• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kerangka Pikir

Beberapa masalah yang dihadapi oleh mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2017 adalah kurang bisa membedakan pembelajaran konsep, prinsip dan keterampilan. Hal ini ditunjukkan pada saat mahasiswa diminta untuk melakukan simulasi terkait pembelajaran konsep, pembelajaran prinsip dan pembelajaran keterampilan. Selain itu, karakteristik mahasiswa berkenaan dengan pengetahuan dan keterampilan terkait konsep yang dilihat dari hasil pretest terkait konsep yaitu 36,36% mahasiswa mendapatkan nilai dibawah 56 dan 63,64% mahasiswa mendapatkan nilai diatas 56, serta sikap yang telah dimiliki oleh mahasiswa berkaitan dengan sikap kerja sama dan tanggung jawab. Selama menjalankan tugas secara berkelompok untuk mensimulasikan pembelajaran terkait konsep, prinsip dan keterampilan, mahasiswa sudah mengerjakan tugas tersebut dengan baik, akan tetapi ada beberapa hal yang mereka lewatkan yaitu kekompakan dalam menjalani simulasi tersebut dan ketepatan terkait tugas yang diberikan. Hal ini menunjukan bahwa sikap kerja sama dan tanggung jawab mahasiswa masih kurang.

Sebagai calon guru, mahasiswa seharusnya sudah paham terkait pembelajaran konsep, prinsip maupun keterampilan, karena pada saat menjadi

guru pembelajaran tersebut akan diterapkan kepada siswa. Pembelajaran di dalam kelas harus menekankan obyek-obyek matematika salah satunya konsep.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan desain pembelajaran konsep barisan pada tingkat SMA yang dapat mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggungjawab pada mahasiswa. Materi konsep barisan yang akan dibahas yaitu barisan aritmetika dan barisan geometri. Pembelajaran yang akan dikembangkan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan desain pembelajaran konsep tersebut, mahasiswa dapat memahami konteks materi dengan jelas dan melihat kaitan materi dengan kehidupan di sekitarnya.

Selanjutnya dengan memberikan pengalaman belajar, mahasiswa dapat menemukan konsep materi secara mandiri bersama kelompok dengan memaksimalkan bantuan Lembar kerja (LK) yang telah disediakan. Selain itu, mahasiswa mampu mengembangkan nilai conscience dan compassionnya seperti mampu bekerja sama dalam kelompok dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah ditugaskan.

Pembelajaran menggunakan PPR memfasilitasi mahasiswa untuk dapat merefleksikan proses pembelajaran dengan baik. Tidak hanya merefleksikan, mahasiswa juga diarahkan untuk melakukan aksi sebagai tindak lanjut dari refleksi yang telah dilakukan. Pada akhir proses pembelajaran, diadakan

evaluasi terkait tingkat pemahaman mahasiswa terkait materi yang telah diajarkan. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran menggunakan PPR dapat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran yaitu competence, conscience, dan compassion. Hal ini menguatkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan desain pembelajaran konsep yang telah dirancang cocok digunakan untuk mendukung pengetahuan mahasiswa dan sikap yang harus dikembangkan dalam diri mahasiswa.

Berikut ini merupakan kerangka berpikir dalam penelitian yang dilakukan:

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir Identifikasi Masalah

2. Karakteristik mahasiswa

1. Menyusun insturmen pendukung 2. Validasi instrumen pendukungoleh

ahli

3. Revisi instrument pendukung 4. Pemilihan submateri

1. Mengembangkan desain pembelajaran menggunakan Pendekatan PPR 2. Validasi desain pembelajaran 3. Revisi Desain Pembelajaran

Pengimplementasian desain pembelajaran pada subyek sebanyak 20 mahasiswa dalam

mata kuliah Pembelajaran Matematika SMA/SMK

Evaluasi desain

Pembelajaran; tes pemahaman konsep, penyebaran angket respon mahasiswa

dan wawancara

1. Kurangnya aktivitas pembelajaran yang komunikatif

2. Kurangnya keinginan mahasiswa menjadi guru

3. Pentingnya Paradigma Pedagogi Reflektif

32 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang metodologi penelitian diantaranya jenis penelitian, setting penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis validitas.

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengembangkan desain pembelajaran konsep barisan di SMA menggunakan PPR yang mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode “Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development” dengan model ADDIE.

Penelitian ini digunakan untuk menciptakan produk baru dan penyempurnaan suatu produk. Penelitian ini didasarkan pada kebutuhan sekelompok orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan produk yang ada. Produk yang dihasilkan dapat berupa perangkat keras ataupun perangkat lunak.

Penelitian ini mengembangkan desain pembelajaran konsep. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan pada situasi yang nyata yaitu di dalam kelas untuk mengetahui kualitas dari desain pembelajaran konsep tersebut yang dirancang sesuai yang ada dalam RPS yang nantinya akan digunakan di sasaran yang lebih luas.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian dibagi menjadi empat bagian yaitu subjek, objek, tempat dan waktu penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Matematika Kelas C angkatan 2017 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah mahasiswa sebanyak 20 orang yang memiliki tingkat minat menjadi guru sangat rendah dibanding kedua kelas lainnya yaitu A dan B..

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah desain pembelajaran matematika yang telah dikembangkan oleh peneliti. Desain pembelajaran matematika tersebut diujicobakan untuk memastikan bahwa desain pembelajaran matematika yang telah dikembangkan telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara luas.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat dilaksanakannya uji coba desain pembelajaran matematika. Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Jalan Paingan, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Waktu Penelitian

Peneliti menyelesaikan penelitian ini selama 5 - 6 bulan. Penelitian dimulai dari observasi pada pertengahan bulan Oktober hingga pertengahan bulan November, kemudian dilanjutkan dengan

pengolahan data dan penulisan skripsi. Uji coba desain pembelajaran matematika yang dikembangkan dilaksanakan pada tanggal 15 dan 22 November, selanjutnya dilaksanakan evaluasi atau ujian terkait barisan aritmetika dan barisan geometri pada tanggal 28 November 2019.

C. Design dan Prosedur Pengembangan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ADDIE, menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan model Problem Based Learning (PBL). Tahap pokok ini sangat berhubungan dengan desain pengembangan yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, sehingga rancang bangun pengembangan mengacu pada tahapan-tahapan model ADDIE.

1. Analysis

Tahap analisis merupakan tahap awal model ADDIE. Analisis dilakukan pada saat observasi di dalam kelas agar peneliti dapat menganalisis kebutuhan yang diperlukan aat pembelajaran dan merencanakan penelitian, serta dilakukan kegiatan pretest untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan terkait konsep mahasiswa.

Pada tahap ini dilakukan beberapa hal pokok, yaitu (1) menganalisis kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa, dan (2) menganalisis karakteristik mahasiswa berkenaan dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang telah dimiliki oleh mahasiswa.

2. Design

Tahap kedua model ADDIE adalah design (perancangan). Dalam tahap ini telah dilakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyusun instrumen penelitian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen pedoman observasi dan soal tes (2) validasi instrumen penelitian, dan (3) pemilihan submateri yang akan digunakan untuk mengembangkan pembelajaran konsep barisan, yaitu barisan aritmetika dan barisan geometri. Semua instrument divalidasi oleh validator.

3. Development

Tahap development (pengembangan) merupakan tahap ketiga pada model ADDIE. Pada tahapan ini memerlukan tenaga dan waktu yang lebih banyak, karena tahap ini merupakan tahap inti. Tahap ini dikatakan tahap inti karena tahap ini mencakup kegiatan mengembangkan pembelajaran konsep barisan, diantaranya menyusun Rancangan Pembelajaran terkait materi barisan Aritmetika dan barisan Geometri serta menyusun Lembar Kerja yang dapat menuntun mahasiswa untuk menemukan konsep barisan aritmetika dan barisan geometri. Perancangan pembelajaran tersebut meliputi beberapa proses, seperti merumuskan capaian pembelajaran, merumuskan indikator, hingga menyusun materi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dalam proses penyusunan materi, dibutuhkan sumber-sumber yang relevan untuk memperkaya bahan yang dibutuhkan dan penyusunan desain pembelajaran konsep barisan.

4. Implementation

Tahap ini merupakan langkah untuk menguji-cobakan desain pembelajaran matematika yang telah dikembangkan. Desain pembelajaran matematika terkait konsep barisan diuji-cobakan kepada seluruh mahasiswa semester 5 kelas C pendidikan Matematika angkatan 2017 di universitas Sanata Dharma. Tahap implementasi ini dilakukan pada waktu perkuliahan Pembelajaran Matematika SMA/SMK sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu pada pertemuan pertama dan kedua merupakan penerapan atau implementasi desain pembelajaran konsep dan pada pertemuan ketiga dilakukan kegiatan uji kemampuan pemahaman konsep barisan. Penelitian ini melakukan dua siklus yang berulang, yaitu pertemuan pertama merupakan siklus satu dan pertemuan kedua merupakan siklus dua.

5. Evaluation

Tahap evaluasi ini merupakan tahap penilaian terhadap desain pembelajaran matematika dilihat dari segi keterlaksanaan desain pembelajaran matematika yang telah dibuat untuk mengetahui apakah pembelajaran yang dirancang sesuai dengan mahasiswa yang menjadi subjek atau tidak. Dalam penelitian ini hanya dilakukan evaluasi formatif yang bertujuan untuk memvalidasi hasil pengembangan dan melakukan revisi sesuai masukkan atau saran yang diberikan. Sesuai

dengan prosedur pengembangan desain ADDIE, evaluasi formatif dilakukan tahap demi tahap pada setiap langkah model ADDIE.

D. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui:

1. Observasi

Observasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran di dalam kelas. Mania (2008: 221) menerangkan bahwa cara atau metode menghimpun keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pencatatan dan pengamatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan dapat dikatakan sebagai observasi.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat pengimplementasian desain pembelajaran matematika yang telah dikembangkan.

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh data mengenai keterlaksanaan pembelajaran setelah melaksanakan desain pembelajaran konsep dengan menggunakan PPR yang mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab.

Menurut Soegijono (1993: 17) yang dimaksud dengan wawancara yaitu: a) kegiatan tanya jawab secara lisan yaitu dimana dua orang atau lebih bertatap muka secara fisik agar mengetahui tanggapan, pendapat, dan motivasi seseorang terhadap suatu obyek, b) wawancara dapat

digunakan untuk menggali hal yang sudah terjadi pada waktu lampau seseorang ataupun rahasia kehidupannya, c) menangkan aksi reaksi orang dalam bentuk ekspresi pada saat tanya jawab, d) wawancara juga dapat digunakan sebagai cara mengumpul data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Wawancara dilakukan kepada beberapa mahasiswa pendidikan matematika semester V kelas C universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu, pedoman wawancara ini tersusun atas beberapa pertanyaan untuk menegaskan hasil observasi.

3. Pengisian Angket

Retnawati (2016: 3) mengatakan bahwa angket berupa kumpulan pernyataan yang pada umumnya dalam bentuk tertulis setelah itu diberikan kepada responden. Peneliti melakukan penyebaran angket untuk mengetahui respon mahasiswa setelah mengikuti desain pembelajaran matematika terkait konsep barisan dengan menggunakan PPR yang mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab.

4. Tes Pemahaman Konsep

Tes terkait materi barisan ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa terkait konsep setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika terkait konsep barisan dengan menggunakan PPR yang mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab.

Matondang (2009: 88) mengatakan bahwa tes merupakan prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang

distandarisasikan dan kemudian diberikan kepada individu atau kelompok agar dikerjakan, dijawab, atau direspon, baik dalam bentuk tertulis, lisan ataupun perbuatan.

Tes ini diberikan kepada mahasiswa setelah pembelajaran konsep barisan selesai. Tipe soal pada tes barisan adalah soal essay.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen-instrumen yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sebagai berikut.

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil analisis uji terbatas produk dengan melakukan observasi atau pengamatan terkait pengimplementasian desain pembelajaran matematika terkait konsep barisan yang menggunakan PPR dan mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab yang dikembangkan. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran, hasil validasi para ahli, angket respon siswa, dan nilai hasil belajar siswa.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk menilai produk yang dikembangkan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, angket, dan lembar tes.

a) Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang biasa dilakukan oleh dosen. Hal ini dilakukan

agar peneliti dapat menganalisis kebutuhan yang diperlukan saat pembelajaran dan merencanakan penelitian.

Lembar observasi juga digunakan observer saat peneliti menguji cobakan produk terbatas. Tujuannya yaitu untuk membantu peneliti dalam mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran konsep dengan menggunakan PPR yang mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab berlangsung.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi

No. Aspek yang diamati

I Kegiatan Prapembelajaran

1. Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan mahasiswa

II Kegiatan pendahuluan (Konteks)

3. Membuka pelajaran dengan salam dan doa 4. Mengecek kehadiran mahasiswa

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Menyampaikan apersepsi

7. Memberikan motivasi kepada mahasiswa III Kegiatan Inti (Pengalaman)

Penguasaan Materi

8. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran pada saat mengajar atau menjawab pertanyaan dari mahasiswa

9. Menyampaikan materi sesuai dengan urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh mahasiswa (dari hal yang mudah)

10. Menyampaikan materi dengan mengaitkan realitas kehidupan Pendekatan/Strategi Pembelajaran

11. Melaksanaakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

12. Melaksakan pembelajaran secara runtut

13. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan 15. Memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi

16. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati permasalahan yang diberikan

No. Aspek yang diamati

17. Bertanya kepada mahasiswa terkait apa yang diketahui dan ditanyakan pada permasalahan yang diberikan

18. Membagi mahasiswa dalam kelompok

19. Membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang sudah diberikan

20. Membimbing setiap kegiatan mahasiswa selama diskusi kelompok 21. Meminta minimal dua kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok

22. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya terkait hasil pekerjaan kelompok presenter

23. Bertanya kepada mahasiwa terkait penyelesaian yang sudah dilakukan

Pemanfaatan media pembelajaran 24. Menggunakan media pembelajaran

25. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Penggunaan bahasa

26. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 27. Menggunakan bahasa lisan yang jelas dan lancar

IV Kegiatan penutup

Refleksi dan rangkuman pembelajaran

28. Menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari bersama mahasiswa

29. Meminta mahasiswa untuk berefleksi terkait pengalaman belajarnya Tindak lanjut pembelajaran

30. Menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan melakukan evaluasi

b) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan oleh peneliti sebagai acuan ketika melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa.

Pedoman wawancara ini berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh peneliti kepada narasumber untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran serta menegaskan hasil observasi.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No

Variabel Indikator Nomor

Pertanyaa dalam hal penguasaan materi

8,9,10,

Mengetahui keterlaksanaan kegiatan inti (pengalaman) dalam hal pendekatan / strategi pembelajaran yang digunakan dalam hal pemanfaatan media pembelajaran

25,26

Mengetahui keterlaksanaan kegiatan inti (pengalaman) dalam hal penggunaan bahasa

27,28

Mengetahui keterlaksanaan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi dan

rangkuman pembelajaran

29,30,31

Mengetahui keterlaksanaan kegiatan penutup dalam hal tindak lanjut pembelajaran

32

c) Angket

Angket dalam penelitian ini berupa pernyataan yang berupa respon mahasiswa terhadap desain pembelajaran matematika pada umumnya serta pembelajaran konsep matematika khususnya barisan dengan menggunakan PPR yang mengakomodasi dikap kerja sama dan tanggung jawab.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instumen Angket Respon Mahasiswa

No. Komponen Sub Komponen Butir Angket

Positif Negatif

a. Respon mahasiswa terhadap

pembelajaran

9, 20 11, 16

b. Sikap mahasiswa yang timbul ketika

a. Mahasiswa lebih mudah mengerjakan

c. Terjadi interaksi antara mahasiswa dan dosen

12, 18 4, 21

d. Terjadi interaksi

antar mahasiswa 3, 10 14, 15

d) Soal tes Pemahaman Konsep

Tes ini sebagai bentuk evaluasi yang merupakan tahap akhir dari proses pembelajaran konsep dengan menggunakan PPR yang mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab.

Tujuannya adalah untuk mengukur pemahaman mahasiswa terkait konsep barisan yang sudah diajarkan. Tes ini berupa soal tes essay yang meliputi contoh dan bukan contoh barisan aritmetika dan barisan geometri dalam kehidupan sehari-hari, contoh dan bukan contoh matematis barisan aritmetika dan barisan geometri, dan konsep selisih pada barisan aritmetika. Pengadaan soal tes dilakukan mulai dari adanya indikator, setelah itu penyusunan soal tes yang sesuai dengan indikator dan pada akhirnya dibuat pedoman penilaian untuk melihat hasil pekerjaan mahasiswa.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep No Kompetensi

Dasar

Indikator Soal Kunci Jawaban Skor

Memahami

3. Mahasiswa mampu

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif apabila data yang diperoleh berbentuk gambar atau wawancara. Analisis kuantitatif yaitu apabila data yang

dikumpulkan berupa angka yang akan dihitung menggunakan analisis statistik untuk memperoleh skor atau rata-rata dari aspek yang diteliti.

Data hasil penelitian akan dianalisis dengan cara:

1. Analisis data kualitatif

Data penelitian kualitatif yakni data dari hasil wawancara Hasil wawancara akan dideskripsikan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat. Hasil wawancara akan digunakan untuk memperkuat observasi yang dilakukan.

2. Analisis data kuantitatif a. Hasil Observasi

Hasil observasi merupakan data kuantitatif yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keterlaksanaan desain pembelajaran matematika yang telah dikembangkan. Menghitung hasil observasi dapat dilakukan dengan member nilai 1 terhadap jawaban “Ya” dan memberikan jawaban 0 terhadap jawaban

“Tidak”. Setelah itu dapat dijumlahkan total nilai yang diperoleh.

Hasil observer = (nilai total) + 70

Hasil akhir persentase keterlaksanaan

=𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 𝐼+𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 2

2 x 100%

Berikut Kriteria keterlaksanaan Desain Pembelajaran:

Tabel 3.5 Kriteria Keterlaksanaan Desain Pembelajaran Persentase Keterlaksanaan Kriteria

80% ≤ x ≤ 100% Sangat Baik

60% ≤ x < 80% Baik

40% ≤ x < 60% Cukup

20% ≤ x < 40% Kurang

0% ≤ x < 20% Sangat Kurang

b. Hasil validasi ahli

Hasil validasi perangkat pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti, divalidasi menggunakan Focus Group Discussion (FGD). Dalam FGD ini terdiri atas 8 peneliti dan satu ahli.

c. Data nilai evaluasi

Hasil evaluasi dikoreksi dan data nilainya merupakan data kuantitatif, yang dapat digunakan untuk melihat tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi sekaligus melihat tingkat keterlaksanaan desain pembelajaran matemaika yang dirancang selain dari hasil observasi.

Menurut Hamzah (2014: 337) guru melakukan penilaian sekaligus menganalisis hasil tes. Apabila tingkat ketuntasan mahasiswa dibawah 75% dari jumlah total mahasiswa berarti pembelajaran yang telah diberikan guru belum dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa.

Penelitian ini melakukan penilaian evaluasi akhir dengan menjumlahkan skor tiap soal, yaitu:

15 + 15 + 10 + 30 + 30 = 100

d. Data Angket

Pengambilan data respon mahasiswa terhadap desain pembelajaran konsep barisan menggunakan PPR dengan mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab dilakukan dengan menyebar angket yang diisi oleh setiap mahasiswa, melalui google form dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan agar peneliti dan mahasiswa utntuk bertemu. Angket ini dianalisis dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

Pertama, angket respon mahasiswa terhadap desain pembelajaran konsep barisan digunakan untuk mengumpulkan data yang memiliki 24 butir angket dan terdiri atas 12 butir angket positif dan 12 butir angket negatif. Bobot setiap butir angket positif:

Tabel 3.6 Bobot Butir Angket

Jawaban Mahasiswa Skor Positif Skor Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Kedua, angket yang telah diisi oleh mahasiswa kemudian dihitung skor yang diperoleh masing-masing butir angket berdasarkan bobot jawaban pada setiap butir angket. Untuk menghitung skor total jawaban semua mahasiswa pada setiap item butir angket yaitu dengan mengalikan banyaknya mahasiswa dengan skor pada setiap jawaban item butir angket.

1) Total skor Likert butir angket positif dapat dilihat dari perhitungan dibawah ini:

(banyak mahasiswa menjawab SS x 4) + (banyak mahasiswa menjawab S x 3) + (banyak mahasiswa menjawab TS x 2) + (banyak mahasiswa menjawab STS x 1).

2) Total skor Likert butir angket negatif dapat dilihat dari perhitungan dibawah ini:

(banyak mahasiswa menjawab SS x 1) + (banyak mahasiswa menjawab S x 2) + (banyak mahasiswa menjawab TS x 3) + (banyak mahasiswa menjawab STS x 4).

Skor maksimum = 20 x 4 (jumlah responden x skor tertinggi liket) = 80

Skor minimum = 20 x 1 (jumlah responden x skor terendah likert) = 20

Indeks (%) = (total skor / skor maksimum) x 100

Analisis data angket respon mahasiswa terhadap desain pembelajaran konsep barisan dapat dihitung dengan skor total yang diperoleh masing-masing butir angket baik positif maupun negatif.

Hasil respon mahasiswa terhadap desain pembelajaran konsep barisan yang diperoleh, kemudian dibandingkan dengan tabel kriteria respon mahasiswa sebagai tolok ukur, yaitu:

Tabel 3.7 Kriteria Respon Mahasiswa Butir Angket Indeks Penilaian Kriteria (Positif) Kriteria (Negatif)

0% ≤ x < 25% Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 25% ≤ x < 50% Tidak Setuju Setuju

50% ≤ x < 75% Setuju Tidak Setuju

75% ≤ x ≤ 100% Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju

Kriteria respon mahasiswa tersebut diperoleh dari perhitungan Likert sebagai berikut:

Menggunakan Skor Total (TX)

Banyak kriteria : 4

Panjang interval adalah :

100%

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎= 100%

4 = 25

52 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran konsep Barisan tingkat SMA. Adapun prosedur penelitian dan pengembangan ini menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan ADDIE dalam merancang sistem pembelajaran yaitu terdiri atas lima tahap yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.

a. Analysis (Analisis)

Tahap pertama dalam penelitian dan pengembangan ini adalah tahap analisis kebituhan dengan melakukan observasi di mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2017 kelas C semester 5 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil analisis inilah yang akan menjadi acuan dalam pengembangan desain pembelajaran konsep Barisan tingkat SMA ini. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas C adalah, kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa yaitu agar mahasiswa dapat memahami konsep dan pola pikir matematika di tingkat SMA pada materi barisan Aritmetika dan barisan Geometri, dan karateristik mahasiswa berkenaan dengan pengetahuan dan keterampilan terkait konsep dilihat dari hasil pretest yaitu 36,36% mahasiswa mendapatkan nilai dibawah 56 dan 63,64% mahasiswa mendapatkan nilai diatas 56, serta sikap yang telah dimiliki oleh mahasiswa berkaitan dengan sikap kerja sama dan tanggung

jawab. Disamping itu subyek penelitian ini merupakan calon guru yang sudah semestinya paham terkait konsep dalam materi yang akan diajarkan.

dalam hal ini yaitu materi Barisan Aritmetika dan Barisan Geometri pada

dalam hal ini yaitu materi Barisan Aritmetika dan Barisan Geometri pada

Dokumen terkait