• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “NORWEGIAN WOOD” STUDI MORALITAS DAN SEMIOTIK

3. Latar Sosial

Latar sosial menunjuk pada hal-hal yang berhubungan dengan prilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup komplek. Hal itu dapat berupa kebiasaan hidup, cara berpikir, dan sikap.

Cerita di dalam novel “Norwegian Wood” dilatarbelakangi pada tahun 1960-1980 an di mana pada zaman itu Jepang memasuki zaman transisi moderenisasi dan banyak menerima pengaruh dari westernisasi. Digambar pada novel tersebut bahwa pada saat itu Jepang, khususnya Tokyo sebagai pusat kota yang dipenuhi dengan hiruk piruk dunia malam serta kaum kawula muda yang dengan bebas melakukan hubungan seksual dimana saja. Hal tersebut jugalah yang menggambarkan latar belakang kehidupan sosial tokoh utama (Watanabe) dan para tokoh lainnya. Di mana pada era tersebut masyarakat cenderung memiliki jiwa individualisme yang cukup tinggi dan juga bersifat liberal.

2.2.4 Tokoh dan Penokohan 1. Tokoh

Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:165), tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang ditafsirkan memiliki memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

2.

Penokohan

Menururt Nurgiyantoro (2012:165), penokohan dan karakterisasi-karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Penokohan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan tokoh, sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas bagi pembaca.

Berikut adalah tokoh dan penokohan dalam novel “Norwegian Wood” :

a. Toru Watanabe, lelaki yang merupakan tokoh utama dalam novel tersebut.

Watanabe merupakan seorang yang mandiri, penyuka literature barat, peduli terhadap orang lain, mudah terpengaruh oleh teman dekatnya dan memiliki kepribadian yang sulit dalam menentukan pilihan untuk masa depannya.

b. Kizuki, merupakan sahabat Watanabe yang sering bermain biliyar di malam hari bersama. Kizuki bunuh diri tanpa diketahui alasan yang jelas yang menyisakan tanda tanya bagi Watanabe dan kekasihnya (Naoko).

c. Naoko, gadis cantik yang merupakan kekasih Kizuki sekaligus juga teman dekat Watanabe. Gadis yang sangat depresi setelah ditinggal pergi oleh kekasihnya (Kizuki) serta masa lalunya yang kelam yang membuat ia akhirnya menyerahkan hidupnya dengan cara bunuh diri.

d. Kopasgat, merupakan nama alias dari teman sekamar Watanabe selama di asrama.

Kopasgat merupakan pribadi yang rajin, lugu, gagap, dan sering menjadi bahan lelucon oleh Watanabe.

e. Nagasawa, teman dekat Watanabe selama di perkuliahan. Ia adalah lelaki yang tampan, kaya, pintar, namun sering menyalurkan hasrat menyimpangnya yaitu berhubungan seksual dengan wanita lain. Mempunyai kekasih bernama Hatsumi.

f. Hatsumi, kekasih Nagasawa. Gadis yang baik hati, bersahabat dan cukup sabar dengan tingkah kekasihnya (Nagasawa).

g. Reiko Ishida, wanita yang dulunya pasien di tempat rehabilitasi di mana Naoko sempat dirawat. Reiko adalah sosok yang baik hati, setia dalam menjalin pertemanannya dengan Naoko. Reiko selalu senang dalam menghibur Naoko dengan menyanyikan lagu favorit gadis tersebut sambil memainkan alat musik dengan mahirnya. Ia selalu ada saat Naoko membutuhkannya. Mereka berdua sangatlah dekat selama berada di panti rehabilitasi.

h. Midori, gadis tomboy yang menyukai Watanabe saat di perkuliahan. Ia gadis yang sangat energetic, suka berbicara dan periang.

2.2.5 Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara suatu kisah diceritakan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa yang membentuk cerita dalam karya kepada pembaca (Abrams, 1981:142).

Menurut Friedman (dalam Stevick, 1967:118) mengemukakan sejumlah pertanyaan yang dapat digunakan untuk membedakan macam-macam sudut pandang.

1. Siapa yang berbicara kepada pembaca?

2. Dari posisi mana cerita tersebut dikisahkan?

3. Saluran informasi apakah yang digunakan narator untuk menyampaikan ceritanya?

Misalnya, melalui kata-kata, pikiran, dan persepsi pengarang, atau kata-kata, pikiran, dan persepsi tokoh.

4. Sejauh mana narator menempatkan pembaca dari ceritanya?

Pada umumnya, sudut pandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu persona pertama

“aku” dan persona ketiga “dia”.

a. Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”

Narator atau si “aku” merupakan seseorang yang ikut terlibat dalam cerita.

Narator mengisahkan tindakan, peristiwa, dan sikapnya terhadap tokoh lain. Narator mengisahkan setiap kejadian yang dilihat, diketahui, dialami, didengar, dan dirasakannya kepada pembaca. Narator secara langsung dan dengan bebas dapat menyatakan sikap, pikiran, dan perasaannya sendiri kepada pembaca, tetapi ia hanya dapat memberikan pandangan dari pihaknya sendiri terhadap tokoh-tokoh lain.

Narator hanya bersifat mahatau bagi diri sendiri dan tidak terhadap orang-orang (tokoh) lain yang terlibat dalam cerita. Oleh sebab itu, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan melalui apa yang diceritakan oleh si “Aku”

b. Sudut Pandang Persona Ketiga: “Dia”

Posisi pengarang pada cerita dengan sudut pandang persona ketiga “dia”

berada di luar cerita. Tokoh dalam cerita ditampilkan menggunakan nama atau dengan kata ganti “dia”, khususnya untuk tokoh utama. Kata ganti seperti “dia” atau “ia”

digunakan sebagai variasi dari nama tokoh. Penyebutan nama atau ganti yang berulang dapat membantu pembaca mengetahui tokoh yang sedang diceritakan.

Berdasarkan penjelasan mengenai sudut pandang di atas, dalam novel

“Norwegian Wood”, si pengarang (Haruki Murakami) menggunakan sudut pandang

persona pertama : “Aku” di mana ia berperan sebagai tokoh utama (Toru Watanabe) yang mengisahkan tindakan, peristiwa, dan sikapnya terhadap tokoh yang lain.

2.2.6 Amanat

Menurut Rusiana (1982:74), amanat adalah sebuah ajaran moral atau pesan yang mau disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Jalan keluar permasalahan atau akhir permasalahan yang ada dalam cerita dapat disebut sebagai amanat. Amanat merupakan renungan yang disajikan kembali oleh pembaca. Menurut Kosasih (2006), amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca lewat tulisan-tulisannya, supaya pembaca dapat menarik sebuah kesimpulan dari apa yang sudah pembaca nikmati.

Pengarang (Haruki Murakami) melalui novel “Norwegian Wood” ingin menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa dalam kehidupan percintaan dan pertemanan, seyogyanya manusia itu harus menanggung resiko dan memikirkan konsekuensinya, serta apa saja yang harus dimiliki manusia itu agar kehidupan asmaranya dapat berjalan dengan baik.

2.3 Studi Moralitas dan Studi Semiotik 2.3.1. Studi Moralitas