• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Sumber Daya Tim

II. LATAR BELAKANG

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, yang selanjutnya disingkat BRPBAP3, merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan yang menangani riset kelautan dan perikanan serta pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan. Definisi tersebut merujuk pada Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 29/PERMEN-KP/2017 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan Perikanan.

Terdapat dua kata kunci yang menjadi tugas utama BRPBAP3 yaitu tugas riset perikanan budidaya air payau dan tugas penyuluhan perikanan. Terkait tugas tersebut, fungsi yang diemban oleh BRPBAP3 yaitu :

1. penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi, dan laporan;

2. pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi, genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta analisis komoditi;

3. pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau;

4. penyusunan materi, metodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha;

5. penyusunan kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil (PNS), swadaya, dan swasta;

6. pengelolaan prasarana sarana riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan; dan

7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Gambar 1. Struktur Organisasi BRPBAP3 Maros

Susunan organisasi BRPBAP3 terdiri atas (gambar 1):

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Tata Operasional;

c. Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana;

d. Seksi Penyuluhan; dan

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Secara kelembagaan yang dipaparkan diatas, terlihat fungsi penyampaian hasil riset kepada masyarakat pengguna menjadi tugas fungsi pada Seksi

Pelayanan Teknis dan Sarana. Terdapat 5 (lima) kelompok peneliti yang spesifik di BRPBAP3 yaitu penelitian (1) sumber daya dan lingkungan; (2) kesehatan ikan dan lingkungan; (3) nutrisi dan teknologi pakan; (4) pembenihan, genetika dan bioteknologi; dan (5) teknologi perikanan budidaya. Proses riset pada setiap kelompok peneliti tersebut, umumnya menghasilkan output berupa Karya Tulis Ilmiah. Salah satu kelompok peneliti (KELTI) yaitu kelompok peneliti nutrisi dan teknologi pakan. Output hasil riset pada KELTI ini yaitu formulasi dan pembuatan pakan untuk berbagai komoditas budidaya.

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 2 Tahun 2014 dijelaskan Karya Tulis Ilmiah yaitu tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah.

Dari output tersebut, disusun petunjuk teknis, rekomendasi teknologi untuk memberi kemudahan dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat.

Berdasarkan Undang - Undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, pada pasal 4 butir b disebutkan bahwa Salah satu fungsi penyuluhan yaitu: mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya. Selain itu pada Undang - Undang UU No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam, pada pasal 12 disebutkan bahwa strategi pemberdayaan dilakukan melalui kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi.

Teknologi hasil riset khususnya tentang formulasi dan pembuatan pakan ikan komoditas budidaya air payau telah didapatkan oleh tim peneliti BRPBAP3.

Teknologi ini dapat dipandang sebagai suatu teknologi tepat guna, dimana berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 3 Tahun 2001

Tentang Penerapan Dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna, bahwa teknologi tepat guna yaitu teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup.

Teknologi formulasi dan pembuatan pakan berbahan baku lokal yang dihasilkan BRPBAP3 dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pembudidaya untuk membuat sendiri pakan dengan memanfaatkan bahan baku lokal di sekitar mereka. Hal ini sangat relevan dengan peningkatan nilai ekonomi budidaya dan mengurangi beban lingkungan karena bahan baku yang digunakan adalah bahan yang sudah tidak digunakan.

Uraian dasar hukum tersebut memberikan akses transparansi bahwa hasil riset harus disampaikan ke pelaku utama pembudidaya melalui fungsi penyuluhan KP. BRPBAP3 sebagai satuan administrasi pangkalan (SATMINKAL) bertugas melaksanakan tugas penyuluhan KP pada tiga provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.

Nilai-nilai gagasan aksi perubahan yang diusung yaitu semangat sinergi membangun penguatan kelompok pembudidaya menjadi mandiri dan berdaya guna. Operasionalisasi nilai-nilai tersebut diterjemahkan sebagai kegiatan bagaimana hasil riset berupa formulasi dan pembuatan pakan berbahan baku lokal dapat menjadi media penyuluhan perikanan kepada kelompok pembudidaya.

Hilirisasi teknologi Pakan Murah Mandiri (PAKRAHMAN) yang dikawal peneliti dan penyuluh diharapkan dapat mendorong kelompok pembudidaya menjadi mandiri dalam penyediaan kebutuhan pakan untuk perikanan budidaya dan berdaya guna menghasilkan profit dari aspek start up bisnis penjualan pakan yang dibuat oleh mereka sendiri.

Selain itu, Agar aksi perubahan dapat dijangkau oleh masyarakat luas, maka digitalisasi dokumentasi kegiatan akan disusun dalam bentuk videografi.

Videografi tersebut akan diupload dalam media sosial (twitter, YouTube, Instagram) dan diviralkan melalui penyebaran WhatsApp. Dengan demikian penyuluh dan pembudidaya di lokasi lain dapat melihat langsung kegiatan percontohan sinergi hilirasi hasil riset PAKRAHMAN melalui media sosial yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja selama peralatan dan jaringan internet mendukung. Selain itu, akses informasi videografi tersebut tidak dikenakan biaya, selain hanya biaya koneksi internet saja. Hal ini dapat dipandang sebagai nilai lebih dari aksi perubahan ini.

Dokumen terkait