• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

1. Perlunya Dinas Kesehatan Kota Binjai meningkatkan pelatihan yang terkait pelaksanaan IMD kepada bidan, membuat suatu peraturan atau kebijakan tertulis

79

tentang promosi IMD, dan memberikan reward/penghargaan bagi bidan yang melaksanakan IMD pada setiap pertolongan persalinan.

2. Diharapkan organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) agar memfasilitasi kegiatan seminar, dan pelatihan tentang inisiasi menyusu dini untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan bidan dalam pelaksanaan IMD.

3. Diharapkan bagi bidan praktek swasta agar meningkatkan kesadaran pentingnya pelaksanakan inisiasi menyusu dini dalam setiap pertolongan persalinan, sehingga dapat memengaruhi proses menyusui lebih lama sampai bayi berusia 2 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Linda., 2007. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Segera Pada Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur, FKMUI, Depok.

Aprilia Y, 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan IMD dan ASI Eksklusif di Kabupaten Klaten. Thesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Awi, DD., EAD, Alikor., 2006. Barriers to Timely Initiation of Breastfeeding among Mothers og Healthy Full-term Babies Who Deliver at The University of Port Harcourt Teaching Hospital, Nigerian Journal of Clinical Practice Vol.9 (1)2006:57-64.

Baker, J.E., Sanei, L.C., Franklin Nadra., 2006. Early Initiation of and exclusive breastfeeding in large-scale community-based programmes in bolivia and madagascar. Academy for educational Development dalam J Health Popul Nutr 2006 Dec:24(4):530-539.

Baskoro, Anton., 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui, Yogyakarta, Banyu Media.

Badan Pusat Statistik., 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Jakarta.

_________, 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Daryati,. 2008. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Praktek Bidan Dalam Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Bersalin di Sanggau Kalimantan Barat.

Depkes RI, 2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Jakarta, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.

_________, 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Direktorat Gizi Masyarakat.

Deviyanti, Sutria, Ria, 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Denga Praktek Upaya Inisiasi Menyusu Dini Pada Bidan Di Kecamatan Sukmajaya, FKM UI, Depok.

81

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2012. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.

Dinas Kesehatan Kota Binjai, 2013. Profil Dinas Kesehatan Kota Binjai.

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat., 2003. Gizi dalam Angka sampai tahun 2002. (Nutrition in Numbers until Year 2002). Jakarta, Indonesia.

Februhartanty dan Judhiastuty, 2008. Peran Strategis Ayah Dalam Optimalisasi Praktek Pemberian ASI : Sebuah Studi di Daerah Urban Jakarta. Ringkasan Disertasi Universitas Indonesia, Jakarta dari http: //www.gizi.net/ makalah/

download/ Summary-Eng-Indo-Yudhi.pdf. Diakses tanggal 2 Agustus 2015), Fikawati, Sandra., Syafiq, Ahmad., 2003. Hubungan antara menyusui segera

(immediate breastfeeding) dan pemberian ASI Eksklusif sampai dengan empat bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti. VOL 22 No. 2 Mei-Agustus. Hal 47-5,5, 2003.

Fretti, Rutmina., 2012. Faktor yang Memengaruhi Bidan dalam Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara. FKM. USU.

Gibson., 1996. Perilaku Struktur dan Proses Edisi Kelima Organisasi Jilid 1, Jakarta, Erlangga Ciracas.

Hajrah 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kabupaten Berau Tahun 2012, FKM UI, Depok.

Hidayat, Alimul, Aziz., 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Jakarta, Heath Books.

Hidayati., 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di RSUP Dr. Kariadi, Semarang.

Hikmawati, Isna., 2008. Faktor-Faktor Resiko Kegagalan Pemberian ASI Selama Dua Bulan (Studi Kasus pada Umur 3-6 bulan di Kabupaten Banyumas). (Tesis).

Universitas Diponegoro Semarang.

Ilyas, Yaslis,. 2002. Kinerja teori, Penilaian, dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI, Depok.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (JNPK-KR/POGI), 2007. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Bahan Tambahan Inisiasi Menyusu Dini, JNPK. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak, Jakarta, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.

Linkages., 2007. Melahirkan, Memulai Pemberian ASI dan Tujuh Hari Pertama Setelah Melahirkan, HSP dan UNSAID.

Mardiah., 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kinerja Bidan Dalam Mendukung Program IMD di Kota Pekanbaru, Jurnal Pasca Sarjana. Universitas Andalas.

Maryunani, Anik., 2012. Inisiasi Menyusu Dini Asi Eksklusif & Manajemen Laktasi, Jakarta, Trans Info Media.

Menteri Kesehatan RI, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 Tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia, Jakarta.

______, 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Registrasi dan Praktek Bidan, Jakarta.

______, 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.

_______, 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta, Rineka Cipta.

_______, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.

Nursalam., 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Nutrition and Health Surveillance System, 2002, Breastfeeding andComplementary Feeding Practices in Indonesia, Nutrition and Health Surveillance System Annual Report 2002, Helen Keller Worldwide. Jakarta.

Otto, Suliyanti., Masni., Naiem, Furqaan, M., 2012. hubungan pelatihan APN dengan pengetahuan dan keterampilan bidan desa dalam pertolongan persalinan di Kota Gorontalo, Jurnal FKM Universitas Hasanuddin, Makassar.

Peraturan Pemerintah RI, 2012. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, Jakarta.

Prasetyono, Sunar, Dwi., 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif, Jakarta, Diva Press.

Puteri, R., 2013. Pengaruh Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Oleh Bidan di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Pasuruan, Jurnal Kedokteran Brawijaya, Malang.

Riduwan, 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung.

Riskesdas., 2013. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Robin., 2003. Perilaku dan Kinerja. Jogyakarta, Media Baca.

Roesli, Utami., 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Jakarta, Pustaka Bunda.

Rusnita., 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Kamar Bersalin IGN RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.

(Skripsi). FKMUI. Depok.

Siregar A., 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya, Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara.

Soetjiningsih., 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sofyan, Mustika., Madjid, Nur Ainy. Siahaan, Ruslidjah., 2005. 50 Tahun IBI Bidan menyongsong Masa Depan, PP IBI 2005, Jakarta.

Sumiyati., 2011. Hubungan Pelatihan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Pelaksanaannya oleh Bidan di Kabupaten Sidoarjo, FKM UI, Depok.

Suryoprayogo., 2009. Keajaiban Menyusui, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Ulandari D, 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan Praktek Swasta di Kota Palembang. Skripsi.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.

Umar, N. 2000. Manfaat Pemakaian ASI Eksklusif. Cermin Dunia Kedokteran Vol.

126 Masalah Anak.

_______, 2009. ASI Eksklusif Menjelang Indonesia Sehat 2010, Jakarta, Cermin Dunia Kedokteran, Vol.36 No.2.

UNICEF., 2009. Melindungi Meningkatkan dan Mendukung Menyusui, Jakarta.

Wawan, A., dan Dewi, M., 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia, Yogyakarta, Nuha Medika.

Widiastuti, Puji, Yuni., 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.

Soewondo Kendal, Program Studi Keperawatan Stikes Kendal.

Wiji, NR., 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui, Yogyakarta, Nuha Medika.

Wiyono D, 2000. Manajemen Pelayanan Kesehatan, Teori, Strategi Dan Aplikasi, Airlangga University Press, Surabaya.

Lampiran 1.

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Yang Memengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Pada Bidan Praktek Swasta di Kota Binjai”.

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ...

Umur : ...

Alamat : ...

Sehubungan dengan akan dilaksanakan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Yang Memengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Pada Bidan Praktek Swasta di Kota Binjai Tahun 2015” maka saya, Bersedia/Tidak Bersedia untuk menjadi responden atau sampel penelitian yang akan dilakukan oleh Sri Juliani dari Minat Studi Kesehatan Reproduksi, Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari siapapun.

Kota Binjai, 2015 Responden

...

Lampiran 2.

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI PADA BIDAN PRAKTEK SWASTA DI KOTA BINJAI

TAHUN 2015

A. Identitas Responden

Tanggal Pengumpulan Data :

No. Responden :

Umur : Tahun

Pendidikan Terakhir :

Masa kerja :

Pelatihan :

B. Kuesioner Pengetahuan Petunjuk Pengisian Pertanyaan :

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan tanda silang (x) pada pilihan jawaban.

1. Menurut saudara, apakah yang dimaksud dengan IMD ?

a. Proses bayi menyusu segera setelah lahir dengan meletakkan bayi di dada ibu dan dibiarkan mencari puting susu ibu

b. Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dengan dibungkus kain terlebih dahulu

c. Proses bayi menyusu segera setelah lahir dengan mendekatkan bayi ke putting susu ibu

2. Menurut saudara, bagaimanakah cara yang tepat melakukan IMD ?

a. Memberikan ASI segera setelah bayi lahir dengan mendekatkan mulut bayi langsung ke puting susu ibu

b. Memberikan ASI segera setelah bayi lahir dengan mendekatkan bayi ke dada ibu tanpa membersihkan bayi terlebih dahulu hanya cukup dengan mengeringkan bayi

c. Memberikan ASI setelah membersihkan bayi dari cairan ketuban dan menyelimuti bayi agar tidak kedinginan

3. Menurut saudara, kapan pelaksanaan IMD dilakukan ? a. ≤1 jam setelah proses persalinan

b. > 1 jam setelah proses persalinan c. 6 jam setelah proses persalinan

4. Menurut saudara, bagaimana metode IMD dilakukan ? a. Skin to skin/kontak kulit ibu dan bayi

b. Metode bounding attachment c. Metode kangguru

5. Menurut saudara, apakah manfaat dilakukan IMD bagi bayi ? a. Mencegah terjadinya perdarahan post partum

b. Merangsang pengeluaran oksitoksin c. Memberi kekebalan tubuh

6. Menurut saudara, apakah manfaat dilakukan IMD bagi ibu ? a. Merangsang hormon prolaktin

b. Mengurangi perdarahan c. Mencegah hypotermi

7. Menurut saudara, mengapa cairan ketuban pada tangan bayi baru lahir tidak dibersihkan terlebih dahulu ?

a. Karena bau cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari putting ibu yang berbau sama

b. Karena cairan ketuban dapat mencegah bayi kedinginan dan membuat bayi merasa nyaman

c. Karena cairan ketuban dapat memberi kehangatan bagi tubuh bayi

8. Menurut saudara, mengapa bayi baru lahir tidak segera dibungkus atau dibedong saat ditengkurapkan didada ibu ?

a. Karena dapat menghambat proses pelaksanaan IMD dengan membungkus atau membedong bayi

b. Karena dada ibu berfungsi sebagai termoregulator dapat mencegah bayi hypotermi

c. Karena bayi baru lahir masih dapat beradaptasi dengan suhu di luar tubuh ibunya

9. Menurut saudara, manakah langkah-langkah IMD yang paling tepat ?

a. Begitu bayi lahir, keringkan tubuh bayi kecuali telapak tangan, tali pusat dipotong lalu diikat, tanpa dibedong bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu.

Biarkan bayi mencari puting susu sampai berhasil menyusu sendiri.

b. Begitu bayi lahir, tubuh bayi dibersihkan lalu dimandikan dan kemudian diletakkan di dada ibu agar kulit bayi dan ibu bersentuhan lalu diselimti.

c. Begitu bayi lahir, keringkan tubuh bayi kecuali tangan bayi, kemudian dibedong dan diberikan kepada ibu untuk disusui, putting ibu didekatkan ke bayi.

C. Kuesioner Sikap

Petunjuk pengisian pernyataan :

Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan pendapat saudara.

SS = Sangat Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S TS STS

1. IMD dilakukan setelah 1 jam bayi lahir

2. Payudara ibu dibersihkan terlebih dahulu sebelum memulai menyusu 1 jam pertama

3. Memberikan bayi kepada ibu untuk memulai menyusu setelah 1 jam pertama bayi lahir

4. Menyelimuti dan memakaikan topi pada bayi sebelum meletakkan bayi di dada ibu agar mencegah hipotermi

5. Kontak kulit ibu dan bayi dalam 1 jam pertama tidak dapat mencegah perdarahan pasca persalinan 6. Setelah tali pusat diikat, letakkan bayi tengkurap

pada dada ibu selama paling sedikit 1 jam

7. Menunda semua prosedur menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin Kı, obat tetes mata hingga bayi selesai menyusu pertama

8. Membiarkan bayi kontak kulit dengan kulit ibunya selama ≤1 jam sampai bayi dapat menyusu sendiri 9. Setelah bayi lahir, hindari membersihkan cairan

ketuban pada tangan bayi karena dapat membantu bayi mencari puting ibu

D. Kuesioner Motivasi

Petunjuk pengisian pertanyaan :

Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan pendapat saudara.

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu agar merangsang kontraksi otot rahim sehingga mencegah perdarahan pasca persalinan ?

2. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu selama ≤1 jam sampai bayi dapat menyusu sendiri agar bayi dapat menyusu lebih awal ?

3. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu setelah tali pusat dipotong agar dapat mengurangi rasa nyeri saat plasenta lahir ?

4. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu untuk menyusu sendiri sampai 1 jam agar bayi mendapatkan kolostrum ?

5. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu untuk menyusu sendiri sampai 1 jam agar mencegah bayi hipotermia ?

6. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu untuk menyusu sendiri sampai 1 jam agar mengurangi kejadian ikterus ?

7. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu untuk menyusu sendiri sampai 1 jam agar mengurangi bayi menangis ?

8. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu saat memindahkan keruangan lain agar proses menyusu tetap berlangsung ?

9. Apakah saudara meletakkan bayi di dada ibu setelah melakukan tindakan asuhan persalinan (menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin Kı, obat tetes mata) apabila bayi belum berhasil menyusu 1 jam pertama ?

E. Kuesioner Pelaksanaan IMD Petunjuk pengisian pernyataan :

Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan pendapat saudara.

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu setelah tali pusat dipotong dan diikat

2. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan memasang topi di kepala bayi

3. Membiarkan bayi di dada ibu sampai berhasil menyusu sendiri ≤1 jam

4. Menunda semua asuhan persalinan (menimbang, mengukur bayi, pemberian vitamin Kı, obat tetes mata) sampai bayi selesai menyusu ≤1 jam

5. Meletakkan kembali bayi pada dada ibu setelah melakukan asuhan persalinan pada BBL, jika dalam 1 jam pertama bayi belum berhasil menyusu

HASIL PENGOLAHAN DATA Reliability

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure, Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,819 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure, Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,831 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,808 9

Scale Mean if Item

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Crosstabs

Umur * Pelaksanaan IMD

Pelaksanaan IMD

Value df Asymp, Sig,

Continuity Correction(a) 3,205 1 ,703

Likelihood Ratio 4,030 1 ,045

Fisher's Exact Test ,064 ,036

N of Valid Cases 111

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 12,25, Pendidikan * Pelaksanaan IMD

Pelaksanaan IMD

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 17,66,

Masa Kerja * Pelaksanaan IMD

Pelaksanaan IMD

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 18,38, Pelatihan * Pelaksanaan IMD

Crosstab

Value df Asymp, Sig,

Continuity Correction(a) 5,622 1 ,018

Likelihood Ratio 6,625 1 ,010

Fisher's Exact Test ,014 ,009

N of Valid Cases

111 a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 17,66, Pengetahuan * Pelaksanaan IMD

Crosstab

Continuity Correction(a) 7,754 1 ,005

Likelihood Ratio 9,194 1 ,002

Fisher's Exact Test ,003 ,002

N of Valid Cases

111 a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 10,45,

Sikap * Pelaksanaan IMD Crosstabulation

Pelaksanaan IMD

Continuity Correction(a) 1,088 1 ,007

Likelihood Ratio 1,531 1 ,016

Fisher's Exact Test ,005 ,003

N of Valid Cases

111 a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 16,58, Motivasi * Pelaksanaan IMD

Crosstab

Pelaksanaan IMD Total

Melaksanakan Melaksanakan Tidak Melaksanakan

Motivasi Baik Count 42 36 78

Pearson Chi-Square 4,882(b) 1 ,017

Continuity Correction(a) 3,973 1 ,035

Likelihood Ratio 4,780 1 ,017

Fisher's Exact Test ,028 ,022

N of Valid Cases

111 a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 11,89,

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 111 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 111 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 111 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Melaksanakan 0

Tidak Melaksanakan 1

Categorical Variables Codings

Frequency

Parameter coding (1)

Pelatihan Responden Pernah 58 1,000

Tidak Pernah 53 ,000

Pengetahuan Responden Baik 79 1,000

Kurang Baik 32 ,000

Block 0: Beginning Block Classification Tablea,b

Overall Percentage 52,3

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500 Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -,090 ,190 ,225 1 ,635 6,914

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables PengetahuanK(1) 7,949 1 ,005

PelatihanIMDK(1) 6,485 1 ,011

Overall Statistics 13,513 2 ,001

Block 1: Method = Forward Stepwise (Conditional)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

tep -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 145,580a ,070 ,094

2 139,553b ,119 ,159

a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.

b. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea

Overall Percentage 78,1

Step 2 Pelaksanaan IMD Melaksanakan 30 28 82,8

Tidak Melaksanakan 13 40 41,5

Overall Percentage 78,1

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a PengetahuanK(1) -,983 ,446 7,566 1 ,006 2,294

Constant ,788 ,381 4,274 1 ,039 2,200

Step 2b PengetahuanK(1) -1,221 ,458 7,098 1 ,008 2,295

PelatihanIMDK(1) -1,226 ,406 5,851 1 ,016 3,374

Constant 1,294 ,453 8,170 1 ,004 3,648

a. Variable(s) entered on step 1: PengetahuanK.

b. Variable(s) entered on step 2: PelatihanIMDK.

Model if Term Removeda

Variable Model Log

Likelihood

a. Based on conditional parameter estimates Variables not in the Equation

Score df Sig.

>=35 tahun <35 tahun

Pelatihan Pernah Count 37 25 62

% within Pelatihan

59,7% 40,3% 100,0%

% of Total 33,3% 22,5% 55,9%

Tidak Pernah Count 40 9 49

% within Pelatihan

81,6% 18,4% 100,0%

% of Total 36,0% 8,1% 44,1%

Total Count 77 34 111

% within Pelatihan

69,4% 30,6% 100,0%

Pearson Chi-Square 6,209(b) 1 ,013

Continuity Correction(a) 5,219 1 ,022

Likelihood Ratio 6,426 1 ,011

Fisher's Exact Test ,014 ,010

N of Valid Cases 111

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 15,01, Pengetahuan * Umur

Crosstab

Umur Total

>=35 tahun <35 tahun

Pengetahuan Baik Count 58 24 82

Continuity Correction(a) ,084 1 ,772

Likelihood Ratio ,270 1 ,603

Fisher's Exact Test ,643 ,381

N of Valid Cases

111 a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 8,88,

Sikap * Umur Crosstab

Umur Total

>=35 tahun <35 tahun

Sikap Baik Count 38 27 65

Continuity Correction(a) 7,588 1 ,006

Likelihood Ratio 9,304 1 ,002

Fisher's Exact Test ,003 ,002

N of Valid Cases

111 a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 14,09, Motivasi * Umur

Crosstab

Umur Total

>=35 tahun <35 tahun

Motivasi Baik Count 53 25 78

Continuity Correction(a) ,075 1 ,784

Likelihood Ratio ,252 1 ,615

Fisher's Exact Test ,660 ,397

N of Valid Cases 111

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 10,11, Pengetahuan * Pelatihan

Crosstab

Pelatihan

Total Pernah Tidak Pernah

Pengetahuan Baik Count 47 35 82

% within Pengetahuan

57,3% 42,7% 100,0%

% of Total 42,3% 31,5% 73,9%

Kurang Baik Count 15 14 29

% within Pengetahuan

51,7% 48,3% 100,0%

% of Total 13,5% 12,6% 26,1%

Total Count 62 49 111

% within Pengetahuan

55,9% 44,1% 100,0%

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 12,80,

Sikap * Pelatihan Crosstab

Pelatihan

Total Pernah Tidak Pernah

Sikap Baik Count 45 20 65

% within Sikap

Continuity Correction(a) 10,108 1 ,001

Likelihood Ratio 11,509 1 ,001

Fisher's Exact Test ,001 ,001

N of Valid Cases 111

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 20,31, Motivasi * Pelatihan

Crosstab

E Total

Pernah Tidak Pernah

Motivasi Baik Count 43 35 78

Continuity Correction(a) ,001 1 ,977

Likelihood Ratio ,056 1 ,812

Fisher's Exact Test ,838 ,490

N of Valid Cases 111

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 14,57, sikap * Pengetahuan

Continuity Correction(a) 8,082 1 ,004

Likelihood Ratio 9,327 1 ,002

Fisher's Exact Test ,004 ,002

N of Valid Cases 111

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 12,02,

Motivasi * Pengetahuan Crosstab

% of Total 48,6% 21,6% 70,3%

Continuity Correction(a) 2,177 1 ,140

Likelihood Ratio 3,149 1 ,076

Fisher's Exact Test ,102 ,067

N of Valid Cases 111

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 8,62, Motivasi * Sikap Crosstabulation

Sikap

Continuity Correction(a) ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,019 1 ,891

Fisher's Exact Test 1,000 ,528

N of Valid Cases 111 a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 13,68,

Dokumen terkait