• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTURAL:

2.2 Tokoh dan Penokohan

2.3.3 Latar Sosial

Latar sosial yang ada pada novel ini adalah orang-orang yang berkecukupan dalam hal materi. Pekerjaan mereka adalah guru, kepala sekolah, dan jabatan paling tinggi adalah pengawas.

Suyono adalah seorang pensiunan pengawas. Hal ini dapat dilihat dari percakapan yang dilakukan oleh Hermiati dan dua orang mantan murid SMA Suyono.

(50) Hermiati menatap tamunya satu per satu.

”Maaf, Bu. Kami tidak bermaksud menyalahkan atau ...” ”Tidak, tidak apa-apa. Saya tidak tersinggung.”

Melihat ekspresi wajah Hermiati yang tiba-tiba berubah, Si Suami menyesal melontarkan pertanyaan tadi. Karenanya dia segera emngalihkan persoalan.

”Pak Yono, suami Ibu, sekarang ...”

”Sudah pensiun. Juga pensiun sebagai Pengawas.” ”Pak Aji menikah dengan siapa?”

”Dengan mBak Arum, alumni SMA kita. Kakak kelas Anda.” (Ratmana, 2006: 121)

Hermiati memiliki jabatan sebagai kepala sekolah sebelum dia meninggal. Dia adalah kepala sekolah di SMA 4.

(51) Di ruang kerjanya, Kepala sekolah yang disodori buku tamu sekilas

membaca kolom nama dan alamat. Tertulis: ’dr. Raharjanti, Jakarta’. Siapa, ya?, tanyanya dalam hati. Lalu dibacanya kolom keperluan. Isinya: Silaturahmi. Karena datang dari jauh tidak etis rasanya kalau tamu itu tidak segera ditemui. Begitulah maka wanita itu segera melangkah ke ruang tamu. Beberapa saat ketiganya bertatapan.

”Bu Heerrr!!” pekik Si Istri sambil bangkit dan memeluk ’nyonya rumah’.

Yang dipeluk pun menyambut gembira sesudah yakin mengenali tamunya. (Ratmana, 2006: 118)

Tokoh-tokohnya yang berasal dari Jawa Tengah, masih memegang adat istiadat Timur. Apalagi profesi mereka adalah seorang guru yang dalam bahasa Jawa, guru memiliki kepanjangan digugu lan ditiru yang artinya guru adalah orang yang dijadikan panutan.

Hal yang menunjukkan adat istiadat Jawa masih dipegang terdapat pada kutipan sebagai berikut:

(52) Kejutan lain menyusul kemudian. Yono mengajak Hermiati ’berjalan-jalan’ ke Baturaden. Guru putri itu tidak punya cukup waktu untuk mencari alasan menolak ajakan itu, sehingga minta pertimbangan neneknya. ’Datang dari jauh ke Purwokerto tanpa singgah ke Baturaden, tentu sayang’ kata nenenda. ’Terimalah ajakan itu, asal kamu harus bisa menjaga diri. Ingat obyek wisata itu memang tempat istirahat, tetapi juga tempat maksiat’. Jadi, Hermiati menerima ajakan Suyono sedangkan pesan neneknya tadi dijunjungnya tinggi-tinggi. (Ratmana, 2006: 65)

Pada novel ini juga diceritakan bahwa beberapa tokohnya masih mempercayai kehebatan seorang dukun. Mereka percaya bahwa apa saja yang mereka inginkan dapat tercapai ketika meminta pertolongan kepada Orang Pintar. Akan tetapi, hal ini dapat berakibat buruk juga bagi mereka. Kutipan dari novel tersebut di bawah ini.

(53) Tanpa banyak bicara Pak Kromo memeriksa kelengkapan yang dibawa oleh kliennya: Catatan weton ketiga orang yang terlibat kasus, pensil Hermiati, secarik surat dari Aji untuk Hermiati, dan foto Utari waktu gadis itu bermain drama. (Hermiati tidak jadi menambil pas foto Utari di Buku Induk Siswa).

”Istri saya sudah bicara apa kehendak Anda,” kata laki-laki tua itu. ”Benarkah Anda menghendaki putusnya hubungan Aji dengan Utari?”

”Ya, Embah,” jawab Si Tamu. ”Juga permalukan Utari di depan umum.”

Pak Dukun mengangguk-angguk.

”Sebagai orang tua saya harus berlaku adil terhadap orang muda. Setuju?”

”Utari lepas dari tangan Aji, maka demi keadilan Anda pun harus lepas dari Aji.”

Mulut Hermiati terkatup seketika. Ditatapnya Sang Dukun yang nampak kokoh pada kebenaran ucapannya. (Ratmana, 2006: 25)

Awal dari apa yang terjadi dengan Hermiati dan para tokohnya, dipercaya karena kekuatan dari dukun tersebut. Hal ini membuat cerita antara Aji dan Hermiati menjadi tidak menentu karena cinta mereka tidak dapat diwujudkan dengan sebuah pernikahan. Hermiati harus memilih orang lain demi janji yang telah diucapkannya kepada dukun demi syarat agar apa yang diinginkannya dapat tercapai.

Berdasarkan analisis di atas, no vel Sedimen Senja memiliki alur campuran. Alur mundur menceritakan bagaimana para tokoh dalam novel ini menjalani kehidupan mereka di masa lalu dan ingatan- ingatan mereka tentang masa lampau. Alur mundur menceritakan kehidupan Suyono, Hermiati, dan Rustamaji sebelum Hermiati meninggal. Alur maju dalam novel ini menceritakan Suyono dan Rustamaji setelah Hermiati meninggal serta hal- hal yang terjadi setelah Suyono membaca buku karangan Rustamaji.

Tokoh utama yang berperan sebagai tokoh protagonis dalam nove l ini, adalah Suyono, adalah seorang guru bahasa Inggris pada masa mudanya. Di akhir karirnya dia pensiun sebagai pengawas. Yono adalah seorang laki- laki tampan juga pintar. Dia juga menarik. Istrinya yang pertama bernama Lastri yang berperan sebagai tokoh utama tambahan antagonis. Lastri sudah diceraikannya dan istrinya yang kedua bernama Hermiati dan sudah

meninggal sembilan tahun yang lalu. Suyono sangat mencintai Hermiati. Musuh terbesarnya untuk mendapatkan Hermiati adalah Rustamaji atau Aji.

Hermiati sebagai tokoh utama antagonis juga bekerja menjadi guru bahasa Inggris di sekolah yang sama dengan Suyono dan Rustamaji. Dia digambarkan pengarang sebagai tokoh yang tidak begitu cantik tetapi menarik banyak perhatian dari teman-teman prianya. Dia seorang perempuan yang suka mendendam. Hermiati yang sering disapa dengan Bu Her mendendam dengan muridnya sendiri. Hal ini terjadi karena perebutan cinta antara dirinya dengan gadis itu demi mendapatkan Aji yang telah mengantarnya pergi ke dukun. Akan tetapi, Hermiati tipe perempuan yang ulet, rajin, dan pekerja keras. Jabatan terakhir yang dipegang Hermiati sebelum dia meninggal adalah kepala sekolah. Dia mencintai Aji sampai akhir hayatnya.

Tokoh utama antagonis yang kedua, yaitu Rustamaji atau Aji. Aji seorang guru matematika ketika dia masih muda. Saat ini dia seorang pensiunan pengawas. Aji tidak terhitung lelaki yang tampan. Bapak guru ini berbakat dalam seni drama dan sastra. Dia juga pemeluk santri yang ketat sehingga dia kalah saing dengan Suyono ketika berhadapan dengan ayah Hermiati. Hal ini disebabkan karena ayah Hermiati memeluk partai yang sama dengan Suyono. Dia mempunyai istri bernama Arum. Aji mencintai Hermiati.

Latar tempat dalam novel Sedimen Senja sebagian besar mengambil latar sekolah. Sekolah yang diambil adalah SMA PGRI. Latar waktu pada novel ini terjadi pada tahun 1960-an dan masa-masa yang berlangsung selama 34 tahun kemudian. Latar sosial para tokohnya adalah ekonomi menengah ke

atas. Pekerjaan mereka sebagai kepala sekolah dan pengawas. Adat istiadat Timur masih dipegang teguh. Hermiati juga masih mempercayai kemampuan dukun.

BAB III

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA:

Dokumen terkait