BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teoriteori yang berhubungan dengan beberapa faktor yang akan didefinisikan sebagai suatu permasalahan.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir PT POS INDONESIA
Inovasi Layanan
24
Sumber: Data Diolah Peneliti (2020) 2.8 Penelitian Terdahulu
1. Abdullah H. Nasution (2017), Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berjudul, ―Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Konsumen (Studi Pada Kantor Pos Medan 20000 Jl. Pos No.1 Kesawan Medan).‖ Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui inovasi produk PT.Pos Indonesia dalam menjaga eksistensi dan daya saing pelayanan konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan serta verifikasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Pos Indonesia berhasil melakukan inovasi produk yaitu Pos Express, Express Mail Servive (EMS), Pos Ekspor, Wesel Pos Instan, Wesel Pos Prima , Prangko Prisma, PosPay, MposPay. Inovasi produk PT.Pos Indonesia dibagi menjadi 2 kategori yaitu me too prduct dan Line Product Extention. Faktor pendorong inovasi produk PT.Pos Indonesia yaitu Market pull, Technology push dan munculnya pesaing baru. Faktor kegagalan pengembangan inovasi produk PT.Pos Indonesia adalah pasar yang terpecah-pecah dan citra perusahaan di mata konsumen.
2. Puspitasari, dkk (2019), Universitas Mulawarman. Penelitian ini berjudul,
―Inovasi Layanan PT. Pos Indonesia Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Sebagai Upaya Menjaga Eksistensi Di Era Persaingan Global (Studi Kasus Kantor Pos Samarinda)‖. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Inovasi Layanan PT.Pos Indonesia Dalam Peningkatan Kualitas
Kualitas Pelayanan
Pelayanan Sebagai Upaya Menjaga Eksistensi Di Era Persaingan Global (Studi Kasus Kantor Pos Samarinda) dengan fokus penelitian yaitu Inovasi pelayanan pada tiga hal utama, Inovasi Gagasan baru, Produk dan Jasa, Upaya perbaikan dan Faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan Inovasi Layanan PT.Pos Indonesia dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan sebagai Upaya Menjaga Eksistensi Di Era Persaingan Global (Studi Kasus Kantor Pos Samarinda). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data dilakukan dengan terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model interaktif yang terdiri dari beberapa komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan yaitu, Inovasi Layanan di Kantor PT. Pos Indonesia Samarinda cukup baik. Adapun yang menjadi faktor pendukung ialah Pegawai yang bertugas memberikan pelayanan yang cukup baik kepada pelanggan. Sedangkan yang menjadi faktor pengambat ialah Lemari buku, koran dan majalah kantor pos yang tidak ada lagi diberikan di ruang tunggu, kurangnya kursi untuk pelanggan menyebabkan banyak pelanggan yang berdiri menunggu antrian loket, televisi yang tidak menyala, tidak adanya AC (Air Conditioner) pendingin ruangan hanya diberikan kipas angin, pemadaman listrik yang membuat gangguan dalam proses pelayanan karena semua pekerjaan menggunakan sistem online/jaringan internet. Selain itu juga terkait informasi produk yang di berikan untuk pelanggan masih belum berjalan dengan baik secara langsung ataupun online.
26
3. Muhammad Ali Syamsuddien (2016), Universitas Bandar Lampung.
Penelitian ini berjudul, ―Inovasi Layanan PT Pos Indonesia Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Sebagai Upaya Menjaga Eksistensi Di Era Persaingan Global (Studi Pada Kantor Pos Bandar Lampung)‖. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis inovasi PT Pos Indonesia.
Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini dengan wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Zeithaml, Parasuraman & Berry. Adapun berdasarkan dari teori tersebut maka fokus penelitian ini adalah ketampakan fisik, reliabilitas, responsivitas, kompetensi, kredibilitas, serta komunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan inovasi-inovasi pelayanan yang dibuat oleh PT Pos Indonesia dalam menjaga eksistensinya masih belum maksimal. Masih adanya keluhan dari pelanggan menandakan masih perlu ditingkatkannya inovasi yang dilakukan. Hal tersebut disebabkan masih kurangnya kualitas SDM serta masih belum mengena langsung kepada pelanggan terhadap inovasi yang dilakukan. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah perlunya perluasan mengenai inovasi yang dilakukan, seperti di bidang SDM dan teknologi serta harus mempunyai keunikan sendiri dalam inovasinya agar bisa terus bersaing.
4. Sharbina (2018), Universitar Tindar. Penelitian ini berjudul, ―Inovasi Pelayanan Kantor Pos Magelang Dalam Menghadapi Persaingan Di Era Global.‖ Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana inovasi pelayanan Kantor Pos Magelang dan apa saja faktor pendorong dan penghambat inovasi
Kantor Pos Magelang. Penelitian ini menggunakan metode kualitiatif. Analisis data menggunakan analisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 inovasi pelayanan di Kantor Pos Magelang sesuai dengan teori Rademakers yaitu inovasi produk, inovasi organisasional, inovasi proses dan inovasi bisnis. Inovasi produk yang dilakukan oleh Kantor Pos Magelang adalah Pos Express, Pos Kilat Khusus, Kargo Ritel Train, Kargo Ritel Darat, Pospay, dan Weselpos Instan. Inovasi organisasional dilakukan dengan rapat periodik, kemudian inovasi proses dilakukan dengan pengembangan aplikasi-aplikasi dan label berwarna. Inovasi bisnis berupa bisnis surat dan paket, bisnis jasa keuangan dan bisnis property. Proses inovasi yang dilakukan oleh Kantor Pos Magelang adalah melihat kesempatan, mengeluarkan ide, implementasi, dan aplikasi. Hasil inovasi yang didapatkan Kantor Pos Magelang adalah peningkatan penjualan, loyalitas konsumen, dan peningkatan kualitas kerja di masing-masing bagian. Faktor pendorong inovasi di Kantor Pos Magelang adalah kemajuan teknologi, perubahan selera konsumen dan persaingan semakin ketat. Sedangkan faktor penghambat inovasi yang dihadapi Kantor Pos Magelang adalah kurangnya komunikasi, keterlambatan pegawai dan koneksi yang bermasalah.
5. Putri Ismie Mayangsari (2013), Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini berjudul, ―Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Publik (Studi Pada Pt. Pos Indonesia Sidoarjo 62100).‖
Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk inovasi, keberhasilan dan kegagalan inovasi, serta faktor-faktor pendorong dan penghambat inovasi PT. Pos Indonesia Sidoarjo dalam
28
menjaga eksistensi dan daya saing pelayanan publik. Hasil penelitian ini adalah : 1) bentuk-bentuk inovasi PT. Pos Indonesia Sidoarjo untuk menghadapi tantangan organisasional adalah inovasi produk danproses. 2) PT.
Pos Indonesia telah berhasil dalam melakukan inovasi karena inovasi layanan yang ada, seperti layanan pos express, pos payment, wesel pos prima dan instan, perangko prisma, dan lain sebagainya, memiliki sifat baru yang lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi jaringan online sehingga dapat diterima oleh masyarakat pengguna layanan. 3) akan tetapi, inovasi-inovasi yang ada masih belum menjawab semua tantangan organisasional yang dihadapi PT. Pos Indonesia Sidoarjo karena inovasi produk dan proses belum mampu mengatasi masalah organisasional yang dihadapi terkait dengan kualitas dan kuantitas SDM. 4) Di lingkungan internal PT. Pos Indonesia Sidoarjo faktor yang mendorong pengembangan inovasi adalah terkait dengan SDM serta visi dan misi, faktor penghambat yang ada di lingkungan eksternal adalah sarana dan prasarana serta biaya operasional. Sedangkan faktor yang mendorong pengembangan inovasi dari lingkungan eksternal adalah kebijakan pemerintah, kemajuan teknologi, dan munculnya jasa pengiriman swasta.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah pelanggan atau pengguna jasa layanan.
29 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2014:6).
Hasil penelitian didapat melalui observation (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan dari ketiganya (triangulasi) (Sugiyono, 2014:62-63). Dengan menggunakan metode kualitatif, maka data yang didapat lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai (Sugiyono, 2016: 205).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT Pos Indonesia kota Medan di Jalan Pos No. 1 Kota Medan, Sumatera Utara, 20111. Adapun waktu penelitian ini ialah dimulai pada bulan Februari – Maret 2020.
3.3 Sumber Data
Menurut Nawawi dan Martini, data merupakan bentuk tanggapan, pendapat, kenyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan sehubungan dengan masalah penelitian. Data penelitian terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu:
30
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Dalam penelitian ini data dapat diperoleh melalui wawancara tatap muka antara peneliti dengan informan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan peneliti terdahulu. Adapun data sekunder dalam penelitian ini berupa surat-surat keputusan, data statistik, catatan-catatan, arsip-arsip, laporan kegiatan, foto-foto, dan dokumen-dokumen lainnya tentang Inovasi Layanan PT Pos Indonesia (Persero).
3.4 Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85). Sedangkan maksud dari wawancara menurut Lincon dan Guba (1985) dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 127) ialah mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi dari orang lain. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui persepsi pemustaka tentang kinerja pustakawan.
b. Observasi
Data observasi merupakan deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi. Teknik ini digunakan jika penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Dengan demikian teknik ini digunakan untuk merekam data-data primer berupa peristiwa atau situasi sosial tertentu pada lokasi penelitian yang berhubungan dengan fokus penelitian. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi secara langsung melihat ke lokasi penelitian yaitu pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Pusat Kota Medan. Adapun instrumen yang digunakan adalah catatan-catatan lapangan dan kamera foto.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data, dan merupakan bahan utama dalam penelitian. Teknik dokumentasi juga berguna untuk melengkapi kekurangan yang diperoleh dari data primer. Penelitian ini juga menggunakan beberapa teori yang berkenaan dengan inovasi dan reformasi BUMN serta adanya dokumentasi foto dan hasil wawancara.
3.5 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan
32
memilih mana yang penting serta mana yang perlu dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono: 2007). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan penyerderhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna, sehingga memudahkan penarikan kesimpulan.
2. Penyajian data
Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk naratif. Penyajian-penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis dan mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengaju pada rumusan masalah secara tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah disusun dibandingkan antara satu dengan yang lain untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Pos Indosesia (Persero) 4.1.1 Sejarah PT. Pos Indonesia (Persero)
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya.
Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun
34
luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero). Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.
1746 - KANTORPOS PERTAMA
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.
1875 - POSTEN TELEGRAFDIENST
Pada tahun ini dinas pos disatukan dengan dinas telegrap dengan status jawatan dengan nama Posten Telegrafdienst
1877 - Union Postale Universelle
Sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah berhubungan dalam pengiriman surat dan barang secara internasional, sehingga tercatat sebagai anggota Union Postale Universelle (UPU).
1945 - Hari Bakti POSTEL
Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang, 27 September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil alih kekuasaan PTT dan secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari bakti POSTEL.
1965 - PN Pos dan Giro
Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahan Negara dan Giro (PN Pos dan Giro).
1978 - Perusahaan Umum Pos dan Giro
Dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri.
1995 - PT. Pos Indonesia (Persero) Sejarah Kantor POS Medan 20000
Selama 17 tahun berstatus Perusahaan Umum. Pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero) sampai sekarang. Kantor Pos Medan adalah kantor pos besar di Medan, Indonesia.
Dibuka pada tahun 1911, kantor pos ini adalah salah satu bangunan bersejarah.
36
4.1.2 Logo PT. Pos Indonesia
Gambar 4.1 Logo PT. Pos Indonesia
Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pos_Indonesia
Makna logo dari lambang PT. Pos Indonesia sebagai berikut:
1. Burung merpati dengan posisi terbang dan pandangan lurus ke depan, lima bulu sayap sebagai lambang kecepatan, melambangkan pancasila, mengutamakan kecepatan dan kepercayaan dari masyarakat.
2. Bola dunia, melambangkan peran daripada PT. Pos Indonesia sebagai
penyedia pelayanan yang mampu menjadi sarana komunikasi dalam ruang lingkup nasional maupun internasional.
3. Bentuk tulisan PT. Pos Indonesia menunjukkan ciri khas kelas dunia yang mengantar PT. Pos Indonesia ke abad yang baru.
4. Warna orange cemerlang, melambangkan modernitas, kedinamisan dan kecepatan. Sedangkan warna abu-abu melambangkan kesan modern dalam pendekatan bisnis.
4.1.3 Visi, Misi Kantor POS Medan 20000 Visi
“Menjadi Perusahaan Pos yang Terpercaya”
Misi
1. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik.
2. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi.
3. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.
4. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.
5. Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan.
4.1.4 Struktur Organisasi PT Pos Indonesia Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT Pos Indonesia
38
Deskripsi tugas
Deskripsi jabatan (job description) masing-masing bagian pada struktur organisasi PT POS Indonesia Kantor Pos Medan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Kantor
a. Mengawasi kegiatan penjualan, keuangan, pembelian, administrasi dan umum keadaan kegiatan sesuatu yang terpadu dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan. Melakukan pengolahan data, analisis dan evaluasi atau hasil usaha dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna milik perusahaan.
b. Secara Periodik mengawasi system pengawasan internal dan melaksanakan pemeriksaan
c. Mengadakan penilaian prestasi kerja bawahannya berdasarkan laporan yang diterima bawahannya.
d. Mengadakan hubungan dengan pihak luar terutama mengenai hal-hal yang menyangkut kebijaksanaan lainnya yang bersifat umum.
2. Bagian Audit
a. Memeriksa bagoian-bagian keuangan, pelayanan dan keagenan, akuntansi, SDM, pengolahan, paket pos, teksifo, filateli, posplus dan pemasaran b. Pemeriksaan kas supervisor keuangan dan pemeriksaan sisi benda pos dan
materai (BPM) supervisor keuangan.
c. Membuat laporan penyimpanan masing-masing bagian.
d. Menyusun laporan eksploitasi.
e. Pemeriksaa tertutup kas tahunan.
f. Penyusunan laporan pemeriksaan.
g. Pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP) 3. Bagian Pelayanan
a. Mengatur pelayanan loket penerimaan paket pos peka waktu meliputi paket pos biassa, wesel pos, giro pos, kilat khusus, EMS, Express Post dan penjualan benda pos dan materai (BPM)
40
b. Mengkoordinasikan pekerjaan penerimaan dari kantor lain termasuk pekerjaan pembukuan atau pencatatan pekerjaan.
c. Mengkoordinir persiapan paket pos serta menjaga kelancarannya.
d. Melaksanakan tata usaha umum dan mengawasi loket-loket penerimaan paket pos.
e. Menyiapkan konsep surat-menyurat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pos.
4. Bagian Keuangan
a. Menerima, menyiapkan, membayar atau mengeluarkan uang dan surat berharga, menerima dan memberikan panjar kas ke loket-loket atau kasir, menerima dan menyiapkan pengiriman uang serta membuat neraca harian kas.
b. Menerima, menyiapkan, mengeluarkan dan mempertanggungjawabkan serta penata usahaan benda pos dan materai, membuat neraca harian benda pos dan materai termasuk buku atau daftar rekapitulasi penjualan.
c. Mengawasi peredaran benda pos materai di loket-loket, mesin perangko dan system pemprangkoan lainnya baik yang digunakan diloket maupun oleh publik, serta melaksanakan penatausahaan dan pertanggung jawabannya.
d. Melaksanakan penyetoran dan pengambilan kea tau dari bank yang telah ditetapkan dan pentransferan ke rekening direktur keuangan Bandung, serta menjaga batas maksimum saldo kas.
5. Bagian Akuntansi
a. Memeriksa dokumen sumber pembukuan.
b. Mengklasifikasikan data dan dokumen sumber untuk melakukan persiapan pembukuan.
c. Membukukan dalam buku harian, buku besar dan jurnal.
d. Menyusun neraca dan laporan keuangan.
e. Mengisi, membukukan, menyiapkan dan mebgirimkan buku ke ka umum dan register pembantunya.
6. Bagian Pemasaran
a. Menyusun rencana kgiatan pemasaran semua jassa pos dan keagenan serta penyusunan anggaran.
b. Melakukan penelitian pasar dan menganalisis setiap masukan baik berdasarkan pengamatan, usulan atau keluhan pelanggan.
c. Melaksanakan negoisasi dan penjualan serta mengusulkan penafsiran atas produk tertentu atau besarnya potongan.
d. Membuat basis data pelanggan dan pesaing.
e. Melakukan pembinaan pelanggan dan menjalin kerja sama dengan pihak lain serta menyelenggarakan jumpa pelanggan bagi konsumen daerah kerjanya.
f. Melakukan kegiatan promosi
g. Memantau kegiatan yang dilakukan pesaing mengevaluasi produk yang ada dan mengusulkan pengembangan produk.
h. Membuat laporan kegiatan pemasaran.
7. Bagian SDM
a. Melakukan dan emngevaluasi pelaksanaan mutasi dan rolering pegawai.
42
b. Merencanakan, mengembangkan dan mengatur sumber daya manusia dalam lingkup kerja kantor pos Medan.
c. Mengurus surat-menyurat dan naskah kepegwaian serta hal lain yang menyangkut hak dan kkewajiban pegawai.
d. Melaksanakan tata usaha SDM, epmbayaran gaji atau pension, tunjangan, menyiapkan dan menyelesaikan ongkos perjalanan dinas panjar, tabingan pegwai, serta segala sesuatu yang menyengkut hak-hak dan kewajiban
d. Melaksanakan tata usaha SDM, epmbayaran gaji atau pension, tunjangan, menyiapkan dan menyelesaikan ongkos perjalanan dinas panjar, tabingan pegwai, serta segala sesuatu yang menyengkut hak-hak dan kewajiban