BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Pembahasan
Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” memiliki tujuan sebagai hiburan.
Disamping itu, program acara ini memiliki tujuan untuk menjaga budaya Jawa yang ada di Yogyakarta. Terutama untuk melestarikan dan menumbuhkan kembali bahasa Jawa. Cerita dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini banyak mengandung pesan moral. Dilihat dari tujuan dari program acara tersebut yaitu untuk memperkenalkan bahasa Jawa. Selain itu dari pesan yang disampaikan, serta pembelajaran bahasa Jawa yang ada di program acara tersebut.
Penelitian ini menggunakan Teori Penyusunan Pesan dan Teori Norma Budaya. Pada Teori Penyusunan Pesan membahas tentang bagaimana manusia berpikir mengenai cara berkomunikasi dan membuat pesan, dan manusia
73
menggunakan logika yang berbeda dalam memutuskan apa yang harus dikatakan kepada orang lain pada saat tertentu. Apabila dikaitkan dengan revitalisasi bahasa Jawa dalam program acara radio, maka akan membahas seperti apa penulis naskah menyusun pesan dengan logika yang dapat dipahami dan dimengerti oleh pendengarnya.
Revitalisasi bahasa Jawa dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”
terlihat dari penyusunan pesan yang disusun oleh penulis naskah. Penyusunan pesan pada program acara ini menggunakan bahasa yang sopan dan sesuai aturan yang telah diketahui oleh semua orang. Dalam hal ini penulis naskah menggunakan bahasa Jawa yang digunakan untuk bahasa sehari-hari. Dengan menggunakan bahasa Jawa keseharian, maka akan mempermudah pendengar untuk memahami pesan yang disampaikan. Seperti peran anak ketika berbicara dengan orang tuanya menggunakan ragam bahasa Jawa krama. Begitu pula sebaliknya, apabila terdapat peran orang tua dengan anak maka menggunakan ragam bahasa Jawa ngoko. Selain itu penulis naskah memiliki strategi ketika penyusunan pesan. Sebelum menyusun pesan, penulis naskah menentukan karakter pemain yang diperlukan. Hal tersebut berguna untuk mempermudahkan pendengar dalam memahami isi pesan yang disampaikan.
Sedangkan dalam Teori Norma Budaya membahas tentang bagaimana radio memiliki efek tidak langsung terhadap individu melalui program acara untuk membentuk norma-norma kembali. Dimana melalui pesan tersebut mampu memberikan efek tidak langsung terhadap pendengar dalam merevitalisasi bahasa Jawa. Revitalisasi bahasa Jawa dapat pula bermakna dari pemilihan bahasa Jawa
yang sesuai dengan norma-norma bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari dialog antar pemain yang menggunakan tingkatan bahasa Jawa sesuai dengan karakternya. Selain itu pada pengucapan kata saat melakukan dialog dari bahasa tulis menjadi bahasa lisan.
Penggunaan tingkatan bahasa Jawa yang ada pada program acara ini adalah bahasa Jawa ngoko dan krama. Bahwa di dalam bahasa Jawa ngoko digunakan ketika orang tua berbicara dengan anaknya atau dengan teman sebaya.
Sedangkan bahasa Jawa krama digunakan ketika anak berbicara dengan orang tuanya. Selain dalam segi tingkatan bahasa Jawa terdapat tata bahasa dalam bahasa Jawa. Tata bahasa dalam bahasa Jawa dibedakan menjadi dua yaitu tata bahasa lisan dan tata bahasa tulis. Kedua tata bahasa tersebut memiliki perbedaan dalam penulisan dan pengucapannya. Seperti halnya pada huruf “a” yang dibaca menjadi “o”. Misalkan terdapat kata “lara” yang berarti sakit, akan tetapi dalam pengucapannya menjadi “loro”. Setiap pengucapan yang berbeda juga terdapat makna yang berbeda pula. Melalui penggunaan yang tepat sesuai dengan unggah-ungguh dalam bahasa Jawa. Pemilihan terhadap bahasa Jawa dengan aturan bahasa Jawa akan memberikan pandangan dan sikap budaya pada masyarakat.
Masyarakat sebaiknya harus mulai menggunakan bahasa Jawa dan belajar menggunakannya.
Isi dari penyusunan pesan tersebut mampu memperkuat pola-pola budaya yang berlaku dan memandu masyarakat. Pada Teori Norma budaya terdapat 3 cara media massa dapat mempengaruhi situasi dan norma-norma tertentu. Salah satunya dilihat dari isi pesan yang disampaikan oleh pemain, maka secara tidak
75
langsung mampu memperkuat bahasa Jawa. Isi pesan yang disampaikan juga telah sesuai dengan konsep dari program acara itu sendiri. Para pemain menyampaikan pesan kepada pendengar sesuai dengan konsep yang telah ditentukan. Akan tetapi, pemain melakukan pengubahan kalimat dalam dialog apabila dirasa kurang tepat.
Hal tersebut juga menjadi daya tarik atau strategi dari pemain untuk menarik pendengar. Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” merupakan cerita bersambung. Penulis naskah biasanya membuat cerita yang berisikan empat seri saja tiap episodenya.
Isi pesan yang ada di program acara tersebut memberikan pengetahuan mengenai bahasa Jawa. Karena cerita yang diangkat dari program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” mengajarkan sopan santun terhadap orang tua. Selain itu juga mempunyai manfaat yang dapat di ambil dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti harus menundukkan kepala ketika berjalan melewati orang yang lebih tua.
Hal tersebut merupakan ajaran yang ada pada budaya Jawa dalam hal sopan santun kepada orang tua. Dimana pada budaya Jawa diajarkan untuk sopan santun ketika melewati orang yang lebih tua dengan menundukkan kepala dan mengucapkan
“nyuwun sewu” atau “nderek langkung” yang berarti permisi. Sesuai teori norma budaya, isi pesan yang ada pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”
memiliki efek tidak langsung terhadap perilaku individu. Melalui kemampuan individu dalam membentuk norma-norma yang berlaku.
Pemahaman pendengar dalam memahami isi pesan yang ada pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” merupakan wujud terjadinya revitalisasi bahasa Jawa. Pendengar memahami isi pesan karena bahasa yang digunakan adalah
bahasa Jawa yang ringan. Selain itu cerita yang ringan dan menarik menjadikan pendengar lebih mudah memahami. Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”
memiliki kesan yang menarik dan bagus.
Akan tetapi tidak semua pendengar mampu memahami isi pesan yang ada pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”. Dikalangan anak muda, diantaranya banyak yang tidak terlalu memahami apa yang dibicarakan oleh pemain. Hal itu dikarenakan, sebagian besar kalangan anak muda saat ini tidak memahami betul arti kata dalam bahasa Jawa. Sehingga dari hal ini dapat dilihat bahwa melalui program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini belum sepenuhnya dapat merevitalisasi bahasa Jawa terutama dikalangan anak muda.
Namun, dalam bentuk revitalisasi bahasa Jawa melalui program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” ini mendapatkan antusias dari pendengar. Antusias besar terlihat oleh pendengar program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” dari Surabaya. Selain itu banyak yang memberikan respon positif terhadap program acara ini melalui whatsapp atau bahkan dengan mendatangi langsung Radio Retjo Buntung. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan adanya program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” keberadaan bahasa Jawa mampu tumbuh kembali dikalangan masyarakat.
Kemudian berkaitan dengan tujuan dalam penelitian ini adalah penyampaian pesan dan kinerja pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”.
Dalam penyampaian pesan, pemain melakukan dialog dengan satu hingga tiga orang dalam satu adegan. Proses rekaman diadakan setiap satu minggu sekali yaitu setiap hari Rabu, dan untuk penayangannya diadakan setiap hari Minggu pukul
77
21.00 WIB. Kemudian biasanya Radio Retjo Buntung akan menayangkan ulang kembali program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” pada dini hari pukul 02.00. Para pemain tidak merasakan adanya kesulitan dalam proses rekaman, bahkan pemain membaca naskah pada saat akan dimulai rekaman. Sehingga tidak ada proses membaca naskah dengan jangka waktu yang lama.
Pada saat pasca produksi, editor yang merangkap sebagai produser memberikan sound effect yang sesuai dengan adegan. Misalnya, editor akan menambahkan efek suara saat terdapat adegan orang sedang menyapu. Editor juga akan menggabungkan hasil rekaman yang telah diproduksi menjadi satu kesatuan.
Sehingga nantinya akan menghasilkan sebuah kombinasi yang baik dan layak untuk disiarkan.
Sebenarnya intensitas penayangan program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini dapat mempengaruhi proses revitalisasi bahasa Jawa. Waktu tayang yang berlangsung hanya satu minggu sekali dan jam tayang yang terlalu malam akan memperlambat proses revitalisasi bahasa Jawa melalui program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa”. Hal itu dikarenakan masyarakat hanya mendengarkan pada saat program acara tersebut tayang saja. Selain itu jam tayang yang terlalu malam berpotensi menjadikan masyarakat terkadang lupa untuk mendengarkan program acara tersebut.
Awalnya program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini dibuat karena ide kreatif dari pihak Radio Retjo Buntung. Pada saat itu belum ada stasiun radio swasta yang membuat program acara berjenis drama radio. Sehingga program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” diproduksi hingga saat ini. Usaha-usaha untuk
merevitalisasi bahasa Jawa telah banyak dilakukan. Usaha tersebut bisa melalui berbagai media. Saat ini telah berkembang banyak di media televisi, radio, dan bahkan majalah, seperti program acara “Macapatan” di Radio Kenangan Yogyakarta. Dinas Kebudayaan DIY juga memproduksi program acara drama radio yang disiarkan di Jogja Family.
Adanya program acara ini sangat membantu untuk revitalisasi bahasa Jawa. Revitalisasi bahasa Jawa saat ini sangat diperlukan, sehingga program acara ini sangat membantu dalam menumbuhkan kembali bahasa Jawa yang hampir dilupakan. Radio Retjo Buntung melalui program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”
mampu menciptakan kembali norma-norma bahasa Jawa dimana masyarakat telah memiliki pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu, dengan adanya program acara drama radio yang menggunakan bahasa Jawa. Seperti program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” ini melalui penyusunan pesan, penyampaian pesan, dan isi pesan.
Hal tersebut akan menarik pendengar, terutama masyarakat Yogyakarta.
Dengan mendengarkan program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” akan membantu proses revitalisasi bahasa Jawa. Sehingga khalayak akan terbiasa dengan bahasa Jawa apabila mendengarkan program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”. Apabila hal tersebut berlangsung terus menerus maka akan membantu revitalisasi bahasa Jawa, sehingga khalayak tidak akan melupakan keberadaan bahasa Jawa. Dengan hal itu dapat menumbuhkan kembali bahasa Jawa yang saat ini mulai tergantikan oleh bahasa lain.
79
Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini tidak merevitalisasi dari segi pengemasan program acara tersebut. Akan tetapi, program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” mengalami perubahan dari cerita-cerita yang disajikan. Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” dahulunya hanya menyajikan cerita seputar keluarga saja dan tidak memiliki berbagai macam genre. Akan tetapi saat ini, program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” telah memiliki cerita yang beragam dalam setiap episodenya, dan memiliki berbagai genre drama.
Akan tetapi, program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini belum sepenuhnya mampu merevitalisasi bahasa Jawa. Jam tayang yang terlalu malam ini membuat pendengar terkadang lupa untuk mendengarkan program acara ini.
Selain itu pada program acara ini tidak adanya segmentasi secara rinci. Program acara ini memiliki segmentasi untuk umum, akan tetapi untuk cerita yang disajikan tidak sesuai apabila disajikan untuk anak-anak. Program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” juga tidak memberikan cerita untuk anak-anak, sehingga anak-anak sekarang ini masih memiliki pengetahuan yang minim.
Cerita-cerita untuk kalangan remaja juga masih kurang dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”, sehingga kalangan remaja tidak terlalu memiliki minat dan pemahaman dalam cerita yang disampaikan oleh para pemain
“Sandiwara Bahasa Jawa”. Apabila program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”
dalam hal waktu penayangan, segmentasi pendengar, dan cerita yang disajikan lebih diperhatikan maka akan mampu merevitalisasi bahasa Jawa. Program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” ini bisa lebih menambahkan cerita dan waktu penayangan program acara. Misalkan menambahkan cerita anak-anak dengan jam
tayang prime time sehingga anak-anak bisa mendengarkan sekaligus belajar bahasa Jawa. Selain itu juga dapat mengemas cerita untuk kalangan remaja sehingga dapat menarik pendengar di kalangan remaja. Hal ini agar terjadi pemerataan cerita yang disajikan dengan disesuaikan segmentasi pendengar secara umum.
Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” ini seharusnya memberikan penambahan waktu tayang yang kemudian disesuaikan dengan segmentasi pendengar. Hal ini akan memudahkan revitalisasi bahasa Jawa untuk kedepannya.
Sehingga sesuai dengan segmentasi pendengar yang ada pada program acara ini yaitu umum, dimana anak-anak hingga orang tua dapat menikmati program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” sekaligus mampu merevitalisasi bahasa Jawa.
81 BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Merujuk pada hasil penelitian pada penelitian ini tentang revitalisasi bahasa Jawa dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung.
Dari hasil penelitian yang relavan dengan teori dan konsep yang digunakan berdasarkan data-data yang akurat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” telah mampu menggiatkan kembali bahasa Jawa sebagai media pelestari bahasa Jawa. Hal tersebut melalui penggunaan bahasa Jawa dengan penyusunan dan penyampaian dengan cerita yang lebih beragam yang disajikan pada program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa”.
2. Dalam kehidupan masyarakat, program acara ini belum sepenuhnya membantu revitalisasi bahasa Jawa, karena segmentasi pendengar, cerita yang disajikan, dan waktu penayangannya yang masih kurang untuk dapat merevitalisasi bahasa Jawa dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”.
3. Dalam produksi program acara ini sedikit mengalami kesulitan karena tim produksi yang sedikit, sehingga harus merangkap pekerjaan dan tanggung jawab. Pada saat proses rekaman, pemain tidak merasakan adanya kesulitan dalam membawakan dialog sesuai dengan perannya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung yaitu :
1. Pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” cerita-cerita yang disajikan perlu penambahan cerita untuk kalangan anak-anak hingga remaja.
Sehingga dengan adanya cerita berbahasa Jawa yang sesuai dengan kondisi anak-anak dan remaja saat ini akan memudahkan revitalisasi bahasa Jawa dalam program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung.
2. Konsistensi pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” dalam menyajikan drama radio dengan menggunakan bahasa Jawa perlu dipertahankan. Karena selain masyarakat, bergesernya atau punahnya bahasa Jawa juga ditentukan oleh kepedulian dan sikap dari media massa dalam menyajikan suatu program acara. Hendaknya program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” ini lebih dikemas semenarik mungkin, agar dapat digemari oleh masyarakat sehingga mampu merevitalisasi bahasa Jawa saat ini.
3. Jam tayang yang ada pada program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”
sebaiknya pada saat prime time yaitu pada sekitar pukul 19.00 malam.
Sehingga masyarakat bisa mendengarkan program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” dengan jam tayang yang tidak terlalu malam. Selain itu dalam penayangannya bisa dilakukan secara live, misalkan dalam penayangan 2 kali dalam satu bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cangara, Hafied, 2007, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Effendy, Onong Uchjana, 1991, Radio Siaran Teori dan Praktek, CV. Mandar Maju, Bandung.
Fiske, John, 2007, Cultural and Communication Studies, Jalasutra, Yogyakarta.
Hartley, John, 2015, Communication, Cultural, amd Media Studies: Konsep Kunci, Jalasutra, Yogyakarta.
Herdiansyah, Haris, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Salemba Humanika, Jakarta.
Keraf, A. S, 2002, Etika Lingkungan, Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta.
Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks, Widjaya Padjajaran, Bandung.
Liliweri, Alo, 2003, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Littlejohn, W. Stephen, Karen A Foss, John G Oetzel, 2017, Theories of Human Communication Eleventh Edition, Waveland Press, United State of America.
Nurudin, 2003, Komunikasi Massa, Cespur, Malang.
Masduki, 2004, Menjadi Broadcaster Profesional, Pustaka Populer, Yogyakarta.
Mulyana, Deddy, 2011, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
_______________, dan Jalalludin Rakhmat, 2010, Komunikasi Antarbudaya, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Morissan, M. A, 2008, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, Jakarta.
Prayudha, Harley, 2004, Radio Suatu Pengantar untuk Wacana, dan Praktik Penyiaran, Bayumedia, Malang.
Sasangka, Wisnu, 2004, Unggah-Ungguh Bahasa Jawa, Yayasan Paramalingua, Jakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.
________, 2012, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung.
Suprapto, Tommy, 2006, Pengantar Teori Komunikasi, Media Pressindo, Yogyakarta.
_______________, 2009, Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi, Media Pressindo, Yogyakarta.
Triartanto, Ius, 2010, Broadcasting Radio: Teori dan Praktek, Pustaka Book Publisher, Yogyakarta.
Wahyudi, J. B, 1994, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wibowo, Fred, 2012, Teknik Produksi Program Radio Siaran, Grasia Book Publisher, Yogyakarta.
Zakaria, Anang, 2013. Radio Melintas Zaman, Sukses Mandiri Press, Yogyakarta.
Skripsi
Noor, Jabal, 2016, Tingkat Popularitas Program Siaran Radio Ditengah Maraknya Media Sosial Di Kota Balikpapan, Skripsi diterbitkan, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin.
Lutfiyah, 2008, Peran Jogja TV Sebagai Pelestari Bahasa Jawa, Skripsi diterbitkan, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Anjarsari, Tiara, 2014, Perencanaan Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Kampanye Pelestarian Bahasa Jawa Kota Yogyakarta Melalui Desain Komunikasi Visual, Skripsi diterbitkan, Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Jurnal
Desmalinda, Piky Herdiansyah, Rahmadina Naripati, 2016, Dampak Kehadiran Stasiun Televisi Berbahasa Lokal PAL TV (Palembang TV) Pada Pelestarian Bahasa Lokal di Kota Palembang (Online), Vol.5 No. 2, http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jurnal_ranah/article/dow nload/153/324 (diakses pada 15 Oktober 2018)
Safril Mubah, 2011, Strategi Meningkat Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi (Online), Vol. 24 No. 4, http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03%20Safril%20Strategi%20Meningkatkan%2 0Daya%20Tahan%20Budaya%20Lokal%20Safril%20mda.pdf (diakses pada 17 Oktober 2018)
Amanda Ekaratih Siswojo, Aris Rahmansyah, Yayat Sudaryat, 2015, Perancangan Game Simulasi “Sapi Kerap” Sebagai Upaya Revitalisasi Budaya Kerapan Sapi
(Online), Vol.2 No. 2,
https://libraryeproceeding.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/down load/4697/4646 (diakses pada 17 Oktober 2018)
Untari, Dewi, 2017, Eksistensi Bahasa Jawa Dalam Wacana Meme (Online)¸ Vol.
2 No. 2, http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/6737/4085 (diakses pada 8 Januari 2019)
Internet
Aka, 2018, Eksistensi Bahasa Jawa Kian Mengkhawatirkan dan Bisa Terancam Punah, http://jogja.tribunnews.com/2018/02/27/eksistensi-bahasa-jawa-kian-mengkhawatirkan-dan-bisa-terancam-punah. (diakses pada 25 September 2018) Baso Djaya, Andi, 2017, Gema Radio Di Tengah Perubahan Zaman, https://beritagar.id/artikel/laporan-khas/gema-radio-di-tengah-perubahan-zaman.
(diakses pada 25 September 2018)
Basuki, Atang, 2018, Budaya dan Bahasa Jawa Terancam Punah, http://rri.co.id/post/berita/499673/budaya/budaya_dan_bahasa_jawa_terancam_pu nah.html. (diakses pada 28 September 2018)
Lubis, Mila, 2016, Radio Masih Memiliki Tempat Di Hati Pendengarnya, http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2016/RADIO-MASIH-MEMILIKI-TEMPAT-DI-HATI-PENDENGARNYA.html. (diakses pada 31 Agustus 2018) Perdana, Ryan, 2015, Bahasa Daerah Terancam Punah, http://kompasiana.com/ryanperdana/55294099f17e616a538b45ca/bahasa-daerah-terancam-punah. (diakses pada 28 September 2018)
http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/30958-penyiaran-radio-di-indonesia-memprihatinkan (diakses pada 25 September 2018)
http://kpid.jogjaprov.go.id/lembaga-penyiaran/lembaga-penyiaran-publik/ (diakses pada 1 Oktober 2018)
https://kbbi.web.id/revitalisasi (diakses pada 15 Oktober 2018)
LAMPIRAN
PROSES REKAMAN
PROGRAM ACARA “SANDIWARA BAHASA JAWA”
DI RADIO RETJO BUNTUNG
DOKUMENTASI DENGAN NARASUMBER
Dokumentasi setelah wawancara dengan produser program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” (Hari Wahyu Utomo)
Dokumentasi setelah wawancara dengan penulis naskah program acara
“Sandiwara Bahasa Jawa” (Ria Gustimawar)
Dokumentasi setelah wawancara dengan pemain program acara “Sandiwara Bahasa Jawa” (Widia Gita)
Dokumentasi wawancara dengan pendengar program acara “Sandiwara Bahasa Jawa”
Dokumentasi setelah wawancara dengan Seksi Bahasa Jawa di Dinas Kebudayaan DIY (Dri Hardono)
Draft Wawancara Produser Program
1. Mengapa memilih membuat program “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung?
2. Apa tujuan dari Radio Retjo Buntung membuat program “Sandiwara Bahasa Jawa” ?
3. Apakah sebelum membuat program ini pernah melakukan survey lebih dahulu?
4. Apakah konsep yang sudah berjalan dapat mempertahankan pendengar?
5. Bagaimana respon pendengar yang diperoleh dalam program “Sandiwara Bahasa Jawa” ?
Penulis Naskah
6. Bagaimana cara menyusun pesan dari cerita agar mampu dipahami oleh pendengar?
7. Bagaimana penyusunan materi dalam tiap siarannya?
8. Apa saja yang dilakukan untuk mempertahankan pendengar?
9. Apakah dengan program “Sandiwara Bahasa Jawa” selain menghibur, menurut Anda mampu mengedukasi masyarakat terhadap Bahasa Jawa?
10. Dalam tiap episodenya atau tiap minggunya, cerita yang disajikan mempunyai tema yang berbeda atau berkelanjutan?
11. Bagaimana startegi atau daya tarik dari program ini sehingga program ini menarik untuk di dengar ?
12. Apa respon yang Anda inginkan untuk pendengar dengan adanya program ini?
Penyiar
13. Apa saja materi yang disampaikan dalam program “Sandiwara Bahasa Jawa” ?
14. Apakah yang Anda perankan ini atau Anda sampaikan ini sudah sesuai dengan konsep yang dibuat Penulis Naskah ?
15. Apakah ada cara atau strategi dari Anda sendiri agar memiliki daya tarik dari program “Sandiwara Bahasa Jawa” sehingga dapat mempertahankan pendengar ?
16. Bagaimana cara penyampaian pesan program “Sandiwara Bahasa Jawa”
kepada pendengar ?
17. Apa kendala yang dihadapi dalam proses penyampaian pesan pada program tersebut? Dan bagaimana cara mengatasi kendala itu?
Pendengar
18. Apakah Anda memahami isi pesan yang di sampaikan penyiar pada program “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung ?
19. Bagaimana menurut Anda mengenai bahasa Jawa saat ini?
20. Bagaimana tanggapan Anda terhadap program “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung ?
21. Berikan penilian Anda terhadap program tersebut. Dan apa alasan anda?
Pengamat Bahasa Jawa
22. Apakah Anda mengetahui program “Sandiwara Bahasa Jawa” di Radio Retjo Buntung ?
23. Bagaimana tanggapan Anda terhadap program acara “Sandiwara Bahasa
23. Bagaimana tanggapan Anda terhadap program acara “Sandiwara Bahasa