• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan Kerja

1.1 Latar Belakang

Perusahaan dalam mencapai tujuan ditunjukkan dari hasil kinerja. Kinerja dari

suatu perusahaan dilihat dari hasil kerja yang dilakukan oleh sumber daya manusia di

dalamnya. Sumber daya yang berkualitas dapat diciptakan dengan menyediakan

program-program yang membuat setiap tenaga kerja merasa aman dan nyaman

bekerja dilingkungan kerja dan mampu menunjukkan kinerja yang diharapkan oleh

perusahaan.

Menurut Moeheriono (2009 : 61) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika.

Pada sebuah proyek pelaksanaan pembangunan sering kali terjadi

kecelakaan kerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan,

tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga kerja bekerja, atau yang

sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber –

Kecelakaan kerja adalah penyakit yang menimpa tenaga kerja karena

hubungan kerja di tempat kerja (Ervianto, 2005:197). Ada banyak kemungkinan

penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam proyek konstruksi, salah satu

penyebabnya adalah karakter dari proyek itu sendiri. Proyek konstruksi mempunyai

konotasi yang kurang baik apabila ditinjau dari aspek kebersihan dan kerapian, lebih

tepatnya dapat disebut semrawut karena padat alat, pekerja, dan material.

Faktor lain timbulnya kecelakaan kerja adalah faktor pekerja konstruksi yang

cenderung kurang mengindahkan ketentuan standar keselamatan kerja, pemilihan

metode kerja yang kurang tepat, perubahan tempat kerja dengan karakter yang

berbeda – beda sehingga harus menyesuaikan diri, perselisihan yang mungkin timbul diantara para pekerja sehingga mempengaruhi kinerjanya, perselisihan antara pekerja

dengan tim proyek, peralatan yang digunakan dan masih banyak faktor lain yang

dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

Sering terjadinya kecelakaan kerja dapat merusak reputasi sebuah perusahaan

konstruksi yang dapat menghambat perusahaan tersebut untuk mendapatkan sebuah

proyek. Untuk itu, usaha – usaha pencegahan timbulnya kecelakaan kerja perlu dilakukan sedini mungkin. Adapun salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk

pencegahan kecelakaan kerja dengan membuat program keselamatan, kesehatan dan

keamanan kerja yang diharapkan dapat meminimalisir dan mencegah terjadinya

Keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja adalah suatu aspek penting yang

perlu diperhatikan dalam sistem manajemen perusahaan, karena merupakan faktor

penting bagi sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kemudian

berbagai peraturan dibuat oleh perusahaan sebagai upaya perlindungan bagi tenaga

kerja agar bisa tetap menghasilkan kinerja yang terbaik.

Keselamatan kerja menurut Suma’mur ( 2007 : 1 ) adalah keselamatan yang

bertalian dengan mesin, alat kerja dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja

dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya. Salah satu aspek penting

sasaran keselamatan kerja adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang

mutakhir.

Dengan adanya program keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja,

perusahaan berupaya meminimalisir resiko kecelakaan kerja, karena kecelakaan dapat

mengakibatkan kerugian materi seperti biaya pengobatan dan perawatan. Kecelakaan

juga dapat mengakibatkan kerugian jiwa seperti cacat fisik dan kematian. Dengan

terjadinya kecelakaan, maka akan berdampak kepada kinerja pada perusahaan.

Pelaksaan program keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia diatur

pertama kali dalam undang-undang No. 1 Tahun 1970 yang disebut sebagai

Undang Keselamatan Kerja. Kemudian diperbaharui pada 2003 didalam

Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan khususnya paragraf 5 tentang

keselamatan dan kesehatan kerja, pada pasal 86 ayat 1 yang berbunyi : “setiap

pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan

mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan

dan kesehatan kerja”. Kemudian kewajiban bagi perusahaan di atur pada pasal 87 yang berbunyi : “setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen

perusahaan”.

Program keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja dapat berjalan apabila,

setiap individu didalamnya juga ikut mendukung terlaksananya program tersebut.

Kesadaran akan keselamatan yang rendah dari karyawan bisa disebabkan oleh faktor

budaya masyarakat dalam hal ini adalah prilaku dari individu itu sendiri yang

beranggapan bahwa penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bukanlah hal yang

penting merupakan salah satu kendala yang membuat program Keselamatan,

Kesehatan, dan Keamanan kerja (K3) menjadi tidak berjalan lancar, disamping itu

juga rendahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak perusahaan juga menjadi

penyebab timbulnya ketidakdisiplinan dari karyawan.

Keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh

individu dan perusahaan. Namun, kesadaran karyawan dalam menggunaan alat

perlindungan diri seperti masker, helm dan sarung tangan pada saat melakukan

akitivitas dalam proses pembangunan masih sangat rendah dan beranggapan bahwa

penggunaan peralatan perlindungan diri tersebut penting hanya pada saat adanya

Kesehatan kerja merupakan hal yang tak kalah penting untuk meningkatkan

kinerja pada perusahaan. Tingkat keselamatan kerja yang berakibat pada kecelakaan

kerja bagi karyawan pada perusahaan akan berdampak negatif bagi kesehatan

karyawan didalam suatu perusahaan sehingga pencapaian target kinerja yang telah

ditetapkan oleh perusahaan tidak dapat dicapai oleh karyawan.

Keamanan kerja adalah perlindungan terhadap fasilitas pengusaha dan

peralatan yang ada dari akses-akses yang tidak sah dan untuk melindungi karyawan

ketika sedang bekerja atau sedang melaksanakan penugasan pekerjaan.

CV. Nurina adalah Badan Usaha Milik Perseorangan yang bergerak dibidang

konstruksi dan percetakan. CV. Nurina terletak di Jln. Palang Merah 170C Medan.

Kontruksi yang dimaksud dalam perusahaan ini bergerak dalam dua bidang, yaitu

bangunan awal dan interior. Data jumlah karyawan yang mengalami kecelakaan

akibat kerja pada tahun 2010 sampai dengan 2012 disajikan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Data Jumlah Karyawan yang Mengalami Kecelakaan Kerja Pada tahun 2010-2012

Tahun Jumlah Karyawan

Akibat Kecelakaan Kerja Persentase Jumlah Karyawan Mati Cacat Tetap Cacat Ringan 2010 47 0 0 3 6,3% 2011 47 0 0 0 0 2012 47 0 0 2 4,2% Jumlah karyawan 0 0 5 Sumber : (CV. Nurina)

Tabel 1.1, menunjukkan bahwa karyawan yang mengalami kecelakan kerja

pada CV. Nurina pada tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan

terutama peningkatan pada tahun 2012 dengan peningkatan jumlah kecelakaan kerja

sehingga akan berdampak pada kinerja karyawan.

Program Keselamatan CV. Nurina yang sudah ada meliputi diantaranya 1.

Pekerja wajib menggunakan Alat Perlindungan Diri, dan 2. Perusahaan selalu

memeriksa alat-alat sebelum digunakan para pekerja. Untuk Program Kesehatan CV.

Nurina, yaitu memberikan fasilitas kesehatan berupa obat-obatan, disaat para pekerja

mengalami kecelakaan. Serta Program Keamanan yang dimiliki oleh CV. Nurina,

yaitu memiliki safety management, dimana berfungsi atau bertugas untuk

memberikan sangsi kepada para pekerjanya, apabila para pekerja tidak menjaga alat

perusahaan dengan baik dan tidak menggunakan alat disaat bekerja.

Dari latar belakang hal tersebut maka perlu kiranya penulis mengetahui

seberapa besar pengaruh tingkat keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja

terhadap hasil kerja dalam proyek pelaksanaan pembangunan, sehingga penulis

mengambil judul “Pengaruh Program Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Nurina Medan”.

Dokumen terkait