• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lindung Nilai ( Hedging ) Dalam Transaksi Derivatif Valuta Asing

C. Transaksi Derivatif Valuta Asing Dalam Perspektif Economic Analysis Of Law

3. Lindung Nilai ( Hedging ) Dalam Transaksi Derivatif Valuta Asing

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat kenaikan hutang perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah sebesar Rp163,24 kenaikan utang luar negeri di tahun 2013 terjadi akibat selisih kurs. Angka itu merupakan 41,43% dari peningkatan utang luar negeri Indonesia dari Rp1.981 triliun (2012) menjadi Rp2.375 triliun (2013). Pemerintah seharusnya tidak perlu menanggung risiko akibat fluktuasi nilai tukar apabila implementasi lindung nilai dilaksanakan.281

Lindung nilai adalah upaya melindungi posisi pasar terhadap pergerakan harga yang tidak menguntungkan di masa yang akan datang dan berbagai cara untuk mengurangi exposure

terhadap risiko, dan kemungkinan kerugian.

282

PBI Nomor 16/18/PBI/2014 tentang Perubahan Atas PBI Nomor 15/8/PBI/ 2013 tentang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank, mengatur bahwa Transaksi lindung nilai yang terdiri dari transaksi lindung nilai beli dan/atau transaksi lindung nilai jual wajib didukung dokumen underlying transaksi dan/atau dokumen pendukung sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi valuta asing terhadap rupiah antara bank dengan pihak domestik. Jangka waktu transaksi lindung nilai paling lama sama dengan jangka waktu transaksi yang mendasari tercantum di dalam dokumen

underlying transaction.283

281

Akses Internet, yang dikunjungi terakhir 18 Nopember 2014,

Tujuan dari pengaturan tersebut tentunya untuk menghindari hedging

berita/detail.php?catid=&id=741 , Hedging, antara Butuh dan Takut.

282

Dian Ediana Rae, Op.Cit., hal xi. 283

Lihat, http://ilmuperbankan.blogspot.com/2010/02/berdasarkan-kata-kalimat-dari-huruf-u.html, Under lying transaction adalah sesuatu yang menjadi dasar dari suatu transaksi atau dokumen/surat berharga. Umpamanya wesel eksport, underlying transaction-nya adalah penjualan barang oleh eksportir yang di buktikan dengan adanya dokumen pengapalan, weighting list, sertificate of origin

menjadi tindakan spekulatif. Berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor 28/119/KEP/DIR Tanggal 29 Desember 1995 Tentang Transaksi Derivatif dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 28/15/UD Tanggal 8 Februari 1996, underlying transaction yang diperkenankan adalah tingkat suku bunga dan kurs valuta asing

Bentuk lindung nilai bisa berbentuk kontrak forward, future dan option yang digunakan untuk lindungi nilai berbagai risiko harga (price risks).284 Forward foreign exchange contracts

adalah contoh dari hedging yaitu suatu perjanjian di antara bank dengan pihak lain untuk mempertukarkan satu jenis mata uang dengan jenis mata uang lainnya pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Tingkat kurs, tanggal penyerahan (delivery date), dan jumlah yang dipertukarkan ditetapkan pada saat perjanjian. 285

Perbedaan mendasar dari forward dan future adalah bahwa dalam hal forward merupakan suatu kontrak bilateral antara dua pihak. Tidak ada pihak lain yang terlibat. Oleh karena itu, kedua belah pihak saling memiliki risiko kredit (credit risk) apabila salah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya. Dalam hal future pihak lawan (counterparty) pada setiap kontrak biasanya divisi kliring (clearing division) bursa atau clearing house independent atau clearing house memotong risiko kredit dua pihak terhadap satu dan lainnya.Untuk melindungi dirinya,

clearing house mewajibkan setiap pihak dalam kontrak untuk menyerahkan margin deposit.286 Berbeda dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat yang menganggap melakukan transaksi derivatif sebagai tindakan spekulatif. Dalam praktik dunia usaha dewasa ini justru tindakan tidak menggunakan derivatif untuk melindungi risiko dapat dikatakan merupakan

284

Dian Ediana Rae, Op.Cit., hal 48. 285

Ibid., hal 57. 286

Julian Walmsley, New Financial Instruments, (New York: Chichester, Weinheim, Brisbane, Singapore, Toronto, John Wiley & Sons,Inc, 1998), hal 13.

tindakan spekulasi.287 Secara eksplisit mengatur kegiatan transaksi derivatif, transaksi yang dilakukan oleh bank dengan nasabahnya over-the-counter (OTC) masih belum memiliki kejelasan hukum. Bank menggunakan transaksi derivatif sebagai salah satu instrumen dalam pengelolaan risiko, dan trading yang merupakan salah satu sumber fee base income bank.288 Manfaat dari transaksi derivatif dalam pengelolaan risiko usaha ini dianggap sangat penting, bahkan George Crawford menyatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban fidusia (fiduciary duty)289

Gambaran negatif terhadap transaksi derivatif valuta asing dikarenakan munculnya banyak kasus yang merugikan nasabah bank adalah kurang tepat mengingat transaksi derivatif ini dalam banyak hal justru dapat membantu menurunkan risiko usaha seperti dalam hal lindung nilai. Sebenarnya, kebanyakan kasus derivatif terjadi justru karena kelemahan-kelemahan yang terjadi pada proses operasionalisasinya sendiri seperti lemahnya pengawasan intern perusahaan

(internal control), kurangnya perhatian manajemen, terlalu banyak leverage, pertimbangan bisnis yang buruk, atau memang karena timbulnya risiko yang normal dalam dunia bisnis serta kurang memadainya perangkat hukum yang mengatur transaksi derivatif.

290

Dalam Praktiknya, para pelaku pasar derivatif pada dasarnya selalu memiliki tujuan untuk lindung nilai atau spekulatif sehingga transaksi derivatif tidak hanya mengurangi risiko

287

Ibid., hal viii. 288

Ibid., hal 192. 289

Lihat Deborah A DeMott, Fiduciary Obligations, Agency and Parnership-Duties in Ongoing Business Relationships, America Casebook Series, (St. Paul, Minn: West Publishing Co, 1991), hal 2-57, Fiduciary Duty adalah suatu konsep hukum dimana seseorang memiliki kewajiban untuk setia terhadap kepentingan pihak lain dan bertindak untuk mengedepankan kepentingan pihak lain tersebut diatas kepentingan pribadi. Dalam konteks perusahaan, direksi yang memimpin perusahaan memiliki fiduciary duty terhadap perusahaan. Fiduciary duty tersebut dapat berlaku sangat berbeda dengan norma hukum kontrak. Pertanggungjawaban pelanggaran fiduciary duty tidak tergantung semata-mata kepada perjanjian diantara “the fiduciary” dan “the beneficiary” akan tetapi merupakan hasil dari hubungan itu sendiri.

290

melainkan juga dapat meningkatkan risiko.291 Hal ini telah menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar manfaat dan kerugian dalam melakukan transaksi derivatif tersebut. Secara makro instrumen derivatif dapat digunakan sebagai satu alternatif untuk menghadapi ketidakpastian sebagai akibat tidak adanya mekanisme pengelolaan risiko fluktuasi nilai komoditi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang. Lindung nilai adalah cara untuk memproteksi terhadap kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan juga dapat mengurangi kemungkinan kebangkrutan. Untuk jenis transaksi derivatif tertentu bahkan sangat bermanfaat dan merupakan suatu kebutuhan dalam praktik, yaitu bagi para pihak yang akan melakukan transaksi derivatif untuk kepentingan lindung nilai, sehingga pihak tersebut dapat terhindar misalnya dari risiko fluktuasi mata uang atau fluktuasi tingkat suku bunga.292

D. Permasalahan Transaksi Derivatif Valuta Asing Di Indonesia