• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. ASPEK DAYA SAING DAERAH

4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, pengeluaran perkapita masyarakat Kota Pontianak mengalami peningkatan dari 13.736.740 rupiah per tahun pada tahun 2016 menjadi 14.515.000 rupiah per tahun pada tahun 2020.

72,15

79,7 80,69 81,03 81,15

2016 2017 2018 2019 2020

90 Grafik 1.60. Pengeluaran Perkapita Masyarakat Kota Pontianak

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2021 (diolah) 4.2. Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per kapita

Semakin tinggi pendapatan/kesejahteraan seseorang, maka proporsi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan makanan akan menurun, namun sebaliknya pengeluaran untuk non makanan proporsinya akan semakin meningkat.

Tabel 1.46. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan/Pangan dan Non Makanan/Non Pangan Per Kapita Sebulan di Kota Pontianak Tahun 2016-2020

Jenis Konsumsi 2016 2017 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. Makanan 47,30 45,89 42,52 44,27 44,31

II. Non Makanan 52,70 54,11 57,48 55,73 55,69

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas (hasil olahan). Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2021

Pengeluaran non makanan penduduk Kota Pontianak lebih besar dari pengeluaran untuk makanan.Selama lima tahun terakhir, kebutuhan untuk makanan berkisar antara 42% hingga 47%, sedangkan untuk kebutuhan Non Makanan berkisar antara 52% hingga 57%. Melihat kondisi ini mengindikasikan bahwa penduduk yang berpendapatan sedang dan tinggi sudah semakin banyak dibandingkan penduduk berpendapatan rendah sebab yang berpendapatan rendah akan cenderung terlebih dulu memenuhi kebutuhan makanannya.

4.2.1. Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB

Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB merupakan indikator yang digunakan untuk menggambarkan keterbukaan ekonomi suatu daerah. Semakin tinggi rasio ekspor + impor terhadap PDRB menunjukkan semakin terbuka pulalah perekonomian suatu daerah terhadap perdagangan internasional. Rasio ini dapat juga dipandang sebagai indikator globalisasi ekonomi suatu daerah.

Data menunjukkan bahwa dari tahun 2015 hingga tahun 2019 rasio ekspor + impor terhadap PDRB Kota Pontianak mengalami fluktuasi dari 0,17 pada tahun 2015 turun menjadi 0,14 pada tahun 2016,

13.838.000

13.904.000

14.322.000

14.515.000

14.465.000

2016 2017 2018 2019 2020

91 namun kemudian meningkat lagi pada tahun 2017 dan 2018 kembali berada pada rasio 0,17. Pada tahun 2019 Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB Kota Pontianak mengalami peningkatan menjadi 0,18. Ini mengindikasikan semakin terbukanya ekonomi Kota Pontianak terhadap perdagangan internasional.

Grafik 1.61. Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB Kota Pontianak Tahun 2015-2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2020 (diolah)

4.2.2. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum

Fungsi Utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup orang banyak. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum atau disebut juga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas yang menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Dilihat dari banyaknya dana yang berhasil dihimpun oleh Bank Umum di Kota Pontianak pada tahun 2020, simpanan berbentuk tabungan rata-rata mencapai nilai 13,96 triliun rupiah menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai17,77 triliun rupiah.Sementara dana yang bersasal dari deposito pada tahun 2020 mencapai 19,81 triliun rupiah, jauh meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 14,04 triliun rupiah. Dana yang berasal dari giro juga mengalami peningkatan dari4,81 triliun rupiah pada tahun 2019 meningkat menjadi 5,59 triliun rupiah pada tahun 2020. Untuk posisi dana pinjaman yang berhasil disalurkan oleh Bank Umum mencapai 32,89 triliun rupiah, naik dari tahun sebelumnya yang hanya 31,52 triliun rupiah.

0,17

0,14

0,17 0,17

0,18

2015 2016 2017 2018 2019

92 Grafik 1.62 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum Kota Pontianak

Tahun 2016-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2021 (diolah)

Rasio Pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum di Kota Pontianak dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 cukup berfluktuasi. Rasio tertinggi terjadi pada tahun 2016 hingga mencapai 0,98. Namun pada tahun berikutnya mengalami penurunan yang cukup drastis menjadi 0,72. Rasio ini kembali meningkat pada tahun 2018 menjadi 0,96, kemudian menurun pada tahun-tahun berikutnya menjadi 0,86 pada tahun 2019 dan 0,84 pada tahun 2020.

4.3. Fokus Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah 4.3.1. Panjang Jalan dalam Kondisi Baik

Panjang jalan di Kota Pontianak pada tahun 2020 tercatat sepanjang 286,08km, angka ini meningkat dari tahun 2016 yang hanya sepanjang 274,33 km. Sebagian besar permukaan jalan berupa aspal dan beton (207,45 km) meskipun masih terdapat jalan dengan permukaan tanah sepanjang 2,98 km.

Kondisi jalan di Kota Pontianak dalam kondisi baik mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2020 yakni dari 139,43 km meningkat menjadi 200,46 km. Sementara itu, panjang jalan yang mengalami rusak ringan dan rusak berat dapat dikurangi melalui berbagai upaya perbaikan dari yang sebelumnya di tahun 2016 sepanjang 31,57 km dan 52,12 km hanya tinggal 19,93 km dan 15,72 km saja pada tahun 2020. Secara umum kerusakan jalan disebabkan karena kendaraan bermuatan berat dan struktur tanah yang sebagian besar merupakan tanah gambut.

0,98

0,72

0,96

0,86 0,84

2016 2017 2018 2019 2020

93 Grafik 1.63. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Tahun 2020 (km)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2021

Tabel 1.47. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Pontianak (Km) Tahun 2016-2020

Kondisi Jalan Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

Baik 139,43 211,28 216,14 167,85 200,46

Sedang 51,21 56,63 59,68 84,45 49,97

Rusak Ringan 31,57 6,59 5,59 21,79 19,93

Rusak Berat 52,12 5,67 4,66 11,99 15,72

Total 274,33 280,17 286,07 286,08 286,08

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2021

4.3.2. Ketersediaan Listrik dan Air Bersih

Ketersediaan listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk mendukung aktivitas rumah tangga, baik untuk keperluan penerangan maupun mengakses kebutuhan lain.

Semakin berkembangnya sektor kelistrikan akan sangat memberikan pengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak.

Tercatat sebanyak 531.123pelanggan PLN sampai dengan Desember 2020yang meliputi pelanggan sosial, rumah tangga, bisnis, industri, perkantoran, dan pelanggan prabayar. Pelanggan golongan rumah tangga menggunakan listrik PLN hingga mencapai 46,36% dari total listrik yang diproduksi PLN, sedangkan pelanggan listrik industri hanya mengkonsumsi listrik sebesar 0,04% saja.

207,89; 73%

9,768; 3%

2,98; 1%

65,45; 23%

Aspal/Paved Kerikil/Gravel Tanah/Soil Lainnya/Others

94 Tabel 1.48. Jumlah Pelanggan PLN Area Pontianak Menurut Jenisnya Tahun 2020

Bulan Rumah Tangga

Indus tri

Perkanto

ran Bisnis Sosial Prabaya r

95 Tabel 1.49. Banyaknya Pelanggan Air PDAM Menurut Jenis Konsumen

Jenis Konsumen 2016 2017 2018 2019 2020 Sumber : PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak. 2021

Selama tahun 2016-2020 jumlah pelanggan air PDAM di Kota Pontianak terus mengalami peningkatan dari 103.391 pelanggan pada tahun 2016 meningkat menjadi 135.131 pelanggan pada tahun 2020. Pelanggan terbesar berasal dari Non Niaga yakni rumah tangga dan instansi pemerintah yakni sebesar 89,32% pada tahun 2016, dan meningkat menjadi 89,51% pada tahun 2020.

4.4. Fokus Iklim Investasi

4.4.1. Angka Kriminalitas yang Diselesaikan

Kriminalitas merupakan segala bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan baik secara ekonomis maupun psikologis yang melanggar hukum yang berlaku serta norma-norma sosial dan agama. Angka kriminalitas adalah suatu angka yang menunjukkan kejadian kriminalitas yang terjadi pada suatu waktu dan daerah tertentu.

Pada tahun 2020 jumlah laporan atas tindakan kriminalitas menunjukkan adanya penurunan dari tahun sebelumnya, tercatat jumlah pelaporan atas tindak kejahatan/pelanggaran di Kota Pontianak tahun 2020 adalah 1.142 laporan, ini lebih rendah dari jumlah pelaporan atas tindak kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan di tahun 2019 yang berjumlah 1.709 laporan. Dari 1.709 laporan di tahun 2020, jumlah kriminalitas yang diselesaikan oleh Poltabes Kota Pontianak adalah 1.058 kasus atau sebesar 88,24% dari jumlah yang dilaporkan. Persentase angka kriminalitas yang dapat diselesaikan tersebutmeningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 82,97%. Berikut disajikan jumlah kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan dan diselesaikan menurut satuan kepolisian di Kota Pontianak:

96 Tabel 1. 50. Jumlah Kejahatan/Pelanggaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut

Satuan Kepolisian di Kota Pontianak Tahun 2016-2020 No Keterangan:L =Dilaporkan; S = Diselesaikan

Sumber : Polresta Kota Pontianak, BPS Kota Pontianak, 2021,diolah

4.5. Fokus Sumber Daya Manusia 4.5.1 Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja). Semakin tinggi rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif, demikian pula sebaliknya. Berikut digambarkan kondisi rasio ketergantungan di Kota Pontianak dari tahun 2016 hingga tahun 2020.

97 Grafik 1.64. Rasio Ketergantungan Kota Pontianak Tahun 2016-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2021 (diolah)

Rasio ketergantungan di Kota Pontianak dari tahun 2016 hingga tahun 2020 menunjukkan tren penurunan, di tahun 2016 dari 43,95% menurun menjadi 43,60% ditahun 2017 dan 43,49% pada tahun 2018, dan kembali menurun menjadi 43,38% pada tahun 2019. Namun, pada tahun 2020 terjadi lonjakan sangat signifikan rasio ketergantungan di Kota Pontianak hingga mencapai 45,02%. Hal ini menunjukkan semakin bertambahnya beban yang harus ditanggung penduduk usia produktif terhadap penduduk usia yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Bila pada tahun sebelumnya dari setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan 44 orang, pada tahun 2020 bertambah menjadi 45 orang.

43,95

43,60

43,49

43,38

45,02

2016 2017 2018 2019 2020

98

BAB III

PENUTUP

Dokumen terkait