• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.3 Likuiditas ( Liquidity

Penilaian likuiditas terhadap PT Bank Mega Syariah Tbk (BSMI), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk (BSM) digunakan untuk menilai kemampuan ketiga bank syariah tersebut dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya termasuk manejemen risiko likuiditasnya. Penilaian terhadap likuiditas dilakukan terhadap tiga rasio berikut ini.

11.06% 39.97% 26.81% 33.14% 8.03% 17.78% 46.21% 44.20% 63.58% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 2008 2009 2010 Tahun BSMI BMI BSM

1. Short Term Mismatch (STM)

Penilaian rasio short time mismatch (STM) digunakan untuk menghitung kebutuhan likuiditas pada PT Bank Mega Syariah Tbk (BSMI), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk (BSM). Rasio STM dihitung dengan membandingkan aktiva jangka pendek yang berasal dari aktiva likuid kurang dari tiga bulan selain kas, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Surat Berharga Syariah Begara (SBSN) dengan kewajiban jangka pendek yang likuid dan kurang dari tiga bulan. Tabel 4.8 berisi data aktiva jangka pendek dan kewajiban jangka pendek BSMI, BMI, dan BSM tahun 2008- 2010.

Tabel 4.8

Aktiva Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Pendek

Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 (dalam Jutaan Rupiah)

BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata-Rata

BSMI

Aktiva Jangka Pendek 171.910 353.540 239.633 210.200,67 Kewajiban Jangka Pendek 865.496 1.112.478 1.397.796 1.125.256,67

Rasio 19,86% 31,78% 17,14% 22,93%

Peringkat 3 1 3 2

BMI

Aktiva Jangka Pendek 798.014 1.129.450 1.129.450 1.018.971,33 Kewajiban Jangka Pendek 2.401.594 3.057.561 3.666.588 3.041.914,33

Rasio 33,23% 36,94% 30,8% 33,66%

Peringkat 1 1 1 1

BSM

Aktiva Jangka Pendek 906.590 1.320.463 2.505.854 1.577.635,67 Kewajiban Jangka Pendek 2.899.268 3.949.088 5.954.957 4.267.771

Rasio 31,27% 33,44% 42,08% 35,6%

Peringkat 1 1 1 1

Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 (Data Diolah) Rasio STM pada BSMI tertinggi ada pada tahun 2009 dengan nilai 31,78% dan pada tahun 2010 menurun 14,64% menjadi 17,14% yang menjadikannya sebagai rasio terendah sepanjang tiga tahun. Untuk BMI, rasio tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan nilai 36,94% dan menurun 6,14% pada

merupakan rasio terendah bagi BSM dan mengalami kenaikan sepanjang tahun hingga pada 2010 menduduki tingkat tertinggi dengan nilai 42,08% naik 10,81% dari nilai tahun 2008.

BI (2007) telah menetapkan kriteria penilaian peringkat dalam rasio STM sebagai berikut: Peringkat 1 = STM > 25%; Peringkat 2 = 20% < STM ≤ 25%; Peringkat 3 =15% < STM ≤ 20%; Peringkat 4 = 10% < STM ≤ 15%; dan Peringkat 5 = STM ≤ 10%. Berdasarkan kriteria tersebut, nilai rata-rata rasio Short Term Mismatc (STM) untuk BSMI bernilai 22,93% ada diperingkat II, STM BMI bernilai 33,66% ada diperingkat 1 dan STM BSM bernilai 35,6% dan berada diperingkat 1. Hal ini menunjukkan bahwa BSM lebih mampu memenuhi kebutuhan likuiditasnya 1,94% lebih besar dibanding BMI dan 12,67% lebih besar dibandingkan dengan BSMI.

2. Short Term Mismatch Plus (STMP)

PT Bank Mega Syariah Tbk (BSMI), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk (BSM) menggunakan rasio Short Term Mismatch Plus (STMP) untuk menghitung kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan jangka pendek dengan menggunakan aktiva jangka pendek berupa kas dan secondary reserve. Cara menghitung rasio STMP adalah dengan membandingkan aktiva jangka pendek, kas, secondary reserve berupa Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Surat Berharga Syariah Begara (SBSN) dengan kewajiban jangka pendek yang likuid dan kurang dari tiga bulan. Tabel 4.9 berisi data yang diperlukan menghitung rasio STMP.

Tabel 4.9

Aktiva Jangka Pendek, Kas, Secondary Reserve dan Kewajiban Jangka Pendek Dana Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010

(dalam Jutaan Rupiah)

BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata-Rata

BSMI Aktiva Jangka Pendek 171.910 353.540 239.633 210.200,67

Kas 46.399 111.551 135.190 97.713,33

Secondary Reserve 681.180 745.112 1.006.180 810.824

Kwjbn Jgka Pendek 865.496 1.112.478 1.397.796 1.125.256,67

Rasio 103,93% 108,78% 98,80% 103,84%

Peringkat 1 1 1 1

BMI Aktiva Jangka Pendek 798.014 1.129.450 1.129.450 1.018.971,33

Kas 227.098 264.703 339.310 277.037

Secondary Reserve 29.850 154.046 552.020 245.305,33

Kwjbn Jgka Pendek 2.401.594 3.057.561 3.666.588 3.041.914,33

Rasio 43,93% 50,64% 55,11% 49,89%

Peringkat 2 1 1 2

BSM Aktiva Jangka Pendek 906.590 1.320.463 2.505.854 1.577.635,67

Kas 315.747 446.935 692.115 484.932,33

Secondary Reserve 1.243.593 2.074.978 2.141.483 1.820.018

Kwjbn Jgka Pendek 2.899.268 3.949.088 5.954.957 4.267.771

Rasio 85,05% 97,3% 89,66% 90,67%

Peringkat 1 1 1 1

Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 (Data Diolah) Untuk periode 2008-2010, rasio STMP pada BSMI tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan nilai 108,78% dan terendah pada tahun 2010 dengan selisih 9,98%. Nilai rasio STMP untuk BMI tertinggi adalah 55,11% pada tahun 2010 dan terendahnya ada diposisi 43,93% atau selisih 11,18% dari tahun 2010. Selanjutnya, nilai rasio 97,3% adalah rasio STMP tertinggi untuk BSM yang terjadi pada tahun 2009 setelah sebelumnya tahun 2008 berada diposisi terendah dengan nilai 85,05% atau selisih 2,25% dengan rasio tertinggi.

Nilai rata-rata rasio STMP untuk BSMI adalah 103,84% berada diperingkat 1. Diperingkat yang sama ada juga rasio STMP BSM dengan nilai 90,67%. Dan diperingkat 2 ada BMI dengan nilai rata-rata rasio STMP adalah

BSMI memiliki jumlah kas dan secondary reserve yang lebih besar dibanding dibandingkan dengan BSM dan BMI meskipun pada saat rasio STM posisi BSMI ada diurutan terakhir. Penilaian peringkat rasio STMP disesuaikan dengan kriteria penilaian peringkat untuk rasio STMP menurut standar BI (2007) adalah sebagai berikut: Peringkat 1 = STMP ≥ 50%; Peringkat 2 = 40% ≤ STMP < 50%; Peringkat 3 = 30% ≤ STMP < 40%; Peringkat 4 = 20% ≤ STMP < 30%; dan Peringkat 5 = STMP < 20%.

3. Rasio Antar Bank Pasiva (RABP)

Rasio Antar Bank Pasiva (ABP) digunakan oleh PT Bank Mega Syariah Tbk (BSMI), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk (BSM) untuk mengukur tingkat ketergantungan ketiga bank tersebut pada dana antar bank. Rasio ini merupakan rasio pengamatan (observed) yang tidak memerlukan peringkat. Cara menghitung rasio ini adalah membandingkan nilai antar bank pasiva yang merupakan kewajiban bank BSMI, BMI, dan BMI kepada bank lain dengan totak kewajiban baik yang berasal dari dana pihak ketiga (DPK), antar bank pasiva, pinjaman, dan surat berharga yang diterbitkan.

Tabel 4.10

Rasio Antar Bank Pasiva Pada BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2009 BANK SYARIAH 2008 2009 2010 Rata- Rata BSMI 2,82% 0,09% 0,15% 1,02% BMI 6,23% 6,92% 0,81% 4,65% BSM 1,76% 1,55% 1,45% 1,59%

Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 (Data Diolah) Nilai rata-rata rasio RABP BMI adalah 4,65% dan merupakan nilai tertinggi diantara BSMI dan BSM. Selisihnya 3,06% dengan BSM dan 3,63%

dengan BSMI. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan BMI terhadapa dana antar bank lebih tinggi dibandingkan dengan BSM dan BSMI.

Grafik 4.2

Rasio Antar Bank Pasiva Pada BSMI, BMI dan BSM Tahun 2008-2010

Sumber: Laporan Keuangan BSMI, BMI, dan BSM Tahun 2008-2010 (Data Diolah) Rasio RABP tertinggi pada BSMI terjadi pada tahun 2008 dengan rasio RAPB 2,82% dan terendah pada tahun 2009 dengan rasio 0,09%. Untuk BMI, rasio RABP tertinggi terjadi pada tahun 2009 senilai 6,92% dan pada tahun 2010 turun sebesar 6,11% menjadi 0,81%. Rasio RABP BSM tertinggi pada tahun 2008 dengan nilai 1,76% dan terendah tahun 2009 dengan nilai 1,55%.

4.2.2 Penilaian Kesehatan Keuangan PT Bank Mega Syariah Tbk (BSMI), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk (BSM)

Sesuai dengan penyesuaian pembobotan faktor keuangan yang telah dikemukakan sebelumnya maka penilaian Kesehatan PT Bank Mega Syariah Tbk (BSMI), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) serta PT Bank Mandiri Syariah Tbk (BSM) dilakukan dengan menetapkan nilai pembobotan peringkat kualitas aset menjadi 75%; rentabilitas 15% dan likuiditas 15%. Selanjutnya dilakukan penentuan angka kredit setiap komponen penilaian yang ditetapkan sebagai

0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 2008 2009 2010 Presen tase Tahun BSMI BMI BSM

angka kredit 80, peringkat 3 mendapat angka kredit 60, peringkat 4 dan 5 masing-masing mendapatkan angka kredit 40 dan 20. Sebelum diklasifikasikan ke dalam predikat kesehatan keuangan berikut ini: Sehat memiliki nilai bobot 81 s/d 100, Cukup Sehat memiliki nilai bobot 66 s/d <81, Kurang Sehat memiliki nilai bobot 51 s/d <66 dan Tidak Sehat memiliki nilai bobot 0 s/d <51, maka kita harus mendapatkan nilai terbobot yang berasal dari perkalian angka kredit dengan bobotnya.

2.1 Rekapitulasi Tingkat Kesehatan Keuangan PT Bank Mega Syariah Tbk