• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user 3) Perjuangan

4. Latar/Setting a) Latar Tempat

Pengangkatan suasana kedaerahan, sesuatu yang mencerminkan unsur

local color, akan menyebabkan latar menjadi unsur yang dominan dalam karya

yang bersangkutan. Tempat menjadi sesuatu yang bersifat khas, tipikal, dan fungsional (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 228). Sifat khas dan tipikal ini tak hanya ditentukan oleh rincinya deskripsi lokasi, melainkan harus didukung oleh sifat kehidupan sosial, masyarakat penghuninya.

Novel Incest berlatar tempat di Jelungkap. Jelungkap adalah salah satu daerah di Bali yang masih memiliki Pure-pure agama hindu dan juga merupakan daerah perkebunan kopi. Di Jelungkap juga terdapat mata air-mata air segar yang dijadikan tempat pengambilan air suci. Seperti dalam kutipan berikut ini.

commit to user

Sepagi ini orang-orang Jelungkap meninggalkan rumah mereka. Seperti karnaval pagi, mereka berduyun menuju perkebunan di lereng Gunung Baturinggit. Seharian desa akan sepi. Hanya orang-orang tua ditinggalkan di rumah. Di sana mereka bekerja, di sawah-sawah tadah hujan, yang telah dibangun dengan keringat di lereng-lereng itu. Dari saat yang paling awal ketika mulanya hutan harus dibuka, atau di perkebunan kopi yang sejuk sekali.

(Incest, hal 33)

Hindu, di Jelungkap dinikmati dengan cara-cara yang sangat lokal dan selalu tidak membutuhkan pusat-pusat atau patron-patron di luarnya. Mataair-mataair yang segar dijadikan tempat pengambilan air suci atau tirta. Mereka memproduksi air suci untuk ritus-ritusya dengan cara-cara sederhana.

(Incest, hal 42)

Latar tempat yang lain, yang melatari novel Incest masih terletak di sekitar Jelungkap. Latar tempat tersebut antara lain: Langkit Langkau, yang merupakan tempat keramat sebagai tempat pembuangan bagi kedua orang tua Geo dan Bulan selama dalam masa hukuman adat. Seperti dalam kutipan berikut ini.

Tempat ini diakui oleh orang-orang Jelungkap sebagai bagian dari kuburan mereka. Mendengar namanya saja, orang-orang sudah merinding. Apalagi akan tinggal siang-malam selama empat puluh hari di sini.

(Incest, hal 51)

Latar tempat yang lain adalah Lungkang. Daerah ini merupakan perkebunan kopi dan tempat peninggalan situs-situs bersejarah agama hindu. Seperti dalam kutipan berikut ini.

Lungkang sebelum dirombak adalah hamparan perkebunan kopi. Inilah hulu desa Jelungkap. Di sini ditemukan tinggalan-tinggalan megalitikum. Orang-orang, setelah masuknya Hindu ke desa ini melalui pendeta-pendeta kecil yang tidak bernama, memadukan Hindu dengan kepercayaan lama.Lungkang dan Padaka Paduk tidak bisa dijadikan areal pemukiman. Ini adalah wilayah konservasi.

(Incest, hal 96)

b) Latar Waktu

Latar waktu berkaitan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah novel. Latar waktu dalam novel Incest

tidak disebutkan secara spesifik. Salah satu petunjuk waktu ditemukan pada kalimat di halaman 172 alinea kedua. Kalimat tersebut tertulis sebagai berikut.

Nyepi tahun saka 1925, kembali perusahaan agropolitan akan memberikan dua kilo tomat atau wortel kepada setiap kepala keluarga.

Tentu, ini momen yang baik juga, yang dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menjalankan misi sosial, dan apa yang dihadiahkan kepada para pejabat di desa Jelungkap, di kecamatan, di kantor polisi Junggang, sangat berbeda.

(Incest, hal 172)

Mengacu pada kalimat pada kutipan di atas, latar waktu yang terjadi adalah tahun 2003, hal ini berdasarkan perhitungan bahwa tahun saka 1926 adalah tahun 2003 menurut tahun masehi.

c) Latar Sosial Latar

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial novel Incest adalah masyarakat Bali. Hal ini tampak dari nama-nama tokoh yang dituliskan oleh pengarang.

Nyoman Sika memasuki gubuk bambu di Langking Langkau, disusul oleh Ketut artini, setelah secara bergantian sepasang bayi itu diberinya susu, mereka digolekkan di atas amben banbu yang hanya dialasi tikar.

(Incest, hal 55)

Latar sosial memang dapat secara meyakinkan menggambarkan suasana kedaerahan, local color, warna setempat daerah tertentu melalui kehidupan sosial masyarakat (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 235). Novel Incest memiliki suasana kedaerahan yang diperkuat oleh pengunaan kata sapaan yang digunakan dalam masyarakat Bali dan penggunaan istilah-istilah bahasa Bali. Kata-kata sapaan yang digunakan oleh masyarakat Bali antara lain sebagai berikut:

Beli, Mbok,

Berikut ini adalah kutipan yang menunjukkan budaya Bali. Beli

Beli Putu Geo Antara. Katanya juga ia (incest, hal 151)

Mbok

ternyata saya bisa belajar banyak. Tapi tak semua pemuda mau membaca.

(Incest, hal 152)

commit to user

Sudut pandang adalah sarana yang digunakan pengarang untuk bercerita. Teknik bercerita ini digunakan pengarang untuk menyampaikan makna ceritanya sampai kepada pembaca. Dalam novel Incest pengarang menggunakan teknik campuran. Teknik campuran yang digunakan adalah persona pertama dengan

mahatahu. Sudut

untuk menceritakan kisah tentang Geo. Sudut pandang ini digunakan pada awal

protagonis digunakan pada akhir cerita.

Pada awalnya novel Incest seolah tampak merupakan fragmen-fragmen

ang dirinya sendiri. Pada awal cerita pengarang menceritakan tokoh Geo, seperti dalam kutipan berikut ini.

Geo meneguk kembali kopinya. Agak dingin sudah. Rokok telah dinyalakan beberapa menit silam dan tersisa setengah, terjepit di antara telunjuk dan jari tengahnya. Sejak dua tahun ini jelungkap semakin ia pahami. Benar-benar sebuah kepulangan atau jalan hidup yang dibaliknya sendiri.

(Incest, hal 31)

1) Perubahan Sosial

Perubahan sosial dalam novel incest menyangkut masalah perkawinan sedarah, dimana budaya awal masyarakat Jelungkap yang menganggap bahwa budaya perkawinan sedarah adalah suatu hal yang wajar namun pada kenyataannya budaya tersebut akan berakibat tidak baik bagi yang menjalaninya. Dimana dalam novel ini tokoh Geo dan bulan yang menjalaninya perkawinan sedarah tersebut. Hal ini seperti dalam kutipan berikut.

Sementara itu percintaan Geo dan Bulan, masih disaksikan orang-orang dari masa silam Jelungkap yang teguh menyimpan rahasia. Tak banyak terungkap. Membuat hari ini bahkan masa depan, tetap sebagai dua hal yang saling bertentangan, antara harapan yang sangat indah di satu sisi dan iba hati di lain sisi. Tetapi, tentu saja, Jelungkap telah menyiapkan diri

untuk membangun diam sebagai lembaganya. Dengan diam, rahasia adat akan dijalankan. Sejak kurang lebih dua puluh lima tahun yang lalu, masa ini disepakati, dan bukan datang tiba-tiba di hari ini. Dan dari masa lalu yang telah semakin kelabu, pertemuan dan percintaan Bulan-geo adalah harapan. Adat akan menikahkan mereka. Dengan cara inilah orang-orang Jelungkap memilihkan jalan hidup bagi sepasang bayi buncing. Di Jelungkap sejarah diputar, yang tidak mereka ketahui untuk apa, untuk menerima Incest sebagai anugerah yang suci dan dihormati, sebagai sebuah perkecualian. Sayang, Geo dan Bulan paling tidak mengerti semua itu. Mereka tidak mungkin mengenali satu sama lain.

(Incest, hal 203)

Kemudian masyarakat Jelungkap mengalami perubahan cara berpikir mengenai adat istiadat yang mereka jalani selama ini. Masyarakat Jelungkap mulai sadar bahwa perkawinan sedarah yang mereka anggap benar ternyata hal itu salah. Hal itu tampak dalam kutipan berikut ini.

Malam ini, orang-orang bertemu di bale banjar. Inilah saat ketika satu keputusan yang paling berat akan diambil. Keputusan penting yang membawa resiko. Keputusan adat untuk menunjukkan betapa Jelungkap tengah terlibat di dalam perubahan sosial Bali. Masa lalu memang ada yang pahit. Tidak untuk dikenal atau hanya diingat dalam dendam komunal. Untuk dilupakan atau ditinggalkan. Meninggalkan masa lalu yang berhubungan dengan adat ternyata tidak gampang. Adat, di Jelungkap sering diterima sebagai nostalgia yang indah dan gemilang. Dari masa kini yang tengah berubah, masa lalu di tengah sistem adat Jelungkap, adalah romantisme. Indah sekali. Sulit untuk ditinggalkan. Diperlukan cara pandang baru. Cara pandang lain. Dan, yang paling tidak kalah pentingnya adalah keberanian. Telah banyak terbukti, semua itu sangat ditentukan oleh waktu.

Pertemuan ini dimulai. Ada tanda-tanda duka dan sesal di antara mereka yang hadir. Mereka yang tengah jujur dan siap menanggung risiko, atau bisa jadi aib balik, yang tengah pergi membawa Jelungkap ke masa kini, ke masa depan, dan meninggalkan masa lalunya, meski bukan untuk melupakannya.

(Incest, hal 232)

Terhadap perubahan sosial masyarakat Jelungkap tersebut mereka akhirnya menyesal dan berusaha untuk memberi tahu Geo dan Bulan bahwa mereka sebenarnya adalah saudara kembar yang dipisahkan ketika kecil, dan untuk pernikahan sedarah yang akan terjadi terhadap Geo dan Bulan mereka kini melarang pernikahan semacam itu. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut ini.

commit to user

Warga yang hadir tidak ada yang menanggapi. Mereka sepertinya menyesali apa yang telah mereka harus ikut kerjakan. Mengapa baru kali ini mereka menyudahi adat seperti ini? Seluruh yang hadir memang tampaknya sepakat untuk mengatakan kepada Geo dan bulan, bahwa mereka satu saudara dan menikah tentu tidak mungkin. Di tengah senyap yang hadir, salah seorang memberanikan diri berbicara.

a adalah, apakah Geo dan

sangat kuat prinsipnya. Salah satu contohnya, dia yakin bahwa masyarakat harus tahu yang benar dan salah tentang perusahaan yang telah dibakar itu, dan untuk itu Gek Bulan rajin mengumpulkan warga untuk mengajaknya berpikir ulang, akhirnya kita sepakat dengan pilihan kita. Nah, apakah ada

harus diselamatkan. Mungkin bukti-bukti bisa diperoleh. Kita tidak bisa lupa. Hal ini tidak semata-mata untuk Geo dan Bulan. Ini waktu bagi Jelungkap untuk meninggalkan masa lalu yang tidak cocok. Malu rasanya jika kasus-kasus seperti ini, tiba-tiba kita berpikir bahwa mereka telah lahir bersama kekasihnya. Padahal, kita mengerti betapa mereka sebenarnya satu darah.

(Incest, hal 235)

Perubahan akan cara berpikir masyarakat Jelungkap akan budaya mereka, membuat mereka sepakat untuk memberi tahu kan hal tersebut kepada Geo dan Bulan. Seperti dalam kutipan berikut ini.

dan Bulan mudah percaya? Masalah mental kita siap malu. Yang penting adalah kemauan kita berubah dan menyadari kekeliruan. Sebelum terlambat. Sebelum terlambat. Ya, apa boleh buat, kita memang tengah -cara yang terhormat. Saya akan datang ke rumah Geo. Awalnya, atas nama adat dan seluruh orang di Jelungkap, saya akan minta maaf. Mudah-mudahan Geo (Incest, hal 237)

commit to user

BAB V

Dokumen terkait