• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. ASPEK PELAYANAN UMUM

3.3. Layanan Urusan Pilihan

3.3.1 Urusan Pariwisata

Untuk mewujudkan sasaran Mengembangkan daya tarik kepariwisataan untuk mendukung perekonomian daerah harus dilakukan peningkatan kualitas destinasi pariwisata sehingga Jumlah Kunjungan Wisatawan meningkat. Capaian Jumlah Kunjungan Wisatawan tahun 2019 sebesar 1.189.752 wisatawan, melebihi target kinerja yang ditetapkan sebesar 700.000 wisatawan.

Adapun sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Kota Pontianak pada saat ini telah cukup memadai antara lain dengan tersedianya 53 hotel dan sarana penunjang wisata lainnya seperti restoran/rumah makan, souvenir shop dan fasilitas rekreasi dan hiburan umum lainnya. Jumlah produk seni berbasis ekonomi kreatif yang dilestarikan di tahun 2019 sebesar 405 jenis produk seni, melebihi sedikit dari target yang ditetapkan yaitu 400 jenis produk seni.

Pelayanan umum Urusan Pariwisata yang dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Pontianak ditetapkan indikator tahun 2020-2024 yaitu Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB dengan capaian tahun 2020 sebesar 3,48%. Terjadi peningkatan sebesar 0,08 % karena terdapat beberapa event Internasional yang dilaksanakan Pemerintah Kota Pontianak (Data PDRB Tahun 2019).

Mimbar Tanjak - di Taman Alun Kapuas. Dibangun dalam rangka Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXV 2019 dan menjadi salah satu ikon wisata di Pontianak. Tanjak merupakan penutup kepala khas Melayu.

3.3.2. Urusan Pertanian.

Grafik 1.54. Produksi Tanaman Hortikultura

Produktifitas Sawi Produktifitas Bayam Produktifitas Kangkung Produktifitas Pepaya

2017 1264 848 1688 5318

2018 8334,7 1051 1928,7 10135

2019 1296,1 1134 2534,7 12585,4

0 5000 10000 15000

77 Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, 2020

Pada tabel diatas ditampilkan perbandingan capaian kinerja tahun 2019 dengan tahun 2018 dan 2017.

Realisasi tahun 2019 untuk indikator Produksi Sawi memiliki realisasi 1.296,1 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu 8.334,7 ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 1.264 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 memang mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun 2018.

Indikator Produksi Bayam 2019 memiliki realisasi 1.134 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu 1.051 ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 848 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 mengalami peningkatan jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Indikator Produksi Kangkung 2019 memiliki realisasi 2.534,7 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu 1.928,7 ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 1.688 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi maupun produktivitas komoditas tanaman sayuran (daun). Usia tanaman yang pendek, usaha tani yang intensif dari pengolahan tanah dan pemberian nutrisi tanaman, prasarana pendukung budidaya yang baik serta kondisi cuaca yang bersahabat secara otomatis akan meningkatkan hasil produksi dan produktivitas. Kondisi sebaliknya dapat menyebabkan angka produksi dan produktivitas menjadi turun.

Indikator Produksi Pepaya 2019 memiliki realisasi 12.585,4 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu 10.135 ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 5.318 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, hal ini disebabkan tanaman pepaya varietas California merupakan salah satu jenis papaya yang sedang digandrungi dan mulai banyak dikebunkan para petani pada saat ini karena sangat menjanjikan keuntungan. Pepaya California ini memiliki sifat dan keunggulan tersendiri yaitu buahnya tidak terlalu besar dengan bobot 0,8 – 1,5 kg/buah, berkulit hijau tebal dan mulus, berbentuk lonjong, buah matang berwarna kuning, rasanya manis, daging buah kenyal dan tebal. Peningkatan produktivitas pada tanaman pepaya sebesar 24% disebabkan karena tanaman pepaya yang ada tahun 2019 telah memasuki masa puncak dalam menghasilkan buah (usia 1 – 2 tahun), termasuk pepaya varietas Merah Delima yang dikembangkan oleh BPTP Kalimantan Barat.

Grafik 1.55. Produksi Tanaman Hortikultura Produktifitas Lidah Buaya

Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, 2020

2017 2018 2019

Produktifitas Lidah Buaya 9219480 10841527 19096000

9219480 10841527

78 Indikator Produksi Lidah Buaya 2019 memiliki realisasi 19.096.000 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu 10.841.527 ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 9.219.480 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, hal ini disebabkanLidah buaya merupakan komoditas unggulan dan spesifik lokasi yang ada di Kota Pontianak.

Mulai tahun 2020 indikator urusan pertanian menggunakan Kontribusi Sektor Pertanian dan Pertanian terhadap PDRB, dan diperoleh data tahun 2016-2020 sebagai berikut:

Grafik 1.56. Kontribusi Sektor Pertanian dan Perikanan terhadap PDRB

Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, 2021

Capaian indikator Kontribusi Sektor Pertanian dan Pertanian terhadap PDRB dari tahun 2016 hingga tahun 2019 mengalami tren menurun dari sebesar 1,37 ditahun 2016 menjadi 1,27 pada tahun 2019, baru meningkat ditahun 2020 menjadi 1,4.

3.3.3. Urusan Perdagangan

Pelayanan umum urusan perdagangan Kota Pontianak dapat dilihat dari capaiaa indikator dibawah ini:

Tabel 1.33. Capaian Indikator Urusan Perdagangan Kota Pontianak

No Indikator Kinerja Utama 2017 2018 2019 2020

I KONTRIBUSI SEKTOR

PERDAGANGAN TERHADAP PDRB 18.12% 17.87% 17.88% 17.88%

1. Persentase Pasar rakyat binaan yang

memenuhi SNI pasar --- 5.88% 5.88% 5.88%

2 Persentase stok SEMBAKO yang

memenuhi kebutuhan 100% 100% 100% 100%

3. Persentase pelaku eksport dan impor yang

dibina) - - - 4%

4. Persentase hasil temuan pegawasan barang

beredar yang ditindak lanjuti 100% 100% 100% 100%

1,37

1,33

1,29

1,27

1,4

2016 2017 2018 2019 2020

79 Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontinak, 2020

Dari tabel diatas, terlihat bahwa Target Indikator tujuan Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB masih berfluktuatif setiap tahunnya. Tahun 2017 realisasi sebesar 18.12%, Tahun 2018 menurun menjadi 17.87%, dan pada tahun 2019 dan Tahun 2020 sedikit meningkat menjadi 17.88%.

Secara umum Kondisi perekonomian nasional mengalami penurunan bahkan minus di masa pandemi covid 19. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB di Kota Pontianak masih memberikan sumbangsih paling tinggi dibanding dengan sektor – sektor lain. Perbandingan antara realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2020 untuk indikator sasaran dari indikator tujuan Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB adalah sebagai berikut :

Dari tabel diatas, terlihat bahwa Target pada Indikator Kinerja Utama pada sasaran Persentase Pasar rakyat binaan yang memenuhi SNI pasar Realisasi Indikatornya di Tahun 2020 tidak mengalami peningkatan . Persentase Pasar Rakyat binaan yang memenuhi SNI Pasar tahun 2018 sebesar 5.88%

( perbandingan dari pasar yang memenuhi SNI Pasar yaitu pasar flamboyan berbanding dengan jumlah pasar rakyat binaan sebanyak 17 pasar ).

Dari tabel diatas, terlihat bahwa target Persentase stok SEMBAKO yang memenuhi kebutuhan tiap tahunnya masih sama yaitu 100%, yang artinya Stok SEMBAKO setiap tahunnya mencukupi. Untuk tahun 2020 di masa pandemi covid 19 ini stok SEMBAKO tetap terjaga. Hal ini karena berbagai upaya melakukan sosialisasi untuk mengurangi panic buying.

Dari tabel diatas, terlihat bahwa target Persentase pelaku eksport dan impor yang dibina tidak mengalami peningkatan. Pembinaan pelaku eksport dan impor hanya sebatas pada penyampaian laporan realisasi impor saja.

Dari tabel diatas, terlihat bahwa target Persentase hasil temuan pegawasan barang beredar yang ditindak lanjuti setiap tahun telah maksimal pencapaiannya. Tindak lanjut pengawasan Barang beredar di kota Pontianak yang tidak sesuai dengan ketentuan berupa memberikan surat peringatan terhadap pelaku usaha yang tidak mematuhi ketentuan Pemerintah yang berlaku.

3.3.4. Urusan Perindustrian

Persentase pertumbuhan industri kreatif Tahun 2016 pencapaian indikator sebesar 12%, Tahun 2017 pencapaian indikator sebesar 18,51%, Tahun 2018 menjadi sebesar 21,95% dan Tahun 2019 pencapaian indikator Persentase pertumbuhan industri kreatif sebesar 15,79%.

80 Grafik 1.57. Persentase Pertumbuhan Industri Kreatif

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontinak, 2020

Pelayanan umum urusan perindustrian Kota Pontianak tahun 2020 dapat dinilai dari capaian kinerja, sebagai berikut :

Tabel 1.34. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2020 No

Indikator Kinerja 2020

I KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP

PDRB 17.41%

1 persentase peningkatan jumlah sarana prasarana klaster Industri

25%

2 Persentase Industri yang memenuhi kelayakan perizinan 100%

3 Persentase pertumbuhan industri 35.87%

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontinak, 2020

Dari tabel diatas, terlihat bahwa target indikator tujuan Kontribusi sektor Industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku setiap tahun mengalami peningkatan.

Tahun 2019 adalah sebesar 17.41%. Pada kategori industri pengolahan penyumbang terbesar di tahun 2019 adalah industri makanan dan minuman mencapai 3,97 triliun rupiah atau sebesar 65,70 persen.

Berikutnya industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar 13,05 persen; industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik sebesar 8,24 persen; dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar 5,92 persen. Selain itu, peranan kategori lainnya kurang dari lima persen.

Data Kontribusi sektor Industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2020 masih belum diperoleh, namun secara umum kondisi perekonomian di masa pandemi covid 19 mengalami penurunan bahkan minus hal ini juga berdampak pada Kontribusi sektor Industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Pontianak. Kontribusi sektor Industri terhadap terhadap PDRB di Kota Pontianak masih memberikan sumbangsih di posisi kedua dibanding dengan sektor – sektor lain. Perbandingan antara realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2020 untuk indikator sasaran dari indikator tujuan Kontribusi sektor Industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut:

2016 2017 2018 2019

81 Dari tabel diatas, terlihat bahwa Target pada Indikator Kinerja Utama pada sasaran persentase peningkatan jumlah sarana prasarana klaster Industri untuk tahun 2020 masih stagnan. Jumlah sarana prasarana klaster industri yang masih bertahan di Tahun 2020 di Kota Pontianak adalah kampung tenun, batik kamboja dan klaster akar keladi air, kampung caping mendawai. Sarana prasarana klaster industri yang ditingkatkan berdasarkan permintaan kebutuhan di setiap kelurahan seKota Pontianak.

Perbandingan capaian indikator ini dengan tahun sebelumnya belum dilakukan karena indikator ini merupakan indikator baru untuk tahun 2020.

Dari tabel diatas, terlihat bahwa Target pada Indikator Kinerja Utama pada sasaran Persentase Industri yang memenuhi kelayakan perizinan setiap tahunnya telah maksimal pencapaiannya.

Monitoring dan evaluasi terhadap kelayakan perizinan industri adalah pada kesesuaian perizinan dengan kondisi lapangan industri, kesesuaian mesin, dan kesesuaian tenaga kerja.

Dari tabel diatas, terlihat bahwa Target pada Indikator Kinerja Utama pada sasaran Persentase pertumbuhan industri setiap tahunnya cukup berfluktuatif. Tahun 2017 pencapaian indikator sebesar 1.89% dibandingkan target pencapaian 100%, Tahun 2018 menjadi sebesar 2,21% dibandingkan target pencapaian 100%. Tahun 2019 pencapaian indikator Persentase pertumbuhan industrisebesar 100% atau 1,61 %. Untuk Tahun 2020 pencapaian indikator Persentase pertumbuhan industri sebesar 171% atau 35,87 %. Pencapaian persentase pertumbuhan industri untuk tahun 2020 melebihi target yang ditetapkan karena perijinan industri per tahun tetap dihitung sebagai industri baru tahun yang bersangkutan, dan di masa pandemi covid 19 banyak perusahaan besar yang menghentikan usaha atau memberhentikan karyawannya sehingga memaksa masyarakat menjadi pelaku usaha khususnya di bidang industri.

3.3.5. Urusan Kelautan dan Perikanan

Untuk mendukung pelaksanaan urusan Kelautan dan Perikanan, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak melaksanakan 2 indikator kinerja dengan sasaran Meningkatnya Produksi Hasil Perikanan yaitu Produksi Perikanan Tangkap dan Produksi Perikanan Budidaya, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.35. Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan

NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018 2019 2020

1. Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 757,43 378,18 777,23 635,56 2. Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 543,57 207,12 232,93 228,71 Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak

Produksi perikanan tangkap pada tahun 2019 sebesar 773.23 ton sedikit ada penurunan ditahun 2020 sebesar 635.56 ton ini diakibatkan oleh kondisi alam gelombang tinggi, angin kencang, besaran curah air hujan yang tinggi dan kondisi perahu bermotor yang sudah kurang memungkinkan untuk menagkap ikan serta adanya wabah pandemi covid 19 yang berdampak besar terhadap produksi perikanan tangkap. Sedangkan untuk produksi perikanan budidaya di tahun 2019 sebesar 232.93 ton dan menurun ditahun 2020 sebesar 228.71 ton diakibatkan pada pada salah satu wilayah kecamatan Pontianak utara sudah mengurangi aktivitas budidaya perikanannya. Namun mulai menjajaki hal yang baru yaitu melakukan aktivitas pengolahan hasil perikanan. Dan ada beberapa alasan pembudidayaan ikan yang menjadi penyebab menurunnya nilai itu salah satunya meraka

82 mamanfaatkan Kawasan sungai Kapuas dan sungai landak yang menggunakan keramba jarring tancap .

Dokumen terkait