• Tidak ada hasil yang ditemukan

32 | LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

Dalam dokumen laporan tahunan 2013 kuantitatif (Halaman 87-89)

Laporan Keuangan

32 | LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

s. Pendapatan dan beban bunga (lanjutan)

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.

Sebelum 1 Januari 2010, kredit non-performing yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 terdiri dari kredit yang diklasiikasikan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet.

Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan atau aktiva produktif lainnya yang diklasiikasikan sebagai bermasalah diakui pada saat bunga tersebut diterima (berbasis kas).

- Pada saat pinjaman diklasiikasikan sebagai kredit bermasalah, tagihan bunga yang telah diakui sebelumnya sebagai pendapatan, tetapi belum diterima akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi. - Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dalam kategori

non-performing (menurut Peraturan Bank Indonesia) diakui dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan pada saat pembayarannya diterima.

- Penerimaan pembayaran atas kredit yang diberikan yang diklasiikasikan sebagai diragukan atau macet dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok pinjaman. Kelebihan penerimaan dari pokok pinjaman diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi.

- Pendapatan bunga dari kredit yang direstrukturisasi hanya dapat diakui apabila telah diterima secara tunai sebelum kualitas kredit menjadi lancar sebagaimana diatur di dalam PBI No. 7/2/PBI/2005

tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, sebagai mana telah diubah terakhir dengan PBI No. 14/15/ PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012.

t. Pendapatan dan beban provisi dan komisi

Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian pinjaman diakui sebagai bagian atau pengurang dari biaya perolehan pinjaman dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010 provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan pemberian pinjaman dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai penghasilan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Jika pinjaman dimaksud dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo penghasilan atau beban provisi dan komisi yang ditangguhkan diakui pada saat pinjaman dilunasi. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian pinjaman dan jangka waktu, diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat terjadinya transaksi.

u. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah

Dalam restrukturisasi pinjaman bermasalah dengan modiikasi persyaratan pinjaman yang tidak mengakibatkan penerimaan aset (termasuk penerimaan saham dari debitur), dampak restrukturisasi tersebut dicatat secara prospektif dan tidak mengubah nilai pinjaman pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru pinjaman, maka saldo pinjaman dikurangi ke jumlah nilai tunai tersebut dan pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas berdasarkan persyaratan pinjaman yang telah direstrukturisasi, baik untuk bunga maupun pokok pinjaman, dicatat sebagai pengembalian pokok pinjaman dan penghasilan bunga sesuai proporsinya.

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

| 33

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) v. Perpajakan

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”.

Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak menimbulkan perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi iskal yang belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi iskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba iskal pada masa yang akan datang.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal posisi keuangan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa laba iskal yang memadai akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/ atau pembalikan seluruh perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai “Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan” dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Kelompok Usaha mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.

Beban pajak penghasilan kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

w. Informasi segmen

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Segmen adalah bagian yang dapat dibedakan dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk tertentu (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geograis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan segmen lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen mencakup item- item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.

Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional yaitu Direksi.

34 |

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Dalam dokumen laporan tahunan 2013 kuantitatif (Halaman 87-89)