• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinopsis Cerita Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL NORWEGIAN WOOD KARYA HARUKI MURAKAMI

3.1 Sinopsis Cerita Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami

Norwegian Wood merupakan salah satu novel best-seller dan terfavorit karya novelis Jepang, Haruki Murakami. Novel tersebut pertama terbit pada tahun 1987. Novel Norwegian Wood menyajikan perjalanan kisah cinta yang rumit dan kelam yang dialami oleh tokoh utama, Toru Watanabe. Seperti yang dikisahkan pada halaman pertama novel tersebut, Toru Watanabe merupakan lelaki berusia 37 tahun yang sedang dalam perjalanan mendarat di Bandara Hamburg, Jerman. Watanabe seketika mendengar lantunan lagu Norwegian Wood karya The Beatles yang dibawakan oleh suatu orchestra.

Hal tersebut mengingatkannya akan gadis cinta pertamanya di masa lalu yang bernama Naoko.

Pada saat duduk di bangku SMA, Watanabe mempunyai seorang sahabat lelaki bernama Kizuki. Watanabe merupakan lelaki yang sederhana, gemar membaca literatur barat, serta mudah bergaul dengan siapa saja. Kizuki mempunyai kekasih bernama Naoko. Naoko merupakan gadis yang sangat cantik, anggun dan sangat mencintai Kizuki.

Kizuki dan Watanabe sangatlah dekat. Mereka selalu bersama dan senang bermain billiard pada malam hari.

Namun, suatu kejadian yang tidak diduga-duga dan yang tidak pernah diharapkan oleh siapapun terjadi. Setelah malam saat Watanabe dan Kizuki bermain billiard bersama, keesokan harinya Kizuki ditemukan tewas bunuh diri di garasi rumahnya. Kizuki bunuh diri dengan cara menghirup asap knalpot mobil yang dipasang menggunakan pipa aluminium. Kematian Kizuki yang sangat tragis tersebut membuat Naoko dan Watanabe sangat terpukul. Hal itu juga merupakan suatu misteri yang belum terpecahkan karena

Kizuki melakukan bunuh diri tanpa diketahui apa alasannya. Kekasihnya, Naoko, sangat sedih dan mengalami mental breakdown seumur hidupnya. Begitupun dengan Watanabe, kematian sahabatnya, Kizuki, meninggalkan pertanyaan-pertanyaan bagi dirinya.

Tidak lama saat kepergian Kizuki, Watanabe dan Naoko menjadi dekat hari demi hari. Watanabe pun menjadi jatuh cinta kepada Naoko. Di tengah hiruk piruk gemerlap kehidupan kota Tokyo, nafsu seks kehidupan muda-mudi serta kehidupan mandiri di kota menjadi latar dari novel tersebut. Watanabe dan Naoko sering menghabiskan waktu bersama. Watanabe juga sering menceritakan tentang Kopasgat kepada Naoko dan membuat Naoko tertawa setiap kali Watanabe menceritakannya. Kopasgat merupakan room-mate Watanabe di asrama laki-laki semasa di bangku perkuliahan. Kopasgat merupakan lelaki yang rajin, polos dan kadang menjengkelkan. Namun begitu Watanabe tetap berhubungan baik dengan Kopasgat.

Watanabe dan Naoko pun menjalin hubungan asmara layaknya teman spesial.

Watanabe selalu ingin membuat Naoko bahagia dengan caranya sendiri walaupun Naoko memberitahunya bahwa ia tidak bisa mencintai orang lain selain Kizuki. Watanabe adalah orang yang tulus walau ia juga bisa terpengaruh oleh Nagasawa, teman seperkuliahannya yang tampan, anak orang kaya, pintar namun seorang playboy.

Nagasawa mempunyai kekasih yang baik hati bernama Hatsumi. Watanabe pun sempat beberapa kali terlibat pergaulan seks bebas di dunia malam akibat pengaruh ajakan Nagasawa. Watanabe juga tipikal orang yang susah untuk menolak ajakan atau tawaran seseorang. Namun walaupun begitu, Watanabe hanya mencintai seorang gadis, yaitu Naoko. Hingga pada suatu saat di mana Naoko merasa sangat terpuruk kembali, Watanabe mencoba menenangkannya. Selang beberapa waktu kemudian, Naoko dirawat di suatu tempat rehabilitasi yang cukup jauh di Kyoto untuk mencoba mengobati kejiwaannya yang mulai kacau dan cuti kuliah untuk beberapa waktu.

Selama direhabilitasi, Naoko dan Watanabe sering berkirim dan berbalas pesan.

Watanabe pun sempat berkunjung menemui Naoko sebanyak dua kali. Selama di panti rehabilitasi, Naoko mempunyai dokter sekaligus teman bernama Reiko, wanita berusia 40 tahunan yang juga merupakan mantan pasien yang pernah menjadi guru musik. Reiko sering menyanyikan lagu kesukaan Naoko, berjudul Norwegian Wood karya The Beatles.

Ia bernyanyi sambil diiringi permainan gitarnya. Reiko juga lah yang merawat dan menjaga Naoko selama perawatan. Ia juga menjadi teman curhat Naoko.

Namun, sebaik apapun orang-orang di sekitar Naoko, kebenaran seperti apapun, kekuatan dan kelembutan apapun tidak akan pernah bisa menyembuhkan luka batin atas kehilangan kekasih yang sangat dicintainya serta masa lalu Naoko yang buruk yang ia alami saat kecil , ia melihat secara langsung kakaknya bunuh diri dengan cara menggantung diri di kamar akibat frustasi. Begitu berat beban batin dan trauma yag dialami oleh Naoko dan membuat Watanabe mencoba untuk memahaminya.

Selama berhubungan jarak jauh dengan Naoko, Watanabe yang kuliah sambil bekerja part-time bertemu dengan Midori dari kelas yang sama, kelas Sejarah Drama II.

Midori merupakan gadis tomboy yang ceria dan baik hati. Midori lah yang pertama kali menghampiri dan menyapa Watanabe di kantin. Dari situlah awal perjumpaan mereka.

Midori sangat menyukai Watanabe sejak pandagan pertama walaupun dia sudah punya kekasih. Watanabe tidak menutup dirinya terhadap Midori. Watanabe menghargai setiap hal yang dilakukan oleh Midori. Mereka pun sering bertemu, makan dan jalan bersama.

Watanabe pun sempat menemani Midori merawat ayah Midori di rumah sakit. Watanabe pun sempat menolong Midori merawat ayah Midori yang sekarat akibat tumor otak.

Saat menuliskan surat untuk Naoko pun, Watanabe menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, termasuk tentang Midori. Walaupun berstatus memiliki kekasih, Midori tetap menginginkn untuk bersama Watanabe. Watanabe yang sulit dalam

menolak ajakan orang lain selalu menghabiskan waktu bersama Midori saat senggang.

Namun, Watanabe tetap kepikiran akan Naoko walaupun ia sedang bersama perempuan lain.

Keadaan Naoko sempat membaik namun hingga suatu hari, Naoko dinyatakan meninggal bunuh diri dengan cara gantung diri dengan tali di hutan. Membuat Watanabe sangat shock tidak percaya, ia sangat terpukul, sengsara dan merasa sangat nelangsa.

Selama berhari-hari Watanabe hidup terlunta-lunta ke sana ke mari tidak punya tujuan, seperti seorang homeless. Setelah berlama-lama hidup seperti itu, Wataabe kemudian menyadari dan ingin kembali ke kehidupan normalnya semula. Kemudian Watanabe berusaha menghubungi dan menelpon Midori. Ia berbicara kepada Midori dan ingin mengulang semuanya kembali dari nol bersama Midori. Sungguh, Watanabe dalam keadaan bimbang, apakah ia harus memilih masa lalu atau masa depan.

3.2 Analisis Pengungkapan Nilai-nilai Moral yang Terdapat Dalam Novel “Norwegian