• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Analisis Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada Bidan Praktek Swasta

Karakteristik Bidan praktek Swasta : - Umur - Pendidikan - Masa Kerja - Pelatihan Faktor Predisposisi : - Pengetahuan - Sikap - Motivasi

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Kota Binjai dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2015. Mulai dari persetujuan judul penelitian, studi pendahuluan, studi kepustakaan, kolokium, penelitian lapangan, seminar hasil sampai komprehensif.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan praktek swasta di Kota Binjai sebanyak 340 orang bidan.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah bidan praktek swasta yang berada di Kota Binjai dengan besar sampel menggunakan rumus dari Hidayat (2010) :

( )

Dimana :

Z = deviat baku alpha. utk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96

)

P − = beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar 0,15

Berdasarkan rumus perhitungan sampel diatas, maka diperoleh besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 111 orang. Penentuan besar sampel tiap Kecamatan di Kota Binjai dengan metode proporsi dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1. Distribusi Perhitungan Besar Sampel Penelitian di Kota Binjai Tahun 2015

No. Kecamatan Populasi Proporsi Sampel

1. Kecamatan Binjai Barat 17 17/340x111 6

2. Kecamatan Binjai Selatan 77 77/340x111 25 3. Kecamatan Binjai Timur 35 35/340x111 11 4. Kecamatan Binjai Utara 70 70/340x111 23 5. Kecamatan Binjai Kota 141 141/340x111 46

Jumlah 340 111

Pengambilan sampel terpilih dari setiap Kecamatan di Kota Binjai dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi yaitu bidan bertempat tinggal di Kota Binjai, bersedia diwawancarai, melakukan pertolongan persalinan dalam waktu 1 bulan terakhir dan sampai memenuhi besar sampel yang diinginkan dengan cara berurutan ke bawah sebanyak 5 Kecamatan dengan jumlah 111 Bidan Praktek Swasta.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian diperoleh langsung dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman kuesioner yang berisi beberapa daftar pertanyaan yang menyangkut analisis faktor yang memengaruhi pelaksanaan inisiasi menyusu dini pada bidan praktek swasta.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian diperoleh melalui pencatatan dari dokumen Dinas Kesehatan Kota Binjai, Puskesmas Tanah Tinggi, studi kepustakaan (literatur), dan jurnal kesehatan. Data ini dipakai sebagai pendukung data primer, data penunjang dan pelengkap yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian.

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kemaknaan suatu alat ukur (instrument) dalam mengukur suatu pertanyaan. Sampel pada uji validitas dan reliabilitas berjumlah 30 orang dengan karakteristik yang sama di Kota Binjai, untuk mengetahui validitas instrumen penelitian digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor setiap pertanyaan dengan skor total yang merupakan jumlah skor setiap pertanyaan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan nilai corrected item total correlation (r), dengan ketentuan jika nilai corrected item total correlation (r) rhitung > rtabel (=0,361) pada taraf signifikansi α=5%, df=28 maka dinyatakan valid, dan jika nilai corrected item total correlation (r) rhitung > rtabel, maka dinyatakan tidak valid (Hidayat, 2010).

Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya dengan tepat dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Jika hasil uji memberikan nilai jrCronbach Alpha > 0,600, maka variabel tersebut dikatakan reliabel (Nursalam, 2008). Setelah data terkumpul, data tersebut diolah sesuai dengan tahapan yaitu editing (pemeriksaan data), coding (pemberian kode), entry (memasukkan data kekomputer), data cleaning (pembersihan data).

Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap 30 orang bidan praktek swasta diperoleh nilai rhitung > rtabel, (0,361) sehingga seluruh item pertanyaan dinyatakan valid. Demikian dengan uji reliabilitas diperoleh nilai rCronbach Alpha > rtabel (0,600), sehingga seluruh item pertanyaan dinyatakan reliabel.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian

No. Variabel Corrected

Item-Total Correlation Ket. Cronbach's

Alpha Ket.

1. Pengetahuan 1 0,459 Valid 0,819 Reliabel

Pengetahuan 2 0,437 Valid

Pengetahuan 3 0,545 Valid

Pengetahuan 4 0,605 Valid

Pengetahuan 5 0,670 Valid

Pengetahuan 6 0,455 Valid

Pengetahuan 7 0,482 Valid

Pengetahuan 8 0,512 Valid

Pengetahuan 9 0,513 Valid

Tabel 3.2 (Lanjutan)

No. Variabel Corrected

Item-Total Correlation Ket. Cronbach's

Alpha Ket.

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa semua variabel pengetahuan, sikap, motivasi, mempunyai nilai corrected item total correlation > 0,361, sedangkan nilai cronbach alpha > 0,600, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel dinyatakan valid dan reliabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel

1. Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah karakteristik bidan praktek swasta meliputi umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, motivasi.

2. Variabel terikat (Dependent) dalam penelitian ini adalah pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

3.5.2. Definisi Operasional

1. Karakteristik adalah identitas atau ciri khas yang dimiliki seseorang yang dapat berasal dari dalam dirinya sendiri atau dari luar dirinya sendiri yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain yang meliputi umur, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, sikap, pelatihan, motivasi dengan defenisi sebagai berikut : a. Umur adalah lamanya masa hidup yang dihitung mulai sejak lahir sampai

ulang tahun terakhir pada saat wawancara.

b. Pendidikan adalah tingkat keberhasilan seseorang yang diperoleh dalam pendidikan formal tertinggi dan diselesaikan dengan memperoleh ijazah.

c. Masa kerja adalah lama waktu yang dihitung mulai saat buka praktek klinik sampai saat penelitian dilakukan.

d. Pelatihan adalah jenis pendidikan non formal yang pernah diikuti bidan khususnya tentang APN dan IMD.

2. Faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, motivasi dengan defenisi sebagai berikut :

a. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui bidan tentang IMD dalam pertolongan persalinan.

b. Sikap adalah gambaran subyektif bidan tentang IMD terhadap keadaan eksternalnya yang menjadi dasar membuat keputusan untuk melakukan IMD dalam pertolongan persalinan.

c. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri bidan yang secara sadar atau tidak sadar untuk melaksanakan IMD.

3. Bidan praktek swasta adalah seorang perempuan lulus dari pendidikan bidan, bekerja di pelayanan praktek perorangan (swasta) dan tidak bekerja di tempat pelayanan kesehatan lainnya.

4. Pelaksanaan IMD adalah suatu kegiatan mengamati bidan meletakkan bayi di dada ibu dalam pertolongan persalinan selama 1 bulan terakhir.

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Independent 1. Karakteristik Bidan Praktek Swasta

Pengukuran variabel karakteristik bidan praktek swasta menggunakan skala ordinal yang dikategorikan menjadi :

a. Umur adalah lamanya masa hidup yang dihitung mulai sejak lahir sampai ulang tahun terakhir pada saat wawancara.

0 = ≥35 tahun 1 = <35 tahun

Skala Ordinal

b. Pendidikan adalah tingkat keberhasilan seseorang yang diperoleh dalam pendidikan formal tertinggi dan diselesaikan dengan memperoleh ijazah.

0 = Sarjana (SST, SKM) 1 = Diploma (D1, D3) Skala Ordinal

c. Masa kerja adalah lama waktu yang dihitung mulai saat buka praktek klinik sampai saat penelitian dilakukan.

0 = Lama (bertugas ≥10 tahun) 1 = Baru (bertugas <10 tahun) Skala Ordinal

d. Pelatihan Inisiasi Menyusu Dini adalah jenis pendidikan non formal yang pernah diikuti bidan khususnya tentang APN dan IMD.

0 = pernah pelatihan 1 = tidak pernah pelatihan Skala Ordinal

2. Faktor predisposisi

Pengukuran variabel faktor predisposisi menggunakan skala ordinal yang dikategorikan menjadi :

a. Pengetahuan merupakan hal-hal yang diketahui bidan tentang IMD.

Pengukuran variabel pengetahuan responden dengan memberikan 10 butir

pernyataan menggunakan skala Guttman. Untuk jawaban benar akan diberi nilai 1 dan salah akan diberi nilai 0.

Pengetahuan dikategorikan atas :

0 = Pengetahuan baik jika responden menjawab pertanyaan ≥50% atau interval 5-9.

1 = Pengetahuan kurang baik jika responden menjawab pertanyaan <50%

atau interval 0-4.

b. Sikap adalah gambaran subyektif bidan tentang IMD terhadap keadaan eksternalnya yang menjadi dasar membuat keputusan untuk melakukan IMD dalam setiap pertolongan persalinan. Pengukuran variabel sikap menggunakan skala Likert dengan mengukur melalui 10 butir pernyataan yang diajukan dengan item jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan skor total terendah 9 dan skor tertinggi 36.

Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sikap sebagai berikut (Riduwan, 2010) :

Pernyataan Positif

Sangat Setuju = 4

Setuju = 3

Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1

Pernyataan Negatif Sangat Setuju = 1

Setuju = 2 Tidak Setuju = 3 Sangat Tidak Setuju = 4

Berdasarkan total skor jawaban responden, sikap dikategorikan sebagai berikut:

0 = Sikap baik jika responden menjawab pertanyaan ≥50 % atau interval 19-36.

1 = Sikap kurang baik jika responden menjawab pertanyaan <50% atau interval 1-18.

c. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri bidan yang secara sadar atau tidak sadar untuk melaksanakan IMD. Pengukuran variabel motivasi menggunakan skala Guttman dengan mengukur melalui 9 pertanyaan dengan item jawaban ya akan diberi nilai 1 dan tidak akan diberi nilai 0.

0 = Motivasi baik jika responden menjawab pertanyaan ≥50 % atau interval 5-9.

1 = Motivasi kurang baik jika responden menjawab pertanyaan <50% atau interval 0-4.

3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Dependent 1. Pelaksanaan IMD

Pengukuran variabel pelaksanaan IMD dilakukan dengan cara observasi melalui lembar observasi sebanyak 5 pernyataan dan menggunakan skala Guttman

dengan item jawaban ya akan diberi nilai 1 (satu) dan tidak akan diberi nilai 0 (nol), kemudian dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori, sehingga menjadi : 0 = melaksanakan, jika responden melakukan IMD dengan total skor 5

1 = tidak melaksanakan, jika responden melakukan IMD dengan total skor <5

3.7. Metode Analisis Data

Tahapan analisis data meliputi :

1. Analisis univariat yaitu analisis untuk melihat deskripsi atau gambaran data diperoleh dari distribusi frekuensi karakteristik bidan praktek swasta meliputi umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan, frekuensi faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, motivasi dan frekuensi pelaksanaan IMD.

2. Analisis bivariat yaitu analisis faktor yang memengaruhi pelaksanaan inisiasi menyusu dini pada bidan praktek swasta meliputi umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan, pengetahuan, sikap, motivasi dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (p<0,05).

3. Analisis multivariat merupakan analisis lanjutan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi pelaksanaan inisiasi menyusu dini pada bidan praktek swasta meliputi umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan, pengetahuan, sikap, motivasi dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Geografis Kota Binjai

Letak Geografis Binjai terletak pada 03°03'40”-03°40'02" Lintang Utara dan 98°27'03"-98°39'32" Bujur Timur. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas 9.023,62 Ha (± 90,23 Km2). Kota Binjai terdiri dari 5 Kecamatan terdiri dari Binjai Kota, Binjai Utara, Binjai Selatan, Binjai Barat, Binjai Timur dan 37 kelurahan. Wilayah Kota Binjai berbatas dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

4.2. Karakteristik Bidan Praktek Swasta, Faktor Predisposisi, Pelaksanaan IMD Karakteristik responden yang dilihat meliputi umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan, pengetahuan, sikap dan motivasi berjumlah 111 orang bidan praktek swasta di Kota Binjai.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden tentang Pelaksanaan IMD di Kota Binjai Tahun 2015

No. Karakteristik

1. Umur n %

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan umur, proporsi umur responden tertinggi pada kelompok umur ≥35 tahun sebesar 69,4%. Berdasarkan pendidikan, proporsi pendidikan responden paling banyak yaitu berpendidikan Diploma (D1, D3 Kebidanan) sebesar 55,9%. Berdasarkan masa kerja, proporsi masa kerja responden tertinggi pada kelompok Lama (≥10 tahun) sebesar 54,1%.

Berdasarkan pelatihan, proporsi pelatihan responden paling banyak yaitu pernah pelatihan sebesar 52,3%.

4.2.1. Pengetahuan

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 9 pertanyaan untuk mengukur pengetahuan responden tentang pelaksanaan IMD pada umumnya sudah memahami dengan baik. Hasil jawaban responden dengan nilai tertinggi menjawab benar

mengenai pengertian IMD (72,1%), cara yang tepat melaksanakan IMD (82,0%), waktu pelaksanaan IMD (58,6%), dan metode melakukan IMD (72,1%).

Responden juga mampu menjawab dengan benar mengenai manfaat IMD bagi bayi (74,8%), manfaat IMD bagi ibu (55,0%), alasan cairan ketuban pada tangan bayi baru lahir tidak dibersihkan terlebih dahulu (72,1%), bayi baru lahir tidak segera dibungkus atau dibedong saat ditengkurapkan di dada ibu (55,0%), dan langkah-langkah IMD yang paling tepat (51,4%).

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan di Kota Binjai Tahun 2015

No Pengetahuan

7. Cairan ketuban pada tangan bayi baru lahir

tidak dibersihkan terlebih dahulu 80 72,1 31 27,9 8. Bayi baru lahir tidak segera dibungkus atau

dibedong saat ditengkurapkan di dada ibu 61 55,0 50 45,0 9. Langkah-langkah melaksanakan IMD yang

paling tepat 57 51,4 54 48,6

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden lebih banyak berpengetahuan baik tentang pelaksanaan IMD (71,2%) dan selebihnya mempunyai pengetahuan kurang baik tentang pelaksanaan IMD (28,8%).

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pelaksanaan IMD di Kota Binjai Tahun 2015

No. Pengetahuan n %

1. Baik 79 71,2

2. Kurang Baik 32 28,8

Total 111 100

4.2.2. Sikap

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada umumnya responden memiliki sikap tidak setuju terhadap pelaksanaan IMD setelah 1 jam (47,7%), payudara dibersihkan terlebih dahulu sebelum memulai menyusu 1 jam pertama (49,5%), memberikan bayi kepada ibu untuk memulai menyusu setelah 1 jam pertama bayi lahir (63,1%), menyelimuti dan memakaikan topi pada bayi sebelum meletakkan bayi di dada ibu agar mencegah hipotermi (49,5%), kontak kulit ibu dan bayi dalam 1 jam pertama tidak dapat mencegah perdarahan pasca persalinan (49,5%).

Responden menyatakan setuju setelah tali pusat diikat letakkan bayi tengkurap pada dada ibu selama paling sedikit 1 jam (44,1%), menunda semua prosedur menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin Kı, obat tetes mata hingga bayi selesai menyusu pertama (66,7%), membiarkan bayi kontak kulit dengan kulit ibunya selama ≤ 1 jam sampai bayi dapat menyusu sendiri (68,5%), menghindari membersihkan cairan ketuban pada tangan bayi karena dapat membantu bayi mencari puting ibu (39,6%).

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di Kota

1. IMD dilakukan setelah 1 jam

bayi lahir 15 13,5 43 38,7 53 47,7 0 0,0

2. Payudara ibu dibersihkan terlebih dahulu sebelum memulai menyusu 1 jam pertama

25 22,5 29 26,1 55 49,5 2 1,8 3. Memberikan bayi kepada ibu

untuk memulai menyusu setelah 1 jam pertama bayi lahir

16 14,4 20 18,0 70 63,1 5 4,5 4. Menyelimuti dan memakaikan

topi pada bayi sebelum meletakkan bayi di dada ibu agar mencegah hipotermi

24 21,6 30 27,0 55 49,5 2 1,8 5. Kontak kulit ibu dan bayi

dalam 1 jam pertama tidak dapat mencegah perdarahan pasca persalinan

12 10,8 42 37,8 55 49,5 2 1,8 6. Setelah tali pusat diikat,

letakkan bayi tengkurap pada dada ibu selama paling sedikit 1 jam

26 23,4 49 44,1 35 31,5 1 0,9 7. Menunda semua prosedur

menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin Kı, obat tetes mata hingga bayi selesai menyusu pertama

15 13,5 74 66,7 14 12,6 8 7,2

8. Membiarkan bayi kontak kulit dengan kulit ibunya selama ≤1 jam sampai bayi dapat menyusu sendiri

19 17,1 76 68,5 12 10,8 4 3,6 9. Setelah bayi lahir, hindari

membersihkan cairan ketuban pada tangan bayi karena dapat membantu bayi mencari puting ibu

17 15,3 44 39,6 43 38,7 7 6,3

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa berdasarkan sikap, responden lebih banyak bersikap baik tentang pelaksanaan IMD (58,6%) dan selebihnya responden bersikap kurang baik tentang pelaksanaan IMD (41,4%).

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Pelaksanaan IMD di Kota Binjai Tahun 2015

No. Sikap n %

1. Baik 65 58,6

2. Kurang Baik 46 41,4

Total 111 100

4.2.3. Motivasi

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada umumnya responden menyatakan meletakkan bayi di dada ibu agar merangsang kontraksi otot rahim sehingga mencegah perdarahan pasca persalinan (58,6%), meletakkan bayi di dada ibu selama

≤1 jam sampai bayi dapat menyusu sendiri agar bayi dapat menyusu lebih awal (78,4%), meletakkan bayi di dada ibu setelah tali pusat dipotong agar dapat mengurangi rasa nyeri saat plasenta lahir (61,3%), meletakkan bayi di dada ibu untuk menyusu sendiri sampai 1 jam agar bayi mendapatkan kolostrum (86,5%), meletakkan bayi di dada ibu untuk menyusu sendiri sampai 1 jam agar mencegah bayi hipotermia (53,2%),

Responden juga menyatakan meletakkan bayi di dada ibu untuk menyusu sendiri sampai 1 jam agar mencegah bayi hipotermia (64,9%), meletakkan bayi di dada ibu untuk menyusu sendiri sampai 1 jam agar mengurangi bayi menangis (85,6%), meletakkan bayi di dada ibu saat memindahkan keruangan lain agar proses

menyusu tetap berlangsung (75,7%), meletakkan bayi di dada ibu setelah melakukan tindakan asuhan persalinan (menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin Kı, obat tetes mata) apabila bayi belum berhasil menyusu 1 jam pertama (64,0%).

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Motivasi di Kota Binjai Tahun 2015

No Motivasi

Jawaban

Ya Tidak

n % n %

1. Meletakkan bayi di dada ibu agar merangsang kontraksi otot rahim sehingga mencegah perdarahan pasca persalinan

65 58,6 46 41,4 2. Meletakkan bayi di dada ibu selama ≤1

jam sampai bayi dapat menyusu sendiri agar bayi dapat menyusu lebih awal

87 78,4 24 21,6 3. Meletakkan bayi di dada ibu setelah tali

pusat dipotong agar dapat mengurangi rasa nyeri saat plasenta lahir

68 61,3 43 38,7 4. Meletakkan bayi di dada ibu untuk

menyusu sendiri sampai 1 jam agar bayi mendapatkan kolostrum

96 86,5 15 13,5 5. Meletakkan bayi di dada ibu untuk

menyusu sendiri sampai 1 jam agar mencegah bayi hipotermia

59 53,2 52 46,8 6. Meletakkan bayi di dada ibu untuk

menyusu sendiri sampai 1 jam agar mengurangi kejadian ikterus

72 64,9 39 35,1 7. meletakkan bayi di dada ibu untuk

menyusu sendiri sampai 1 jam agar mengurangi bayi menangis

95 85,6 16 14,4 8. Meletakkan bayi di dada ibu saat

memindahkan keruangan lain agar proses menyusu tetap berlangsung

84 75,7 27 24,3 9. Meletakkan bayi di dada ibu setelah

melakukan tindakan asuhan persalinan (menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin Kı, obat tetes mata) apabila bayi belum berhasil menyusu 1 jam pertama

71 64,0 40 36,0

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa berdasarkan motivasi, responden lebih banyak bermotivasi baik tentang pelaksanaan IMD (70,3%) dan selebihnya responden bermotivasi kurang baik tentang pelaksanaan IMD (29,7%).

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden tentang Pelaksanaan IMD di Kota Binjai Tahun 2015

No. Motivasi n %

1. Baik 78 70,3

2. Kurang Baik 33 29,7

Total 111 100

4.2.4. Pelaksanaan IMD

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada umumnya responden menyatakan meletakkan bayi tengkurap di dada ibu setelah tali pusat dipotong dan diikat sampai bayi berhasil menyusu (76,6%), meletakkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke dada ibu selama ≤ 1 jam (71,2%), meletakkan bayi di dada ibu sampai berhasil menyusu sendiri (78,4%), meletakkan kembali bayi pada dada ibu setelah melakukan asuhan persalinan pada BBL sampai bayi berhasil menyusu (51,4%). Namun masih ada responden yang menyatakan tidak menunda semua asuhan persalinan (menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin K1, obat tetes mata) sampai bayi selesai menyusu ≤1 jam (61,3%).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pelaksanaan IMD di Kota Binjai Tahun 2015

No Pelaksanaan IMD

Jawaban

Ya Tidak

n % n %

1. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu

setelah tali pusat dipotong dan diikat 85 76,6 26 23,4 2. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain

kering dan memasang topi di kepala bayi 79 71,2 32 28,8 3. Membiarkan bayi di dada ibu sampai

berhasil menyusu sendiri ≤1 jam 87 78,4 24 21,6 4. Menunda semua asuhan persalinan

(menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin Kı, obat tetes mata) sampai bayi selesai menyusu ≤1 jam

43 38,7 68 61,3 5. Meletakkan kembali bayi pada dada ibu

setelah melakukan asuhan persalinan pada BBL, jika dalam 1 jam pertama bayi belum berhasil menyusu

57 51,4 54 48,6

Berdasarkan tabel 4.9 hasil pengukuran variabel pelaksanaan IMD ditemukan bahwa responden yang melaksanakan IMD (64,0%) dan tidak melaksanakan IMD (36,0%).

Tabel 4.9. Distribusi Responden dalam Pelaksanaan IMD di Kota Binjai Tahun 2015

No. Pelaksanaan IMD n %

1. Melaksanakan 56 50,5

2. Tidak Melaksanakan 55 49,5

Total 111 100

4.3. Analisis Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada Bidan Praktek Swasta (Umur, Pendidikan, Masa Kerja, Pelatihan, Pengetahuan, Sikap, Motivasi)

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik responden terhadap pelaksanaan IMD yang terdiri dari variabel umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan, pengetahuan, sikap, motivasi dengan analisis multivariat, maka terlebih dahulu dilakukan analisis uji statistik dengan menggunakan chi square pada taraf kemaknaan 95%.

Tabel 4.10. Analisis Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada Responden di Kota Binjai Tahun 2015

Karakteristik

Pelaksanaan IMD

Total Melaksanakan Tidak p

Melaksanakan

Hasil analisis uji statistik chi square diketahui bahwa dari seluruh karakteristik yang ada hubungan terhadap pelaksanaan IMD adalah umur (p=0,046), pelatihan (p=0,010), pengetahuan (p=0,003), sikap (p=0,016), dan motivasi (p=0,017), dimana nilai p lebih kecil dari 0,05.

Dari 77 responden yang berumur ≥35 tahun terdapat (55,8%) tidak melaksanakan IMD, sedangkan dari 34 responden yang berumur <35 tahun (64,7%) melaksanakan IMD. Dari 58 responden yang pernah mengikuti pelatihan terdapat (62,1%) yang melaksanakan IMD, sedangkan dari 53 responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan (62,3%) tidak melaksanakan IMD. Dari 79 responden yang pengetahuannya baik (59,5%) melaksanakan IMD, sedangkan dari 32 responden yang pengetahuannya kurang (71,9%) tidak melaksanakan IMD.

Dari 65 responden yang sikapnya baik (55,4%) melaksanakan IMD, sedangkan dari 46 responden yang sikapnya kurang baik (56,5%) tidak melaksanakan IMD. Dari 78 responden yang motivasinya baik (53,8%) melaksanakan IMD, sedangkan dari 33 responden yang motivasinya kurang baik (57,6%) tidak melaksanakan IMD.

Setelah menganalisis uji chi square, maka selanjutnya penulis melakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary.

Dari tujuh variabel independen yang akan menjadi model prediksi regresi logistik dengan menggunakan chi square mempunyai nilai p<0,25, maka diperoleh variabel

yang menjadi model sebanyak 5 variabel yaitu umur (p=0,046), pelatihan (p=0,010), pengetahuan (p=0,003), sikap (p=0,016) dan motivasi (p=0,017).

Tabel 4.11. Hasil Analisis yang Memenuhi Asumsi Multivariat (Kandidat)

Variabel P

Umur 0,046*

Pendidikan 0,915 Masa kerja 0,628

Pelatihan 0,010*

Pengetahuan 0,003*

Sikap 0,016*

Motivasi 0,017*

Keterangan : * variabel yang memenuhi syarat

Kemudian setiap variabel yang masuk dalam model regresi dilakukan pemeriksaan kolinearitas antar semua variabel independen. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang ada hubungan karakteristik responden dengan pelaksanaan IMD antara lain umur dengan pelatihan (p=0,013), umur dengan sikap (p=0,003), pelatihan dengan sikap (p=0,001), dan pengetahuan dengan sikap (p=0,002) tidak diikutkan menjadi model regresi.

Kemudian variabel yang tidak berhubungan yaitu umur dengan pengetahuan (p=0,601), umur dengan motivasi (p=0,618), pelatihan dengan pengetahuan (p=0,602), pelatihan dengan motivasi (p=0,812), dan pengetahuan dengan motivasi (p=0,817) serta sikap dengan motivasi (p=0,891) menjadi kandidat model regresi, dapat dilihat pada Tabel 4.12. berikut :

Tabel 4.12. Hasil Analisis Kolinearitas Antar Variabel Independen

Keterangan : * variabel yang menjadi model regresi logistik

Setelah dilakukan kolinearitas antar semua variabel independen maka variabel yang tidak berhubungan menjadi alternatif model regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut :

Tabel 4.13. Alternatif Model Regresi Logistik Alternatif

Karena nilai χ2 pada model 3 lebih besar (17,006) dari model lainnya, maka model 3 dipilih sebagai model analisis multivariat yaitu pelatihan dan pengetahuan.

Tabel 4.14. Analisis Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada Responden (Pelatihan dan Pengetahuan) di Kota Binjai

Tahun 2015

Variabel Koefisien B p Exp (B)

Pelatihan -1,226 0,016 3,374

Pelatihan -1,226 0,016 3,374

Dokumen terkait