BAB VII ANALISIS TEMATIK
7.5 Langkah Strategis dan Dukungan Fiskal dalam Penanganan
Stunting
Penanganan stunting dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu intervensi gizi spesifik, intervensi gizi sensitif dan pendampingan atau dukungan teknis. Dari sisi anggaran, Pemerintah telah mengalokasikan untuk penanganan stunting baik melalui APBN yaitu DIPA K/L, APBD, maupun Dana Transfer. Dari beberapa sumber dana tersebut Kanwil DJPb Provinsi Babel menginventarisir yang terkait dengan stunting sebagai berikut: 1. APBN
Alokasi anggaran melalui K/L dalam rangka penurunan stunting adalah sebesar Rp70,33 miliar yang tersebar di 9 K/L. Alokasi terbesar terdapat pada Kementerian PUPR yaitu Rp53,62 miliar atau 76,24 persen dari total APBN yang dialokasikan untuk penanganan stunting. Realisasi belanja penanganan stunting sebagai berikut :
Grafik 7.3 Pagu dan Realisasi Penanganan dan Pencegahan Stunting
Sumber : Monev PA a. Intervensi Spesifik
Intervensi Gizi Spesifik ditujukan pada upaya menangani penyebab langsung masalah gizi. Beberapa kegiatan Kementerian Kesehatan dalam upaya ini diantaranya melalui pembinaan gizi masyarakat, pembinaan kesehatan keluarga, layanan imunisasi
3,43
49,56
4,77
94,73%
80,24% 96,55%
Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif Pendampingan, Koordinasi dan Dukungan
Teknis Pagu Realisasi %
dan pengendalian penyakit yang bersumber dari binatang seperti malaria dan kecacingan. Dari Rp3,62 miliar pagu yang ditetapkan terealisasi 94,73 persen dengan capaian output sebesar 96,43 persen. Output layanan imunisasi rata-rata hanya tercapai 85,71 persen, hal ini dikarenakan sasaran imunisasi di daerah sulit ditangani oleh PKM. Selain itu pada saat pelaksanaan pelayanan imunisasi bertepatan dengan beberapa kegiatan persiapan perluasan pelaksanaan imunisasi PCV di provinsi Babel.
Grafik 7.4 Pagu, Realisasi, dan Capaian Output Penanganan Stunting Intervensi Gizi Spesifik
Sumber : Monev PA
b. Intervensi Sensitif
Sementara itu intervensi gizi sensitif ditujukan untuk mengatasi penyebab tidak langsung yang mendasari terjadinya masalah gizi. Kegiatan pada kementerian PUPR untuk mendukung penanganan stunting tersebut lebih difokuskan pada peningkatan Sistem Pengelolaan Limbah (SPAL) dan pengembangan SPAM. Kementerian Kesehatan sendiri melakukan sosialisasi dalam rangka meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting melalui Kampanye Hidup sehat melalui berbagai Media, dan Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan. Selain itu dalam rangka penyehatan lingkungan dilakukan Pengawasan terhadap sarana air minum dan pembinaan pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat.
Kementerian Pertanian bergerak pada pemenuhan bahan makanan melalui kegiatan Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan dan Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar. BPOM melakukan pengawasan obat dan makanan melalui KIE obat dan makanan aman. Kementerian Agama mendukung penanganan dan pencegahan
stunting melalui Bimbingan Pra Nikah dan Pembinaan Keluarga Hittasukhaya. Adapun
BKKBN mempunyai kegiatan pengelolaan pembangunan kependudukan dan KB
100,00 % 100,00 % 85,71 % 100,00 % 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 Pembinaan Gizi Masyarakat Pembinaan Kesehatan Keluarga Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang miliar Pagu Realisasi % CO
Provinsi dengan sasaran keluarga yang memiliki baduta terpapar 1.000 HPK. Kementerian Sosial turut berperan dengan kegiatan Jaminan Sosial Keluarga melalui pemberian bantuan tunai bersyarat kepada keluarga miskin.
Grafik 7.5Pagu, Realisasi dan Capaian Output Penanganan Stunting Intervensi Gizi Sensitif
Sumber : Monev PA
c. Pendampingan, Koordinasi, dan Dukungan Teknis
Pada kelompok ini, anggaran terbesar terdapat pada BPS dalam rangka publikasi/laporan statistik kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pada Kementerian PU dan Perumahan Rakyat digunakan untuk kegiatan pembinaan dan pengawasan pengembangan SPAM. Selain itu digunakan pula untuk pembinaan dan pengawasan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman.
Kemenkes sendiri mendapat alokasi untuk kegiatan layanan data dan informasi, pembinaan dalam rangka Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), pembinaan Puskesmas, dan pelatihan SDM Kesehatan. Adapun Kementerian Pertanian berperan dalam melakukan analisis ketersediaan pangan wilayah Babel.
Grafik 7.6 Pagu, Realisasi dan Capaian Output Penanganan Stunting Pendampingan, Koordinasi, dan Dukungan Teknis
Sumber : Monev PA 100% 100% 77% 100% 91% 100% 100% 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 KEMEN PERTANIAN
KEMENKES KEMENAG DINSOS KEMEN PU PERA
BPOM BKKBN miliar
PAGU REALISASI %CO
100% 100% 100% 100% 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00
KEMEN PERTANIAN KEMENKES KEMEN PU PERA BPS
“Bangka Jadi Percontohan Pencegahan Stunting”
Kabupaten Bangka merupakan salah satu dari 60 kabupaten prioritas nasional tahap ke dua tahun 2019. Dan merupakan perluasan lokasi yang telah menjadi fokus intervensi stunting terintegrasi tahun 2018, serta di tahun 2019 dalam upaya percepatan penurunan, pencegahan stunting.
“sepuluh desa ditetapkan sebagai wilayah prioritas tahap kedua, yakni desa Rukam, Air Duren, Kota Kapur Mendo, Penagan, Cengkong Abang, Maras Senang, Neknang, Puding Besar, dan Riding Panjang,” ungkap Pj sekda Akhmad Mukshin SH,saat membuka kegiatan Rapat Kerja Teknis (Rakernis), pemetaan program kegiatan dan sumber anggaran dalam mendukung konvergensi percepatan pencegahan Anak Kerdil atau stanting, Selasa (30/7/2019) di Novilla Boutique Resort Sungailiat.
(https://www.lensabangkabelitung.com, 30 Juli 2019) 2. Transfer ke Daerah
a. DAK Fisik
Alokasi DAK Fisik untuk Bidang Kesehatan dan KB sebesar Rp190,7 miliar tersalurkan 94,17 persen terdiri dari DAK Reguler untuk kegiatan Pelayanan Kesehatan Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan, Pelayanan Kefarmasian, dan Keluarga Berencana serta DAK Penugasan untuk kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan, Penurunan Stunting, dan Pengendalian Penyakit. Rata-rata capaian output DAK Fisik Bidang Kesehatan mencapai 99,83 persen.
Tabel 7.1 Pagu dan Realisasi Penyaluran DAK Fisik Bidang Kesehatan (miliar)
PEMDA ALOKASI REALISASI PENYALURAN % CAPAIAN OUTPUT Pemprov 41,85 40,60 100,00 Bangka 19,03 18,63 100,00 Bangka Barat 11,72 10,10 98,70 Bangka Tengah 18,78 18,13 100,00 Bangka Selatan 27,88 27,17 99,97 Pangkalpinang 19,40 18,87 100,00 Belitung 35,85 32,04 100,00 Belitung Timur 16,19 14,05 100,00 TOTAL 190,71 179,59 99,83 Sumber : OMSPAN
Intervensi Gizi Spesifik dilakukan melalui kegiatan Penurunan stunting dengan alokasi sebesar Rp4,9 miliar yang tersebar pada seluruh Pemda kecuali Kabupaten Belitung Timur dengan porsi terbesar pada Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Barat. Dana ini digunakan untuk kegiatan Pengadaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Pengadan Bina Keluarga Balita, Penyediaan alat antropometri, Penyediaan Kit
Kesehatan Lingkungan, Penyediaan Kit Sanitasi Lingkungan, Penyediaan Cetakan Jamban, dan Penyediaan Obat Gizi.
Tabel 7.2 Pagu dan Realisasi Penyaluran DAK Fisik Kesehatan Sub Bidang Penurunan Stunting (miliar)
PEMDA PAGU REALISASI PENYALURAN % CAPAIAN OUTPUT Pemprov 0,56 0,47 100,00 Bangka 1,98 1,94 100,00 Bangka Barat 1,39 1,15 96,82 Bangka Tengah 0,26 0,25 100,00 Bangka Selatan 0,28 0,28 100,00 Pangkalpinang 0,26 0,26 100,00 Belitung 0,20 0,20 100,00 TOTAL 4,92 4,37 99,55 Sumber : OMSPAN
Selain itu, dalam rangka intervensi Gizi Sensitif dilakukan melalui kegiatan pembangunan untuk menyediakan dan memastikan akses pada Air Bersih serta Sanitasi. Alokasi DAK Fisik bidang Air Minum dan Sanitasi masing-masing sebesar Rp19,5 miliar dan Rp20,7 miliar. Realisasi penyaluran kedua bidang tersbut masing-masing sebesar 93,33 persen dan 98,19 persen. Rata-rata capaian output Bidang Air Minum hanya 53,21 persen sedangkan Bidang Sanitasi mampu mencapai 100 persen.
Tabel 7.3 Pagu dan Realisasi Penyaluran DAK Fisik Bidang Air Minum dan Bidang Sanitasi (miliar)
BIDANG AIR MINUM BIDANG SANITASI Pemda Pagu Realisasi
Penyaluran % CO Pagu Realisasi Penyaluran % CO Bangka 4,07 3,79 50,00 5,15 4,93 100,00 Bangka Barat 4,51 4,42 35,25 1,00 0,99 100,00 Bangka Tengah 2,55 2,52 40,00 5,57 5,57 100,00 Bangka Selatan 4,61 4,49 50,00 6,39 6,28 100,00 Belitung 2,11 1,68 50,00 1,08 1,05 100,00 Belitung Timur 1,71 1,36 94,00 1,50 1,50 100,00 TOTAL 19,55 18,25 53,21 20,70 20,32 100,00 Sumber : OMSPAN b. DAK Non Fisik
Alokasi DAK Non Fisik sebesar Rp82,96 miliar terealisasi 71,96 persen digunakan untuk Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Akreditasi Rumah sakit, Akreditas Puskesmas, Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah, Jaminan Persalinan dan Bantuan Operasional KB dengan capaian outpur mencapai 96,29 persen.
DAK Non Fisik sebesar Rp34,06 miliar dialokasikan untuk Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD terealisasi sebesar 85,50 persen dengan capaian output mencapai 99,53 persen.
Tabel 7.4 Pagu dan Realisasi Penyaluran DAK Nonfisik BOK dan KB (miliar)
Pemda
DAK Non FISIK BOK dan KB DAK Non FISIK BOP PAUD Pagu Realisasi % CO Pagu Realisasi % CO
Babel 2,53 2,09 100,00 - - - Bangka 16,65 13,77 100,00 5,83 5,58 100,00 Bangka Barat 11,66 8,48 100,00 4,58 4,58 100,00 Bangka Tengah 10,70 6,90 100,00 4,01 0,40 100,00 Bangka Selatan 13,03 10,62 70,35 2,75 2,75 96,73 Pangkalpinang 8,69 6,26 100,00 3,51 3,51 100,00 Belitung 11,27 7,36 100,00 2,44 2,44 100,00 Belitung Timur 8,43 4,21 100,00 3,50 3,50 100,00 TOTAL 82,96 59,70 96,29 26,62 22,76 99,53 Sumber : SIMTRADA c. Dana Desa
Sesuai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Permendes PDT) Nomor 16 Tahun 2018, prioritas penggunaan Dana Desa 2019 untuk peningkatan pelayanan publik di tingkat Desa diwujudkan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat serta pencegahan anak kerdil (stunting). Pada 2019 telah dilaksanakan beberapa kegiatan seperti penyelenggaraan Posyandu, PAUD, penyediaan sanitasi dan pembangunan sumur/sumber air sebagai sarana penyediaan air bersih.
Tabel 7.5 Realisasi dan Capaian Output Dana Desa (miliar)
BIDANG OUTPUT CAPAIAN REALISASI % CO
Pendidikan Operasional PAUD Milik Desa 746 paket 9,87 82,00% Sapras PAUD 102 unit 2,44 93,00%
Gedung PAUD 167 unit 8,58 94,00%
Kesehatan Operasional Polindes 1.740 paket 7,65 83,00%
PMT (Makanan Tambahan) 270 unit 2,06 83,00% Penyuluhan Kesehatan 2.204 orang 0,86 89,00%
Bina Keluarga Balita (BKB) 59 orang 0,04 81,00% Operasional BKB 77 paket 0,47 74,00%
Gedung Posyandu 78 unit 5,46 97,00%
BIDANG OUTPUT CAPAIAN REALISASI % CO Sanitasi Permukiman 27.281 meter 9,73 98,00%
Rehab Sanitasi Permukiman 1.786 meter 0,96 100,00% Rehab MCK umum 135 unit 0,60 100,00%
Fasilitas Jamban Umum 446 unit 3,11 97,00% Fasilitas Pengelolaan Sampah 2.240 unit 1,26 98,00%
SPAL 1.989 meter 0,96 95,00%
Air Minum Pemeliharaan Sumber Air Bersih 623 unit 0,66 87,00% Pemeliharaan Sambungan Air Bersih 5.763 meter 0,41 98,00%
Sumber Air Bersih Milik Desa 154 unit 4,70 92,00% Sambungan Air Bersih ke Rumah Tangga 6.001 meter 0,59 95,00% Sumber : OMSPAN
3. APBD
Pada saat penulisan KFR, Pemda belum mempunyai data terpisah untuk kegiatan
stunting yang didanai dari APBD secara khusus. Laporan pelaksanaan kegiatan
penanganan dan pencegahan stunting dari OPD terkait belum disampaikan kepada Bappeda selaku Koordinator. Namun demikian mengingat tingkat ketergantungan Pemda terhadap TKDD sangat tinggi, mencapai 79,93 persen maka data yang representatif untuk digunakan adalah APBD yang bersumber dari TKDD.
Danau Kaolin, Bangka Tengah
BAB VIII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Tujuan penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk mewujudkan kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan fiskal pemerintah merupakan instrumen utama untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Oleh karena itu, kebijakan fiskal pemerintah baru dikatakan efektif apabila mampu mendorong perbaikan pada indikator makro ekonomi dan indikator kesejahteraan.
Beberapa simpulan yang dapat diambil dari Kajian Fiskal Regional Provinsi Babel Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
1. Realisasi penerimaan APBN di Babel tahun 2019 sebesar Rp3,72 triliun, atau meningkat sebesar 70,23 persen dibandingkan 2018 (Rp2,19 triliun). Peningkatan bersumber dari kenaikan signifikan PPN akibat perubahan proses bisnis sektor timah sejak Oktober 2018. Realisasi belanja APBN sebesar Rp9,8 triliun, atau tumbuh 3,61 persen dibandingkan 2018 (Rp9,4 triliun). Kenaikan bersumber dari peningkatan belanja pegawai dan belanja TKDD. Belanja modal justru mengalami penurunan cukup signifikan sebagai akibat reorganisasi pada Kementerian PUPR. DAK Fisik hanya terealisasi sebesar 93,70 persen dikarenakan adanya perbedaan RK dengan juknis, kegagalan pengadaan, dan permasalahan status lahan.
2. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Babel masih sangat rendah, yaitu baru menjangkau 20.818 debitur dari 150.813 UMKM yang ada (13,80 persen). Hal ini dikarenakan masih kurangnya dukungan pemda baik dalam bentuk sosialisasi KUR maupun input data calon debitur potensial di SIKP.
3. Realisasi penerimaan daerah konsolidasian Pemda tahun 2019 sebesar Rp9,02 triliun, atau meningkat sebesar 5,66 persen dibandingkan 2018 (Rp8,54 triliun).
Kenaikan bersumber dari peningkatan signifikan pada pendapatan transfer. Sedangkan realisasi belanja daerah konsolidasian Pemda sebesar Rp9,07 triliun, atau meningkat sebesar 10,26 persen dibandingkan 2018 (Rp8,22 triliun). Kenaikan bersumber dari belanja oprasional dan belanja modal. Tingkat kemandirian pemda pada tahun 2019 sebesar 17,49 persen atau turun 1,57 poin persen dibandingkan 2018 (19,06 persen). Rasio pajak dan retribusi terhadap PDRB Babel masih sangat rendah, yaitu sebesar 1,78 persen, meningkat dibandingkan 2018 dan 2017. Meskipun demikian, tingginya rasio surplus terhadap realisasi pendapatan transfer justru menunjukkan bahwa Pemda mengalami ekses likuiditas pada semester I akibat belum optimalnya penyerapan anggaran daerah.
4. Kebijakan fiskal regional sepanjang tahun 2019 dapat dikatakan cukup efektif. Hal ini terlihat dari perbaikan yang terjadi pada indikator perekonomian dan indicator kesejahteraan masyarakat Babel sebagai berikut:
a. Perekonomian Babel yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp.75,83 triliun. Perekonomian tumbuh 3,32, atau melambat jika dibandingkan tahun 2018 (4,46 persen);
b. Inflasi sebesar 2,62 persen atau turun dibandingkan 2018 (3,18 persen); c. IPM sebesar 71,30 atau meningkat dibandingkan 2018 (70,67);
d. Tingkat kemiskinan pada September 2019 mencapai 4,50 persen atau turun dibandingkan kondisi September 2018 (4,77 persen);
e. Gini ratio pada September 2019 sebesar 0,262 atau turun dibandingkan September 2018 (0,272); sedangkan
f. TPT pada Agustus 2019 sebesar 3,62 persen atau turun dibanding Agustus 2018 (3,65 persen).
5. Berdasarkan analisis dengan menggunakan LQ dan Shift Share menunjukkan bahwa Babel memiliki keunggulan kompetitif di sektor pertambangan dan pengolahan berupa timah, serta potensi yang sangat menjanjikan di sektor perkebunan khususnya lada, perikanan, dan pariwisata.
6. Tingkat prevalensi stunting Babel turun signifikan dari 12,05 persen pada tahun 2018 menjadi 8,57 persen pada tahun 2019. Adapun upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam penanganan dan pencegahan stunting di Babel terbagi menjadi 3 kategori tindakan, yaitu intervensi gizi spesifik, intervensi gizi sensitif, serta pendampingan, koordinasi, dan dukungan teknis. Sebagai wujud komitmen Pemda dalam penanganan dan pencegahan stunting, Gubernur Babel telah membentuk Tim
Penurunan Stunting yang diketuai oleh Kepala Bappeda berdasarkan SK Gubernur Nomor 188.44/394.m/BAPPEDA–V/2018.
7.2. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan antara lain:
1. Untuk menghindari kendala administratif dalam penyerapan belanja K/L terkait, Pemerintah Pusat sebaiknya tidak melakukan reorganisasi ataupun perubahan nomenklatur satker di tahun berjalan.
2. Untuk mengoptimalkan penyerapan DAK Fisik, Pemda perlu: a) meningkatkan kualitas perencanaan;
b) meningkatkan koordinasi dengan K/L agar Juknis kegiatan dapat diterima di awal tahun dan memastikan RKA telah sesuai dengan Juknis kegiatan;
c) segera melakukan pengadaan di awal tahun dan tidak tergantung pada e-katalog; dan
d) memastikan kesiapan lahan lokasi pelaksanaan kegiatan.
e) Guna mengoptimalkan nilai capaian output Dana Desa, Kanwil DJPb, KPPN, dan BPKP agar berkoordinasi dalam rangka mendorong Pemda untuk mengimplementasikan interkoneksi Siskeudes dan OMSPAN.
3. Guna meningkatkan dan memperluas penyaluran KUR di Babel, Pemda perlu menyebarluaskan informasi tentang KUR dalam berbagai kesempatan dengan melibatkan OPD terkait dan pihak perbankan. Selain itu juga diperlukan komitmen Pemda dalam mendorong percepatan input data calon debitur potensial pada aplikasi SIKP.
4. Pemda perlu meningkatkan kemandirian daerah secara berkesinambungan melalui: a) Skema program Samsat Delivery untuk mempermudah akses masyarakat membayar pajak kendaraan bermotor yang masih menjadi komponen utama PAD;
b) Digitalisasi pembayaran pajak daerah (e-billing);
c) Pengembangan sektor pariwisata sebagai sumber potensi pajak dan retribusi daerah;
5. Pemda perlu melakukan percepatan penyerapan anggaran sejak awal tahun agar tidak terjadi ekses likuiditas yang kontraproduktif dengan tujuan percepatan penyaluran dana transfer di awal tahun anggaran oleh Pemerintah Pusat.
6. Pemerintah daerah perlu meningkatkan porsi alokasi anggaran bagi belanja produktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi melalui percepatan pembangunan infrastruktur daerah.
7. Dalam rangka melakukan intervensi terhadap indikator ekonomi dan kesejahteraan, Pemerintah perlu:
a) meningkatkan infrastruktur layanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat guna mencapai IPM yang lebih tinggi;
b) membuka lapangan usaha di pedesaan, melakukan alih teknologi pertanian, meningkatkan infrastruktur pertanian dan perkebunan, pemberian bantuan sosial, dan mengembangkan konsep pendidikan vokasi agar lulusannya siap kerja guna menekan kemiskinan dan pengangguran; dan
c) memberikan prioritas kebijakan terkait pengembangan sentra pangan lokal guna mengurangi ketergantungan dari luar daerah serta melanjutkan skema Berkah Mart guna menekan tingkat inflasi.
d) Terkait dengan Tema Pencegahan dan Penanganan Stunting, Pemerintah perlu: a. memperkuat koordinasi lintas sektoral dan melakukan evaluasi secara
berkelanjutan terhadap progress kegiatan.
b. melakukan kegiatan yang berfokus pada intervensi terhadap perilaku hidup masyarakat belum mencerminkan perilaku hidup sehat; dan
c. memberikan perhatian pada para ibu hamil untuk memastikan bayi terlahir sehat sehingga mengurangi potensi daerah tersebut menjadi prioritas stunting. 7. Untuk pengembangan potensi unggulan, Pemda perlu:
a) melakukan standardisasi mutu lada untuk meningkatkan harga jual;
b) menjaga stabilitas harga jual lada internasional dengan melakukan penjualan langsung ke Negara importir; dan
c) segera menuntaskan regulasi terkait RZWP3K sehingga tidak terjadi tumpang tindih pengelolaan dan pengembangan sektor unggulan pertambangan, perikanan, dan pariwisata.
Daftar Pustaka
Literatur
Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Kep. Bangka Belitung Triwulan IV-2019.BPS Babel.
Berita Resmi Statistik Kondisi Ketenagakerjaan Agustus 2019.BPS Babel.
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Triwulan IV Tahun 2018 dan 2019.Kantor Wilayah DJPb Provinsi Kep. Bangka Belitung.
Government Financial Statistic Triwulan IV Tahun 2019.Kantor Wilayah DJPb Provinsi
Kep. Bangka Belitung.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung.Tahun Anggaran 2019.Pemerintah Provinsi Kep. Bangka Belitung.
Prioritas Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun Anggaran 2019. Pemerintah Provinsi Kep. Bangka Belitung. Tautan www.bps.go.id www.bi.go.id www.babel.bps.go.id http://spanint.kemenkeu.go.id/spanint/app/ https://sikp.kemenkeu.go.id/login http://ditpa.kemenkeu.go.id/2017/index.php http://www.djpk.depkeu.go.id/simtrada/ http://sikd.djpk.kemenkeu.go.id https://fiskal.kemenkeu.go.id/dw-konten-view.asp?id=2019092310470633626363 https://babelprov.go.id/content/ubah-rpjmd-babel-sesuaikan-tujuan-sasaran-dan-program-prioritas-daerah https://babelprov.go.id/content/komitmen-tangani-stunting-babel-bentuk-tim-khusus https://regional.kompas.com/read/2019/11/09/11061311/tulang-ikan-jadi-pangan-cegah-stunting di Babel http://babelprov.go.id/content/riskesdas-2018-prevalensi-stunting-babel-menurun https://www.lensabangkabelitung.com/2019/07/bangka-jadi-percontohan-pencegahan-stunting/ https://kumparan.com/babelhits/angka-stunting-di-bangka-belitung-menurun-1sSMOp5fj6F
https://republika.co.id/berita/pxnwn3423/dana-desa-di-bangka-belitung-difokuskan-atasi-emstuntingem http://babelprov.go.id/content/ubah-rpjmd-babel-sesuaikan-tujuan-sasaran-dan-program-prioritas-daerah https://nasional.kontan.co.id/news/menciptakan-magnet-pariwisata-dari-trio-kek-di-bangka-belitung?page=all https://bangka.tribunnews.com/2011/12/31/tambang-ilegal-jadi-bom-waktu-masalah-sosial http://babelprov.go.id/content/atasi-permasalahan-sosial-pemrov-kembangkan-ekonomi-berbasis-potensi-daerah https://wowbabel.com/2019/09/02/rapbd-2020-bangka-fokus-pembangunan-wisata-dan-infrastruktur https://darilaut.id/berita/belum-ada-kepastian-tata-ruang-laut-di-kepulauan-babel https://news.detik.com/kolom/d-4859789/ekonomi-digital-dan-ketimpangan-literasi-teknologi?tag_from=wp_nhl_5 https://www.rakyatpos.com/mendongkrak-ipm-dimulai-dari-desa.html/ https://babelreview.co.id/pengamat-ekonomi-ini-faktor-penyebab-lambatnya-pertumbuhan-ekonomi-babel https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/17/12103821/pendidikan-vokasi-ini-jurus-bangka-belitung-membangun-sdm-pariwisata?page=all https://bangka.tribunnews.com/2019/07/02/ubb-rencanakan-buka-5-program-vokasi-cek-ini-jurusannya https://www.rakyatpos.com/mendongkrak-ipm-dimulai-dari-desa.html/ https://bangka.tribunnews.com/2019/04/21/warga-babel-yang-mau-nikah-harus-ikuti-pendidikan-pra-nikah-18-jam
Daftar Pustaka
1.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Tahun 2019 Babel Berdasarkan RPJMD 2017-2022
1.2. Jumlah Produksi dan Nilai Penangkapan Ikan Menurut Kab/Kota, 2017
Kab/Kota Produksi (ton)
Bangka 34.136,74 Belitung 71.760,43 Pangkalpinang 2.941,39 Bangka Barat 12.756,76 Bangka Tengah 24.128,20 Bangka Selatan 37.382,28 Belitung Timur 34.853,37 Total** 217.959,17
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Babel
1.3. Luas Kawasan Hutan Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota Tahun 2016
Kabupaten/Kota
Luas Kawasan Hutan Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi Hutan Konservasi Jumlah Bangka 15.487,24 - 65.489,49 32,60 15.631,46 96.641,19 Belitung 38.384,32 - 40.377,04 470,40 2.557,68 81.789,44 Bangka Barat 27.831,31 - 77.841,21 189,59 8.339,99 114.202,10 Bangka Tengah 32.086,38 - 84.990,10 - 6.009,51 123.085,698 Bangka Selatan 27.557,67 - 106.153,57 - 2.914,85 136.626,08 Belitung Timur 44.184,42 - 57.637,93 - - 101.822,35 Pangkalpinang - - - - - -
1.4. Produksi Biji Timah (ton Sn) dan Logam Timah (metric ton) 2013-2017
Tahun Bijih Timah Logam Timah
2013 15.403,86 14.107,70
2014 19.719,32 16.431,98
2015 55.548,31 53.673,12
2016 56.906,44 55.768,98
2017 74.396,889 73.829,60
Sumber: Provinsi Babel Dalam Angka 2018
1.5. Jumlah dan Penyelesaian Tindak Pidana 2012-2016
1.7. Perda terkait Investasi 2008-2016
1.8. Nilai Investasi 2012-2016
1.10. Perkembangan Ketenagakerjaan 2012-2016
1.11. Rasio Lulusan 2013-2017
3.1 Pagu dan Realisasi APBN Babel tahun 2018 dan 2019 (miliar) Uraian 2018 2019 Pagu Realisasi TW 4 Pagu Realisasi TW 4 A. PENDAPATAN NEGARA 2.646,69 2.186,54 2.693,39 3.722,17
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 2.646,69 2.186,54 2.693,39 3.722,17 1. Penerimaan Pajak 2.556,40 2.026,97 2.580,75 3.554,11 PPh 1.336,80 1.143,46 1.326,45 1.421,62 PPN 1.072,40 747,87 1.124,22 2.037,93 PBB 96,75 103,09 96,75 66,16 Pajak Lainnya 43,51 24,40 29,97 24,84 Bea Masuk 6,65 7,77 2,97 3,15 Bea Keluar 0,30 0,39 0,39 0,40 2. PNBP 90,29 159,57 112,64 168,06 Penjualan, Pengelolaan BMN & Iuran Badan
Usaha 2,20 - 2,81
Administrasi & Penegakan Hukum 69,91 - 70,70 Kesehatan, Perlindungan Sosial &
Keagamaan 4,26 - 3,90
Pendidikan, Budaya, Riset & Teknologi 32,14 - 39,06 Jasa Transportasi, Komunikasi & Informatika 20,37 - 21,00 Jasa Lainnya 1,40 - 1,61 Bunga, Pengelolaan Rekening & Keuangan 3,32 - 2,54 Pendapatan Denda 2,55 - 0,25 Pendapatan Lain-lain 2,47 - 5,79 Pendapatan BLU 20,96 23,89 20,39
II. HIBAH - - - -
B. BELANJA NEGARA 9.728,30 9.468,25 10.382,27 9.810,39 I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 2.867,38 2.702,52 2.683,86 2.495,05 1. Belanja Pegawai 894,98 886,63 1.018,43 960,90 2. Belanja Barang 1.282,16 1.162,14 1.272,46 1.185,66 3. Belanja Modal 683,08 646,74 386,26 341,87 4. Belanja Bantuan Sosial 7,16 7,02 6,72 6,62 II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 6.860,93 6.765,73 7.698,41 7.315,34 1. Transfer ke Daerah 6.596,63 6.502,27 7.388,58 7.005,82 a. Dana Perimbangan 6.546,88 6.460,77 7.282,84 6.900,08 1) Dana Alokasi Umum 4.263,15 4.263,15 4.473,12 4.473,12 2) Dana Bagi Hasil 791,13 790,45 1.338,44 1.044,79 3) Dana Alokasi Khusus 1.492,60 1.407,17 1.471,29 1.382,18 b. Dana Transfer Lainnya(DID) 49,75 41,50 105,74 105,74 2. Dana Desa 264,30 263,46 309,83 309,52
3.2 Path Analysis Pengaruh Mandatory Spending terhadap IPM dan Pertumbuhan Ekonomi Babel
Regression : STRUKTUR I Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .925a .855 .806 .69678
a. Predictors: (Constant), Kesehatan, Pendidikan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.140 2 8.570 17.652 .003a
Residual 2.913 6 .485
Total 20.053 8
a. Predictors: (Constant), Kesehatan, Pendidikan b. Dependent Variable: IPM
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 63.988 1.649 38.814 .000 Pendidikan .209 .428 .076 .487 .643 Kesehatan 5.692 .961 .922 5.924 .001
a. Dependent Variable: IPM
Regression : STRUKTUR II Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .890a .791 .666 .59467
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.704 3 2.235 6.319 .037a
Residual 1.768 5 .354
Total 8.472 8
a. Predictors: (Constant), IPM, Pendidikan, Kesehatan b. Dependent Variable: PE Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 52.138 22.339 2.334 .067 Pendidikan .279 .373 .156 .749 .488 Kesehatan .909 2.146 .226 .423 .690 IPM -.711 .348 -1.094 -2.041 .097 a. Dependent Variable: PE
4.1 Analisis Legal Aspek Pengelolaan BLU Daerah di Babel
No Satker BLUD Aspek
Kelembagaan Tata kelola SDM Pengendalian 1. RSUD dr. H. Marsidi
Judono Kab. Belitung
Surat Keputusan Bupati Belitung No.
188.45/360/KEP/DPPKAD/ 2013 RSUD dr. H. Marsidi Judono Kabupaten Belitung telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status penuh
Perbup No. 34 Tahun 2018 tentang Perubahan kedua atas Perbup Belitung No. 25 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Belitung
Perbup Belitung No. 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Perbup Belitung No. 18 tahun 2013 tentang Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa pemerintah kabupaten Belitung
Perbup No. 41 Tahun 2017 tentang sistem akuntansi keuangan pada Badan Layanan Umum Daerah