• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOGRAFI SAYYID IBRAHIM BAABUD

A. Latar Keluarga

Secara geneologi Sayyid Ibrahim Baabud adalah cucu dari Sayyid Hasyim Baabud yang merupakan tokoh peletak dasar Islamisasi di Wonosobo menggunakan pendekatan tasawuf (tarekat). Sayyid Hasyim Baabud sendiri merupakan keturunan dari Muhammad bin Al-Muhadjir (ulama Hadramaut) yang bermarga Baabud. Sebagai tradisi bagi keturunan Arab bahwa setiap keturunan kemudian dinisbahkan kepada kakek mereka yang mempunyai daerah dakwah tersendiri atau spesialisasi dari keilmuan yang dimiliki.Mengenai Baabud ini dijelaskan bahwa mereka masih keturunan Kharbasani.39 Mengenai silsilah dari Sayyid Ibrahim Baabud secara geneologis dari jalur leluhurnya dijelaskan bahwa Sayyid Ibrahim Baabud merupakan keturunan dari keluarga yang mengikuti tarekat Alawiyah. Dalam silsilah Alawiyah terdapat tiga keluarga yang menyandang atau memakai gelar Baabud. Mengenai silsilah dari Sayyid Ibrahim Baabud secara geneologis dari jalur leluhurnya lebih lengkap dijelaskan:

Ketika keluarga Baabud ini berasal dari cabang yang berbeda, namun menyandang gelar yang sama. Yang pertamakali menyandang gelar Baabud ini adalah As-Syeh Al-Iman Abdullah Baabud (wafat di Tarim 834 H) bin Ali (wafat 775 H) bin As Syech Al-Iman Muhammad Mauladawillah (wafat di Tarim 765 H). As Syech Al-Imam Baabud

39

37

mempunyai putra Al-Imam Abdulrahman, Al-Imam Abdulrahman mempunyai putra Al-Imam Abubakar. Al-Imam Abubakar inilah yang pertama kali masuk ke Kharbasani sehingga keturunannya menyandang gelar Baabud Kharbasani. Pada generasi Al-Habib Muchsin bin Abdullah bin Abubakar Baabud Kharbasani bin Abdurrahman bin Abdullah Baabud, mempunyai empat orang putra yaitu :

a) Al-Habib Ahmad bin Muchsin Baabud Kharbasani. Al-Habib Ahmad datang dari Hadramaut pada awal abad ke 9 M. beliau tiba di pekalongan di wilayah desa Wiradesa. Beliau menikah dengan putrid Bupati Wirasesa Raden Jayaningrat I. beliau mempunya dua orang putra yaitu : Husin yang wafat di Wiradesa dan mempunyai 4 orang anak yaitu: Ahmad (Raden Suryodiputro), wafat di Wiradesa. Muchsin (Raden Suroatdmojo) menjadi Patih Brebes, dan keturunannya sudah sangat membaur dan memakai nama-nama Jawa atau Indonesia dan keturunannya ada di Wiradesa Pekalongan. Ali (wafat 1334 H), keturunannya juga ada di Wiradesa Pekalongan. Umar wafat di Wiradesa dan mempunyai 3 putra yaitu: Alwi, Abdurrahman keturunannya ada di pekalongan, Banjarmasin, dan Balikpapan. b) Al-Habib Abdullah bin Muchsin Baabud Kharbasani. Al-Habib

Abdullah ini mempunyai anak Alwi dan menikah degan janda Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono I. Al Habib Alwi ini mempunyai putra Hasan Al-Munadi wafat di

38

Temegongan dekat Purworejo dan menikah dengan anak Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono II. Dari sini Habib Alwi mempunyai 2 putra yaitu Ibrahim bergelar Madyo Kusumo (wafat di Manipa Ambon), yang mempunyai 3 putra yaitu: ahmad Wongsodipuro Abbas Kusumo Atmojo, Muhammad Irfan (Madyo Wijoyo), yang keturunannya tersebar di Jakarta, Tarakan, Wonosobo, Banyumas, Sukabumi, Bandung, Surabaya, Purwakarta, Randudongkal Pemlang. Abubakar Puspodipuro wafat di Yogyakarta, yang mempunyai 2 putra yaitu: Ishaq Pusodipuro, Abdul Kadir, keturunannya ada di Pekalongan, Pemalang, dan Purworejo.

c) Al-Habib Idrus bin Muhsin Baabud Kharbasani. Beliau mempunyai seorang putra yaitu Usman. Keturunannya dari Habib Usman ini adadi Cirebon dan Semarang, namun tak tercatat lagi untuk generasi ke 2. Ada keterangan, salah satu keturunanya yaitu Habib Ishaq bin Usman Baabud. Habib Ishaq ini mempunyai 3 putra yaitu: Muhammad (keturunannya di Cirebon dan tak tercatat lagi), Yusuf dan Hasyim. Sementara keturunan dari Habib Hasyim Baabud ada di Wonosobo hingga sampai kepada Sayyid Ibrahim Baabud yang berhasil mengembangkan Islam melalui NU. Muchsin, keturunan dari Habib Muchsin ini ada di Wiradesa Pekalongan dan sudah tak tercatat lagi pada generasi ke-2. Abubakar, keturunan dari

39

Abubakar ini ada di Pekalongan, Jatibarang, Pemalang, Indramayu, dan Kendal.40

Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kakek dari Sayyid Ibrahim Baabud yaitu Sayyid Hasyim Baabud merupakan salah satu keturunan Rasulullah yang berasal dari Hadramaut.Beliau menyebarkan Islam melalui jalur tarekat ke selatan Pekalongan hingga sampai di Wonosobo. Dalam perkembangannya kemudian Wonosobo menjadi wilayah dengan masyarakat bercorak tasawuf (tarekat).41

Islam telah ada di Wonosobo pada awal abad ke 18 M atau sekitar tahun 1700 M. dan boleh jadi Islam telah masuk ke daerah ini jauh sebelum abad ke-17 M. penyebaran Islam di Wonosobo dilakukan oleh para keturunan Arab (ahlul bait) yang berbangsa Arab dengan sebutan Sayyid yang datang dari daerah utara pulau Jawa yaitu Batang dan Pekalongan. Pendapat ini didukung oleh keterangan sebagai berikut: Pertama, dalam catatan buku Robithoh Alawiyin Indonesia yang berada di Jakarta, terdapat catatan bahwa serombongan keluarga Baabud dan bin Yahya marga dari keturunan Alawiyyin secara berkelompok pergi ke daerah Wonosobo melalui Batang dan Pekalongan untuk menyebarkan dakwah Islamiyah. Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa Sayyid Hasyim Baabud (Kakek Sayyid Ibrahim Baabud) sebagai pemimpin rombongan wafat dan dimakamkan di daerah Wonosobo tahun 1212 H. atau sekitar tahun 1791 M. hal itu diperkuat dengan adanya makam yang merupakan tempat pemakaman para

40Alidien Hasan Ali bin Abdullah “Keturunan Baabud di Indonesia” dikutip sari

http://algembira.blog.com/acceased 25-6-2007.

41Diaspora Islam Damai Tarekat dan Perannya dalam Penyebaran Islam serta Sejarah berdirinya Masjid Al Mansyur Wonosobo.Hal 131.

40

Sayyid, diantaranya terdapat makam Sayyid Hasyim bin Idrus beserta istri dan keluarga, serta pengikutnya yang terlletak di sebelah barat makam umum Dusun Ketinggring dan makam Candimulya (mangunkusuman). Kedua, dalam artefak batu nisan tersebut terdapat salah seorang pengikut Sayyid Hasyim yang berasal

dari daerah Batang bernama Mu‟minah binti Zakaria Al-Qodli yang berangka tahun 1260, Walid Hasyim 1262 H, serta batu nisan yang lain dengan angka antara 1262 H dan 1264 H. Ketiga, di daerah Kauman, Wonosobo terdapat keturunan Arab dari Sayyid Hasyim yang merupakan cucu buyut dari Sayyid Hasyim Baabud, salah satunya termasuk Sayyid Ibrahim Baabud yang menempati daerah Wonosobo sejak berabad-abad yang lalu. Kuat dugaan jika Sayyid Hasyim menyebarkan Islam dan bermukim di daerah Kauman dengan mendirikan masjid serta tempat pengajaran agama Islam.42 Keempat, ditemukan pula artefak nisan yang berangka tahun 1260-an sampai dengan 1280-an H yang menunjukkan tahun wafat para Sayyid dan pengikut dari Sayyid Hasyim. Kelima, ditemukannya catatan tentang sanad tarekat Allawiyah dan Shatoriyah yang diajarkan secara turun-temurun oleh keluarga Baabud.43

Sayyid Ibrahim Baabud diperkirakan lahir tahun 1864 M sebagai putra ketiga dari tiga bersaudara dari ayah yang bernama Ali bin Hasyim Baabud dan ibu bernama Syarifah Khotijah di Kauman Wonosobo. Menurut tradisi lisan yang berkembang di keturunan keluarga Baabud yang ada di Wonosobo, kakek dari Sayyid Ibrahim Baabud yaitu Sayyid Hasyim Baabud lahir tahun 1192 H (1671

42

Ahmad Muzan. 2003. NU Wonosobo dari Masa ke Masa( Sejarah dan Wacana Pemikiran Keislaman), (Wonosobo: Fatanugraha), Hal 4.

43

41

M) dan wafat tahun 1212 H (1791 M) di Wonosobo. Konon beliau adalah seorang tokoh penyebar agama Islam di Wonosobo.44 Dengan demikian Sayyid Hasyim Baabud di klaim wafat dalam usia 120 tahun. Klaim ini tentu perlu dikaji ulang, selain karena usianya yang sangat panjang juga karena jarak masa hidup antara Sayyid Hasyim Baabud dengan Sayyid Ibrahim Baabud sebagai cucunya terlalu jauh. Jika mengacu pada informasi dari L.W.C Van Den Berg gelombang migrasi orang-orang Arab Hadramaut secara masal ke Nusantara baru dimulai pada tahun-tahun terakhir abad ke-18 M. Lebih masuk akal jika kakek dari Sayyid Ibrahim Baabud ini termasuk dalam gelombang migrasi massal orang Arab Hadramaut tersebut yang datang ke Wonosobo - bukan wafat - pada akhir abad ke-18 M atau bahkan awal abad ke-19. Adapula kemungkinan lain bahwa Sayyid Hasyim Baabud bukanlah kakek langsung dari Sayyid Ibrahim Baabud, melainkan leluhur beberapa generasi diatas Sayyid Ibrahim Baabud.45

Dokumen terkait