• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk Domestik Regional Bruto

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 30-37)

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

2.1. Indikator Ekonomi Makro Fundamental

2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto

PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kalender). Adapun tujuan perhitungan PDRB ini untuk memberikan informasi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di Babel, membantu pembuatan kebijakan daerah atau perencanaan, dan evaluasi hasil pembangunan.

Perekonomian Babel 2019 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp75,83 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp53,95 triliun. PDRB Babel hanya memberikan sumbangan sebesar

4,08 4,11 4,47 4,46 3,32 3,53 4,29 4,30 4,55 4,57 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02 2 3 4 5 6 2015 2016 2017 2018 2019

Babel Sumatera Nasional

Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015-2019

2,21 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera dan 0,47 persen terhadap total PDRB 34 provinsi di Indonesia.

Jika diamati 5 (lima) tahun kebelakang maka perlambatan pertumbuhan ekonomi Babel mengalami posisi terendah di Tahun 2019 ini, karena dari Tahun 2015 hingga Tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Babel berada di atas 4 persen, baru di Tahun 2019 ini menyentuh angka 3 persen.

Apabila melihat pertumbuhan ekonomi dari sisi lapangan usaha, maka terdapat 5 (lima) sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentuk pertumbuhan ekonomi yaitu, sektor industri pengolahan, sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor konstruksi dan sektor perdagangan. Dari ke lima lapangan usaha tersebut, sektor pertanian merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi di bandingkan sektor lainnya, dan sektor pertambangan mengalami penurunan pertumbuhan termasuk industri pengolahan. Pada umumnya penurunan ataupun peningkatan sektor industri pengolahan linier dengan sektor pertambangan mengingat industri pengolahan merupakan produk olahan yang bahan bakunya adalah pasir timah.

Secara pengeluaran pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi. Ketiga komponen tersebut lah yang mengalami mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini salah satu pemicu melambatnya pertumbuhan ekonomi secara agregat.

a. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Babel 2019 tumbuh 3,32 persen, turun 1,14 persen dibandingkan 2018 (4,46 persen). Pertumbuhan ekonomi Babel 2019 lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera dan Nasional yang mencapai 4,57 persen dan 5,02 persen. Dengan capaian tersebut, menempatkan Babel pada peringkat kesembilan atau satu tingkat di atas Provinsi Riau dengan laju pertumbuhan sebesar 2,84 persen. Capaian pertumbuhan PDRB tahun 2019 juga tidak mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu sebesar 5,30 persen. Pada tahun 2019 pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 13,78 persen; diikuti lapangan usaha Jasa Lainnya serta lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang masing-masing tumbuh sebesar 10,83 persen dan 10,19 persen. Meskipun seluruh lapangan usaha yang ada dalam perekonomian Babel mengalami pertumbuhan positif di tahun 2019, namun pada lapangan usaha yang kontribusinya besar, pertumbuhannya tidak setinggi tahun 2018 yang lalu. Seperti pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang pada tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,45 persen, namun pada tahun 2019 tumbuh melambat sebesar 2,89 persen.

Pada lapangan usaha perkebunan yang merupakan salah satu kontributor terbesar lapangan usaha ini, rendahnya harga komoditas strategis perkebunan Babel seperti kelapa sawit, karet dan lada pada tahun 2019 membuat produktivitas menurun. Demikian juga dengan lapangan usaha Industri Pengolahan yang pada tahun 2018 tumbuh sebesar 4 persen, namun pada 2019 tumbuh melambat sebesar 1,17 persen. Kendala aturan pemerintah membuat perusahaan smelter swasta yang ada di Babel berhenti beroperasi karena tidak dapat melakukan ekspor logam timahnya. Pada tahun 2019, hanya beberapa perusahaan smelter swasta yang bisa berproduksi dan melakukan ekspor logam timah.

Sumber: BPS

Dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan, sebesar 0,61 persen pertumbuhan ekonomi Babel tahun 2019 berasal dari pertumbuhan lapangan usaha Konstruksi, diikuti lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib masing-masing sebesar 0,53 persen dan 0,44 persen. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Babel yang masih terus digencarkan ikut mendorong kinerja lapangan usaha konstruksi pada tahun 2019.

Komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 10,77 persen. Komponen yang tumbuh tertinggi kedua adalah pembentukan modal tetap bruto dengan laju sebesar 5,87 persen, dilanjutkan dengan

5,45 -0,97 4 7,44 -5,39 5,76 2,65 6,82 6,22 10,72 6,71 8,29 6,69 9,18 9 4,56 7,39 2,89 0,87 1,17 6,55 3,41 7,08 1,76 2,23 9,26 13,78 2,84 1,36 1,26 8,13 7,11 10,19 10,83 A Pertanian B Pertambangan dan Penggalian C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaan Air F Konstruksi G Perdagangan H Transportasi dan Pergudangan I Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan L Real Estat M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintah P Jasa Pendidikan Q Jasa Kesehatan R,S,T,U Jasa lainnya

2019 2018

komponen pengeluaran rumah tangga dengan pertumbuhan kumulatif sebesar 3,95 persen.

Pertumbuhan Komponen Lembaga LNPRT didorong oleh berbagai aktivitas organisasi masyarakat selama tahun 2019. Tahun 2019 menjadi tahun persiapan bagi partai politik untuk merekrut dan melatih kader dalam menyambut pilkada serentak di empat kabupaten yakni Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Penyelenggaraan berbagai even berskala nasional maupun internasional yang semakin banyak diadakan di Babel juga meningkatkan pengeluaran konsumsi lembaga-lembaga dibidang seni, budaya dan olahraga. Selain itu, pada tahun ini terdapat kegiatan besar yakni kampanye pemilihan presiden dan legislatif turut menyumbang peningkatan laju pengeluaran LNPRT.

Besarnya peranan konsumsi rumah tangga dalam perekonomian Babel membuat perubahan laju pertumbuhannya sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Babel secara keseluruhan. Peranan komponen konsumsi rumah tangga pada tahun 2019 mencapai 63,45 persen. Komponen dengan peranan terbesar kedua adalah komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan distribusi sebesar 29,27 persen. PMTB menggambarkan penambahan investasi fisik selama tahun 2019. Berbagai fasilitas baru banyak dibangun selama tahun 2019 seperti pembangkit listrik tenaga biodiesel, realisasi kawasan ekonomi khusus (KEK) dan juga pembangunan fasilitas kesehatan maupun rekreasi turut menyumbang laju pertumbuhan komponen ini hingga mampu tumbuh sebesar 5,87 persen.

Menurut sumber pertumbuhan ekonomi utama masih dipegang oleh komponen pengeluaran rumah tangga dengan sumbangan 2,11 persen. Pertumbuhan komponen ini secara kumulatif didorong oleh stabilnya harga komoditas kebutuhan masyarakat dan membaiknya harga komoditas yang dihasilkan masyarakat pada musim panen raya seperti durian, manggis, rambutan dan kelapa sawit. Sumber pertumbuhan terbesar kedua yakni komponen PMTB dengan nilai 1,32 persen, disusul oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah dengan sumber pertumbuhan sebesar 0,32 persen.

5,05 9,08 4,80 6,67 6,48 12,04 3,95 10,77 3,27 5,87 -15,25 -75,79 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 2018 2019

Grafik 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran Tahun 2019

“HUT Babel ke 19, Pemprov Fokuskan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas”

Untuk mencapai tujuan tersebut, tidak mungkin dapat kita raih tanpa perencanaan yang baik, pelaksanaan yang konsisten dan taat aturan, pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan, serta sinergi positif dari pihak-pihak terkait,” demikian disampaikan Gubernur Babel, Erzaldi Rosman, saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Jadi Ke-19 Provinsi Babel, di Lapangan Upacara Kantor Gubernur, Air Itam, Pangkalpinang

(https://www.radarbangka.co.id, 21 November 2019) b. Nominal PDRB

PDRB atas dasar harga berlaku di Babel tahun 2098 mencapai Rp75,83 triliun. Nilai nominal PDRB dapat dilihat dari sisi permintaan maupun sisi penawaran, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) PDRB Pengeluaran

PDRB sisi penerimaan, dihitung berdasarkan pendekatan pengeluaran dengan menjumlahkan total pengeluaran dari seluruh pelaku ekonomi berupa konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi, pembelian pemerintah untuk barang dan jasa, serta ekspor neto (ekspor dikurangi impor).

a) Konsumsi

Konsumsi adalah segala kegiatan yang dipergunakan dengan tujuan untuk mengambil kegunaan pada suatu produk dan jasa. Pada 2019, konsumsi pengeluaran rumah tangga senilai Rp48,12 triliun, atau naik 8,88 persen dibandingkan 2018 yang tercatat sebesar Rp44,74 triliun, nilai ini memberikan sumbangan mencapai 63,45 persen terhadap ekonomi Babel.

Konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga sebesar Rp0,59 triliun. Komponen pengeluaran LNPRT juga meningkat cukup baik dengan berbagai even lokal maupun nasional yang diadakan di triwulan terakhir tahun 2019 seperti Pertemuan Bulan Penanggulangan Resiko Bencana, Bangka Jazz Festival, Poskeremen dan Jambore

47,32% 0,59% 21,83% 8,47% 0,59% 20,33% 0,87% PK RT PK LNPRT PMTB PK Pemerintah Perubahan Inventori Ekspor LN Impor LN

Grafik 2.4 Porsi PDRB Pengeluaran Tahun 2019

Grafik 2.5 Struktur PDRB Pengeluaran Tahun 2018 dan 2019 44,19 48,12 20,30 22,19 26,47 20,68 8,07 8,61 0,52 0,60 0 20 40 60 80 100 120 2018 2019 PK RT PMTB Ekspor LN PK Pemerintah

Impor LN Perubahan Inventori

Kesehatan Nasional dan berbagai even lainnya. Persiapan pengkaderan yang dilakukan partai politik untuk persiapan pilkada serentak di 4 kabupaten juga menyumbang pertumbuhan komponen ini.

b) Investasi

Pada 2019, secara keseluruhan nilai investasi melalui pembentukan modal tetap bruto senilai Rp22,19 triliun, atau naik 9,36 persen dibandingkan 2018 yang tercatat sebesar Rp.20,81 triliun. Dengan besaran tersebut, nilai investasi memberikan sumbangan sebesar 27,78 persen pada perekonomian Babel.

PMTB menggambarkan penambahan investasi fisik selama tahun 2019. Berbagai fasilitas baru banyak dibangun selama tahun 2019 seperti pembangkit listrik tenaga biodiesel, realisasi kawasan ekonomi khusus (KEK) dan juga pembangunan fasilitas kesehatan maupun rekreasi turut menyumbang laju pertumbuhan komponen ini hingga mampu tumbuh sebesar 5,87 persen.

c) Pengeluaran Pemerintah

Pada 2019, pengeluaran pemerintah secara keseluruhan senilai Rp8,61 triliun, atau naik 6,74 persen dibandingkan 2018 yang tercatat sebesar Rp8,16 triliun. Dengan besaran tersebut, pengeluaran pemerintah memberikan sumbangan sebesar 11,35 persen pada perekonomian Babel. Sebagaimana tren setiap tahunnya, pengeluaran pemerintah menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan di triwulan IV sejalan dengan puncak realisasi anggaran di penghujung tahun.

Komponen pertama yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada triuwlan IV-2019 (y-on-y) adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah dengan laju pertumbuhan sebesar 16,02 persen. Realisasi anggaran pemerintah di Babel pada awal tahun 2019 cenderung lambat, sehingga realisasi anggaran harus dimaksimalkan di akhir tahun. d) Ekspor dan Impor

Pada tahun 2019 komponen ekspor Babel memiliki kinerja kurang baik, hal ini berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi secara total. Laju pertumbuhan ekspor luar negeri mengalami kontraksi sebesar 15,25 persen. Selain itu, ekspor antar daerah yang menjadi salah satu komponen penyokong pertumbuhan ekonomi juga mengalami kontraksi sebesar 16,55 persen.

Nilai ekspor secara keseluruhan meliputi ekspor ke luar negeri senilai USD1.373,4 juta lebih rendah 22,62 persen dibandingkan nilai ekspor tahun 2018 sebesar USD1.361,1 juta. Sementara itu, impor luar negeri senilai USD16,04 juta. Dengan demikian nilai ekspor netto selama 2010 adalah USD 1357,36 juta.

Ekspor Babel terdiri dari komponen timah dan nontimah. Selama tahun 2019 nilai ekspor timah sebesar USD1.108,2 juta, turun 18,58 dibanding tahun 2018. Negara tujuan ekspor timah adalah Singapura (48,08 persen), India (14,22 persen), Korea Selatan (9,17 persen), Jepang (8,84 persen) dan Belanda (4,64 persen). Ekspor nontimah Babel Januari-Desember 2019 didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15). Nilai ekspor lemak & minyak hewan/nabati akumulasi hingga Desember 2019 menjadi US$133,5 juta atau 50,36 persen dari jumlah ekspor nontimah Babel. Nilai ini menurun sebesar 9,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai impor Babel selama tahun 2019 sebesar USD16,4 juta, turun 88,92 persen dibanding tahun 2018. Menurut golongan barang, impor nonmigas Januari-Desember 2019 didominasi oleh mesin-mesin/ pesawat mekanik (HS 84). Sekitar 76,40 persen (US$8,54 juta) impor nonmigas Babel merupakan golongan ini. Mesin/peralatan listrik (HS 85) menempati urutan kedua dengan nilai sebesar US$889,61 ribu (7,96 persen).

“Virus Corona Belum Pengaruhi Ekspor Babel”

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Babel (Babel) menyebutkan penularan Virus Corona merebak di negara-negara Asia belum mempengaruhi ekspor di provinsi tersebut. Selama ini Provinsi Babel mengekspor timah, lada putih, serta hasil perkebunan ke sejumlah negara di Asia. "Kita belum menerima laporan penurunan atau penolakan ekspor hasil

pertambangan dan perkebunan di negara-negara Asia," kata Kepala Disperindag Babel Sunardi (https://republika.co.id/, 11 Februari 2020)

2) PDRB Persektor Lapangan Usaha

Dari sisi penawaran, pada 2019, Struktur perekonomian Babel menurut lapangan usaha tahun 2019 didominasi oleh lima lapangan usaha utama yakni Industri Pengolahan sebesar Rp14,85 triliun (19,59 persen), Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar Rp13,60 triliun (17,94 persen), Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 11,97 triliun (15,79 persen), Konstruksi sebesar Rp7,86 triliun (10,37 persen) serta Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp7,2 triliun (9,49 persen).

Pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada tahun 2019 tumbuh melambat sebesar 2,89 persen dibanding yang pada tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,45 persen. Pada lapangan usaha perkebunan yang merupakan salah satu kontributor terbesar lapangan usaha ini, rendahnya harga komoditas strategis perkebunan Babel seperti kelapa sawit, karet dan lada pada tahun 2019 membuat produktivitas menurun. Demikian juga dengan lapangan usaha Industri Pengolahan yang pada tahun 2018 tumbuh sebesar 4 persen, namun pada 2019 tumbuh melambat

sebesar 1,17 persen. Kendala aturan pemerintah membuat perusahaan smelter swasta yang ada di Babel berhenti beroperasi karena tidak dapat melakukan ekspor logam timahnya. Pada tahun 2019, hanya beberapa perusahaan smelter swasta yang bisa berproduksi dan melakukan ekspor logam timah.

3) PDRB Per Kapita

PDRB per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah, yang diperoleh dari hasil pembagian jumlah seluruh pendapatan penduduk suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk regional tersebut. Nilai PDRB perkapita Babel tahun 2019 sebesar Rp50,93 juta. Sejak tahun 2015 sampai dengan 2019 PRDB Per Kapita tersebut mempunyai tren naik, namun nilai tersebut masih di bawah rata-rata PDRB perkapita nasional yang pada tahun 2019 sebesar Rp.59,10 juta. PDRB perkapita yang dicapai Babel belum masih di bawah target dalam RPJMD yaitu sebesar Rp.53,015 juta.

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 30-37)

Dokumen terkait