• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Pesan

2.2.1 Definisi Pesan

Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi (Cangara, 2007:24).

Pesan yang biasanya disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Pesan yang dikirim komunikator kepada penerima melalui rangkaian simbol atau kode.

Pesan memiliki tiga komponen, yaitu makna, simbol, dan bentuk pesan. Simbol

17

dalam pesan biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan seperti bahasa.

Dalam penyampaian kode melalui pesan tersebut terdapat dua jenis, yaitu kode verbal dan non verbal.

2.2.2 Teknik Pengelolaan Pesan

Ada dua model dalam penyusunan pesan, yakni penyusunan pesan yang bersifat informatif, dan penyusunan pesan yang bersifat persuasif.

1. Penyusunan pesan yang bersifat informatif

Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak (Cangara, 2007:115). Dalam penyusunan pesan yang bersifat informatif, terdapat empat macam, yaitu :

a. Space Order, yaitu penyusunan pesan melihat kondisi tempat atau ruang, seperti internasional, nasional, dan daerah.

b. Time Order, yaitu berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis.

c. Deductive Order, yaitu berdasarkan hal-hal yang umum ke hal yang khusus.

d. Inductive Order, yaitu dimulai dari hal-hal yang memiliki sifat khusus ke sifat yang umum.

Dalam penyusunan pesan informatif ini biasanya digunakan dalam penulisan berita.

2. Penyusunan pesan yang bersifat persuasif

Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap, dan pendapat khalayak (Cangara, 2007:116). Dalam penyusunan pesan pesuasif ini terdapat beberapa cara, diantaranya adalah :

a. Fear Appeal, yaitu pesan yang disampaikan dengan menimbulkan rasa takut kepada khalayak. Misalnya, gempa bumi, demam berdarah, dan lain-lain.

b. Emotional Appeal, yaitu cara penyusunan atau penyampaian dengan cara berusaha menggugah emosi khalayak. Misalnya, diskriminasi SARA.

c. Reward Appeal, yaitu biasanya disampaikan meggunakan cara dengan memberikan janji-janji kepada khalayak. Misalkan, dengan memberikan janji akan menaikan gaji PNS.

d. Motivational Appeal, yaitu dibuat dan disusun dengan cara menumbuhkan internal psikologis khalayak, sehingga mereka akan mengikuti pesan-pesan itu. Misalnya, menumbuhkan rasa nasionalisme, menjaga kebersihan alam.

e. Humorious Appeal, yaitu pesan yang disusun disertai dengan humor atau lelucon, sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak akan merasa jenuh.

Menurut Hafied Cangara, (2007:120) perlu diketahui bahwa untuk berhasil mengelola dan menyusun pesan-pesan secara efektif perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :

19

a. Pesan yang disampaikan harus dikuasai lebih dahulu, termasuk struktur penyusunannya yang sistematis.

b. Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Untuk itu harus mempunyai alasan berupa fakta dan pendapat yang bisa mendukung materi yang disajikan.

c. Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa, serta gerakan-gerakan nonverbal yang dapat menarik perhatian khalayak.

d. Memiliki kemampuan untuk membumbui pesan yang akan disampaikan dengan anekdot-anekdot untuk menarik perhatian dan mengurangi rasa bosan khalayak.

2.2.3 Bahasa Sebagai Pesan Verbal

Dalam ruang lingkup yang rinci, komunikasi yang menggambarkan bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu lewat bahasa atau simbol-simbol tertentu kepada orang lain (Komala, 2009:133). Simbol atau pesan verbal adalah jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.

Sebuah simbol adalah representasi dari sesuatu, misalnya gambar buah apel adalah wakil dari gagasan bernama apel (Liliweri, 2002:136). Dalam hal ini bahasa merupakan bentuk pesan verbal. Bahasa merupakan seperangkat simbol dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut. Sehingga kemudian dapat digunakan dan dipahami oleh sekelompok orang.

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual. Oleh karena itu, belajar berbahasa sama dengan belajar

berkomunikasi untuk meningkatkan kemampuan individu dalam menyampaikan ide atau pikiran dalam makna tertentu secara efektif dan spontan.

Menurut Social Self Definition, bahasa adalah sistem komunikasi dengan menggunakan pesan verbal. Dalam keseharian, seringkali dijumpai istilah-istilah seperti bahasa lisan, bahasa tulisan, dan bahasa isyarat. Bahasa tersebut merupakan jenis-jenis dari pesan verbal. Adapun jenis-jenis dari pesan verbal yaitu :

1. Verbal Vokal

Verbal vokal adalah ungkapan yang diucapkan dengan kata-kata secara lisan. Dalam praktiknya, verbal vokal ini berkaitan tentang bagaimana seharusnya sebuah kata atau rangkaian kata diungkapkan dan sesuai dengan penekanan huruf, suku kata, atau irama pengucapannya. Sehingga dapat membedakan satu arti dengan arti yang lain.

2. Verbal Visual

Verbal visual ini menggunakan visualisasi dari perkataan yang dimaksud oleh pembicara. Artinya dalam verbal visual ini adanya peragaan agar dapat dilihat, misalkan dengan menuliskan di kertas.

3. Verbal Vokal dan Visual

Verbal vokal dan visual adalah pengungkapan suatu kata atau rangkaian kata-kata dengan bantuan vokal (suara) dan ditunjang lagi oleh visual (Liliweri, 2002:138). Artinya pada verbal vokal dan visual ini perpaduan antara suara dan peragaan kata-kata.

21

Menurut Hafied Cangara, (2007:99) bahasa memiliki fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu, ialah :

a. Untuk mempelajari tentang dunia sekelilingnya.

b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia.

c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Bahasa menjadi alat yang sangat penting dalam memahami lingkungan di sekitar. Melalui bahasa, manusia dapat mengetahui sikap, perilaku dan pandangan suatu bangsa. Bahasa juga mengembangkan pengetahuan, agar mampu menerima sesuatu dari luar.

Sebagai alat pengikat dan perekat dalam kehdupan bermasyarakat, bahasa dapat membantu menyusun struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah diterima oleh orang lain.

Dokumen terkait