• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak dan Kondisi Geografis

Dalam dokumen RPJMD P 2011 2016 Kab Kulon Progo (Halaman 47-56)

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi .1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah .1Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

Secara astronomis Kabupaten Kulon Progo terletak diantara 7o 0 -7o LS dan 110o -110o 2 BT. Posisi geostrategic Kabupaten Kulon Progo terletak di bagian barat DIY dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, merupakan pi tu gerba g DIY yang menghubungkan dengan pusat-pusat ekonomi dan pemerintahan yang terletak dengan bagian barat, utara dan timur Pulau Jawa. Hal ini karena adanya jalur utama darat Jalan Negara Lintas Selatan Pulau Jawa dan jalur kereta api yang menghubungkan dengan kota besar Pulau Jawa, antara lain: Bandung, Jakarta dan Surabaya.

Gambar 2.2

Posisi Geostrategic Kabupaten Kulon Progo

Selain itu posisi Kabupaten Kulon Progo yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia juga sebagai pi tu gerba g yang menghubungkan melalui laut Daerah Istimewa Yogyakarta dengan daerah-daerah di Indonesia dan negara lain. Posisi

geostrategic ini, memberikan

keuntungan bagi perkembangan wilayah kabupaten maupun perkembangan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan kondisi fisik wilayah Kabupaten Kulon Progo dapat dibagi menjadi tiga kawasan yaitu :

a. Kawasan pesisir

Merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0–100 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Temon, Kecamatan Wates, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Galur, dan sebagian Kecamatan Lendah. Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0–2%, merupakan wilayah pantai dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 24,8 km.

b. Kawasan dataran

Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 – 500 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Nanggulan, Kecamatan Sentolo, Kecamatan

Samudera Indonesia

Benua Australia

Prov. Jawa Tengah

Pusat-pusat ekonomi dengan bagian barat P.

Pusat-pusat ekonomi dengan bagian utara P. Jawa

Kota Yogyakarta

Pusat-pusat ekonomi dengan bagian timur P. Jawa

Pengasih dan sebagian Kecamatan Lendah. Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng antara 2–15%, tergolong berombak dan bergelombang merupakan peralihan dataran rendah dan perbukitan.

c. Kawasan pegunungan

Merupakan dataran tinggi/ perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500 – 1.000 meter dari permukaan air laut, meliputi wilayah Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Kokap, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Kalibawang.

2.1.1.3 Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo masuk dalam wilayah dengan kemiringan lereng <20 dengan luas 40,11% dan kemiringan >40% dengan luas 18,73% seperti pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2

Luas Wilayah berdasarkan Kemiringan Lereng Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013

No Kemiringan Lereng Luas Wilayah (ha) %

1. < 20 23.514,72 40,11

2. 30-150 10.963,42 18,70

3. 160-400 13.170,46 22,46

4. >400 10.978,43 18,73

Jumlah 58.627,03 100,00

Sumber : Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka, BPS, 2013, diolah

Luas Wilayah kecamatan dengan kemiringan lereng >400 (daerah pegunungan) terluas di Kecamatan Kokap 3.634,63 ha (33,11%). Kecamatan yang tidak mempunyai wilayah dengan kemiringan lereng >400 adalah Kecamatan Wates, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Galur, Kecamatan Lendah, dan Kecamatan Sentolo. Kelima kecamatan tersebut, terletak di daerah dataran rendah yang tidak mempunyai wilayah dengan karakteristik fisiografi pegunungan. Kemiringan lereng <20 terluas di Kecamatan Panjatan seluas 3.781,75 Ha (16,08%), Kecamatan Samigaluh hanya sedikit wilayah dengan kemiringan lereng <20 seluas 113,08 Ha (0,48%). Secara rinci wilayah kabupaten berdasarkan kemiringan lereng menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3

Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lereng Menurut Kecamatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013

No Kecamatan

Kemiringan

<20 30-150 160-400 400

Luas % Luas % Luas % Luas %

1 Temon 3.469,80 14,76 92,10 0,84 62,05 0,47 5,05 0,05 2 Wates 2.956,50 12,57 243,50 2,22 0,00 0,00 0,00 0,00 3 Panjatan 3.781,75 16,08 677,25 6,18 0,00 0,00 0,00 0,00 4 Galur 3.291,00 14,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

No Kecamatan

Kemiringan

<20 30-150 160-400 400

Luas % Luas % Luas % Luas %

5 Lendah 2.066,50 8,79 1.492,50 13,61 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Sentolo 2.451,10 10,42 2.757,80 25,15 56,10 0,43 0,00 0,00 7 Pengasih 1.996,80 8,49 1.563,07 14,26 2.122,15 16,11 485,05 4,42 8 Kokap 284,18 1,21 858,07 7,83 2.603,15 19,76 3.634,63 33,11 9 Girimulyo 129,12 0,55 606,08 5,53 1.827,10 13,87 2.928,70 26,68 10 Nanggulan 2.328,71 9,90 1.416,15 12,92 193,09 1,47 23,05 0,21 11 Kalibawang 646,18 2,75 1.233,85 11,25 2.914,77 22,13 501,20 4,57 12 Samigaluh 113,08 0,48 23,05 0,21 3.392,12 25,76 3.400,75 30,98 Luas total 23.514,72 100 10.963,42 100 13.170,53 100 10.978,43 100

Sumber : Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka, BPS, 2013, diolah

Berdasarkan ketinggian lahan, persentase luas tanah di Kabupaten Kulon Progo menurut ketinggiannya dari permukaan air laut, meliputi: 17,58 % berada pada ketinggian <7 m diatas permukaan laut (dpal), 15,20 % berada pada ketinggian 8-25 m dpal, 22,84 % berada pada ketinggian 26-100 m dpal, 33,0 % berada pada ketinggian 101-500 m dpal , dan 11,37 % berada pada ketinggian >500 m dpal. Kabupaten Kulon Progo dapat dibagi menjadi 3 wilayah menurut ketinggian lahan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4

Pembagian Wilayah Berdasar Ketinggian Lahan Kabupaten Kulon Progo

No Ketinggian Lahan Cakupan Kecamatan

1. 500-1000 m dpal Girimulyo, Kokap, Samigaluh, Kalibawang

2. 100-500 m dpal Nanggulan, Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah 3. 0-100 m dpal Temon, Wates, Panjatan, Galur, dan sebagian Lendah

Sumber : Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka, BPS, 2013

2.1.1.4 Geologi

a. Karakteristik dan Struktur

Karakteristik Kabupaten Kulon Progo secara umum berupa kubah atau menyerupai kubah (dome), dengan struktur geologi daerah terdiri atas :

1) Struktur Geologi berupa Perlipatan Batuan (Fold), perlipatan batuan di formasi Sentolo. Perlipatan ini terdapat di bagian perbukitan Formasi Sentolo di daerah Pengasih, Sentolo, Panjatan, Lendah dan Galur.

2) Struktur Geologi Patahan/Sesar (Fault), merupakan bagian dari batuan yang saling bergerak antara bagian blok batuan satu dengan blok batuan yang lain yang dipisahkan oleh zona patahan atau dapat diistilahkan pecahan batuan yang disertai gerakan massa batuan. Patahan di wilayah Kulon Progo dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu :

- Patahan Regional merupakan satu kesatuan patahan Graben Yogyakarta yang terdiri dari: Patahan Opak dan Patahan Progo yang menyebabkan wilayah Kulon Progo dan Wonosari menjadi daerah dataran Tinggi dan di Kota Yogyakarta menjadi dataran rendah. Patahan Opak berarah barat daya–timur laut, sedangkan Patahan Progo berarah utara selatan. Patahan ini terletak di bagian timur Kulon Progo meliputi wilayah Kalibawang bagian timur, Nanggulan bagian timur, Sentolo, Panjatan, Galur dan Lendah.

- Patahan Lokal merupakan patahan yang hanya terjadi di Kulon Progo. Patahan ini banyak terjadi di bagian pegunungan atau kubah di Kulon Progo utara bagian barat. Patahan ini berbentuk relatif radial yaitu berarah barat laut – tenggara, barat – timur dan barat daya – timur laut. Patahan ini terdapat di wilayah Kecamatan Kokap, Temon bagian utara, Pengasih, Nanggulan bagian barat. 3) Struktur Kekar (joint) yaitu pecahan batuan yang tidak mengalami pergerakan,

sangat intensif terdapat di formasi batuan andesit dan formasi andesit tua. b. Formasi Batuan

Formasi batuan dan sebarannya dibedakan menjadi endapan gunung api (40,37%), batuan sedimen (47,81%), batuan gunung api (7,48%) dan batuan terobosan (4,43%) lebih detail dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5

Pengelompokan Batuan Berdasarkan Jenis Batuan Kabupaten Kulon Progo

No Kecamatan

Luas Satuan Batuan (ha) Endapan Gunung Api Batuan Sedimen Batuan G.Api Batuan Instrusi Jumlah 1 Temon 3.688 0 0 0 3.688 2 Wates 3.063 138 0 0 3.197 3 Panjatan 3.872 588 0 0 4.454 4 Galur 2.229 0 1.063 0 3.288 5 Lendah 2.009 1.075 475 0 3.555 6 Sentolo 3.165 1.175 925 0 5.259 7 Pengasih 4.342 1.825 0 0 6.161 8 Kokap 550 4.230 0 2.600 7.372 9 Girimulyo 125 5.366 0 0 5.485 10 Nanggulan 250 2.736 975 0 3.957 11 Kalibawang 375 3.971 950 0 5.290 12 Samigaluh 0 6.929 0 0 6.922 Jumlah 23.667 28.032 4.388 2.600 58.628 Persentase 40,37% 47,81% 7,48% 4,43% 100,00%

Sumber : RDTRK Perlindungan Terhadap Kawasan di Bawahnya, 2007

Kabupaten Kulon Progo secara stratigrafis termasuk ke dalam stratigrafis Pegunungan Kulon Progo. Unit stratigrafis yang paling tua dikenal dengan Formasi

Nanggulan, kemudian secara tidak selaras diatasnya diendapkan batuan-batuan dari Formasi Jonggaran dan Formasi Sentolo. Menurut Van Bemmmelen (1949) kedua formasi terakhir ini mempunyai umur yang sama dan keduanya hanya berbeda faises. 1) Formasi Nanggulan

Formasi Nanggulan merupakan formasi yang paling tua di daerah pegunungan Kulon Progo. Singkapan batuan batuan penyusun dari Formasi Nanggulan dijumpai di sekitar desa Nanggulan, yang merupakan kaki sebelah timur dari Pegunungan Kulon Progo. Penyusun batuan dari formasi ini terdiri dari batu pasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, batu lempung dengan konkresi limonit, sisipan napal dan batu gamping, batu pasir dan tuff serta kaya akan fosil foraminifera dan moluska. Diperkirakan ketebalan formasi ini adalah 30 meter.

2) Formasi Andesit Tua

Batuan penyusun dari formasi ini terdiri atas breksi andesit, tuff, tuff lapili, aglomerat dan sisipan aliran lava andesit. Lava, terutama terdiri dari andesit hiperstein dan andesit augit hornblende. Formasi Andesit Tua ini mempunyai ketebalan mencapai 500 meter mempunyai kedudukan yang tidak selaras di atas formasi Nanggulan. Batuan penyusun formasi ini berasal dari kegiatan vulaknisme, yaitu dari beberapa gunung api tua di daerah Pegunungan Kulon Progo yang disebut sebagai Gunung Api Andesit Tua. Gunung api yang dimaksud adalah Gunung Gajah, di bagian tengah pegunungan, Gunung Ijo di bagian selatan, serta Gunung Menoreh di bagian utara Pegunungan Kulon Progo. Formasi Andesit Tua diperkirakan berumur Oligosen Atas sampai Meiosen Bawah.

3) Formasi Kaligesing

Formasi Kaligesing tersusun oleh litologi breksi laharik dengan sisipan lava andesit, batu pasir tufaan. Formasi ini berdasarkan radiometroi berumur Oligosen dan menumpang tidak selaras di atas Formasi Nanggulan. Formasi ini terdapat di bagian Tengah sisi selatan barat dan barat laut dari kubah Kulon Progo.

4) Formasi Dukuh

Formasi Dukuh tersusun oleh perselangselingan antara breksi, batupasir kerikilan, batu gamping dan batu lempung. Litologi satuan ini menunjukkan perlapisan baik dan silang-siur, sejajar pada batulempung dan batupasir. Formasi ini tidak selaras ditas Formasi Nanggulan. Formasi ini berumur Oligo-Miosen dan pelamparan di daerah Dukuh Kecamatan Samigaluh.

5) Formasi Jonggrangan

Litologi dari Formasi Jonggrangan ini tersingkap baik di sekitar desa Jonggrangan, suatu desa yang ketinggiannya di atas 700 meter dari muka air laut dan disebut sebagai Plato Jonggrangan. Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari Konglomerat yang ditumpangi oleh Napal tufan dan Batupasir gampingan dengan sisipan Lignit. Formasi Jonggrangan ini terletak secara tidak selaras di atas Formasi Andesit Tua. Ketebalan dari Formasi Jonggrangan ini mencapai sekitar 250 meter. Formasi

Jonggrangan dan Formasi Sentolo keduanya merupakan Formasi Kulon Progo Westopo Beds diduga beru ur Miose Te gah.

6) Formasi Sentolo

Litologi penyusun Formasi Sentolo ini di bagian bawah, terdiri dari Aglomerat dan Napal, semakin ke atas berubah menjadi batu gamping berlapis dengan fasies neritik. Batu gamping koral dijumpai secara lokal, menunjukkan umur yang sama dengan formasi Jonggrangan, tetapi di beberapa tempat umur Formasi Sentolo adalah lebih muda Formasi Sentolo ini mempunyai ketebalan sekitar 950 meter. 7) Satuan Endapan Vulkanik Kuarter merupakan endapan Gunung Merapi yang

tersusun oleh breksi sisipan laca dan endapan lahar. Satuan ini berumur Pliosen-Pleistosen. Satuan ini terdapat di atas semua formasi di bagian timur

8) Satuan Endapan Aluvial tersusun oleh endapan kerikil, pasir, lanau dan lempung dan bongkah sepanjang sungai dan dataran pantai.

Untuk lebih jelasnya stratigrafi formasi geologi Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut:

Tabel 2.6

Stratigrafi Formasi Geologi Kabupaten Kulon Progo

No Umur Formasi Deskripsi Litologi Ketebalan

(m) 1. Kuarter Aluvium Kerikil, pasir, lanau dan lempung

sepanjang sungai dan dataran pantai.

100 2. Pliosen-Pleistosen Endapan Vulkanik Kuarter

Breksi sisipan lava dan endapan lahar 20

3. Miosen Bawah Sentolo Bagian atas batu gamping berlapis baik kaya foraminifera

Bagian bawah konglomerat alas diatasnya napal tufaan bersalangan dengan vitriks tuf

950

4. Miosen Bawah Jonggrangan Bagian atas batu gamping berlapis ke arah atas menjadi batu gamping koral Bagian bawah konglomerat diatasnya napal tufaan dan bapsir gampingan berselang-seling dengan lignit

250

5. Oligo-Miosen Dukuh Perselangselingan antara breksi, batu pasir kerikilan, batu gamping dan batu lempung

660

6. Oligosen Kaligesing Breksi laharik dengan sisipan lava andesit, batu pasir tufaan

600

7. Oligo-Miosen Andesit Tua Breksi andesit, tuf, lapilli tuf, aglomerat dan berselingan dengan lava andesit. Terdapat fragmen batuan lebih tua.

No Umur Formasi Deskripsi Litologi Ketebalan (m) 8. Eosen Atas–

Oligosen

Nanggulan Batu pasir seling-seling dengan lignit, napal pasiran, batu lempung gampingan struktur konkresi, selang-seling napal dan batu gamping, batupasir dan tuf, kaya foraminifera dan moluska foraminifera dan moluska

300

Sumber : RTRW Kabupaten Kulon Progo, 2012

c. Potensi Air Tanah

Kabupaten Kulon Progo mempunyai potensi air tanah yaitu Cekungan Air Tanah (CAT) tersendiri yang tidak melampar ke wilayah kabupaten lain yaitu Cekungan Wates dengan potensi air tanah bebas sejumlah 38.000.000 m3/tahun. Selain Cekungan Air Tanah (Cekungan Wates), sumber mata air yang ada di Kabupaten Kulon Progo lainnya dapat dilihat pada tabel 2.7 berikut:

Tabel 2.7

Sumber Mata Air di Kabupaten Kulon Progo dan Cekungan Air Tanah Wates

No Sumber Lokasi (Kecamatan) Debit

(Liter/Detik) Pemanfaatan 1 Mata air Clereng Pengasih 100 - 300 Sudah/PDAM

2 Tuk Mudal Girimulyo 5 - 15 Sudah

3 Tuk Gua Kiskendo Girimulyo 24 - 60 Belum

4 Tuk Grembul Kalibawang 5 - 10 Sudah/PDAM

5 Tuk Gua Upas Samigaluh 1,5 - 3,5 Sudah/PDAM

6 Mata air Sekepyar dan Kayangan

Samigaluh - Belum

7 Tuk Mudal Anjir Pengasih 3 - 11 MCK

8 Cekungan Air Tanah Wates *

Pengasih, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan

38.000.000 Belum

Sumber : - Bappeda , DPU, PDAM Kab. Kulon Progo, 2010 - * Departemen ESDM, 2010

d. Potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT)

Selain potensi geologi serta potensi air tanah, Kabupaten Kulon Progo juga mempunyai potensi Energi Baru dan Terbarukan yang tersebar di beberapa kecamatan sebagai berikut:

Tabel 2.8

Potensi Energi Baru dan Terbarukan Kabupaten Kulon Progo

No Kluster Bahan Lokasi

1. Biofuel, biokerosene, bioethanol

Ketela rambat, jarak pagar, nyamplung

Seluruh kecamatan

2. Biogas Limbah tahu, limbah

ternak

141 sentra industri tahu, 51.405 populasi ternak dengan potensi biogas 15.000 unit

3. Briket Limbah kayu Seluruh kecamatan

4. Energi tenaga surya Sinar matahari Seluruh kecamatan

5. Mikrohidro Air Semawung, Kedungkrong,

Kalisanga, Sermo 6. Energi tenaga angin Angin Sepanjang pantai dan

pegunungan

7. Energi limbah sampah Limbah sampah TPA Sampah 70-75 m3

Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Kulon Progo, 2013

2.1.1.5 Hidrologi

Menurut data dari Statistik dan Informasi BPDAS Serayu Opak Progo tahun 2009, sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo masuk dalam DAS Progo, DAS Serang dan sebagian kecil yang masuk dalam DAS Bogowonto. Sedangkan menurut Direktorat Bina Penatagunaan Sumberdaya Air, Kabupaten Kulon Progo masuk dalam Wilayah Sungai Serang-Bogowonto, dan Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang. Adapun nama DAS dan sub DAS tersebut beserta luasannya dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut.

Tabel 2.9

Nama DAS, Sub DAS dan Luasan Kabupaten Kulon Progo

No DAS Luas DAS (ha) Sub DAS

1 Bogowonto 3.977,72 Keduren, Kodil, Plamping

2 Serang 29.728,04 Nagung, Ngrancah, Serang Hilir, Serang Sekiyep, Sidatan, Sumitro

3 Progo 24.920,89 Diro, Jenes, Kedunggong, Krawang, Penter, Progo Hilir, Sindong Salak, Sudu, Tinalah

Sumber : Statistik dan Informasi BPDAS Serayu dan Progo, 2009

Daerah Aliran Sungai Progo dengan sungai utama Kali Progo memiliki daerah pengaliran seluas 8.894 hektar, dengan debit maksimum 381,90 m³/detik dan debit minimum 13,00 m³/detik. Daerah Aliran Sungai Serang dengan sungai utama Kali Serang dengan anak–anak sungainya, memiliki daerah pengaliran seluas 3.635,75 hektar, dengan debit maksimum 153,6 m³/detik dan debit minimum 0.03 m³/detik. Kedua sungai tersebut telah dimanfaatkan untuk irigasi persawahan seluas 9.351 ha.

Kabupaten Kulon Progo terdapat danau buatan yaitu Waduk Sermo yang terletak di Kecamatan Kokap dengan luas genangan waduk sebesar 157 Ha. Waduk ini dibuat dengan membendung Kali Menguri dan anak-anak cabangnya, Kali Pantaran, Kali Kembang, Kali Papon dan sungai-sungai kecil yang bermuara di Kali Ngrancah. Waduk Sermo berfungsi sebagai suplisi irigasi sawah yang berada di Kecamatan Temon, Wates dan Pengasih dan sebagian suplisi kebutuhan air minum.

2.1.1.6 Klimatologi

Curah hujan dan hari hujan diukur menurut 5 stasiun hujan (Gejagan, Singkung, Gembongan, Beji, Brosot) di Kabupaten Kulon Progo. Kabupaten Kuloprogo termasuk dalam sub DAS Progo Hilir dengan tipe iklim Am, Aw, dengan curah hujan tahun 2007-2012 sebesar 117 mm/hari sampai 190 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan berkisar dari 7-12 hari dalam sebulan.

Tabel 2.10

Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Stasiun Hujan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007-2012

No Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH 1 Januari 147 8 305 15 263 16 246 16 300 20 306 15 2 Pebruari 258 15 335 15 258 15 151 13 343 18 209 12 3 Maret 386 15 257 14 138 7 242 14 262 20 229 13 4 April 302 15 182 9 190 9 189 11 228 15 112 9 5 Mei 11 2 14 2 92 8 315 14 195 10 70 5 6 Juni 34 2 0 0 67 3 67 7 2 1 0 1 7 Juli 1 0 0 0 17 2 26 4 1 1 0 0 8 Agustus 0 0 0 0 0 0 4 6 0 0 0 0 9 September 0 0 1 0 4 1 257 13 0 0 0 0 10 Oktober 48 3 160 8 52 3 271 15 12 2 60 4 11 Nopember 213 9 457 19 190 9 183 13 278 14 291 14 12 Desember 468 21 295 16 138 7 331 16 310 17 493 18 Jumlah 1.868 90 2.006 98 1.409 80 2.282 142 1.931 118 1.770 91 Rata-rata 156 8 167 8 117 7 190 12 161 10 148 8

Gambar 2.3

Grafik Rata-rata Curah Hujan

dan Hari Hujan Pengukuran Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007-2012

Secara umum curah hujan dan hari hujan mengalami fluktuasi dari tahun ketahun, dengan kecenderungan mengalami naik turun dalam tiap tahun. Curah Hujan dan Hari Hujan tinggi terjadi pada bulan Januari - April dan Nopember-Desember tiap tahunnya. Hal ini terjadi karena bulan-bulan tersebut merupakan musim penghujan.

Dalam dokumen RPJMD P 2011 2016 Kab Kulon Progo (Halaman 47-56)