• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORETIS

D. Deskripsi

4. Macam-Macam Deskripsi

Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatannya dan perasaannya kepada pembaca melalui tulisan.

a. Deskripsi Ekspositorik

Melalui deskripsi ekspositorik, peneliti hanya ingin memberitahukan, memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Deskripsi ekspositorik bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada pembaca. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang formal dan lugas.

b. Deskripsi Artistik (Impresionistik)

Deskripsi impresionistik adalah deskripsi yang mengarah kepada pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan langsung dengan objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan sugesti dan impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat dan pilihan kata yang menggugah. Deskripsi ini berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap objek melalui imajinasi pembaca.32 Agar pembaca memiliki penghayatan, peneliti harus dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Dan peneliti dituntut dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca.

Berdasarkan kategori yang lazim, karangan deskripsi dipilih atas dua kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat.

31 M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), h.43.

32 Ibid, Hlm.44

a. Deskripsi Orang

Kerumitan manusia tidak hanya struktur atomi dan morfologi tubuh,tetapi akal budi dan jiwa yang dimilikinya. Hal ini akan menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang memuaskan.

Contohnya : Peneliti meminta kepada para murid untuk mengisi soal yang telah peneliti presentasikan di depan para murid dengan menggunakan media rumah kayu. Dan para murid harus mengetahui apa sajakah yang telah disampaikan oleh peneliti dari awal sampai akhir. Seperti ada berapakah kantin sekolah, ada berapakah tempat duduk ruang kelas, dan terbagi berapa ruangan di ruang guru. Dengan itu kepada para murid harus mengisi secara terperinci dan detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi pembaca dan pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan atau mengalami langsung objek tersebut.

b. Deskripsi Tempat

Tempat peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat, semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.

Contohnya: peneliti meminta kepada para murid untuk mengisi soal yang telah peneliti presentasikan di depan para murid dengan menggunakan media video lingkungan sekolah. Dan para murid harus mengetahui apa saja yang telah disampaikan oleh peneliti dari awal samapai akhir peneliti jelaskan. Seperti menjelaskan bagaimana warna cat dinding sekolah, ada apa saja fasilitas di ruang kelas, ruang guru dan kantin sekolah.

Tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes kemampuan menyimak berdasarkan media rangsang visual dan suara (video). Penilaian terhadap hasil menyimak teks deskripsi mencakup beberapa aspek,

yaitu pemahaman isi teks dengan topik, ketepatan diksi, ketepatan struktur kalimat, keefektifan kalimat, dan ejaan. Berikut penjelasan mengenai aspek penilaian tersebut.

E. Kriteria Penilaian Menyimak dalam Teks Deskripsi 1. Pemahaman isi teks

pemahaman isi teks dinilai berdasarkan kelengkapan dan pemahaman isi teks tersebut. Isi dari teks deskripsi yaitu, argumentasi, fakta, dan ajakan. E. Kosasih menyatakan bahwa di dalam teks deskripsi terdapat pendapat-pendapat seperti halnya di dalam teks argumentatif. Mungkin pula tersaji fakta. Di dalam teks deskripsi, baik pendapat ataupun fakta digunakan dalam rangka memengaruhi pembaca agar mau mengikuti bujukan-bujukan itu. Di samping menggunakan fakta, penulis dapat pula menggunakan pendapat para ahli. Juga bisa menggunakan cara lainnya yang sekiranya dapat memperkuat ajakan atau imbauannya itu.33

Pendapat dan fakta disajikan untuk memperkuat argumen dan ajakan penulis. Apalagi jika penulis mencantumkan fakta, maka argumennya akan semakin kuat mempengaruhi pembaca. Ajakan dalam teks deskripsi dapat berupa anjuran, imbauan, dan lain-lain, baik ajakan yang tersirat maupun yang tersurat. E. Kosasih menyatakan bahwa adapun yang dimaksud dengan ajakan adalah kata-kata atau perbuatan untuk mengajak; undangan. Ajakan dapat pula berarti anjuran, imbauan, dan sebagainya (untuk melakukan sesuatu). Ajakan ditandai dengan kata-kata harus, hendaknya, sebaiknya, usahakanlah, jangan, hindarilah, dan sejenisnya. Di samping itu, tidak sedikit pula teks deskripsi yang menyampaikan karangan yang menggambarkan sesuatu beda, tempat suasana atau keadaan.34

2. Ketepatan diksi

berdasarkan pemilihan kata atau diksi yang digunakan sesuai dengan konteks kalimatnya atau tidak. Apabila terdapat kata yang kurang

33 E. Kosasih, Bahasa Indonesia- Studi dan Pengajaran, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017), cet. ke-2, h. 186.

34 E. Kosasih, op.cit., h. 177.

atau bahkan tidak sesuai dengan konteks kalimatnya, maka pembaca akan kurang memahami maksud dari kalimat tersebut. Putrayasa menyatakan bahwa diksi berasal dari kata dictionary (bahasa Inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal pemilihan kata yang digunakan dalam sebuah kalimat. Menurut Arifin kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Jadi pemilihan kata atau diksi pada teks deskripsi perlu diperhatikan dan harus tepat penggunaannya dalam sebuah kalimat agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Penilain ketepatan diksi juga berdasarkan pembentukan dan pemilihan kata yang terkadang sering keliru dalam penulisannya. Zaenal Arifin mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan dan pemilihan kata, yaitu penanggalan awalan meng-, penanggalan awalan ber-, peluluhan bunyi /c/, penyengauan kata dasar, peluluhan bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang berimbuhan meng-/per-, penggunaan awalan ke- yang sering keliru dengan ter-, pemakaian akhiran –ir dalam bahasa Indonesia adalah –asi, padanan yang tidak serasi, pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap, pemakaian akronim (singkatan), penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman, penggunaan kata yang hemat, penggunaan analogi, dan penggunaan bentuk jamak dalam Bahasa Indonesia.53 Pembentukan dan pemilihan kata harus diperhatikan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

3. Ketepatan struktur kalimat

Ketepatan struktur kalimat dinilai berdasarkan ketepatan struktur yang digunakan dalam kalimat. Struktur teks deskripsi menurut E. Kosasih terdiri dari 4, yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi.

a. judul, yakni untuk mengetahui apa isi dari teks deskripsi tersebut.

b. identifikasi, yakni merupakan kalimat pengantar mengenai apa yang akan dijelaskan pada teks deskripsi.

c. klasifikasi, yakni berisikan urutan atau penggolongan dari topik yang dibahas.

d. deskripsi, yakni penjelasan secara detail mengenai topik yang dibahas.

4. Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.57 Kriteria penilaian ejaan dan tata tulis berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mengatur hal pemakaian huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital, pemakaian huruf miring, pemakaian tanda-tanda baca, penulisan kata, penulisan singkatan dan akronim, penulisan angka dan bilangan, dan penulisan unsur serapan.58 Jadi, terdapat lima kriteria penilaian dalam menganalisis teks persuasi, yaitu kesesuaian isi teks, kelengkapan struktur teks, ketepatan kata, ketepatan kalimat, serta ejaan dan tata tulis.

F. Penelitian Relevan

Peneliti relevan yang pertama mengenai teknik multimedia dilakukan oleh Nurasa Arief Herdiyono dari Universitas Negeri Yogyakarta, Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Peneliti ini berjudul Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Makrame Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2016. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pada pengembangan multimedia interaktif menggunakan pembelajaran makrame terhadap peserta didik SMP. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa tersedianya multimedia interaktif pembelajaran dapat memudahkan guru dan membantu siswa untuk belajar secara mandiri.35

Perbedaan penelitian Nurasa Arief Herdiyono dengan penelitian ini adalah:

1. Nurasa melakukan penelitian pada tahun 2016, sedangkan peneliti dilakukan pada tahun 2020

2. Nurasa melakukan penelitian pada konsep pemahaman pembelajara, sedangkan peneliti melakaukan penelitian pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

3. Nurasa menggunakan metode Research and Development (R&D) sedangkan peneliti ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Peneliti relevan yang kedua, ialah penelitian yang dilakukan oleh Lusiari Rahmawati yang berjudul Pengaruh Keterampilan Menyimak Cerpen Terhadap Kemampuan Menulis Isi Cerpen Pada Siswa Kelas V Sd Gugus Dewi Kunthi Kota Semarang. Lusiari Rahmawati adalah mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Negeri Semarang yang dilakukan pada tahun 2016. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui Pengaruh Keterampilan Menyimak Cerpen Terhadap Kemampuan Menulis

35 Nurasa Arief Herdiyono, Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Makrame Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2016, Skripsi 16 Desember 2020. tidak dipublikasikan.

Isi Cerpen Pada Siswa Kelas V Sd Gugus Dewi Kunthi Kota Semarang.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode korelasional. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa Terjadi Pengaruh Keterampilan Menyimak Cerpen Terhadap Kemampuan Menulis Isi Cerpen Pada Siswa Kelas V Sd Gugus Dewi Kunthi Kota Semarang. setelah diadakan penelitian keterampilan Menyimak Cerpen Terhadap Kemampuan Menulis Isi Cerpen.36

Perbedaan penelitian Rani Melinda Aditama dengan penelitian ini adalah:

1. Lusiari Rahmawati melakukan penelitian pada tahun 2016, sedangkan peneliti dilakukan pada tahun 2020

2. Lusiari Rahmawati melakukan penelitian pada konsep pemahaman pembelajaran bahasa Indonesia, sedangkan peneliti melakaukan penelitian pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

3. Lusiari Rahmawati menggunakan kuantitatif dengan metode korelasional sedangkan peneliti ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Peneliti relevan yang ketiga, ialah penelitian yang dilakukan oleh Albert Agustinus Sudarno yang berjudul “Peningkatan Minat Dan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawii siswa Kelas 3 SDN Sumberwatu Prambanan”. Albert Agustinus adalah mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Negeri Semarang yang dilakukan pada tahun 2016. Penelitian ini memiliki tujuan untuk Mendeskripsikan Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas 3 SDN Sumberwatu Prambanan. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawii. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa Terjadi Pengaruh Peningkatan Minat Dan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Dengan Model Pembelajaran

36 Lusiari Rahmawatiyang berjudulPengaruh Keterampilan Menyimak Cerpen Terhadap Kemampuan Menulis Isi Cerpen Pada Siswa Kelas V Sd Gugus Dewi Kunthi Kota Semarang.Tahun Pelajaran 2016, skripsi 16 April 2021. tidak dipublikasikan.

Kooperatif Tipe Jigsawiisiswa Kelas 3 Sdn Sumberwatu Prambanan Tahun Pelajaran 2016/2017.37

Perbedaan penelitian Albert Agustinus dengan penelitian ini adalah:

1. Albert Agustinus melakukan penelitian pada tahun 2016/2017, sedangkan peneliti dilakukan pada tahun 2020.

2. Albert Agustinus melakukan penelitian pada konsep pemahaman pembelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan peneliti melakaukan penelitian pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

3. Albert Agustinus menggunakan penelitian tindakkan kelas (PTK) sedangkan peneliti ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

37 Albert Agustinus yang berjudul Peningkatan Minat Dan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawiisiswa Kelas 3 SDN Sumberwatu Prambanan Tahun Pelajaran 2016/2017, skripsi 16 April 2021. tidak dipublikasikan.

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 yang terletak di Jalan Desa Ridogalih Kec. Cibarusah Kab. Bekasi kode pos: 17340.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terhitung dari bulan Januari 2020 sampai bulan Febuari 2021.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode penelitian adalah cara yang tepat dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, memutuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.38 Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.39 Jadi penelitian kualitatif itu berkaitan dengan kehidupan yang dijalani, hal-hal yang terjadi, situasi yang dibangun dalam peristiwa sehari-hari, dan momen-momen yang ada.

Deskriptif juga sebagai metode penelitian yang dapat dikembangkan ke arah panelitian naturalistik yakni yang menggunakan kasus secara spesifik melalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami dengan

38 Emzir , Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT RajaGrafindo, Cet. Ke-1.2010), h.17

39 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h. 28

pendekatan fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang sedang terjadi.

“Nana Syaodih Sukmadinata memaparkan bahwa penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.

Penelitian kualitatif bersifat induktif peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi.

Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan”.40 Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Menurut Denzin & Lincoln 1987 dalam buku Lexy J.

Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.41 Oleh karena itu, pertimbangan peneliti dalam fenomena sangat diperlukan.

Adapun tujuan penelitian kualitatif deskriptif adalah menciptakan pemaparan secara sistematis, faktual, dan akurat dalam fakta-fakta yang terjadi.

Jadi, metode penelitian kualitatif deskriptif salah satu metode penelitian yang mendeskripsikan atau menjelaskan suatu fenomena sosial atau peristiwa yang terjadi dengan menggunakan cara observasi, wawanacara, dokumentasi, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif karena bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran pada

40 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 60.

41 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2016), h. 5

menyimak deskripsi dengan menngunakan video dengan pembelajaran menggunakan Google Classroom yang akan dideskripsikan dan dianalisis oleh peneliti.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-4 SMP Negeri 2 Cibarusah yang berjumlah 20 siswa, 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Sementara objek penelitian ini adalah penggunaan multimedia interaktif dalam menyimak deskripsi. Alasan pemilihan subjek pada penelitian ini merupakan rekomendasi dari guru bahasa Indonesia. Sementara pemilihan objek pada penelitian ini karena kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran menyimak teks deskripsi, hal tersebut diketahui berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan sebelum penelitian.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti adalah perencanaan dan pelaksanaan kegiatan peneliti membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan, mengumpulkan data, menganalisis dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti sebagai observasi dalam proses pembelajaran dan penelitian yang sedang berlangsung. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran untuk materi multimedia interaktif pada menyimak deskripsi dengan menggunakan media video bertema lingkungan sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informasi yang diperoleh berbentuk dokumen dan catatan peristiwa yang kemudian diolah menjadi data.

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau

peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan. Observasi atau metode pengamatan mempunyai sifat dasar naturalistik yang berlangsung dalam konteks natural (asli) dari kejadian, pelakunya berpartisipasi secara wajar dalam interaksi, dan observasi ini menelusuri aliran alamiah dari kehidupan sehari-hari.

Kegiatan observasi yang peneliti lakukan adalah:

a. Melakukan wawancara kepada guru bahasa Indonesia mengenai kegiatan belajar siswa, khususnya bahasa Indonesia.

b. Meminta izin untuk memasuki kelas melalui google classroom untuk melihat keadaan kelas.

c. Melakukan penelitian.

d. Mendokumentasikan proses belajar mengajar.

e. Bertanya kepada siswa tentang pembelajaran yang telah berlangsung menggunakan multimedia berupa video bertema lingkungan sekolah.

f. Meminta tanggapan guru, terutama guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden. Wawancara yang diadakan langsung dengan orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara, baik tentang dirinya maupun tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan yang bertujuan untuk menjaring informasi bagi peneliti agar mendapatkan informasi yang jelas dan valid.42 Adapun wawancara yang dilakukan ialah wawancara terstruktur. Wawancar terstruktur adalah jenis wawancara paling kaku.

Wawancara ini berangkat dari serangkaian pertanyaan yang telah

42 Widoyoko Eko Putro , Teknik Pengusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cet.ke-6. 2017). H.50

disiapkan dan dinyatakan menurut urutan yang telah ditentukan.43 wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai peserta didik dan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII-4 SMP Nenegri 2 Cibarusah karena peserta didik dan guru tersebut terlibat langsung dalam proses pembelajaran secara online. Mewawancara dilakukan dua tahap yaitu tatap muka yang dilakukan dengan pengmpu Bahasa Indonesia dan online dilakukan oleh peserta didik.

Tabel 3. 1. Forum Wawancara dengan Peserta Didik Nama Peserta Didik : AIDA MARTIANI SELVIANA Kelas : VII-4

Asal Sekolah : SMP Negeri 2 Cibarusah No Pertanyaan

1 Apa yang Anda ketahui tentang menyimak?

2 Bagaimana pembelajaran menyimak disekolah Anda?

3 Berapa kali Anda melakukan pembelajaran menyimak dengan video?

4 Apa yang Anda ketahui dengan deskripsi?

5 Kesulitan apa yang Anda alami saat pembelajaran menyimak dengan video?

6 Kesulitan apa yang Anda alami ketika mendeskripsikan video yang telah Anda simak?

7 Menurut Anda lebih mudah menyimak secara langsung didalam kelas penjelasan dari guru atau menyimak

menggunakan multimedia interaktif dengan menggunakan video?

8 Apakah dengan menggunakan multimedia interaktif pada video dapat meningkatkan anda dalam daya simak Anda?

9 Apakah menyimak dengan menggunakan multimedia interaktif memudahkan Anda dalam mendeskripsikan apa yang ada didalam video?

10 Apakah nilai Anda meningkat dengan menggunkan multimedia interaktif pada video?

Pewancara

43 Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014), h. 51.

Nuraisyah

Tabel 3. 2. Forum Wawancara dengan Guru Nama guru : E.Nurlaela , S.Pd Usia : 35 tahun

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia No Daftar Pertanyaan

1 Bagaimana kendala pembelajaran secara daring?

2 Sejaka kapan pembelajaran daring disekolah Ibu?

3 Bagaimana perbedaan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring?

4 Bagaimana menyimak deskripsi pada kelas VII-4?

5 Bagaimana cara mengetasi siswa kelas VII-4 dalam menyimak deskripsi?

6 Apakah cerita deskripsi sudah diajarkan di kelas VII-4?

7 Apakah pembelajaran menyimak deskripsi sudah sampai pada keterampilan menyimak deskripsi?

8 Bagaimana manfaat menyimak deskripsi selama Ibu memberikan materi kepada siswa?

Pewancara

Nuraisyah

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang tertulis.

Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian, dan sebagainya dalam pelaksanaan metode dokumentasi.44 Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, disekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan auotobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin

44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2002), h.135.

kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.45

Oleh karena itu, peneliti menyajikan dokumen berupa screanshoot hasil foto pembelajaran dengan aplikasi google classroom, whatsapp group. Beberapa hasil dokumentasi lainnya yaitu berupa rekam suara hasil wawancara dan foto hasil wawancara.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan instrumen penelitian keterampilan menyimak secara tertulis berdasarkan teori Burhan Nurgiantoro, berikut ini adalah instrumen penilaiannya.

Tabel 3. 3. Format Penilaian Menyimak Teks Deskripsi

(Dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Burhan Nurgiyantoro).46

No. Aspek Penilaian Skor

Nilai seorang peserta uji diperoleh dengan cara: jumlah skor dibagi skor maksimal kali seratus atau sepuluh. Misalnya, jumlah skor 20 dan skor tertinggi untuk contoh diatas 25, maka nilainya adalah 20:25x100= 80 (atau:

20:25x10=80).

Berdasarkan aspek yang dinilai di atas, terdapat beberapa tingkatan yang ditentukan dari rentan 1-5. Keterangan dalam menentukan pemilihan tingkat capaian kinerja adalah sebagai berikut.

45 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, ( Bandung: CV Alfabeta, 2017), h. 327

46 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2014), h. 390.

Tabel 3. 4. Kriteria Penilaian Teks Deskripsi

2 Ketepatan diksi Sangat mampu:

menggunakan 5-7 ciri

deskripsi.

Berdasarkan penjabaran dari aspek penilaian di atas, penulis juga melampirkan untuk mencari nilai rata-rata keseluruhan aspek yang diteliti, menggunakan rumus sebagai berikut:47

Setelah diperoleh nilai rata-rata langkah selanjutnya yaitu menemukan penentuan kriteria perhitungan dengan menggunakan skala empat yaitu:

Tabel 3. 5. Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat.48

Interval

Deskripsi data kualitatif dilakukan yaitu dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden.49 Data kualitatif dianalisis dengan cara mendeskripsikan hasil temuan, data tersebut antara lain:

Deskripsi data kualitatif dilakukan yaitu dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden.49 Data kualitatif dianalisis dengan cara mendeskripsikan hasil temuan, data tersebut antara lain:

Dokumen terkait