• Tidak ada hasil yang ditemukan

34 | LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

Dalam dokumen laporan tahunan 2013 kuantitatif (Halaman 89-91)

Laporan Keuangan

34 | LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

w. Informasi segmen (lanjutan)

Bank telah mengidentiikasi dan mengungkapkan informasi keuangan berdasarkan kegiatan bisnis utama (segmen usaha) berdasarkan segmen geograis.

Segmen geograis meliputi penyediaan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.

x. Imbalan kerja

Bank memberikan imbalan pasca kerja manfaat pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2010).

Imbalan pasca kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk dengan pendanaan khusus melalui program dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit yang dihitung oleh aktuaris independen.

y. Laba per lembar saham

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011),”Laba Per Saham”. Penerapan PSAK ini tidak menimbulkan perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Laba per lembar saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun berjalan.

Laba per lembar saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi saham dilaksanakan pada saat penerbitan.

z. Transaksi dengan pihak berelasi

Bank melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi. Dalam laporan

keuangan ini, istilah pihak yang berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-Pihak berelasi”:

(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

(i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

(ii) Memiliki pengaruh signiikan atas entitas pelapor; atau (iii) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk

entitas pelapor.

(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain; (ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari

entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya;

(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;

(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; (v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja

untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; (vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh

orang yang diidentiikasi dalam huruf (a);

(vii) Orang yang diidentiikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signiikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

| 35

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) z. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan)

Transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi terdiri dari simpanan nasabah dan pinjaman yang diberikan

Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang bukan pihak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

a.a. Perubahan kebijakan akuntansi

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah menetapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 21 tentang Perjanjian Konstruksi Real Estat serta Pencabutan PSAK (PPSAK) 51 tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi, dimana keduannya akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. Pada saat ini, tidak terdapat dampak atas penerapan ISAK dan PPSAK tersebut kepada Bank Dinar Indonesia.

3. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN

Penyusunan laporan keuangan Bank mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Bank yang memiliki pengaruh paling signiikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan

Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk

melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen Bank tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signiikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.

Klasiikasi aset dan liabilitas keuangan

Manajemen Bank menetapkan klasiikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila deinisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank seperti diungkapkan pada Catatan 2b. Nilai wajar atas instrumen keuangan

Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika.

Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

Surat berharga dengan klasiikasi dimiliki hingga jatuh tempo membutuhkan

judgement yang signiikan. Dalam membuat judgement ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo, maka jika Bank gagal untuk memiliki investasi ini hingga jatuh tempo selain dalam kondisi-kondisi tertentu sebagai contoh, menjual dalam jumlah yang tidak signiikan saat mendekati jatuh tempo, Bank harus mereklasiikasi seluruh portofolio tersebut menjadi surat berharga yang tersedia untuk dijual. Surat berharga yang tersedia untuk dijual tersebut akan diukur pada nilai wajar dan bukan menggunakan biaya yang diamortisasi.

36 |

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Dalam dokumen laporan tahunan 2013 kuantitatif (Halaman 89-91)