• Tidak ada hasil yang ditemukan

22 | LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

Dalam dokumen laporan tahunan 2013 kuantitatif (Halaman 77-79)

Laporan Keuangan

22 | LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 8. Pengukuran nilai wajar (lanjutan)

Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penerapan harga suatu transaksi.

Aset keuangan dan posisi long diukur menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan posisi short diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka netto (net open position), mana yang lebih sesuai.

e. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas dalam laporan arus kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indoneisa dan bank lain, yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dibatasi dan tidak digunakan sebagai jaminan. Perubahan tersebut terjadi sehubungan dengan dicabutnya PSAK No. 31, “Akuntansi Perbankan”, efektif tanggal 1 Januari 2010 dan PAPI tahun 2000.

f. Giro Wajib Minimum (GWM)

Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan

No. 10/25/PBI/2008 tentang perubahan atas PBI No. 10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing yang kemudian diperbaharui dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010, perubahan terakhir dengan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam rupiah ditetapkan sebagai berikut: 1. GWM Primer dalam Rupiah sebesar 8% (delapan persen) dari DPK

dalam rupiah;

2. GWM Sekunder dalam Rupiah sebesar 4% (empat persen) dari DPK dalam Rupiah; dan

3. GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam Rupiah sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. Pemenuhan GWM LDR dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011 (berdasarkan PBI No. 12/19/PBI/2010 pasal 22). Besaran parameter yang akan digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebagai berikut :

a. Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen)

b. Batas atas LDR Target sebesar 92% (sembilan puluh dua persen)

c. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen) d. Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu) e. Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua) Peraturan ini berlaku efektif tanggal 31 Desember 2013. Pada tanggal 26 September 2013, Bank Indonesia mengeluaran peraturan No. 15/7/PBI/2013, dimana ditetapkan GWM primer dalam Rupiah masing-masing sebesar 8% dan GWM sekunder dalam rupiah sebesar 2,5% sampai dengan 30 September 2013, sebesar 3% sejak 1 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2013, sebesar 3,5% sejak 1 November sampai degan 1 Desember 2013, sebesar 4% sejak 2 Desember 2013 dari DPK dalam rupiah dan GWM LDR dalam rupiah.

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

| 23

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) g. Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada bank lain

Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain diklasiikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

Sebelum 1 Januari 2010, giro pada bak lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

h. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain terdiri dari Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money dan deposito berjangka. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasiikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Saldo penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi.

i. Efek-efek

Efek-efek terdiri dari Sertiikat Bank Indonesia (“SBI”),. Efek-efek diklasiikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.

1. Diperdagangkan

Efek-efek yang diklasiikasikan ke dalam kelompok diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan pada

saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Efek- efek yang diperdagangkan tidak direklasiikasi setelah pengakuan awal.

2. Tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo

Efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasiikasi masing masing sebagai tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh tempo.

Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasiikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek utang yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung sebagai pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain direklasiikasi ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasiikasi.

Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasiikasikan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

24 |

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Dalam dokumen laporan tahunan 2013 kuantitatif (Halaman 77-79)