• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai perbandingan dan tolak ukur untuk mempermudah dalam menyusun penelitian ini. Dalam hal ini peneliti menggunakan 3 penelitian terdahulu yaitu :

1. Peran Jogja TV Sebagai Media Pelestari Bahasa Jawa, oleh Lutfiyah, UIN Sunan Kalijaga, tahun 2008.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi dalam program siaran di Jogja TV. Selain itu untuk mengetahui peran Jogja TV dalam melestarikan bahasa Jawa. Penelitian yang dilakukan Lutfiyah

27

menggunakan peran media sebagai salah satu konsep pemikiran. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa fungsi media massa memiliki peran untuk melestarikan bahasa Jawa.

Perbedaan penelitian Lutfiyah dengan penelitian ini adalah terletak dari objek yang diteliti. Dalam penelitian Lutfiyah menggunakan Jogja TV sebagai objek penelitian. Sedangkan penelitian ini menggunakan Radio Retjo Buntung sebagai objek penelitian. Selain itu juga terdapat dari program acara yang diteliti.

Jika pada penelitian Lutfiyah ini menjelaskan program berbahasa Jawa yang ada di Jogja TV. Akan tetapi penelitian ini hanya menjelaskan satu program dari Radio Retjo Buntung, yaitu program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”.

2. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Kampanye Pelestarian Bahasa Jawa Kota Yogyakarta Melalui Desain Komunikasi Visual, oleh Tiara Anjarsari, ISI Yogyakarta, tahun 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perancangan iklan layanan masyarakat dalam melestarikan bahasa Jawa melalui desain komunikasi visual.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan kuisioner dan wawancara. Penelitian ini berisi tentang perancangan Iklan Layanan Masyarakat agar komunikatif, efisien, dan estetis. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan masyarakat untuk memahami dan mampu melestarikan bahasa Jawa di Kota Yogyakarta.

Perbedaan penelitian Tiara Anjarsari dengan penulis ialah terdapat pada bentuk komunikasi. Pada penelitian ini menggunakan Iklan Layanan Masyarakat untuk melestarikan bahasa Jawa. Sedangkan penulis menggunakan program acara

“Sandiwara Bahasa Jawa”. Selain itu dari metode pengumpulan data, penulis tidak menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini.

3. Eksistensi Bahasa Jawa Dalam Wacana Meme, oleh Dewi Untari, Universitas Sebelas Maret, tahun 2017.

Objek penelitian ini adalah meme yang ada di media sosial seperti instagram. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk bahasa Jawa yang digunakan dalam meme berbahasa Jawa. Selain itu bertujuan untuk mengetahui fungsi meme berbahasa Jawa terhadap masyarakat pembacanya.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber penelitian ini adalah meme berbahasa Jawa yang ada di akun instagram Dagelan-_Jowo.

Simpulan penelitian ini bahwa meme berbahasa Jawa merupakan salah satu bentuk pemertahanan bahasa Jawa di era internet saat ini. Perbedaan penelitian yang ada pada penelitian ini adalah dari segi pemilihan media. Media yang digunakan pada penelitian Dewi Untari adalah media sosial atau new media.

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposif dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2010:15).

Dalam penelitian ini dapat diperoleh deskripsi-deskripsi masalah yang akan penulis pecahkan berdasarkan fakta yang diamati. Proses produksi program acara

“Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung akan dijelaskan lebih mendalam. Agar dapat mengetahui isi pesan yang disampaikan kepada pendengar melalui sebuah program. Sehingga dapat diperoleh suatu makna dari pesan tersebut. Penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai revitalisasi bahasa Jawa dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta. Dalam pendeskripsian revitalisasi bahasa Jawa dalam program radio disini merupakan tindakan-tindakan pengelola stasiun radio dalam mengelola program tersebut agar mampu membangkitkan kembali budaya lokal, terutama bahasa Jawa.

3.2 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”

di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi adalah tempat dimana penelitian itu dilakukan. Lokasi dalam pengumpulan data penelitian yaitu kantor Radio Retjo Buntung Jl. Jagalan 36 Yogyakarta.

3.4 Sumber Data

Sumber data adalah semua informasi baik yang merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa atau gejala baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Sumber data adalah subyek dari mana asal data diperoleh (Sujarweni, 2014:73).

3.4.1 Informan

Merupakan orang-orang dalam latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah pihak dari Radio Retjo Buntung seperti produser, penulis naskah, dan penyiar atau presenter terhadap program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung.

3.4.2 Dokumen

Dokumen adalah surat yang tertulis atau tercetak yang dapat sebagai bukti keterangan, seperti rekaman suara, gambar, film, dan sebagainya. Dokumen

31

dalam penelitian ini dapat berupa naskah, gambar, rekaman suara, dan desain produksi dari program “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Wawancara Mendalam ( In Depth Interview )

Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam (in depth interview) berupa wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur di dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Adanya wawancara sejenis ini untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang di wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada pihak-pihak yang terkait mengenai program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta yaitu kepada produser, penulis naskah, dan penyiar dari program tersebut. Selain itu pihak luar seperti pendengar dari program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” dan pengamat sastra bahasa Jawa atau sastrawan Bahasa Jawa.

Berikut data informan dalam penelitian ini :

1. Hari Wahyu Utomo sebagai produser program acara sekaligus editor dan operator montage pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

2. Ria Gustimawar sebagai penulis naskah dan sutradara (program director) pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

3. Widia Gita, sebagai salah satu pemain dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

4. Elda Meliana, usia 16 tahun, sebagai pendengar program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

5. Dwi Ayu, usia 25 tahun, sebagai pendengar program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

6. Sri Lelonowati, usia 58 tahun, sebagai pendengar program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

7. Dri Hardono, S.Sos., Seksi Bahasa Jawa di Dinas Kebudayaan DIY, sebagai pengamat bahasa Jawa.

3.5.2 Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti.

Observasi dilakukan dengan pengamatan terhadap objek penelitian.

Peneliti akan mengadakan kunjungan ke stasiun radio Retjo Buntung, peneliti akan melakukan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap apa yang terjadi di dalam perusahaan, seperti pelaksanaan program, serta kinerja personal.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan mengumpulkan dokumen-dokumen dari sumber terpercaya yang mengetahui tentang narasumber, misal produser acara dari program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung.

33

Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa dokumen penting yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu gambaran umum tentang stasiun Radio Retjo Buntung, berupa foto, serta transkrip acara radio.

Kemudian dokumen tertulis seperti naskah program, serta laporan hasil evaluasi program. Guna mendukung penelitian ini juga digunakan buku, jurnal, tulisan-tulisan di internet yang berkaitan dengan revitalisasi bahasa Jawa dalam program acara di radio.

3.6 Keabsahan Data 3.6.1 Uji Kredibilitas

a) Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012:369). Dengan demikian triangulasi yang peneliti gunakan untuk penelitian ini adalah triangulasi sumber. Merupakan teknik pengecekan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yang berbeda. Triangulasi sumber yang dipakai oleh peneliti adalah :

1) Produser

Selaku pimpinan program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

2) Penulis Naskah

Selaku penulis naskah program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

3) Penyiar

Selaku pembawa acara program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

4) Pendengar

Yaitu audien yang mendengarkan program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”

di Radio Retjo Buntung. Adapun segmentasi pendengar yang peneliti ambil ialah pelajar, pekerja, dan orang tua (berusia 40 tahun keatas).

5) Sastrawan Bahasa Jawa

Yaitu selaku pengamat mengenai Bahasa Jawa. Dalam hal ini peneliti memilih sumber Dri Hardono S.Sos, sebagai Seksi Bahasa Jawa di Dinas Kebudayaan Yogyakarta.

3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa interaktif Miles dan Huberman :

3.7.1 Reduksi Data

Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu tulisan yang akan dianalisis (Herdiansyah, 2010:165).

Nantinya hasil wawancara akan diubah menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi akan menjadi tavel observasi, dan hasil dokumentasi akan diformat menjadi skrip analisis dokumen.

35

3.7.2 Penyajian Data

Sekumpulan informasi yang tersusun memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data.

3.7.3 Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil akan ditangani secara longgar dan tetap terbuat sehingga kesimpulan yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan ini juga diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan maksud menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan yang merupakan validitas datanya.

Tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif, dimana peneliti harus siap bergerak di antara tiga hal tersebut selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik kegiatan kondensasi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi selama sisa waktu penelitian.

36 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Radio

4.1.1 Sejarah Radio Retjo Buntung

Awal berdiri Radio Retjo Buntung dimulai dari sebuah kegemaran Aris Yundanto yang memiliki hobi bereksperimen membuat alat pemancar siaran. Alat tersebut hanya menggunakan antena pancaran siaran dari batang bambu dan kemudian diudarakan di beberapa program acara. Pada tanggal 9 Maret 1967, Aris Yudanto mulai menata secara permanen dengan menggunakan call stastion “Retjo Buntung”. Akhirnya tanggal 9 Maret 1967 ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Radio Retjo Buntung Yogyakarta.

Memiliki motto “Melestarikan Budaya Bangsa” menyajikan program-program budaya daerah Jawa seperti ketoprak, keroncong, wayang kulit, dan dagelan mataram. Kerja keras awak Radio Retjo Buntung akhirnya menjadikan Radio Retjo Buntung menjadi kepercayaan masyarakat sebagai radio papan atas berdasarkan survey pendengar SRI.

Untuk meningkatkan kualitas penyajian siarannya, pada tanggal 1 Januari 1992 Radio Retjo Buntung memindahkan frekuensinya dari jalur AM 1062 KHz ke jalur FM dengan frekuensi 100,55 Mhz dengan motto siaran menjadi “Citra Radio Keluarga”. Ternyata dalam perjalanannya, Radio Retjo Buntung menawarkan sesuatu demi kepuasan pemiarsanya. Sejak 9 Maret 2001, Radio Retjo Buntung membawa babak baru dalam dunia radio di Jogja. Dengan

37

keberaniannya menyajikan siaran selama 24 jam setiap hari, yaitu dari program reguler yang sudah berjalan dengan ditambah sajian khusus bernuansa etnika.

Pada bulan Maret 2004, pengaturan kanal frekuensi dari pemerintah pusat untuk semua radio mengharuskan Radio Retjo Buntung menggeser frekuensi menjadi 99,4 FM, tepatnya mulai tanggal 3 Mei 2004. Kemudian pada tanggal 19 Januari 2005 Radio Retjo Buntung menghadirkan Live Streaming. Hal itu untuk menuntaskan keinginan mendengarkan siaran Radio Retjo Buntung bagi yang berada di luar Jogja. Sehingga pemiarsa bisa menikmati siaran Radio Retjo Buntung melalui internet, tidak hanya pemiarsa yang ada di Indonesia tetapi seluruh belahan dunia.

Pada bulan Maret 2017 hingga saat ini Radio Retjo Buntung masih dapat bertahan dan berkembang. Radio Retjo Buntung mampu tumbuh dan dikenal sebagai sebuah industri media massa elektronik yang profesional dan dikenal di Yogyakarta dan sekitarnya.

Pada tahun 2018, Radio Retjo Buntung mendapatkan penghargaan Anugrah Penyiaran DIY 2018. Radio Retjo Buntung mendapatkan 3 penghargaan sebagai Program Siaran Nasionalisme Terbaik. Selain itu sebagai Progam Siaran Berbahasa Jawa Terbaik dan Program Seni dan Tradisi Terbaik.

4.1.2 Visi dan Misi Radio Retjo Buntung 1) Visi

Menjadikan radio siaran yang unggul, terpercaya dan profesional, dalam menyajikan hiburan serta informasi, dengan mengedepankan nilai sosial budaya, untuk keluarga.

2) Misi

a. Menyelenggarakan siaran yang bernilai edukatif, informatif, dan menghibur masyarakat.

b. Mengembangkan program untuk mengedukasi masyarakat dengan dilandasi nilai nilai sosial budaya sesuai dengan tuntutan jaman untuk pendengar segmen keluarga.

c. Menjalin kemitraan bisnis yang sinergis terpercaya dan saling menguntungkan.

d. Meningkatkan profesionalisme dalam manajemen radio.

e. Mengikuti perkembangan teknologi secara terus menerus untuk mendukung penyelenggaraan siaran.

f. Senantiasa membina SDM sesuai tuntutan profesional di bidangnya.

g. Menciptakan nilai tambah yang menguntungkan bagi pemilik, karyawan, dan para mitra.

4.1.3 Logo Radio Retjo Buntung

GAMBAR 4.2

LOGO RADIO RETJO BUNTUNG SUMBER: RADIO RETJO BUNTUNG

39

4.1.4 Deskripsi Logo

Logo yang digunakan Radio Retjo Buntung saat ini memiliki perpaduan warna orange, kuning, dan coklat. Hal itu didasari karena ciri khas dari warna perusahaan Radio Retjo Buntung itu sendiri. Tidak ada makna sendiri dalam pemilihan warnanya, hanya berdasarkan warna tersebut merupakan warna icon yang dimiliki oleh Radio Retjo Buntung.

Logo ini digunakan sejak Radio Retjo Buntung mengubah frekuensi siaran menjadi 100,55 Mhz. Artinya logo ini digunakan sejak 1 Januari 1992. Selain itu Radio Retjo Buntung memberikan motto “Citra Radio Keluarga” karena program-program yang disajikan berkaitan dengan keluarga.

4.1.5 Data Radio Retjo Buntung

Nama Badan : Pengembangan dari PT Radio Swara Gadjah Mada dan PT Prima Amanat Nusantara

Nama Radio : Radio Retjo Buntung Slogan Radio : Citra Radio Keluarga Frekuensi : 99,4 FM

Call Sign Pendengar : Pamiarsa

Jangkauan Siaran : Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya Alamat : Jalan Jagalan No 36 Yogyakarta

Nomor Telepon : Radio Retjo Buntung

Bagian iklan (0274) 513035-06 Bagian siaran (0274) 512942-515670

4.1.6 Segmentasi Radio Retjo Buntung

Pihak Radio Retjo Buntung telah membuat segmentasi pendengar.

Segmentasi pendengar ini telah ditentukan oleh Radio Retjo Buntung. Hal itu dilakukan karena menyesuaikan sajian program yang ada di Radio Retjo Buntung.

Oleh karena itu, dalam setiap golongan dan tingkatannya memiliki porsi yang berbeda-beda. Pada presentase yang tinggi menandakan bahwa Radio Retjo Buntung memiliki sajian program yang lebih banyak. Begitu dengan sebaliknya, apabila presentase dalam tingkatan pada golongan rendah, maka program sajian untuk golongan tersebut tidak terlalu banyak. Artinya pemilihan segmentasi pendengar di Radio Retjo Buntung dilihat dari program-program yang disajikan oleh Radio Retjo Buntung.

TABEL 4.1

PRESENTASE SEGMENTASI PENDENGAR BERDASARKAN PENDIDIKAN

SLTP 20%

SLTA 30%

Akademi 30%

Perguruan Tinggi 10%

Lain-lain 10%

SUMBER: COMPANY PROFILE RADIO RETJO BUNTUNG TAHUN 2015

Radio Retjo Buntung menentukan presentase tingkat pendidikan SLTA dan Akademi 30% karena pada tingkatan tersebut Radio Retjo Buntung memberikan porsi sajian acara lebih banyak untuk tingkat pendidikan SLTA dan

41

Akademi. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi memiliki sedikit sajian acara di Radio Retjo Buntung. Sehingga Radio Retjo Buntung hanya menentukan 10%

SUMBER: COMPANY PROFILE RADIO RETJO BUNTUNG TAHUN 2015

Pada segmentasi pendengar berdasarkan usia, Radio Retjo Buntung menentukan presentase 10% untuk usia kurang dari 15 tahun hingga 19 tahun. Hal itu dipengaruhi oleh sajian program acara yang ada di Radio Retjo Buntung.

Untuk usia tersebut terdapat beberapa program acara seperti “Kumpul Bocah” dan

“Dongeng si Kecil”.

Sedangkan untuk usia 20 tahun hingga 39 tahun, umumnya Radio Retjo Buntung menyajikan program acara yang untuk usia tersebut. Sehingga Radio Retjo Buntung mementukan presentase 25%. Pada usia 40 tahun hingga lebih dari 50 tahun, Radio Retjo Buntung memberikan presentase 15%. Karena sajian program yang ada untuk segmentasi usia tersebut tidak terlalu banyak. Seperti program acara “Warta Nada Spesial Koes Plus” dan “Siaran Wayang Kulit”.

TABEL 4.3

SUMBER: COMPANY PROFILE RADIO RETJO BUNTUNG TAHUN 2015

Dalam segmentasi pendengar berdasarkan sosial ekonomi, Radio Retjo Buntung menentukan segmentasi pada masyarakat menengah kebawah. Hal tersebut karena melihat konten dan program acara yang disajikan di Radio Retjo Buntung.

SUMBER: COMPANY PROFILE RADIO RETJO BUNTUNG TAHUN 2015

Kemudian hal yang sama terjadi pada segmentasi pendengar berdasarkan pekerjaan. Pada hal ini Radio Retjo Buntung menentukan berdasarkan program acara yang disajikan. Program acara yang disajikan Radio Retjo Buntung

43

memiliki porsi lebih besar untuk Karyawan, Ibu Rumah Tangga dan Pelajar.

Karena dilandasi oleh program acara yang ada serta pemilihan jam tayang untuk program-program tersebut.

Segmentasi pendengar dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”

adalah untuk semua umur. Artinya pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”

ini memiliki klasifikasi pendengar berusia kurang dari 15 tahun hingga usia lebih dari 40 tahun.

4.1.7 Program Acara Radio Retjo Buntung TABEL 4.5

PROGRAM ACARA HARIAN

Hari Jam Siaran Program Acara

Senin – Minggu 00.00 – 05.00

Climen Ning Nengsemaken (CNN)

Senin – Minggu 05.00 – 06.00 Lentera Rohani Senin – Minggu 06.00 – 09.00 Sapa Pamiarsa

Senin – Minggu 09.00 – 11.00 SIAGA (Inspirasi Keluarga)

Senin – Minggu 11.00 – 13.00

Senin – Minggu Jam-jam tertentu Sinau Bahasa Jawa Senin – Minggu Jam-jam tertentu Pojok Jagalan

SUMBER: DOKUMEN RADIO RETJO BUNTUNG

45

TABEL 4.6

PROGRAM ACARA MINGGUAN

Hari Jam Siaran Program Acara

Senin 09.00 – 10.00 Kisah Religi

Senin 22.00 – 24.00 Lesehan

Selasa 21.00 – 24.00 Sweet Memories

Rabu 21.00 -24.00

MELATI (Mengenang Lagu Lama Top Indonesia)

Kamis 21.00 – 24.00 Night Music Zona 90

Jumat 21.00 – 24.00 Pesona 90

Sabtu 18.30 – 19.00 Sabda Gembala

Sabtu 22.00 -24.00 Kencan

Sabtu (pekan ke-4) 22.00 – 05.00 Siaran Wayang Kulit

Minggu 13.00 – 16.00 Tamansari

Minggu 16.00 – 17.00 Kumpul Bocah

Minggu 18.30 – 19.00 Pujian Allah Minggu 19.00 – 21.00 Indonesia 9

Minggu 21.00 – 21.30

Sandiwara Bahasa Jawa

Minggu 21.30 – 24.00 Goyang Senggol

SUMBER: DOKUMEN RADIO RETJO BUNTUNG

4.1.8 Struktur Organisasi

BAGAN 4.3

STRUKTUR ORGANISASI

SUMBER: DOKUMEN RADIO RETJO BUNTUNG TAHUN 2017

4.1.9 Gambaran Program Acara “Sandiwara Bahasa Jawa”

Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” telah mengudara sejak tahun 1970. Pada awalnya program acara ini dipengaruhi oleh sandiwara daerah Keluarga Yogya yang disiarkan oleh RRI Nusantara II sejak tahun 1965. Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini pada awalnya memiliki waktu penayangan pada hari Sabtu malam pukul 19.00. Hingga saat ini program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” tetap bertahan dan masih diproduksi di studio Radio Retjo Buntung

Direktur Radio Retjo Buntung Siaran

Bagian Diskoteek

Produksi Penulis

Naskah Sutradara

Pemain Editor

Keuangan HRD

Iklan

Pemasaran

47

Yogyakarta. Konsep yang telah dibuat pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” masih sama dengan konsep awal. Sehingga tidak ada perubahan pada konsep program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” hingga saat ini.

Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini diproduksi oleh kurang lebih 5 hingga 6 orang saja. Sejak tahun 2014 produser dalam program acara ini merangkap menjadi operator dan bagian montage yaitu Hari Wahyu Utomo.

Sedangkan untuk sutradara dan penulis naskah adalah Ria Gustimawar. Serta para pemain yang biasanya mengisi suara pada program tersebut ialah Widia Gita, Dimas Resi, Mey Damara, dan Nanda Yuda. Berikut ini merupakan struktur organisasi yang ada pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”.

BAGAN 4.4

STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM ACARA “SANDIWARA BAHASA JAWA”

SUMBER: DOKUMEN RADIO RETJO BUNTUNG TAHUN 2014 Program acara ini adalah program drama radio berbahasa Jawa dengan mengangkat cerita-cerita pilihan. Contohnya cerita “Kos-kosan” yang

Produser Program

Penulis Naskah

Sutradara

Operator Montage Pemain

menceritakan tentang kehidupan kost mahasiswa di Yogyakarta. Selain itu ada cerita “Omah Dinas” yang memiliki genre horor tentang sebuah rumah dinas.

Ditayangkan dalam durasi 30 menit tanpa adanya jeda iklan. Program acara

“Sandiwara Bahasa Jawa” hingga saat ini tidak memiliki perubahan. Konsep yang digunakan tetap mengikuti konsep awal program dibuat.

Program ini tayang satu minggu sekali yaitu pada hari Minggu pukul 21.00. Dan tayangan ulang pada hari Sabtu pukul 02.00 dini hari. Segmentasi untuk program ini adalah untuk semua umur. Sehingga siapapun dapat mendengarkan program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”.

Pada tahun 2018, program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” mendapatkan penghargaan dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta.

Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” meraih penghargaan sebagai program siaran berbahasa Jawa terbaik.

4.2 Hasil Penelitian

1) Revitalisasi bahasa Jawa dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”

Pada bagian ini peneliti melakukan wawancara mengenai revitalisasi bahasa Jawa dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung. Setiap program acara yang ada di radio maupun televisi tentunya telah memiliki tujuan dalam pembuatan program acara tersebut.

Maka dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada pihak Radio Retjo Buntung mengenai tujuan dari program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”.

Hari Wahyu Utomo sebagai bagian produksi dalam program acara tersebut

49

mengatakan bahwa: “Ya selain untuk hiburan, tentunya yang jelas karena kita sebagai orang jawa ya di Jogja, apalagi. Kita kan tetep menjaga budaya Jawa,

mengatakan bahwa: “Ya selain untuk hiburan, tentunya yang jelas karena kita sebagai orang jawa ya di Jogja, apalagi. Kita kan tetep menjaga budaya Jawa,

Dokumen terkait