• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

a. Proses Perancangan Desain Pembelajaran

Merancang suatu desain pembelajaran konsep dimaksudkan agar mahasiswa paham terkait konsep dan mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab dalam diri mahasiswa. Awal penyusunan desain pembelajaran ini adalah menentukan materi apa yang cocok dan akan dijadikan sebagai pokok bahasan dalam penyusunan desain pembelajaran.

Materi yang dipilih adalah barisan aritmetika dan barisan geometri.

Dalam penyusunan desain pembelajaran ini, terdapat beberapa kendala yang dialami, diantaranya adalah:

1) Proses penyusunan desain pembelajaran memiliki waktu yang terbilang mepet, dikarenakan harus menyesuaikan jadwal pembelajaran mahasiswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini.

2) Pengetahuan peneliti masih terbilang terbatas mengenai pengajaran dalam dunia perkuliahan sehingga dalam penyusunan desain pembelajaran ini pengembang harus mengambil waktu lebih banyak untuk konsultasi terhadap dosen dan belajar terkait pengajaran di dunia perkuliahan.

Berdasarkan produk awal yang telah dibuat dilakukan validasi kelayakan produk, kemudian dilakukan revisi berdasarkan komentar dari para ahli. Produk yang telah selesai direvisi kemudian dilanjutkan ke tahap uji terbatas terhadap 20 orang mahasiswa Pendidikan Matematika semester V kelas C Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berdasarkan uji coba ini mendapatkan hasil yang sangat baik, mahasiswa senang dan bersemangat dalam mengikuti desain pembelajaran matematika tersebut dengan penuh tanggung jawab dan bekerja sama.

Antusiasme mahasiswa terlihat dalam refleksi yang dituliskan mereka dalam secarik kertas.

Seperti halnya desain pembelajaran lain, desain pembelajaran matematika ini merupakan salah satu desain pembelajaran yang dapat digunakan sebagai proses pembelajaran matematika dan memberi banyak manfaat bagi dunia pendidikan.

Hal tersebut semakin diperjelas apa yang dikemukakan oleh Dick, Carey & Carey (2005) dalam Maudiarti dkk (2007: 16) bahwa penggunaan konsep pendekatan sistem sebagai landasan pemikiran suatu desain pembelajaran. Umumnya pendekatan sistem terdiri atas analisis, desain,

pengembangan, implementasi dan evaluasi. Desain pembelajaran mencakup seluruh proses yang dilaksanakan pada pendekatan sistem.

Oleh karena itu berdasarkan penelitian yang dilakukan, desain pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain adalah:

1. Desain pembelajaran ini dapat digunakan untuk materi matematika lainnya.

2. Pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena mahasiswa dapat mengemukakan pendapat, tidak hanya dosen yang memberikan materi sehingga membuat mahasiswa tertarik dan bersemangat untuk menggali informasi.

Selain itu, desain pembelajaran ini juga memiliki kelemahan yaitu desain pembelajaran ini lebih cocok diterapkan pada mahasiswa yang belum menguasai materi, agar pada saat pengeksploran pengetahuan, mahasiswa benar-benar berusaha.

b. Efektivitas Desain Pembelajaran 1) Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep mahasiswa dilihat berdasarkan kegiatan tes pemahaman konsep pada tahap evaluasi. Desain pembelajaran konsep yang dikembangkan sudah terlaksana dengan hasil tes pemahaman konsep sebagai berikut; terdapat 50% mahasiswa yang tergolong tinggi, 20% mahasiswa yang tergolong sedang dan 30% mahasiswa yang tergolong rendah. Hal ini penunjukkan bahwa desain pembelajaran konsep ini mengakomodasi mahasiswa untuk

menumbuhkan pemahaman mahasiswa terkait konsep barisan aritmetika dan barisan geometri.

2) Sikap Tanggung Jawab dan Kerja Sama

Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan, pada pertemuan pertama dan kedua terlihat bahwa proses pembelajaran yang dikembangkan dapat menumbuhkan sikap kerja sama dan tanggung jawab pada diri mahasiswa serta pemahaman terkait konsep barisan.

Hal ini dibuktikan dengan beberapa hal, yaitu pada tahap pengalaman, mahasiswa bertanggung jawab dalam menemukan beberapa konsep yang ditugaskan oleh dosen, hingga dapat mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka di depan kelas. Tidak hanya itu, mahasiswa juga menjalankan aksi yang diberikan oleh dosen yaitu berupa penugasan untuk mencari contoh barisan aritmetika dalam kehidupan sehari-hari dan pada pertemuan selanjutnya, mahasiswa membuktikan bahwa mereka mengerjakan tugas tersebut. Ini menunjukkan bahwa desain pembelajaran konsep barisan ini mengakomodasi mahasiswa untuk mengembangkan sikap tanggung jawab pada mahasiswa.

Pada tahap pengalaman terlihat bahwa mahasiswa bekerja di dalam kelompok untuk menemukan konsep barisan aritmetika maupun geometri. Diskusi dengan teman antar kelompok merupakan kegiatan yang mereka lakukan pada tahap ini untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka. Hal ini menunjukkan

bahwa desain pembelajaran konsep barisan ini mengakomodasi mahasiswa untuk mengembangkan sikap kerja sama pada mereka.

Berdasarkan hasil desain pembelajaran konsep selama dua pertemuan, dapat dilihat bahwa desain pembelajaran konsep yang dikembangkan sudah terlaksana dengan efektif karena dapat mengakomodasi mahasiswa berkaitan dengan pemahaman konsep barisan, menumbuhkan sikap tanggungjawab dan kerja sama dalam diri mahasiswa.

73 BAB V PENUTUP

Bab V merupakan bagian penutupan yang menjelaskan tentang kesimpulan penelitian dan saran.

A. Kesimpulan

Jenis penelitian yang dilakukan adalah research and development dengan topik penelitian tentang pengembangan desain pembelajaran matematika menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif yang mengakomodasi dikap kerja sama dan tanggung jawab mahasiswa pendidikan matematika semester v. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses pengembangan desain pembelajaran matematika dengan menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) dilakukan dengan 5 tahap yaitu: (1) Analisis (Analysis), dalam tahap analisis dilakukan observasi di Universitas Sanata Dharma kelas 17C pendidikan matematika berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai dan karakteristik mahasiswa; (2) Perancangan (Design), tahap ini peneliti menyusun instrumen, melakukan validasi dan pemilihan sub materi; (3) Pengembangan (Development), setelah instrumen telah dirancang dan divalidasi, maka selanjutnya peneliti mengembangkan desain pembelajaran, divalidasi oleh ahli dan melakukan Focus Group Discussion yang kemudian direvisi berdasakan saran dan kometar yang diberikan; (4) Implementasi (Implementation),

tahap ini peneliti melakukan pengimplementasian terhadap subyek yaitu kepada 20 mahasiswa kelas C angkatan 2017 pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma, setelah itu mahasiswa diberikan lembar angket untuk melihat respon mahasiswa terkait desain pembelajaran tersebut; (5) evaluasi (Evaluation), tahap evaluasi merupakan kegiatan mengevaluasi desain pembelajaran konsep yang telah dikembangkan.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan baik melalui kegiatan observasi, pengisian angket, wawancara dan tes evaluasi, mahasiswa semakin bertanggungjawab dan dapat bekerja sama selama pelaksanaan desain pembelajaran, hal ini terlihat pada tahap pengalaman, yaitu mahasiswa mengerjakan tugas yang diberikandengan penuh tanggung jawab serta bekerja sama dengan sesama. Selain itu, pemahaman konsep mahasiswa terkait barisan sudah terakomodasi dalam desain pembelajaran ini. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi tes pemahaman konsep yang dilakukan yaitu, terdapat 50% mahasiswa yang tergolong tinggi, 20% mahasiswa yang tergolong sedang dan 30% mahasiswa yang tergolong rendah.

B. Keterbatasan Pengembangan Keterbatasan Pengembangan

Dalam pengembangan desain pembelajaran konsep ini terdapat keterbatasan yaitu: Implementasi hanya dilakukan pada mahasiswa kelas C saja, karena perbedaan penjadwalan kegiatan perkuliahan pada mata kuliah yang diteliti.

C. Implikasi

Implikasi dari penelitian dan pengembangan ini adalah:

1. Desain pembelajaran konsep barisan hasil pengembangan dapat digunakan dalam pembelajaran Desain Pembelajaran Matematika SMA/ SMK karena memuat materi SMA yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan matematika sebagai calon pendidik karena memuat materi SMA terkait Barisan.

2. Desain pembelajaran konsep dapat membantu dosen dalam mengakomodasi sikap kerja sama dan tanggung jawab mahasiswa. Desain pembelajaran juga dapat memacu mahasiswa selama proses pembelajaran.

hal tersebut berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan desain pembelajaran dan juga sesuai dengan komentar mahasiswa saat wawancara.

D. Saran

1. Desain pembelajaran konsep hasil pengembangan diharapkan dapat digunakan untuk pembelajaran Desain Pembelajaran Matematika, sehingga akan mempermudah mahasiswa dalam memahami konsep materi yang disajikan.

2. Mengingat hasil produk penelitian dan pengembangan dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran, makan disarankan kepada dosen untuk mengembangkan produk ini dengan cakupan yang lebih luas ataupun pada materi lain, bahkan pada mata kulaih lain pada waktu yang mendatang.

3. Perlunya penambahan evaluasi soal yang lebih beragam terkait konsep.

4. Perlunya dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap desain pembelajaran konsep untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Desain Pembelajaran SMA/SMK di jenjang S1.

76

DAFTAR PUSTAKA

Akker, J.V.D., Plomp, T., dkk (2013). Introduction to Educational Design Enschede, the Netherlands: SLO.

Anggraeni, F. (2016). Analisis kemampuan pemahaman konsep matematis dan

kemandirian belajar siswa. Diakses dari:

https://www.academia.edu/29775444/ANALISIS_KEMAMPUAN_PEMAH AMAN_KONSEP_MATEMATIS_DAN_KEMANDIRIAN_BELAJAR_SISW A.

Astuti, R. W. (2018). Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Untuk Mengembangkan Sikap Kepedulian Sosial Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).

Yogyakarta: USD

Azizah, D. (2017). Penerapan Pendekatan Struktural Metode Think Pair Share (TPS) Pada Materi Lingkaran Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa. Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(2), 188-193.

Begle, E. G. (1979). Critical Variables in Mathematics Education. Reston, VA.

Bell, Fredrick. (1981). Teaching and Learning Mathematics (In Secondary Schools). USA: Wm. C. Brown Company Publishers.

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Gava Media.

Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2017). Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Depdiknas Gazali, R. Y. (2016). Pembelajaran matematika yang bermakna. Math Didactic:

Jurnal Pendidikan Matematika, 2(3), 181-190.

Hamzah, A. Muhlisrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Hartana, A., Setyosari, P., & Kuswandi, D. (2016). Penerapan Strategi Pembelajaran Paradigma Pedagogi Ignatian (Reflektif) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Dan Motivasi Berprestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(4), 765-779.

Hasratuddin, H. (2008). Permasalahan Pembelajaran Matematika Sekolah dan Alternatif Pemecahannya. Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1).

Helmawati. (2019). Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Iryanti, P. (2009). Notasi Sigma, Barisan, dan Deret. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Jamiah, Y. (2013). Internalisasi nilai-nilai berpikir kritis melalui pengembangan model pembelajaran konsep matematika kreatif pada pendidikan anak usia dini. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), 19(2), 229-236.

P3MP - LPM USD. (2012). Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian (2nd Edition). Yogyakarta: LPM USD

Mania, S. (2017). Observasi Sebagai Alat Evaluasi dalam Dunia Pendidikan dan Pengajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 11(2), 220-233.

Manullang, Sudianto, dkk. (2017). Buku Guru Matematika SMA/SMK Kelas XI.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Manullang, Sudianto, dkk. (2017). Buku Siswa Matematika SMA/SMK Kelas XI.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Marlina, W. & Jayanti, D. (2019). 4C Dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding SENDIKA, 5(1).

Matondang, Z. (2009). Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian. Jurnal Tabularasa, 6(1), 87-97.

Maudiarti, dkk. (2007). Buku Kerja Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Mulyasa. (2018). Implementasi Kurikulum 2013 Revisi dalam Era Revolusi Industri 4.0. Jakarta: Bumi Aksara

Noormandiri, BK & Edar Sucipto. (2004). Matematika SMA Kelas XII. Jakarta:

Erlangga.

Pemerintah Indonesia. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003yang mengatur Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran RI Tahun 2003 No. 20. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pranyoto, Y. H. (2014). Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR). Jurnal Masalah Pastoral, 3(1), 19-19.

Retnawati, H. (2016). Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian (Panduan Peneliti, Mahasiswa, dan Psikometrian). Yogyakarta: Parama Publishing Sajidan, M. S., Baedhowi, dkk. (2018). Peningkatan Proses Pembelajaran dan

Penilaian Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SMK.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Seels, B.B., & Richey, R.C. (1994). Instructional technology: The definition and domains of the field. Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology.

Setiawan, P. G. F., & Pratini, H. S. (2019). Pengembangan Desain Pembelajaran Konsep Barisan yang Mengakomodasi sikap Kerja Sama & Tanggung Jawab menggunakan Pendekatan PPR. In ProSANDIKA UNIKAL (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Universitas Pekalongan) (Vol. 1, pp. 353-358).

Subagyo, J. 2005 Pembelajaran Berpola PPR(Bahan lokakarya guru).

Sugiana, I. N., Harjono, A., Sahidu, H., & Gunawan, G. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Media Laboratorium Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa pada Materi Momentum dan Impuls.

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(2), 61-65.

Soegijono, M. S., & KR, D. (1993). Wawancara Sebagai Salah Satu Metode Pengumpulan Data. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 3(1).

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suparno, P. (2015). Pedoman Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian.

Yogyakarta: USD.

Tim Penerbit Kanisius. 2008. Paradigma Pedagogi Refleksi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Wahana, P. (2016). Mengenal Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pendidikan untuk Membangun Manusia yang Cerdas dan Humanis.

DIDAKTIKA, 5(1).

Waluya, Badja. (2008). Penggunaan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkat Pemahaman Siswa Pada Konsep Geografi. [Online]. Tersedia http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242 001121-BAGJA_WALUYA/Jurnal/Jurnal_Bagja_4.pdf .Html [13 Desember 2019]

Winarni, E. W. (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Research and Development (R&D).

Jakarta : Bumi Aksara.

79

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Scanning Lembar Validasi Instrumen Angket Validator I

Lampiran 2: Hasil Scanning Lembar Validasi Instrumen Angket Validator II

Lampiran 3 : Hasil Validasi Instrumen Angket

KISI-KISI ANGKET RESPON MAHASISWA

No. Komponen Sub Komponen Butir Angket

Positif Negatif

c. Respon mahasiswa terhadap

pembelajaran

9, 20 11, 16

d. Sikap mahasiswa yang timbul ketika

a. Mahasiswa lebih mudah mengerjakan

c. Terjadi interaksi antara mahasiswa dan dosen

12, 18 4, 21

d. Terjadi interaksi

antar mahasiswa 3, 10 14, 15

ANGKET RESPON MAHASISWA

TERHADAP DESAIN PEMBELAJARAN (KONSEP BARISAN)

Nama Lengkap :

NIM :

Dalam rangka pengembangan desain pembelajaran matematika di kelas, saya mohon tanggapan teman-teman terhadap proses pembelajaran menggunakan Paradigma Pedekatan Reflektif materi Barisan Arimetika dan Barisan Geometri yang telah dilaksanakan. Jawablah dengan sejujurnya karena hal ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu untuk setiap pernyataan yang diberikan.

Keterangan Pilihan Jawaban

Berilah tanda centang (√) pada kolom skor dengan ketentuan sebagai berikut:

Skor 1 : Sangat Kurang Skor 2 : Kurang

Skor 3 : Baik

Skor 4 : Sangat Baik

No Pernyataan 1 2 3 4

1 Saya lebih mudah mengerjakan soal dengan kelompok belajar

2 Saya dengan senang hati membantu teman yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

3 Saya nyaman berkelompok dengan siapa saja 4 Saya takut untuk bertanya kepada dosen

5 Saya tidak bekerja sama dengan kelompok dalam menyelesaikan tugas

6. Saya merasa sulit dalam memahami konsep yang diajarkan dengan pembelajaran seperti ini.

7. Saya merasa minder saat belajar dalam kelompok 8. Saya merasa lebih nyaman belajar sendiri daripada

bersama kelompok

9. Saya merasa tertarik dengan cara belajar yang berlangsung

No Pernyataan 1 2 3 4 10. Saya tidak ragu-ragu untuk bertanya kepada teman

apabila ada hal yang belum saya mengerti 11. Saya tidak ingin topik lain diajarkansepertiini

12. Saya lebih berani mengajukan pertanyaan kepada dosen dengan pembelajaran seperti ini

13. Saya lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri-sendiri

14. Saya lebih nyaman jika berkelompok dengan teman-teman yang dekat dengan saya

15. Saya merasa minder untuk mengemukakan pendapat kepada teman dengan pembelajaran seperti ini

16. Saya merasa bosan selama proses pembelajaran

17. Saya semakin bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal latihan dan tugas

18. Saya berani untuk mengemukakan pendapat kepada dosen dengan pembelajaran seperti ini

19. Saya merasa terlatih untuk teliti dalam menyelesaikan soal

20. Saya termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini

21. Saya merasa tegang dan tertekan saat dosen mengajukan pertanyaan kepada saya

Bagaimana pendapatmu terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan?

...

...

Lampiran 4 : Hasil Scanning Lembar Validasi Pedoman Observasi

Lampiran 5 : Hasil Validasi Pedoman Observasi

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Praktikan :

1. Amatilah kegiatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran!

2. Isilah tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan keadaan yang diamati!

No. Aspek yang diamati Terlaksana Keteranga

Ya Tidak n I Kegiatan Prapembelajaran

1. Peneliti menyiapkan kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

2. Peneliti menyiapkan kesiapan mahasiswa II Kegiatan pendahuluan (Konteks)

3. Peneliti membuka pelajaran dengan salam dan doa

4. Peneliti mengecek kehadiran mahasiswa 5. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Peneliti menyampaikan apersepsi

7. Peneliti memberikan motivasi kepada mahasiswa

III Kegiatan Inti (Pengalaman) Penguasaan Materi

8. Peneliti menunjukan penguasaan materi pembelajaran pada saat mengajar atau menjawab pertanyaan dari mahasiswa

9. Peneliti menyampaikan materi sesuai dengan urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh mahasiswa (dari hal yang mudah)

10. Peneliti menyampaikan materi dengan mengaitkan realitas kehidupan

No. Aspek yang diamati Terlaksana Keteranga Ya Tidak n

Pendekatan/Strategi Pembelajaran 11. Peneliti melaksanaakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai 12. Peneliti melaksakan pembelajaran secara

runtut

13. Peneliti melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan

15. Peneliti memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi

16. Peneliti member kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati permasalahan yang diberikan

17. Peneliti bertanya kepada mahasiswa terkait apa yang diketahui dan ditanyakan pada permasalahan yang diberikan

18. Peneliti membagi mahasiswa dalam kelompok 19. Peneliti membagikan lembar kerja kepada

setiap kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang sudah diberikan 20. Peneliti membimbing setiap kegiatan

mahasiswa selama diskusi kelompok

21. Peneliti meminta minimal dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok 22. Peneliti memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk bertanya terkait hasil pekerjaan kelompok presenter

23. Guru bertanya kepada mahasiwa terkait penyelesaian yang sudah dilakukan Pemanfaatan media pembelajaran 24. Peneliti menggunakan media pembelajaran 25. Peneliti melibatkan siswa dalam pemanfaatan

media

Penggunaan bahasa

26. Peneliti menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

27. Peneliti menggunakan bahasa lisan yang jelas dan lancar

IV Kegiatan penutup

Refleksi dan rangkuman pembelajaran 28. Peneliti bersama mahasiswa menyimpulkan

materi pembelajaran yang sudah dipelajari

No. Aspek yang diamati Terlaksana Keteranga Ya Tidak n

29. Peneliti meminta mahasiswa untuk berefleksi terkait pengalaman belajarnya

Tindak lanjut pembelajaran

30. Peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan melakukan evaluasi

Catatan Tambahan:

………

………

………

………

………

………

………

………

Yogyakarta, ………..

Observer,

Lampiran 6 : Hasil Observasi Observer I

No. Aspek yang diamati Terlaksana Keterangan Ya Tidak

I Kegiatan Prapembelajaran 1. Peneliti menyiapkan

kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

√ Peneliti sudah menyiapkan kesiapan ruang seperti mengatur posisi meja dan kursi untuk proses diskusi kelompok saat pembelajaran.

Selain itu, peneliti sudah menyiapkan alat dan media pembelajaran

2. Peneliti menyiapkan kesiapan mahasiswa

√ Sebelum pembelajaran

dimulai peneliti meminta mahasiswa untuk

mempersiapkan diri dan barang yang tidak diperlukan untuk dimasukan ke dalam tas

II Kegiatan pendahuluan (Konteks) 3. Peneliti membuka pelajaran

dengan salam dan doa

√ Peneliti sudah memberikan salam dan mengajak mahasiswa untuk berdoa 4. Peneliti mengecek

kehadiran mahasiswa

√ Peneliti sudah menanyakan kehadiran mahasiswa 5. Peneliti menyampaikan

tujuan pembelajaran

√ Peneliti sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

6. Peneliti menyampaikan apersepsi

√ Peneliti sudah menyampaikan apresepsi dengan membahas materi yang sebelumnya sudah dipelajari

7. Peneliti memberikan

motivasi kepada mahasiswa

√ Peneliti sudah memberikan motivasi dengan baik III Kegiatan Inti (Pengalaman)

Penguasaan Materi 8. Peneliti menunjukan

penguasaan materi pembelajaran pada saat mengajar atau menjawab pertanyaan dari mahasiswa

√ Peneliti sudah menunjukkan penguasaan materi. Namun saat menjelasakan selisih pada barisan aritmetika ada sedikit kesalahan tetapi selanjutnya diperjelas kembali.

No. Aspek yang diamati Terlaksana

Keterangan Ya Tidak

9. Peneliti menyampaikan materi sesuai dengan urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh mahasiswa (dari hal yang mudah)

√ Penyampaian materi sudah disesuaikan dari hal yang mudah

10. Peneliti menyampaikan materi dengan mengaitkan realitas kehidupan

√ Peneliti menyampaiakan

materi dengan membahas beberapa contoh kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan barisan aritmetika dan barisan geometri

Pendekatan/Strategi Pembelajaran 11. Peneliti melaksanaakan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

√ Pembelajaran yang dilakukan sudah mengarah pada

kompetensi yang ingin dicapai

12. Peneliti melaksakan

pembelajaran secara runtut

√ Sudah runtut sehingga materi yang disampaikan saat proses pembelajaran dapat diikuti oleh mahasiswa

13. Peneliti melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

√ Pembelajaran dilakukan sudah bersifat kontekstual dengan menggunkan contoh konkret

14. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan

√ Waktu yang dialokasi kurang sesuai dengan apa yang direncanakan. Sedikit

15. Peneliti memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi

√ Permasalahan yang diberikan sudah berkaitan dengan materi yang dipelajari 16. Peneliti member

kesempatan kepada mahasiswa untuk

mengamati permasalahan yang diberikan

√ Peneliti sudah memberikan waktu mahasiswa untuk mengamati permasalahan tersebut.

17. Peneliti bertanya kepada mahasiswa terkait apa yang diketahui dan ditanyakan pada permasalahan yang

√ Peneliti sudah menanyakan apa yang diketahui dan ditanyakan pada permasalahan

diberikan

No. Aspek yang diamati Terlaksana

Keterangan Ya Tidak

18. Peneliti membagi

mahasiswa dalam kelompok

√ Peneliti membagi mahasiswa menjadi 5 kelompok

19. Peneliti membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok untuk

menyelesaikan

permasalahan yang sudah diberikan

√ Penelitian sudah memberikan lembar kerja pada setiap kelompok

20. Peneliti membimbing setiap kegiatan mahasiswa selama diskusi kelompok

√ Peneliti sudah membimbing mahasiswa dalam diskusi kelompok dengan melakukan interaksi dan keliling kesetiap kelompok

21. Peneliti meminta minimal dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

√ Peneliti sudah meminta kelompok untuk

22. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya terkait hasil pekerjaan kelompok presenter

√ Sudah memberikan

kesempatan untuk bertanya kepada kelompok lain

23. Guru bertanya kepada mahasiwa terkait

penyelesaian yang sudah dilakukan

√ Sudah melakukan Tanya

jawab kepada mahasiswa

Pemanfaatan media pembelajaran 24. Peneliti menggunakan

media pembelajaran

√ 25. Peneliti melibatkan siswa

dalam pemanfaatan media

Penggunaan bahasa

26. Peneliti menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

27. Peneliti menggunakan bahasa lisan yang jelas dan lancar

IV Kegiatan penutup

Refleksi dan rangkuman pembelajaran No. Aspek yang diamati Terlaksana

Keterangan Ya Tidak

28. Peneliti bersama mahasiswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari

√ Peneliti sudah mengajak mahasiswa untuk

menyimpulkan materi yang dipelajari

29. Peneliti meminta mahasiswa untuk berefleksi terkait pengalaman belajarnya

√ Peneliti sudah mengajak mahasiswa untuk melakukan refleksi di selembar kertas dengan memberikan beberapa pertanyaan

Tindak lanjut pembelajaran 30. Peneliti menyampaikan

materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan melakukan evaluasi

√ Peneliti sudah menyampaikan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya dan setelah

pembelajaran melakukan evaluasi terkait pembelajaran yang sudah dilaksanakan

Lampiran 7 : Hasil Observasi Observer II

No. Aspek yang diamati Terlaksana Keterangan Ya Tidak

I Kegiatan Prapembelajaran 1. Peneliti menyiapkan kesiapan

ruang, alat, dan media pembelajaran

√ Sebelum pembelajaran

dimulai, peneliti datang lebih awal untuk mempersiapkan ruangan dengan mengatur meja dan kursi menjadi beberapa kelompok agar pembelajaran tidak terganggu dan dimulai tepat waktu, selain itu peneliti juga

dimulai, peneliti datang lebih awal untuk mempersiapkan ruangan dengan mengatur meja dan kursi menjadi beberapa kelompok agar pembelajaran tidak terganggu dan dimulai tepat waktu, selain itu peneliti juga

Dokumen terkait