan evaluasi.

Kelebihan dan kekurangan pertanyaan dari peserta didik adalah dapat mengaktifkan peserta didik secara penuh, melatih rasa percaya diri, melatih peserta didik untuk berbicara jujur, meningkatkan kreativitas, memperdalam penguasaan materi pelajaran, dan dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Kekurangannya adalah memakan waktu lama jika digunakan dalam kelas besar dan pertanyaan siswa sering tidak sesuai dengan topik yang dibahas.

25

2.4.3. Melakukan Eksperimen atau Percobaaan dan Mengumpulkan Informasi

Langkah ketiga dalam pendekatan ilmiah atau scientific approach adalah mengumpulkan informasi atau melakukan eksperimen. MPG SMP Matematika Tahun 2103 (2013: 197) menyebutkan, kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 disebutkan aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek, kejadian, atau aktivitas wawancara dengan narasumber. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah peserta didik mempunyai sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat.

Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan metode percobaan atau eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra dalam MPG SMP Matematika tahun 2013, berikut ini : ada alat bantu yang digunakan, peserta didik aktif melakukan percobaan, guru membimbing, tempat dikondisikan, ada pedoman

26

untuk siswa, ada topik yang dieksperimenkan, dan ada temuan-temuan. Pengalaman belajar siswa yang diharapkan dari percobaan atau eksperimen tersebut adalah mengamati suatu hal, menguji hipotesis, menemukan hasil percobaan, membuat kesimpulan, membangkitkan rasa ingin tahu, dan menerapkan konsep informasi dari eksperimen.

Penerapan kegiatan eksperimen dalam pembelajaran di sekolah memiliki kelebihan dan manfaat. Kelebihan tersebut berorientasi pada optimalnya kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen seperti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan beberapa materi Matematika. Kekurangan dari metode ini adalah tidak dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Penyesuaian yang mungkin dilakukan adalah dengan mengaplikasikannya pada kegiatan observasi yang melibatkan pengumpulan data dan wawancara.

Diungkapkan Hosnan (2014: 67), dengan melakukan eksperimen peserta didik menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari pendidik dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sifat ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik.

27

2.4.4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar(Associating) Langkah keempat pendekatan saintifik yakni kegiatan

“mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar”. Sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, kegiatan tersebut adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik informasi dari kegiatan eksperimen, mengamati, maupun dari kegiatan mengumpulkan informasi.

Menurut Mulyasa (2014: 66), kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. Informasi yang diperoleh dari pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus diproses untuk menemukan katerkaitan suatu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil kesimpulan dari pola yang ditemukan.

Pengolahan informasi yang dilakukan meliputi pengolahan informasi yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman pemahaman materi sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat berbeda dan bertentangan. Kompetensi yang diharapkan dari kegiatan pengolahan informasi adalah peserta didik memiliki sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

28

Kemampuan berpikir deduktif berbeda dengan induktif. Menurut Hosnan (2014: 73) penalaran induktif adalah cara menalar dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan penalaran deduktif adalah penalaran yang dimulai dari menerapkan hal-hal yang umum untuk dihubungkan ke dalam bagian-bagian yang khusus.

Aktivitas mengumpulkan informasi menurut MPG SMP Matematika Tahun 2013 (2013: 199) juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.

Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk dimasukkan menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

29

2.4.5. Mengomunikasikan dan Membentuk Jejaring

Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan hal yang telah dipelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan hal yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menalar. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik secara individu maupun kelompok.

Membentuk jejaring atau networking menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 adalah kegiatan peserta didik untuk membentuk jejaring di kelas. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan atau menyampaikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah sikap jujur, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Pada tahap ini menurut Hosnan (2014: 77), peserta didik mempresentasikan kemampuan mereka mengenai hal yang telah dipelajari dan peserta didik yang lain menanggapi. Tanggapan peserta didik lain bisa berupa pertanyaan, sanggahan, atau dukungan tentang materi presentasi. Ada empat sifat kelas dalam metode networking atau pembelajaran kolaboratif, yaitu : guru dan peserta didik saling

30

berbagi informasi, guru dan peserta didik berbagi kewenangan, guru sebagai mediator, dan menumbuhkan kelompok peserta didik yang heterogen.

Pendekatan saintifik adalah proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah yang lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning). Dalam pendekatan saintifik diperlukan adanya penalaran dan sikap kritis siswa dalam rangka pencarian (penemuan). Agar dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu metode ilmiah atau saintifik umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis.

2.6. Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013

Dokumen terkait