• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Kota Pontianak Tahun 2021 KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Kota Pontianak Tahun 2021 KATA PENGANTAR"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 bahwa perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertangungjawabkan, maka pemerintah kota Pontianak wajib menyediakan data dan informasi yang saat ini merupakan kebutuhan yang tiap saat bergerak dan dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam sudut pandang siklus perencanaan pembangunan, peran data dan informasi digunakan untuk mendukung penyusunan rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana dan evaluasi pelaksanaan rencana sehingga dapat diketahui pembangunan suatu daerah berawal dari data dan menghasilkan data.

Buku Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Kota Pontianak Tahun 2020 merupakan bentuk pemenuhan data dan informasi yang akan digunakan sebagai bahan didalam merumuskan rencana pembangunan tahun berikutnya. Buku ini juga menguraikan perkembangan pelaksanaan pembangunan kota Pontianak hingga tahun 2020.

Kedapannya upaya untuk meningkatkan penyediaan data dan informasi pembangunan kota Pontianak yang berkualitas, diperlukan senergitas sistem database sectoral yang terpadu serta terintegrasi antara pusat dan daerah. Dalam kaitan ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pontianak akan memperkuat koordinasi yang insentif antara Koordinator Satu Data (Bappeda), Pembina Data (BPS), Walidata (Diskominfo), Walidata Pendukung ( Unit Kerja Pengelola Data di Perangkat Daerah) dan Produsen Data (Perangkat Daerah dan Swasta) guna terwujudnya Visi dan Misi Pemerintah Kota Pontianak 2020-2024.

Pontianak, Juli 2021

(2)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

I. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ... 1

1.1 LUAS DAN BATAS WILAYAH ADMINISTRATIF ... 1

1.2 Topografi ... 1

1.3 Geologi ... 2

1.4 Hidrologi ... 2

1.5 Klimatologi ... 4

1.6 Penggunaan Lahan ... 4

1.7 Potensi Pengembangan Wilayah ... 9

1.8 Wilayah Rawan Bencana ... 12

1.9 Demografi ... 13

II. ANALISIS INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 17

2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... 17

2.2 Fokus Kesejahteraaan Sosial ... 23

2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga ... 29

III. ASPEK PELAYANAN UMUM ... 32

3.1 Pelayanan Urusan Wajib Dasar ... 32

3.2 Layanan Urusan Wajib Non Dasar ... 55

3.3. Layanan Urusan Pilihan ... 76

3.4. Penunjang Urusan ... 82

IV. ASPEK DAYA SAING DAERAH ... 89

4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... 89

4.2. Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per kapita ... 90

4.3. Fokus Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah ... 92

4.4. Fokus Iklim Investasi ... 95

4.5. Fokus Sumber Daya Manusia ... 96

BAB III ... 98

PENUTUP ... 98

(3)

iii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Batas Wilayah Administrasi Kota Pontianak ... 1

Tabel 1.2 Sungai/Parit Menurut Kecamatan di Kota Pontianak ... 3

Tabel 1.3 Perkembangan Penggunaan Lahan di Kota Pontianak Tahun 2010-2017 ... 4

Tabel 1.4 Jenis dan Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Pontianak Tahun 2020 .... 7

Tabel 1.5 Potensi dan Keunggulan Ekonomi Wilayah Serta Interaksi Ekonomi Antar Wilayah . 9 Tabel 1.6 Tingkat Risiko di Kota Pontianak ... 13

Tabel 1.7 Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 13

Tabel 1.8 Jumlah, Persentase dan Sex Ratio Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2020 ... 14

Tabel 1.9 Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2020 ... 15

Tabel 1.10 Laju Inflasi Gabungan (Nasional) di Kota Pontianak Menurut Kelompok Pengeluaran, Tahun 2016-2020 ... 18

Tabel 1.11 PDRB, PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 20

Tabel 1.12 Gini Ratio Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 21

Tabel 1.13 Angka dan Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 22

Tabel 1.14 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kota Pontianak, Tahun 2016-2020 ... 30

Tabel 1.15 Jumlah Tenaga Pendidik (Guru) Dinas Pendidikan ... 36

Tabel 1.16 Jumlah Siswa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak ... 35

Tabel 1.17 Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di Kota Pontianak ... 46

Tabel 1.18 Panjang Saluran Drainase Kota Pontianak 2020 ... 49

Tabel 1.19 Persentase Tanah Asset Pemerintah Kota Pontianak yang Telah Dimanfaatkan Sesuai Ketentuan ... 52

Tabel 1.20 Capaian Indikator Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat... 53

Tabel 1.21 Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Ketenagakerjaan ... 55

Tabel 1.22 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ... 56

Tabel 1.23 Data Pengaduan Kasus Anak Kota Pontianak ... 57

Tabel 1.24 Data Pengaduan Kasus Perempuan Kota Pontianak ... 58

(4)

iv

Tabel 1.25 Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup ... 61

Tabel 1.26 Realisasi Indikator Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak Tahun 2015 hingga 2019 ... 63

Tabel 1.27 Realisasi Indikator Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak Tahun 2020 ... 63

Tabel 1.28 Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2017-2020 ... 67

Tabel 1.29 Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Komunikasi dan Informatika ... 68

Tabel 1.30 Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ... 69

Tabel 1.31 Capaian Indikator Kinerja Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2020 ... 70

Tabel 1.32 Indikator Kinerja Urusan Statistik ... 73

Tabel 1.33 Capaian Indikator Urusan Perdagangan Kota Pontianak ... 78

Tabel 1.34 Capaian Indikator Kinerja Tahun 2020 ... 80

Tabel 1.35 Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan ... 81

Tabel 1.36 Capaian Indikator Pelayanan Umum Urusan Perencanaan Pembangunan ... 82

Tabel 1.37 Indikator Kinerja Urusan Keuangan Tahun 2017-2020 ... 83

Tabel 1.38 Capaian Indikator Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Pontianak Tahun 2020 ... 84

Tabel 1.39 Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015-2020 ... 85

Tabel 1.40 Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2015-2020 ... 85

Tabel 1.41 Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Berdasarkan Eselon Tahun 2015-2019.. 86

Tabel 1.42 Jumlah Peserta Diklatpim, Diklat Teknis, Tugas Belajar, Izin Belajar, Beasiswa dan Ikatan Dinas ... 86

Tabel 1.43 Indikator Kinerja Urusan Penelitian dan Pengambangan ... 87

Tabel 1.44 Indikator Kinerja Urusan Pengawasan ... 87

Tabel 1.45 Indikator Kinerja Urusan Sekretariat Dewan ... 88

Tabel 1.46 Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan/Pangan dan Non Makanan/Non Pangan Per Kapita Sebulan di Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 90

Tabel 1.47 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Pontianak (Km) Tahun 2016-2020 ... 93

Tabel 1.48 Jumlah Pelanggan PLN Area Pontianak Menurut Jenisnya Tahun 2020 ... 94

(5)

v Tabel 1.49 Banyaknya Pelanggan Air PDAM Menurut Jenis Konsumen ... 95 Tabel 1.50 Jumlah Kejahatan/Pelanggaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Satuan

Kepolisian di Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 96

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Gambut Kota Pontianak dan Sekitarnya ... 6 Gambar 1.2 Peta Penggunaan Lahan di Kota Pontianak ... 9

(6)

vi DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2020 ... 16

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kota Pontianak 2016-2020 ... 17

Grafik 1.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index) Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 23

Grafik 1.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pontianak tahun 2016-2020 ... 24

Grafik 1.5 Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 25

Grafik 1.6 Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Di Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 25

Grafik 1.7 Angka Usia Harapan Hidup di Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 26

Grafik 1.8 Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 27

Grafik 1.9 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Pontianak tahun 2017-2020 ... 28

Grafik 1.10 Tingkat Pengangguran di Kota Pontianak tahun 2017-2020 ... 28

Grafik 1.11 Rasio Penduduk yang Bekerja di Kota Pontianak tahun 2017-2020 ... 29

Grafik 1.12 Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 32

Grafik 1.13 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kota Pontianak Tahun 2016 - 2020 ... 33

Grafik 1.14 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Tahun 2018-2020 ... 34

Grafik 1.15 Angka Putus Sekolah di Kota Pontianak Tahun 2014 – 2018 ... 34

Grafik 1.16 Angka Lulus Sekolah di Kota Pontianak Tahun 2014-2018 ... 35

Grafik 1.17 Angka Melanjutkan (AM) ... 36

Grafik 1.18 Angka Kematian Ibu per 100.000 KH ... 37

Grafik 1.19 Grafik Trend Kasus Kematian Ibu Maternal Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 38

Grafik 1.20 Angka Kematian Bayi Kota Pontianak per 1.000 KH Tahun 2016-2020 ... 38

Grafik 1.21 Grafik Trend Kasus Kematian Bayi Kota Pontianak Tahun 2016-2020... 39

Grafik 1.22 Angka kematian Balita per 1.000 KH ... 39

Grafik 1.23 Kematian Neonatal per 1.000 KH Kota Pontianak Tahun 2016 - 2020... 40

Grafik 1.24 Capaian Indikator Persentase Orang terduga TBC Mendapatkan Pelayanan TBC Sesuai Standar ... 40

Grafik 1.25 Trend Persentase Orang Terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar (SPM) di Kota Pontianak Tahun 2016-2020... 41

(7)

vii Grafik 1.26 Persentase Orang Dengan Risiko Terinfeksi HIV Mendapatkan Pelayanan Deteksi

Dini HIV Sesuai Standar Tahun 2016-2020 ... 41

Grafik 1.27 Trend HIV di Kota Pontianak tahun 2016 - 2020 ... 42

Grafik 1.28 Capaian Indikator Insiden Rate DBD Kota Pontianak ... 42

3 Grafik 1.29 Tren DBD di Kota Pontianak tahun 2016 - 2020 ... 43

Grafik 1.30 Capaian Persentase Penderita Hipertensi Mendapatkan Pengobatan Standar ... 43

Grafik 1.31 Trend prevalensi Penderita Hipertensi di Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 44

Grafik 1.32 Capaian Indikator Angka Stunting Balita ... 44

Grafik 1.33 Capaian indikator Angka wasting Balita Kota Pontianak tahun 2016-2020 ... 45

Grafik 1.34 Capaian Indikator Angka Underweight Balita Kota Pontianak Tahun 2016-2020... 45

Grafik 1.35 Capaian Indikator Akreditasi Fasilitas Kesehatan ... 46

Grafik 1.36 Trend Rasio Infrastruktur Jalan Kota Pontianak tahun 2018-2020 ... 48

Grafik 1.37 Trend Rasio Infrastruktur Saluran Drainase Kota Pontianak Tahun 2018-2020 ... 48

Grafik 1.38 Persentase Warga Yang Memperoleh Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-Hari... 49

Grafik 1.39 Presentase Kesesuaian Bangunan dan Lingkungan dengan RTRW ... 50

Grafik 1.40 Presentase Ruang Terbuka Hijau ... 50

Grafik 1.41 Persentase Rumah Layak Huni ... 51

Grafik 1.42 Persentase Kawasan Tidak Kumuh ... 52

Grafik 1.43 Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Mandiri ... 54

Grafik 1.44 Persentase Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Yang Aktif Dalam Penanganan Permasalahan Kesejahteraan Sosial ... 54

Grafik 1.45 Angka Kemiskinan ... 55

Grafik 1.46 Persentase Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita ... 58

Grafik 1.47 Persentase Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan ... 59

Grafik 1.48 Produktivitas Tanaman Pangan ... 59

Grafik 1.49 Persentase Penurunan Konflik, Sengketa dan Masalah Pertanahan... 60

Grafik 1.50 Persentase Penanganan Sampah ... 62

(8)

viii Grafik 1.51 Persentase Pengurangan Sampah dari Sumbernya Kota Pontianak Tahun 2016-2020

... ..6

2 Grafik 1.52 Persentase Peningkatan Investasi Daerah (PMA/ PMDN) ... 71

Grafik 1.53 Capaian Indikator Kinerja Persentase Peningkatan Kunjungan ke Perpustakaan dan Tempat Baca di Kota Pontianak ... 75

Grafik 1.54 Produksi Tanaman Hortikultura ... 76

Grafik 1.55 Produksi Tanaman Hortikultura Produktifitas Lidah Buaya ... 77

Grafik 1.56 Kontribusi Sektor Pertanian dan Perikanan terhadap PDRB ... 78

Grafik 1.57 Persentase Pertumbuhan Industri Kreatif ... 80

Grafik 1.58 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ... 85

Grafik 1.59 Capaian indikator Urusan Sekretariat Dewan ... 89

Grafik 1.60 Pengeluaran Perkapita Masyarakat Kota Pontianak ... 90

Grafik 1.61 Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB Kota Pontianak tahun 2015-2019 ... 91

Grafik 1.62 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 92

Grafik 1.63 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Tahun 2020 (km) ... 93

Grafik 1.64 Rasio Ketergantungan Kota Pontianak Tahun 2016-2020 ... 97

(9)

1

I. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

1.1 LUAS DAN BATAS WILAYAH ADMINISTRATIF

Kota Pontianak sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Barat secara astonomis terletak diantara 00 02’ 24” Lintang Utara dan 00 05’ 37” Lintang Selatan dan antara 1090 16’ 25” Bujur Timur sampai dengan 1090 23’ 04” Bujur Timur. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini, Kota Pontianak berada tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa, sehingga menjadikan Kota Pontianak sebagai salah satu daerah tropis dengan suhu udara cukup tinggi dan kelembaban yang tinggi pula.Didalam Peraturan Walikota Pontianak Nomor 55 Tahun 2008, secara administrasi Kota Pontianak dibagi menjadi 6 Kecamatan dan 29 Kelurahan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2016 tentang Batas Daerah Kota Pontianak dengan Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2020 tentang Batas Daerah Kota Pontianak dengan Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat diperoleh luas wilayah administratif Kota Pontianak mencapai 118,31 Km2. Luas wilayah untuk masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut: Kecamatan Pontianak Barat memiliki luas wilayah 16,24 Km2, Kecamatan Pontianak Kota memiliki luas wilayah 16,02 Km2, Kecamatan Pontianak Selatan memiliki luas wilayah 16,52 Km2, Kecamatan Pontianak Tenggara memiliki luas wilayah 16,17 Km2, Kecamatan Pontianak Timur memiliki luas wilayah 12 Km2, dan Kecamatan Pontianak Utara memiliki luas wilayah 41,36 Km2. Kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1. 1. Batas Wilayah Administrasi Kota Pontianak

No Uraian Batas Wilayah

1 Bagian Utara Berbatasan dengan Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah

2 Bagian Selatan

Berbatasan dengan Desa Pal IX dan Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, dan Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah

3 Bagian Timur Berbatasan dengan Desa Mega Timur dan Desa Ambawang Kuala Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya, Desa Kapur dan Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya

4 Bagian Barat Berbatasan dengan Desa Sungai Rengas Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya dan Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak.”Pontianak Dalam Angka 2021”

1.2 Topografi

Dilihat dari sisi topografi nya, Kota Pontianak terletak di Delta Sungai Kapuas dengan kantor topografis yang relatif datar dengan ketinggian permukaan tanah berkisar antara 0,1 sampai dengan 1,5 meter di atas permukaan laut. Hampir seluruh wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya dalam radius 15 km dari muara sungai Landak terletak pada daratan rendah yang secara rata-rata ketinggian tanahnya adalah 1-2 meter di atas permukaan laut dan kelandaian kurang dari 2 persen.

(10)

2 Kota Pontianak terdiri dari tiga daratan yang dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak dengan lebar masing-masing kurang lebih 400 meter.

Kedalaman sungai-sungai tersebut berkisar antara 12 sampai dengan 16 meter. Sedangkan cabangnya mempunyai lebar 250 meter. Sungai-sungai ini selain sebagai pembagi wilayah fisik kota juga berfungsi sebagai pembatas perkembangan wilayah yang mempunyai karakteristik berbeda dan menjadi jalur transportasi orang dan barang.

1.3 Geologi

Kondisi geologi di Kota Pontianak termasuk ke dalam kategori wilayah peneplant dan sedimen alluvial yang secara fisik merupakan jenis tanah liat. Jenis tanah ini berupa gambut bekas endapan lumpur sungai Kapuas. Dengan kondisi tersebut, tanah yang ada sangat labil dan mempunyai daya dukung sangat rendah. Kondisi geologi di Kota Pontianak terdiri dari jenis batuan endapan Alluvium dan Litoral yang masing-masing memiliki karakteristik sedikit berbeda.

Batuan endapan Alluvium tersusun dari sediment, clastic dan alluvium dan merupakan hasil dari endapan terrestrial alluvium. Sedangkan batuan endapan litoral tersusun dari sediment, clastic dan fine dan merupakan hasil dari endapan litoral dan estuary. Dari tabel dapat dilihat bahwa sebagaian besar wilayah kota tersusun dari formasi jenis batuan alluvial, hanya bagian Pontianak Utara yang sebagian wilayahnya tersusun dari formasi tanah litoral.

Jenis-jenis tanah disepanjang sungai-sungai beru merupakan pengendapan yang menghasilkan daerah tropaquent dibarengi dengan tropofluevent dan dalam kondisi tersaturasi permanen fluvaquent. Tropofluevent dan fluvaquent berasal dari endapan akresi baru dari berbagai komposisi dan bentuk termasuk materi organik. Sabuk tropaquent melebar ke arah selatan mencapai pusat Kota Pontianak dan sungai Kapuas di dekatnya. Jenis tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis tanah Organosol, Gley, Humus dan Aluvial dengan karateristik masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya. Pada wilayah tanah yang bergambut ketebalan gambut dapat mencapai 1 – 6 meter, sehingga menyebabkan daya dukung tanah yang kurang baik apabila diperuntukkan untuk mendirikan bangunan besar ataupun untuk menjadikannya sebagai lahan pertanian.

1.4 Hidrologi

Kota Pontianak terdiri dari tiga daratan yang dipisahkan oleh sistem jaringan drainase regional yang terbentuk oleh 3 sungai besar yakni Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak dengan lebar masing-masing kurang lebih 400 meter. Bagian utara meliputi wilayah Kecamatan Pontianak Utara, bagian timur meliputi wilayah Kecamatan Pontianak Timur dan bagian selatan meliputi wilayah Kecamatan Pontianak Selatan, Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Barat. Kedalaman sungai-sungai tersebut berkisar antara 12 sampai dengan 16 meter, sedangkan cabangnya mempunyai karakteristik berbeda dan menjadi jalur transportasi orang dan barang, dimana dalam wilayah Kota Pontianak sungai dan parit keseluruhannya berjumlah 61 sungai/parit yang sebagian besar masih dipergunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Adapun dalam sistem drainase regional bagian selatan terdapat saluran primer yang cukup banyak, maka dibagian selatan dibagi menjadi 4 subsistem jaringan drainase yaitu subsistem Sungai Beliung, subsistem Sungai Jawi, subsistem Sungai Tokaya dan subsistem Sungai Raya.

Subsistem Sungai Beliung adalah subsistem paling barat yang berbatasan dengan subsistem Sungai Jawi disebelah timurnya. Batas antara subsistem ini dengan subsistem Sungai

(11)

3 Jawi adalah Jl. Hasanuddin, Jl. HRA Rahman dan Jl. Husein Hamzah. Subsistem Sungai Jawi ini berbatasan dengan subsistem Parit Tokaya disebelah timurnya yang mana batasnya adalah Jl. HA Salim, Jl. Gst Sulung Lelanang, Jl. Sultan Abdurahman, Jl. Sutan Syahril dan Jl. Prof. M. Yamin.

Batas antara subsistem Parit Tokaya dengan subsistem Sungai Raya adalah pertengahan lahan Universitas Tanjungpura dan terusannya.

Tabel 1.2. Sungai/Parit Menurut Kecamatan di Kota Pontianak

NO KECAMATAN SUNGAI/PARIT NO KECAMATAN SUNGAI/PARIT 1 Pontianak

Selatan

Parit Bansir 4 Pontianak Barat

Sungai Nipah Kuning

Parit Besar Parit Sungai Jawi

Parit Tokaya Parit Sungai Kapuas

Sungai Kapuas Kecil

Sungai Kapuas Besar 2 Pontianak

Tenggara

Parit Bangka Parit Labala

Parit Haji Husin Sungai Sero

Sungai Raya Parit Tengah

3 Pontianak Timur

Parit Bating Sungai Beliung

Parit Daeng Lasibek

Sungai Selamat Parit Haji Yusuf

Karim

5 Pontianak Kota

Parit Besar

Parit Jepon Parit Sungai Jawi

Parit Kongsi Sungai Bangkong

Parit Langgar Parit Sungai Kakap

Parit Mayor Sungai Kapuas Besar

Parit Pangeran Pati

6 Pontianak Utara

Parit Jawa Sungai Kuning Parit

Semerangkai

Parit Makmur

Parit Pak Kacong

Parit Tambelan Parit

Malaya

Sungai Durhaka Parit Wan Bakar

Kapur

Parit Nanas Parit Pekong

Parit H. Yusuf Parit

Pangeran

Parit Lie

Parit Jalil Parit

Sungai Kunyit

Parit Belanda

Parit Norman Parit

Sungai Putat

Parit Cekwa Sungai Kapuas

Kecil

Parit Sungai Sahang

Sungai Pandan

(12)

4 NO KECAMATAN SUNGAI/PARIT NO KECAMATAN SUNGAI/PARIT

Sungai Landak Parit

Sungai Selamat

Parit Pangeran II

Sungai Kapitan Parit Wan

Salim

Sungai Jenggot Sungai

Kapuas Besar

Sungai Kapuas Besar

Sungai Landak

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak.”Pontianak Dalam Angka 2021”

1.5 Klimatologi

Pada tahun 2020, keadaan iklim Kota Pontianak berdasarkan catatan dari Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak sumber Statistik Daerah Kota Pontianak-BPS Kota Pontianak bahwa temperatur rata-rata di Kota Pontianak berkisar antara 27,6 0C dengan temperatur minimum rata-rata 23,5 0C dan temperatur maksimum rata-rata 34,70C. Rata-rata kelembaban udara 82,8 persen dengan kelembaban tertinggi pada bulan Januari yaitu 86 persen dan kelembaban udara paling rendah 81 persen pada bulan Maret dan Juni. Disisi lain, jumlah hari hujan terbanyak adalah pada bulan Januari yakni sebanyak 27 hari dengan curah hujan sebanyak 412,5 mm.

1.6 Penggunaan Lahan

Data penggunaan lahan Kota Pontianak yang tersedia masih dengan luas 107,82 km², dari luas wilayah 43,62% merupakan lahan terbangun dengan berbagai fungsi. Dari tabel dapat dilihat bahwa lahan dominasi perkembangan penggunaan lahan kota adalah dengan fungsi permukiman dan perkembangan di wilayah Kota Pontianak.

Tabel 1.3 . Perkembangan Penggunaan Lahan di Kota Pontianak Tahun 2010-2017

No Jenis Penggunaan Lahan 2010 2017 Perkembangan(%

)

1. Permukiman 3.685,72 3.975,15 7,85%

2. Perdagangan dan Jasa 458,4 696,08 51,85%

3. Perkantoran Pemerintah dan Pelayanan Umum

39,74 113,26 185,00%

4. Militer 17,04 17,04 0,00%

5. Industri dan Pergudangan 156,46 266,1 70,08%

6. Pariwisata, Rekreasi dan Seni Budaya 10,41 72,06 592,22%

7. Pertanian dan Peternakan 2.263,47 926,21

8. Fasilitas Kesehatan 22,69 35,27 55,44%

(13)

5

No Jenis Penggunaan Lahan 2010 2017 Perkembangan(%

)

9. Fasilitas Pendidikan 195,18 295,41 51,35%

10. Fasilitas Peribadatan 27,23 27,23 0,00%

11. Fasilitas Sosial 3,73 3,73 0,00%

12. Lapangan Olahraga 68,24 69,25 1,48%

13. Pemakaman Umum 35,71 57,52 61,08%

14. Taman 19,39 390,68 1914,85%

15. SPBU 4,41 358,09 8019,95%

16. Pembangkit Listrik 6,05 6,05 0,00%

17. Prasarana Transportasi/Terminal 10,85 5,93 -45,35%

18. Pelabuhan2 46,55 46,55 0,00%

19. Tempat Pengolahan Akhir Sampah 4,22 16,91 300,71%

20. Semak 3061,51 2758,00

21. Sungai 645,00 645,00 0,00%

Jumlah 10.782 10.782

Sumber : Hasil Survey Lapangan Tahun 2017, Tahun 2010 Hasil Perhitungan Basis Data Arc GIS PT. Krinotek

Data di atas menunjukan bahwa perkembangan kawasan terbangun diantaranya perkembangan kawasan permukiman meningkat sebesar 7,85%; kawasan perdagangan dan jasa meningkat sebesar 51,85%; kawasan industri dan pergudangan meningkat sebesar 70,08%; serta kawasan pariwisata, rekreasi dan seni budaya meningkat sebesar 592,22%. Perkembangan penggunaan lahan terbangun mengindikasikan bahwa kegiatan penduduk Kota Pontianak meningkat cukup pesat.

a. Kawasan Lindung

Pengembangan kawasan lindung meliputi kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka hijau (RTH) Kota, kawasan suaka alam dan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana alam. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pontianak Tahun 2012-2033, pengembangan kawasan lindung di Kota Pontianak yang direncanakan adalah:

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya, meliputi kawasan bergambut dengan kedalaman gambut lebih dari 4 (empat) meter seluas kurang lebih 641 (enam ratus empat puluh satu) hektar. Kawasan yang termasuk dalam kawasan lindung gambut di Kota Pontianak kurang lebih sebesar 1.607 hektar atau sekitar 14,9 persen dari luas keseluruhan Kota Pontianak yang meliputi kawasan lindung gambut di Kelurahan Batu Layang dan Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara, Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan, dan Kelurahan Bansir Darat Kecamatan Pontianak Tenggara.

(14)

6 Adapun peraturan zonasi untuk rencana pengelolaan penggunaan lahan pada kawasan bergambut disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan rehabilitasi lahan pada kawasan yang telah rusak;

2. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah bentang alam;

3. Ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi mengubah tata air dan ekosistem unik;

4. Pengendalian material sedimen yang masuk ke kawasan bergambut melalui badan air.

Gambar 1.1. Peta Lokasi Gambut Kota Pontianak dan Sekitarnya

Kawasan Perlindungan Setempat, yakni kawasan-kawasan yang harus dilindungi karena fungsinya yang sangat penting untuk menjaga kelestarian unsur alamiah tertentu seperti garis sempadan sungai, sempadan pantai, daerah sekitar waduk atau danau dan daerah sekitar mata air.

Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung bahwa kriteria yang dipakai untuk menentukan batas kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang sungai sekurang-kurangnya 15 meter di tepi kanan-kiri sungai besar dan 10 meter di tepi kanan-kiri sungai kecil dihitung dari titik pasang terendah sungai tersebut.

Sebagaimana kriteria tersebut di atas, kawasan yang termasuk kawasan sempadan sungai di Kota Pontianak adalah kawasan sepanjang tepi kanan-kiri Sungai Kapuas, Sungai Landak, Sungai Malaya dan parit-parit primer seperti Sungai Nipah Kuning, Sungai Jawi, Sungai Raya dan lain-lain. Mengingat sudah banyaknya permukiman penduduk yang berada pada kawasan sempadan sungai, maka kawasan terbangun pada sempadan sungai dan parit primer direkomendasikan sebagai kawasan dengan intensitas kegiatan rendah dengan pembangunan terbatas misalnya pembangunan jalan inspeksi pada sempadan sungai serta pengembangan tembok/tanggul penahan daya rusak air. Sedangkan untuk lahan kosong yang berada pada kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai jalur hijau yang bebas dari pembangunan kecuali untuk pembangunan yang mendukung fungsi perlindungan setempat misalnya penanaman vegetasi/penghijauan pada sempadan sungai sebagai ruang terbuka hijau serta penataan, pengamanan dan penertiban pemanfaatan lahan pada sempadan sungai sesuai peruntukannya.

(15)

7 Ruang Terbuka Hijau (RTH), yakni area memanjang atau jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun sengaja ditanam. Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH Alami (habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional) serta RTH Non Alami atau Binaan (taman, lapangan olahraga, pemakaman atau jalur-jalur hijau jalan). Sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun 2013-2033, RTH Kota terbagi menjadi dua yaitu RTH Privat dan RTH Publik. RTH Privat meliputi perkarangan rumah, halaman perkantoran, pelayanan umum, pertokoan, tempat usaha dan taman atap bangunan. Sedangkan RTH Publik meliputi taman kota, hutan kota, lapangan olahraga, jalur hijau pada median jalan dan tepi jalan, pemakaman umum, serta agrowisata/kawasan Sentra Agro Bisnis. Adapun jenis dan luas RTH Privat di Kota Pontianak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.4 . Jenis dan Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Pontianak Tahun 2020

No. Jenis RTH

Luas

Persentase (%) Wilayah Kota

Pontianak (Km2)

RTH (Km2)

1 Taman Kota 107,82 0,1316 0,12

2 Jalur Hijau 107,82 0,1516 0,14

3 Lapangan Olah Raga 107,82 0,3406 0,32

4 Pemakaman Umum 107,82 0,5834 0,54

5 Hutan Kota 107,82 0,6599 0,61

6 Agrowisata/KSA 107,82 14,12 13,1

Jumlah 107,82 15,9871 14,83

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak

Kawasan Perlindungan Cagar Budaya, yaitu kawasan yang melindungi kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan lestarikan demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan maksimal.

Sebagaimana ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/PW007/MKP/2008 tentang Penetapan Istana Kadriah dan Masjid Jami' Kesultanan Pontianak sebagai Benda Cagar Budaya, Situs atau Kawasan Cagar Budaya yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Kawasan Rawan Bencana meliputi kawasan rawan banjir dan genangan,kawasan rawan kebakaran permukiman dan kawasan kebakaran hutan dan lahan serta kawasan rawan bencana puting beliung, Secara geografis Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan secara topografinya sebagian besar wilayah Kota Pontianak merupakan lahan yang datar dengan kemiringan lahan 0-2 persen, sehingga tidak tergambarkan kawasan rawan bencana longsor, akan tetapi terdapat beberapa lokasi yang memiliki potensi tergenang air yakni:

1. Kelurahan Parit Tokaya dan sekitarnya, meliputi kawasan jalan KS. Tubun, Sutoyo, Suprapto dan Ahmad Yani

(16)

8 2. Kelurahan Sungai Bangkong dan sekitarnya, meliputi jalan Alianyang dan jalan Gusti

Hamzah

3. Kelurahan Siantan Hulu, wilayah Parit Bentasan sekitar Sungai Malaya

Kawasan rawan kebakaran permukiman sebagaimana dimaksud terdapat di bagian wilayah kota yang mempunyai tingkat kepadatan dan kerapatan bangunan yang tinggi terutama kawasan pusat palayanan kota dan sub pusat pelayanan kota semisal pusat perbelanjaan/pasar tradisional serta kebakaran hutan yang sering terjadi pada musim kemarau yang cenderung mengakibatkan polusi asap tebal sedangkan kawasan yang berpotensi rawan kebakaran Hutan dan Lahan sebagaimana sebagaimana dimaksud antara lain :

1. Kecamatan Pontianak Utara meliputi Kelurahan Batu Layang, Kelurahan Siantan Hilir dan Siantan Tengah;

2. Kecamatan Pontianak Selatan, meliputi Kelurahan Akcaya, Kelurahan Kota Baru dan Kelurahan Parit Tokaya; dan

3. Kecamatan Pontianak Tenggara, meliputi Kelurahan Bangka Belitung Darat dan Kelurahan Bansir Darat.

Sedangkan Kawasan Rawan Bencana Puting Beliung meliputi seluruh wilayah Kota Pontianak.

b. Kawasan Budidaya

Sebagai salah satu implementasi terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup kota, Pemerintah Kota Pontianak menaruh perhatian lebih terhadap pengembangan kawasan budidaya dengan tetap memperhatikan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kawasan Budidaya dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya. Adapun rencana pengembangan kawasan budidaya di Kota Pontianak adalah diarahkan pada upaya untuk mengendalikan alih fungsi guna lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Pontianak Tahun 2013-2033, dimana kawasan budidaya tersebut adalah terdiri dari kawasan perumahan, pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, industri dan pergudangan, pariwisata dan rekreasi serta militer. Secara garis besar, kondisi penggunaan lahan Kota Pontianak dapat dilihat sebagaimana gambar berikut:

(17)

9 Gambar 1.2. Peta Penggunaan Lahan di Kota Pontianak

Sumber: RTRW Kota Pontianak Tahun 2013-2033

Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa kawasan budidaya didominasi untuk peruntukan lahan pertanian dengan luas 49,9% dari total luas wilayah Kota Pontianak, kemudian diikuti dengan peruntukan perumahan dan permukiman yang luasnya mencapai 34,2%, dan sisanya kurang lebih 15,9% terbagi untuk peruntukan fasilitas perkantoran, perdagangan dan jasa, kesehatan, pendidikan, kesenian dan olahraga, rumah ibadah, perdagangan dan jasa, industry dan pergudangan, serta sarana dan prasarana perkotaan.

1.7 Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan hasil analisis sektor unggulan diatas didapatkan hasil bahwa masing-masing kecamatan memiliki sektor unggulan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah sektor unggulan dari masing-masing kecamatan yang ada di Kota Pontianak.

Tabel 1.5. Potensi dan Keunggulan Ekonomi Wilayah Serta Interaksi Ekonomi Antar Wilayah

Kecamatan

Sektor

Arahan RPJMD Sektor Unggulan Sektor Potensial Sektor

Berkembang

1 2 3 4 5

Pontianak Selatan

1. Pengadaan Listrik dan Gas

2. Konstruksi 3. Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum 4. Informasi dan

Komunikasi 5. Jasa

Perusahaan

1. Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2. Transportasi

dan

Pergudangan

- Pengembangan

kegiatan Jasa, Perkantoran pemerintah dan swasta,

pendidikan tinggi dan perdagangan serta kawasan- kawasan permukiman

(18)

10 Kecamatan

Sektor

Arahan RPJMD Sektor Unggulan Sektor Potensial Sektor

Berkembang

1 2 3 4 5

Pontianak Tenggara

1. Konstruksi 2. Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum 3. Informasi

dan

Komunikasi 4. Jasa

Perusahaan

1. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2. Jasa

Keuangan dan Asuransi 3. Real Estate 4. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5. Jasa

Pendidikan 6. Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7. Jasa Lainnya

1. Pengadaan Listrik dan Gas

2. Transportasi dan

Pergudangan

Pengembangan kegiatan Jasa, Perkantoran pemerintah dan swasta,

pendidikan tinggi dan perdagangan serta kawasan- kawasan permukiman

Pontianak Timur

1. Pengadaan Listrik dan Gas 2. Konstruksi 3. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2. Jasa Keuangan

dan Asuransi 3. Real Estate 4. Jasa

Pendidikan 5. Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial

6. Jasa Lainnya

1. Transportasi dan

Pergudangan 2. Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum 3. . Informasi

dan

Komunikasi 4. Jasa

Perusahaan

Pengembangan Kegiatan Utama pada kegiatan Wisata Alam, Budaya dan sejarah dengan didukung pengembangan simpul-simpul

Pontianak Barat

1. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2. Konstruksi 3. Perdagangan

Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1. Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan 2. Industri

Pengolahan 3. Transportasi

dan

Pergudangan 4. Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum

(19)

11 Kecamatan

Sektor

Arahan RPJMD Sektor Unggulan Sektor Potensial Sektor

Berkembang

1 2 3 4 5

4. Jasa Keuangan dan Asuransi 5. Real Estate 6. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

7. Jasa

Pendidikan

5. Informasi dan Komunikasi 6. Jasa

Perusahaan 7. Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial

8. Jasa Lainnya

Pontianak Kota

1. Konstruksi 2. Transportasi

dan

Pergudangan 3. Informasi dan

Komunikasi 4. Jasa

Keuangan dan Asuransi 5. Real Estate 6. Jasa

Perusahaan 7. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8. Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial

9. Jasa Lainnya

1. Pertanian,

Kehutanan, dan

Perikanan 2. Industri

Pengolahan 3. Pengadaan

Listrik dan Gas 4. Pengadaan

Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5. Perdagangan

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6. Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum 7. Jasa

Pendidikan

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa untuk menciptakan pusat-pusat pelayanan kota dengan

didukung pengembangan kawasan permukiman terpadu sebagai hinterlandnya

(20)

12 Kecamatan

Sektor

Arahan RPJMD Sektor Unggulan Sektor Potensial Sektor

Berkembang

1 2 3 4 5

Pontianak Utara

Pengadaan Listrik dan Gas

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pengadaan

Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3. Jasa

Pendidikan

1. Industri Pengolahan 2. Konstruksi 3. Transportasi

dan

Pergudangan 4. Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum 5. Informasi dan

Komunikasi 6. Jasa

Perusahaan 7. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8. Jasa Lainnya

Dikembangkan Sektor Industri dan Sektor Pertanian Kota, Agro Industri dan Kegiatan pergudangan untuk

mendukung Kegiatan Industri dan Perdagangan

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2018

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa sektor yang banyak menjadi sektor yang unggulan di Kota Pontianak adalah sektor konstruksi. Hal ini dikarenakan sektor ini merupakan sektor unggulan di 5 (lima) kecamatan yang ada di Kota Pontianak. Sedangkan sektor yang mayoritas menjadi sektor yang potensial di Kota Pontianak adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang serta sektor jasa pendidikan karena sektor ini merupakan sektor potensial di 3 (tiga) kecamatan yang ada di Kota Pontianak. Sektor yang merupakan sektor berkembang di Kota Pontianak adalah sektor transportasi dan pergudangan. Hal ini dikarenakan sektor tersebut merupakan sektor berkembang di 4 (empat) kecamatan yang ada di Kota Pontianak.

1.8 Wilayah Rawan Bencana

Potensi bencana Kota Pontianak diketahui berdasarkan sejarah kejadian bencana yang menurut pencatatan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI). Dari pencatatan tersebut, bencana berpotensi terjadi di Kota Pontianak adalah cuaca ekstrim, banjir dan kebakaran hutan dan lahan. Namun, tidak menutup kemungkinan bencana lain dapat terjadi di Kota Pontianak mengingat faktor-faktor kondisi daerah yang berkaitan dengan bencana yang diketahui berdasarkan pengkajian risiko bencana. Secara keseluruhan, identifikasi potensi bencana tersebut diperoleh dari pengkajian risiko bencana dan kesepakatan di daerah. Bencana yang berpotensi di Kota Pontianak tersebut adalah kekeringan, cuaca ekstrim, banjir dan kebakaran hutan dan lahan.

Sedangkan untuk ancaman gempabumi dikarenakan memiliki potensi bahaya rendah dan kecendrungan kejadiannya kecil maka berdasarkan kesepakatan daerah, jenis bahaya tersebut tidak dilakukan pengkajian lebih lanjut dalam penyusunan kajian risiko bencana Kota Pontianak.

Keseluruhan potensi bencana di Kota Pontianak berjumlah 4 (empat) bencana. Lima potensi

(21)

13 bencana di Kota Pontianak tersebut dilaksanakan dalam pengkajian risiko bencana Kota Pontianak untuk tahun 2017 sampai tahun 2021.

Tingkat risiko bencana didapatkan berdasarkan perolehan bahaya, kerentanan, dan kapasitas di Kota Pontianak. Hasil dari penggabungan ketiga komponen tersebut sebagai dasar menentukan kelas tingkat risiko bencana. Tingkat risiko setiap bencana di Kota Pontianak seperti Tabel 2.6.

Tabel 1.6. Tingkat Risiko di Kota Pontianak No Jenis Bencana Tingkat

Bahaya

Tingkat Kerentanan

Tingkat Kapasitas

Tingkat Resiko

1 Banjir Sedang Tinggi Rendah Tinggi

2 Kekeringan Tinggi Tinggi Rendah Sedang

3 Cuaca Ekstrim Rendah Tinggi Rendah Tinggi

4 Kebakaran Hutan Dan Lahan Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sumber: Dokumen KRB Kota Pontianak Tahun 2017-2021

Tingkat risiko bencana berdasarkan Tabel 2.6 adalah tingkat risiko tinggi untuk bencana banjir, cuaca ekstrim, dan kebakaran hutan dan lahan, tingkat risiko sedang untuk bencana kekeringan. Dominan tingkat risiko tinggi pada setiap bencana di Kota Pontianak membutuhkan perencanaan matang dari pemerintah daerah, pemangku kepentingan, dan seluruh masyarakat untuk dalam menjalankan upaya pengurangan risiko bencana di Kota Pontianak.

1.9 Demografi

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Pertumbuhan jumlah penduduk selama kurun waktu lima tahun terakhir, dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, dapat dilihat pada tabel 2.7. Dalam tabel terlihat bahwa jumlah penduduk Kota Pontianak meningkat dari 652.764 jiwa pada tahun 2016 menjadi 671.598 jiwa pada tahun 2020, meningkat sebesar 2.89 persen. Penduduk laki-laki meningkat dari 329.035 jiwa pada tahun 2016 menjadi 336.195 jiwa pada tahun 2020, meningkat sebesar 2.18 persen.

Sementara itu, penduduk perempuan meningkat dari 323.729 jiwa pada tahun 2016 menjadi 335.403 jiwa pada tahun 2020, meningkat sebesar 3.61 persen. Peningkatan jumlah penduduk Kota Pontianak disamping disebabkan oleh kelahiran, tentu juga disebabkan oleh migrasi yang dalam hal ini urbanisasi.

Tabel 1.7. Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2016-2020 No Tahun Jumlah

Penduduk

Laki-Laki % Perempuan %

1 2016 652.764 329.035 50,41 323.729 49,59

2 2017 658.457 330.547 50,20 327.910 49,80

3 2018 665.694 334.083 50,19 331.611 49,81

4 2019 669.169 335.731 50,17 333.438 49,83

(22)

14

5 2020 671.598 336.195 50,06 335.403 49,94

Sumber : Diolah dari Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

”Pontianak Tahun 2021”

Dilihat dari Tabel 2.8. Jumlah, Persentase dan Sex Ratio Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2020, jumlah penduduk Kecamatan Pontianak Barat merupakan wilayah yang paling banyak penduduknya yaitu sebanyak 150.898 jiwa atau sekitar 22,47 persen dari total penduduk Kota Pontianak. Kemudian jumlah penduduk terbanyak kedua adalah Kecamatan Pontianak Utara yaitu sebanyak 145.041 jiwa atau sekitar 21,60 persen dari total penduduk Kota Pontianak. Wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara merupakan wilayah dengan jumlah penduduk yang paling sedikit yaitu 49.006 jiwa atau sekitar 7,30 persen dari total penduduk Kota Pontianak.

Tabel 1.8. Jumlah, Persentase dan Sex Ratio Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2020

Kecamatan Jumlah Penduduk

Sex Ratio Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase

Pontianak Selatan 46.582 47.251 93.833 13,97 98,58 Pontianak Tenggara 24.376 24.630 49.006 7,30 98,97 Pontianak Timur 53.733 53.053 106.786 15,90 101,28 Pontianak Barat 75.635 75.263 150.898 22,47 100,49

Pontianak Kota 62.468 63.566 126.034 18,77 98,27

Pontianak Utara 73.401 71.640 145.041 21,60 102,46

Kota Pontianak 336.195 335.403 671.598 100 100,24

Sumber : Hasil Olahan Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak

Tahun 2021

Sex ratio penduduk Kota Pontianak pada Tahun 2020 adalah 100,24 persen. Arti dari angka tersebut adalah terdapat 100 perempuan dari 100 laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kota Pontianak relatif berimbang antara laki-laki dan perempuan. Sex ratio penduduk tiap kecamatan menunjukkan sedikit beragam, jumlah penduduk laki-laki relatif berimbang dengan jumlah penduduk perempuan. Walaupun demikian, jika dilihat lebih rinci, maka Kecamatan Pontianak Selatan, Pontianak Tenggara, dan Pontianak Kota adalah kecamatan yang perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan yaitu 98 persen. Sementara itu, kecamatan yang sex rationya paling besar adalah Kecamatan Pontianak Utara, yaitu 102,46 persen.

b. Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk Kota Pontianak tahun 2020 adalah 5.577 jiwa per Km2. Jika dibandingkan dengan Kepadatan penduduk Kota Pontianak tahun 2019 adalah 6.206 jiwa per Km2 dan tahun 2018 kepadatan penduduk sekitar 6.174 jiwa per Km2, kepadatan penduduk Kota Pontianak menurun sekitar 530 jiwa per km2 bila dibandingkan dengan tahun 2019. Hal ini seiring dengan penambahan luas wilayah Kota Pontianak dari 107,82 Km2 menjadi 118,31 Km2 pada tahun 2020 sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2016 tentang Batas Daerah

(23)

15 Kota Pontianak dengan Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2020 tentang Batas Daerah Kota Pontianak dengan Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat, sehingga kepadatan penduduk berkurang meskipun tetap terjadi penambahan penduduk 2.429 jiwa pada tahun 2020 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2019.

Kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Pontianak relatif tidak merata. Dilihat dari kepadatan menurut kecamatan, Kecamatan Pontianak Barat merupakan kecamatan paling tinggi karena dengan luas wilayah 13,73 km2, Kecamatan Pontianak Barat dihuni oleh 150.898 jiwa sehingga tingkat kepadatan penduduk mencapai 9.292 jiwa tiap km2-nya. Kecamatan Pontianak Tenggara merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling rendah, dengan luas wilayah 16,17 km2, dihuni oleh 49.006 jiwa, sehingga tingkat kepadatan penduduk mencapai 3.031 jiwa tiap km2-nya. Sementara itu kepadatan penduduk di kecamatan-kecamatan lain dapat dilihat pada tabel 2.9, yaitu, Kecamatan Pontianak Selatan (5.680 jiwa/km2), Kecamatan Pontianak Timur (8.899 jiwa/km2), Kecamatan Pontianak Kota (7.867 jiwa/km2) dan Kecamatan Pontianak Utara (3.507 jiwa/km2).

Tabel 1.9. Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2020

No Kecamatan Luas Penduduk Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2)

Km2 % Jumlah %

1 Pontianak

Selatan 16,52 13,96 93.833 13,97 5.680

2 Pontianak

Tenggara 16,17 13,67 49.006 7,30 3.031

3 Pontianak Timur 12 10,14 106.786 15,90 8.899

4 Pontianak Barat 16,24 13,73 150.898 22,47 9.292 5 Pontianak Kota 16,02 13,54 126.034 18,77 7.867 6 Pontianak Utara 41,36 34,96 145.041 21,60 3.507 Kota Pontianak 2020 118,31 118,31 100 671.598 100 Kota Pontianak 2019 107,82 107,82 100 669.169 100 Kota Pontianak 2018 107,82 107,82 100 665.694 100 Sumber : Hasil Olahan Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak Tahun 2021

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Penduduk menurut kelompok umur menggambarkan distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur. Untuk negara-negara berkembang, seperti Indonesia, penduduk cenderung banyak di usia muda dan semakin kecil seiring dengan kelompok umur di atasnya. Kota Pontianak, sebagai wilayah dari Indonesia, distribusi penduduk juga mengikuti kecenderungan penduduk muda. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kota Pontianak dapat dilihat pada gambar berikut:

(24)

16 Grafik 1.1.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2020

Sumber: Diolah dari Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak Tahun 2021

Penduduk usia 5-9 tahun adalah kelompok umur dengan jumlah terbanyak yaitu 61.790 jiwa, Kelompok umur dengan jumlah terbanyak kedua adalah kelompok umur 15-19 tahun dengan jumlah 59.036 jiwa, Kelompok umur 10-14 tahun dengan jumlah 58.938 jiwa merupakan kelompok umur terbanyak ketiga. Kelompok umur dengan jumlah terkecil adalah kelompok umur 70-74 tahun dengan jumlah sebanyak 10.136 jiwa.

Grafik penduduk Kota Pontinak juga menggambarkan dinamika penduduk berdasarkan kelompok umur. Dari grafik dapat diamati bahwa kelompok umur produktif (usia 15-64 tahun) mendominasi jumlah penduduk Kota Pontianak, jumlahnya mencapai 466.275 jiwa atau sebesar 69,43 persen. Sedangkan kelompok umur tidak produktif yaitu kelompok 0-14 dan kelompok diatas 64 tahun berjumlah 205.323 jiwa atau 30,57 persen.

Beban ketergantungan (Dependency Ratio) penduduk tidak produktif terhadap penduduk produktif sebesar mencapai 44 persen, artinya secara rata-rata 100 orang produktif menanggung 44 orang tidak produktif. Komposisi umur penduduk yang demikian menunjukkan bahwa Kota Pontianak sudah memasuki bonus demografi dimana angka beban ketergantungan dibawah 50, yang berarti setiap lebih dari dua orang produktif menanggung satu orang usia tidak produktif.

48.091 61.790 58.938 59.036 56.716 53.371 53.897 56.475 51.909 44.562 37.770 29.173 23.366 15.284 10.136 11.084

0 - 4 5 - 9 1 0 - 1 4 1 5 - 1 9 2 0 - 2 4 2 5 - 2 9 3 0 - 3 4 3 5 - 3 9 4 0 - 4 4 4 5 - 4 9 5 0 - 5 4 5 5 - 5 9 6 0 - 6 4 6 5 - 6 9 7 0 - 7 4 > 7 5

(25)

17

II. ANALISIS INDIKATOR

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua lapangan usaha kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu setahun.

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Kota Pontianak 2016-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, Tahun 2021, diolah

Selama kurun waktu tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 perekonomian Kota Pontianak menunjukkan pertumbuhan dengan tren yang cenderung menurun. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak dari tahun 2016 hingga 2019 berkisar antara 4-5%. Pada tahun 2020, perekonomian Kota Pontianak mengalami kontraksi yang sangat mendalam seiring dengan merebaknya pendemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Dampak yang dialami Kota Pontianak menyebabkan perekonomian tumbuh negatif hingga mencapai -3,97%. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pontianak atas dasar harga konstan Tahun 2010 yang pada tahun 2019 mencapai 24,81 triliun rupiah turun sebesar 0,99 triliun rupah menjadi hanya 23,82 triliun rupiah saja pada tahun 2020.

Dari 17 lapangan usaha, 3 (tiga) lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2020 adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (38,29%), Pengadaan Listrik dan Gas (25,56%), dan Informasi dan Komunikasi (17,11%). Sementara 3 (tiga) lapangan usaha dengan pertumbuhan terendah yakni Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (-20,11%), Transportasi dan Pergudangan (-14,36%), dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (-13,50%).

5,08 4,96

4,22 4,14

-3,97

2016 2017 2018 2019 2020

(26)

18 Lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami pertumbuhan tertinggi antara lain ditopang oleh peningkatan pendapatan rumah sakit, klinik, dan laboratorium untuk pelayanan Covid-19, serta pencairan insentif untuk tenaga kesehatan.Sektor Informasi dan Komunikasi tumbuh tinggi seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat akibat Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH). Sebaliknya sektor Akomodasi dan Makan Minum mengalami kontraksi tinggi disebabkan karena menurunnya tingkat hunian hotel, berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan, dan tutupnya hotel serta restoran selama masa pandemi Covid- 19.Transportasi dan Pergudangan tumbuh negatif pada tahun 2020 akibat pengurangan dan pembatalan beberapa perjalanan di moda transportasi untuk menekan penyebaran virus Covid-19.

2.1.2 Laju Inflasi

Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus dan menyebabkan kecenderungan turunnya nilai mata uang di suatu wilayah. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Perkembangan inflasi Kota Pontianak dari tahun 2016 hingga tahun 2020 cenderung mengalami penurunan, yakni dari 3,88% pada tahun 2016 turun menjadi 2,11%pada tahun 2020. Angka inflasi tahun 2020 merupakan inflasi terendah selama lima tahun kebelakang.

Rendahnya inflasi pada tahun 2020 disebabkan karena adanya penurunan daya beli masyarakat sebagai dampak pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Kota Pontianak.

Apabila dilihat dari inflasi tahunan perkelompok pengeluaran, terdapat kenaikan dan penurunan di setiap kelompok pengeluaran pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau pada tahun 2020 mengalami laju inflasi sebesar 5,17% bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya 0,99%. Sedangkan kelompok Kesehatan mengalami laju inflasi hingga 5,26% dari tahun sebelumnya (0,39%).

Tabel 1.10. Laju Inflasi Gabungan (Nasional) di Kota Pontianak Menurut Kelompok Pengeluaran, Tahun 2016-2020

2016 2017 2018 2019 2020

1. Umum 3,88 3,86 3,99 2,64 2,11

2. Bahan Makanan 5,31 0,77 3,82 - -

3. Makanan Jadi 6,12 3,59 2,59 - -

4. Perumahan 3,37 6,64 3,51 - -

5. Sandang 4,95 4,48 2,84 - -

6. Kesehatan 3,24 5,20 4,31 0,39 5,26

7. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 4,98 8,14 5,49 - - 8. Transportasi, Komunikasi dan Jasa

Keuangan

-0,18 2,68 6,09 - -

9. Makanan, Minuman, dan Tembakau - - - 0,99 5,17

Pakaian dan Alas Kaki - - - 0,20 -0,22

(27)

19 Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan

Bakar Lainnya

- - - 0,11 0,67

Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Tumah Tangga

- - - 0,08 0,50

Transportasi - - - 0,16 -1,30

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

- - - -0,04 -0,65

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya - - - 0,00 0,82

Pendidikan - - - 0,14 0,92

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran

- - - 0,16 2,93

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya - - - 0,22 1,98

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2021

Selama tahun 2020, Kota Pontianak mengalami inflasi sebanyak 7 bulan dan deflasi sebanyak 5 bulan. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari 2020, yakni sebesar 0,73%. Inflasi ini disumbang oleh kenaikan beberapa komoditas antara lain cabai rawit, sawi hijau, ikan kembung, minyak goreng, cumi-cumi, bayam, bawang merah, tomat, ketimun, dan kangkung. Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada bulan September 2020 sebesar 0,01%. Komoditas penyumbang inflasi di bulan tersebut yaitu bayam, bawang putih, kentang, minyak goreng, ketimun, kangkung, buncis, udang basah, telur ayam ras, dan susu bubuk.

2.1.3. PDRB Per Kapita

PDRB per Kapita atau juga sering disebut Pendapatan per Kapita merupakan gambaran pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk dalam suatu daerah sebagai ke ikut sertaannya dalam proses produksi. Besaran PDRB per kapita diperoleh dari output yang dihasilkan pada tahun tertentu dibagi jumlah penduduk pada tahun tersebut. Pendapatan perkapita ini sering digunakan oleh para ahli perencanaan wilayah, pengembangan wilayah, studi pembangunan, ekonomi, dan lainnya untuk mengkaji kemajuan suatu wilayah. Semakin besar pendapatan perkapitanya, maka semakin besar juga kemungkinan wilayah itu memiliki tingkat pembangunan dan pendapatan rata-rata penduduk yang tinggi. Berikut rangkuman data yang menggambarkan tingkat pendapatan perkapita penduduk di Kota Pontianak dari tahun 2016 hingga tahun 2020.

(28)

20 Tabel 1.11. PDRB, PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Jumlah Penduduk

Pertengahan Tahun Kota Pontianak Tahun 2016-2020

URAIAN 2016 2017 2018 2019* 2020**

PDRB (Juta

Rupiah) 30.474,535 33.416,835 36.075,299 38.763.061 37.685,145 PDRB per Kapita

(Ribu Rupiah) 49.312 53.212 56.544 59.912 57.447

Jumlah Penduduk

(ribu orang) 618 628 638 647 656

Sumber: BPS Kota Pontianak Tahun 2021 * ) Angka Sementara

**) Angka sangat sementara

Sepanjang tahun 2016 hingga tahun 2020, jumlah penduduk Kota Pontianak senantiasa mengalami peningkatan. Namun demikian pertambahan jumlah penduduk tersebut mampu diimbangi oleh peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga tahun 2019, sehingga PDRB per kapita Kota Pontianak juga menunjukkan adanya peningkatan selama periode 2016-2019. Merebaknya Covid-19 yang melanda dunia di penghujung tahun 2019 berakibat pada merosotnya PDRB Kota Pontianak pada tahun 2020, sementara jumlah penduduk Kota Pontianak terus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan pada PDRB per kapita Kota Pontianak pada tahun 2020, dari sebelumnya mencapai 59,912 juta rupiah per tahun turun menjadi 57,447 juta rupiah per tahun. Namun penurunan ini masih lebih tinggi dari PDRB per kapita pada tahun 2018 yang hanya sebesar 56,544 juta rupiah per tahun saja.

2.1.4 Indeks Gini

Peningkatan PDRB Perkapita serta pertumbuhan ekonomi yang positif tidak menjamin adanya sebuah pemerataan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu untuk mengukur peningkatan pembangunan suatu daerah selain melihat dari faktor pertumbuhan ekonomi perlu dilihat pula tingkat pemerataannya yang dapat dilihat salah satunya melalui Indeks Gini (Gini Rasio). Indeks Gini secara luas digunakan untuk mengukur ketimpangan dan distribusi pendapatan. Cara untuk menganalisis distribusi pendapatan perorangan adalah menggunakan kurva Lorenz. Kurva Lorenz menunjukkan hubungan kuantitatif antara persentase pemduduk dengan persentase pendapatan yang mereka terima. Semakin jauh kurva Lorenz dari garis diagonal (pemerataan sempurna), maka semakin tinggi pula derajat ketidak merataan ditunjukkan.

Keadaan yang paling ekstrim dari ketidak merataan sempurna, misalnya keadaan dimana seluruh pendapatan hanya diterima oleh satu orang, akan ditunjukkan oleh berimpitnya kurva Lorenz tersebut dengan sumbu horizontal bagian bawah dan sumbu vertikal sebelah kanan.

Nilai Gini Rasio berkisar antara 0 hingga 1. Semakin tinggi nilai gini rasio mendekati 1 maka menunjukkan ketimpangan pendapatan penduduk makin melebar, atau mendekati ketimpangan sempurna. Berdasarkan nilai gini rasio, terdapat tiga kelompok ketimpangan yaitu:

ketimpangan tinggi jika nilai koefisien gini rasio 0,5 atau lebih, sedang jika nilainya antara 0,30- 0,49 dan rendah jika kurang dari 0,30.

(29)

21 Gini Rasio Kota Pontianak selama tahun 2016-2020 menunjukkan nilai yang cenderung berfluktuatif dari kisaran 0,33 hingga 0,37 yang bila dilihat dari pengelompokan ketimpangannya masih tergolong dalam kategori sedang. Gini rasio Kota Pontianak tertinggi selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2018 hingga mencapai 0,37. Pada tahun 2019 dan 2020 rasio tersebut dapat diturunkan kembali menjadi 0,34 dan 0,33. Hal ini menggambarkan semakin berkurangnya kesenjangan di Kota Pontianak. Penurunan indeks ini diharapkan terus terjadi di tahun-tahun kedepan sehingga peningkatan kesejahteraan dapat dirasakan merata oleh seluruh masyarakat Kota Pontianak.

Tabel 1.12. Gini Ratio Kota Pontianak Tahun 2016-2020

TAHUN INDEKS GINI

2016 0,33

2017 0,34

2018 0,37

2019 0,34

2020 0,33

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2021 2.1.5 Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan

Garis Kemiskinan atau batas kemiskinan menurut BPS adalah representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2.100 kkal/kapita/hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Garis Kemiskinan setiap Kabupaten dan Kota berbeda satu dengan yang lain, mengingat setiap kabupaten kota memiliki harga bahan pokok makanan dan non makanan yang berbeda-beda sehingga uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan juga akan menjadi berbeda di setiap kabupaten dan kota yang ada di seluruh NKRI.

Dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, Garis Kemiskinan Kota Pontianak selalu mengalami peningkatan, dari 427.783 rupiah di tahun 2016 menjadi 567.432 rupiah di tahun 2020.

Hal ini berarti terdapat peningkatan harga makanan maupun non makanan yang tergolong sebagai kebutuhan dasar dari tahun ke tahun di Kota Pontianak. Pada tahun 2020, dibutuhkan biaya sebesar 567.432 rupiah untuk setiap orang memenuhi kebutuhan dasar baik kebutuhan makanan maupun kebutuhan non-makanan setiap bulannya. Sehingga, apabila terdapat penduduk yang memiliki pendapatan kurang dari 567.432 rupiah setiap bulannya pada tahun 2020 akan digolongkan sebagai penduduk miskin.

(30)

22 Tabel 1.13. Angka dan Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase

Penduduk di atas Garis Kemiskinan Kota Pontianak Tahun 2016-2020

NO. KEMISKINAN 2016 2017 2018 2019 2020

1 Garis Kemiskinan (Rp/Kap/bulan)

427.783 439.648 483.618 523.736 567.432 2 Jumlah Penduduk Miskin (ribu

jiwa)

34,13 33,18 31,76 31,46 30,70 3 Angka Kemiskinan (persen) 5,55 5,31 5,00 4,88 4,70 4 Persentase Penduduk di atas

Garis Kemiskinan (persen)

94,45 94,69 95,00 95,12 95,30 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2021

Jumlah penduduk miskin di Kota Pontianak dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2016 jumlah penduduk miskin di Kota Pontianak berjumlah 34,13 ribu jiwa atau 5,55% dari seluruh jumlah penduduk Kota Pontianak. Angka ini terus mengalami penurunan menjadi 4,70% atau berjumlah 30,70 ribu jiwa pada tahun 2020. Penurunan kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar 0,31% dari tahun 2017 yang menyebabkan jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 1,42 ribu jiwa.

Untuk mengetahui Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan dapat dilihat dari angka kemiskinannya, yakni dengan mengurangkan angka 100 dengan angka kemiskinan. Hasilnya menunjukkan Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan di Kota Pontianak selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari 94,45% pada tahun 2016 meningkat menjadi 95,30% pada tahun 2020, atau meningkat sebesar 0,85% selama lima tahun terakhir.

2.1.6. Rasio Kesenjangan Kemiskinan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks berarti semakin dalam tingkat kemiskinan karena semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Pontianak berada pada angka 0,71 pada tahun 2016.

Angka tersebut meningkat di tahun 2017 1,01, namun kemudian kembali menurun di tahun 2018 menjadi 0,62. Ini menandakan adanya perbaikan pada tingkat kedalaman kemiskinan di Kota Pontianak pada tahun 2018 dikarenakan rata-rata pengeluaran penduduk miskin mendekati Garis Kemiskinan. Namun pada tahun 2019 dan 2020 indeks ini kembali mengalami kenaikan menjadi 0,70 dan 1,50 yang mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin jauh dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2018.

(31)

23 Grafik 1.3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) dan Indeks Keparahan

Kemiskinan (Poverty Severity Index) Kota Pontianak Tahun 2016-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2021

Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index) merupkan indeks yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.Pada tahun 2016, Indeks Keparahan Kemiskinan berada pada 0,16 sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2017 menjadi 0,35, kemudian turun menjadi 0,14 pada tahun 2018 yang menggambarkan semakin berkurangnya ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Pada tahun 2019, indeks ini sedikit mengalami peningkatan menjadi 0,16, namun kemudian kembali turun menjadi 0,09 pada tahun 2020. Indeks ini merupakan yang terendah selama lima tahun terakhir, artinya ketimpangan pengeluaran penduduk miskin di Kota Pontianak semakin rendah.

2.2 Fokus Kesejahteraaan Sosial

2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan indeks yang menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM dibentuk oleh tiga aspek, meliputi aspek kesehatan melalui pengukuran angka harapan hidup saat lahir, pendidikan melalui pengukuran angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta aspek hidup layak melalui pengukuran kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita. IPM merupakan indikator yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat dan menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah.

0,71

1,01

0,62 0,70

1,50

0,16

0,35

0,14 0,16

0,09

2016 2017 2018 2019 2020

Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan

Gambar

Tabel 1.3 . Perkembangan Penggunaan Lahan di Kota Pontianak Tahun 2010-2017
Tabel 1.4 . Jenis dan Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik   di Kota Pontianak Tahun 2020
Tabel 1.5. Potensi dan Keunggulan Ekonomi Wilayah  Serta Interaksi Ekonomi Antar  Wilayah
Tabel 1.8. Jumlah, Persentase dan Sex Ratio Penduduk Kota Pontianak   Menurut Kecamatan Tahun 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, hasil optimasi siklus amplifikasi dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) primer 12S rRNA dan 16S rRNA, maka dapat

bahwa batasan tarif tertinggi pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Surat Edaran Nomor

Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali beserta seluruh staff yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mengizinkan

Dari hasil praktikum kita kali ini dapat kita ketahui ukuran butir yang dihasilkan oleh alat hardgrove grindibility index ini tidaklah seragam akan tetapi tingkat atau

Semua klon yang diuji yaitu 12 klon hasil silangan Atlantik x transgenik Katahdin SP904 (A), 15 klon hasil silangan Atlantik x transgenik Katahdin SP951 (B), 17 klon hasil

Hasil ini berbeda dengan penelitian ini, bahwa Rancangan isi pesan iklan smartfren dengan meng- gunakaan tema emosional dengan disampaikan se- cara humor, membuat pemirsa

[r]

1) Persyaratan pelayanan, yang merupakan salah satu dalam unsure pelayanan dengan nilai 3,790 telah dikonversikan didapat nilai sebesar 94,75 dengan kategori Sangat Baik