• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012

Tinjauan Keuangan

LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012

Secara total realisasi Aset/Liabilitas dan Ekuitas posisi per 31 Desember 2012 masing-masing berjumlah sebesar Rp.,- atau% terhadap anggarannya sebesar Rp.,- Realisasi posisi keuangan dibanding dengan anggarannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Aset Lancar

Realisasi Piutang (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) sebesar Rp. 295.075.760,- atau 39,73% terhadap anggarannya sebesar Rp. 742.700.333,-, hal ini terkait beberapa angkutan barang yang telah ditargetkan dalam RKAP namun belum berjalan/terealisasi.

Aset Tetap

Realisasi nilai buku Aset Tetap sebesar Rp. 5.968.032.440,- atau 56,28% terhadap anggarannya sebesar Rp. 10.604.681.800,-, hal ini disebabkan investasi baru terealisasi (BASTO) 15,69%, penambahan aset tersebut antara lain : Aset sarana gerbong 200 unit PPCW, 526 unit KKBW, 6 unit lok CC205, sertifikasi tanah, dan rehab gedung dinas.

Aset Lain-lain

Realisasi Aset Lain-lain sebesar Rp. 6.420.248.455,- atau 58,00% terhadap anggaran sebesar Rp. 11.068.833.857,- merupakan aset pajak tangguhan, pekerjaan dalam proses, aset tetap dalam penyelesaian

yang belum diakui sebagai aset karena belum beroperasi (pembayaran melalui termin dan belum ada BAST), persediaan scrap, aset tetap dihentikan dari operasi dan Dana Non Operasi (Dana Iuran Pegawai Swakelola).

Liabilitas : Liabilitas Lancar

Realisasi Liabilitas Lancar sebesarRp. 2.176.655.295,- atau 260,82% terhadap anggarannya sebesar Rp. 834.529.419,- hal ini terkait dengan adanya realisasi KMK (Kredit Modal Kerja), KTL (Kredit Tidak Langsung) dan KI (Kredit Investasi). Meningkatnya hutang usaha, kenaikan hutang pajak, dan realisasi Kredit Modal Kerja (KMK) dan pendapatan diterima dimuka.

Liabilitas Tidak lancar

Realisasi Liabilitas Tidak lancar sebesar Rp. 1 . 4 6 0 . 9 9 3 . 6 9 2 , - a t a u 1 8 , 2 6 % t e r h a d a p anggarannya sebesar Rp. 8.002.599.363,-. Realisasi dibawah anggaran disebabkan, anggaran termasuk pinjaman Bank sedangkan realisasi dicatat di liabilitas lancar.

Ekuitas

Realisasi Ekuitas Perusahaan sebesar Rp. 5.323.413.045,- atau 116,18% terhadap anggarannya sebesar Rp. 4.582.022.099,- terkait dengan pencatatan AT BPYBDS semula berdasarkan BAST menjadi BASTO dan penurunan laba rugi ditahan dan adanya penambahan modal saham dari BPYBDS menjadi PMN sesuai PP No. 76 Tahun 2012.

Laporan Laba Rugi Komprehensif Tahun 2012

Laporan Arus Kas

Tahun 2012

Realisasi saldo kas akhir tahun 2012 sebesar Rp. 1.095.851.208,- atau 135,08% terhadap anggarannya sebesar Rp. 811.266.631,- dengan penerimaan/penurunan kas sebesar Rp. 505.052.021,- atau 3.996,59% dari anggaran Rp. 12.637.086,- dapat diuraikan sebagai berikut:

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi:

Realisasi arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp. 1.957.426.141,- atau 327,14% dari anggarannya Rp. 598.345.717,- serta realisasi melampaui anggaran karena adanya kenaikan piutang usaha, kenaikan piutang lain-lain, kenaikan persediaan, kenaikan pendapatan diterima dimuka.

Kas bersih dari investasi

Realisasi arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas Investasi sebesar Rp. (2.430.668.151),- atau 164,22% dari anggarannya Rp. (6.792.433.869),- di atas anggaran hal ini disebabkan realisasi aset tetap (termasuk di dalamnya Aset Dalam Pelaksanaan) yang masih di bawah anggaran karena investasi baru terealisasi (BASTO) sebesar 15,69%.

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Realisasi arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp. 978.294.031,- atau 15,76% dari anggarannya Rp. 6.206.725.238,- berasal dari pinjaman bank yang belum terealisasi sepenuhnya, kepentingan non pengendali dan saldo laba yang ditahan.

Realisasi Rasio Keuangan tahun 2012 adalah sebagai berikut :

1) Profit Margin % dari anggaran karena realisasi Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan melebihi target.

2) Aset Turn Over tercapai% dari anggaran seiring dengan tercapainya realisasi Capital Employed terhadap anggarannya.

3) Return On Asset tercapai% dari anggaran karena realisasi Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan melebihi target namun realisasi total aset tidak mencapai anggarannya.

4) Financial Leverage tercapai% dari anggaran, hal ini terkait tidak tercapainya total aset karena investasi baru terealisasi (BASTO) sebesar 15,69%.

5) Return On Equity tercapai% dari anggaran seiring Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan melebihi target. 6) Ebitda terealisasi% dari anggaran dikarenakan Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak melebihi target seiring tidak tercapainya anggaran Total Aset.

7) ROCE realisasinya% dari anggaran seiring Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan melebihi target.

Rasio Keuangan

Realisasi Pembayaran Pajak

Tahun 2012 Pajak, Deviden dan Devisa

a. Pajak

Berikut tabel pembayaran pajak berdasarkan jenis pajak tahun 2012 :

3. PPh Pasal 23 merupakan pajak penghasilan atas pendapatan jasa di luar jasa angkutan penumpang/barang oleh kereta api dan pendapatan persewaan di luar sewa tanah dan bangunan, antara lain jasa penjualan teknis di Balai Yasa dan sewa MTT. Realisasi PPh Pasal 23 tahun 2012 sebesar Rp. 54.411.826,- atau 59,01% dari anggarannya sebesar Rp. 92.207.800,- hal ini terkait dengan pendapatan optimalisasi aset atas persewaan di luar tanah dan bangunan yang tidak mencapai target.

4. PPh Pasal 4 ayat 2 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan terkait dengan pendapatan yang berasal dari pendapatan bunga deposito, jasa giro dan pendapatan atas sewa tanah & bangunan, Pajak ini bersifat final. Realisasi PPh Pasal 4 ayat 2 Tahun 2012 sebesar Rp. 20.403.014,- atau 15,59% dari anggarannya Rp. 130.841.000,- Hal ini disebabkan pendapatan 1. PPh Pasal 21 merupakan pajak yang dikenakan

atas seluruh penghasilan yang diterima pegawai PT KAI selaku subyek pajak. tahun 2012 realisasi mencapai Rp. 88.124.799,- atau 292,83% dari anggarannya sebesar Rp. 30.094.000,- Realisasi lebih besar dikarenakan adanya PPh Pasal 21 atas IKKO yang dibayarkan pada bulan Maret 2012, tunjangan pendidikan dibayarkan bulan Juni tahun 2012, pembayaran tunjangan prestasi.

2. PPh Pasal 22 yang menjadi beban PT. KAI adalah akibat transaksi pembelian BBM ke Pertamina dan impor suku cadang. Realisasi sebesar Rp. 1.962.230,- atau 63,77% dari anggarannya Rp. 3.077.160,- hal ini disebabkan PPh Pasal 22 dihitung atas dasar nilai BBM non subsidi, namun dengan keluarnya Perpres No. 15 Tahun 2012, realisasi pembayaran PPh Pasal 22 berdasarkan nilai BBM bersubsidi.

persewaan di luar sewa tanah dan bangunan yang tidak mencapai target.

5. PPN PKP/PPN Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan kepada PT KA selaku Pengusaha Kena Pajak (PKP) saat melakukan penyerahan/penjualan jasa/barang. Adapun realisasi PPN Keluaran adalah sebesar Rp. 293.076.145,- atau 54,17% dari anggaran Rp. 541.012.000,- Hal ini disebabkan pendapatan angkutan barang dan persewaan tidak mencapai target, juga disebabkan adanya Faktur Pajak susulan (pembetulan).

6. PPN PKP (Masukan) adalah Pajak Pertambahan Nilai yang terjadi akibat adanya transaksi pembelian barang/jasa. Realisasi Tahun 2012 sebesar Rp. (170.625.082),- atau (89,12)% dari anggaran Rp. (187.262.406),- hal ini disebabkan adanya pembiayaan di bawah anggaran juga oleh adanya Faktur Pajak Masukan yang diterima pada bulan berikutnya (pada masa tidak sama, maksimal tiga bulan).

7. PPN Dibebaskan adalah PPN yang dibebaskan berdasarkan PP No. 146 Tahun 2000, sebagaimana telah diubah dengan PP No.38 Tahun 2003, realisasi sebesar Rp. 95.689.090,- atau 162,31 % dari yang dianggarkan sebesar Rp. 58.953.192,- hal ini disebabkan mulai tertibnya user atas pengadaan barang/jasa dengan sifat dibebaskan dan tingginya yang disetujui oleh KPP BUMN.

8. Pph Pasal 25 adalah PPh Badan yakni Pajak yang dipungut dari BUMN/BUMD yang menjalankan

usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan. Sampai dengan tahun 2012 terealisasi Rp. 109.399.525,- atau 108,10% dari yang dianggarkan sebesar Rp. 101.205.220,-; perhitungan PPh pasal 25 didasarkan pada realisasi laba rugi audited PT.

K e r e t a A p i I n d o n e s i a ( P e r s e r o ) . 9. PBB terealisasi sebesar Rp. 20.189.821,- atau

87,15% dari yang dianggarkan sebesar Rp.23.167.199,- Realisasi di bawah anggaran hal ini disebabkan belum seluruh SPPT PBB diterima oleh Daop/Divre.

10. Sanksi administrasi perpajakan terealisasi sebesar Rp. 3.746.330,-. Sebagai akibat adanya pemeriksaan pajak Tahun 2009 dan penetapan PPh pasal 25 (angsuran PPh Badan) oleh Kantor Pelayanan Pajak yang lebih besar dari perhitungan angsuran PPh 25 (angsuran PPh Badan) menurut PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

b. Deviden

Pembayaran deviden kepada pemegang saham melalui Menteri Keuangan RI tahun 2012 adalah nihil.

c. Devisa

Selama tahun 2012 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak menghasilkan devisa karena tidak bergerak dalam bidang yang bisa menghasilkan devisa.

Dokumen terkait