• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Transaksi Derivatif Valuta Asing Dalam Perspektif Economic Analysis Of Law

1. Pareto Efisiensi ( Cost And Benefit Analysis )

Disadari bahwa modernisasi dan perkembangan yang cepat dari sektor keuangan telah mengakibatkan sulitnya pemahaman terhadap sistem keuangan dan beroperasinya sistem keuangan, dan oleh karena itu mengakibatkan kesulitan dalam menetapkan pola pengaturan yang tepat. Untuk melakukan analisis secara akurat terhadap sistem keuangan yang berlaku secara domestik saja dibutuhkan pekerjaan yang luar biasa. Hal tersebut disebabkan antara lain karena belum jelasnya arah dan praktik pengaturan sektor keuangan, termasuk terdapatnya berbagai otoritas pengawas dengan kewenangan pengaturan dan pengawasan yang berbeda yang satu dengan yang lain dapat saja terjadi tumpang tindih. Kondisi seperti di atas sebenarnya merupakan hal yang mengherankan mengingat peranan sektor keuangan yang demikian besar dan menentukan dalam pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga sektor ekonomi ini memiliki arti sosial, politik dan ekonomi yang tidak bisa diabaikan. Gejolak di sektor keuangan nasional tak dapat lagi dibantah telah menimbulan gejolak sosial politik yang sangat meresahkan.271

Dilihat dari sistem hukum yang berlaku, khususnya apabila dilihat dari perbedaan isi hukum (substansi), pengaturan transaksi derivatif dapat dikategorikan sebagai bentuk pengaturan campuran antara hukum publik dan hukum perdata. Walaupun pada dasarnya transaksi derivatif merupakan suatu kontrak, tampaknya aspek hukum publik semakin mengemuka dalam sistem Pengaturan suatu sistem keuangan pada hakikatnya harus dapat menjawab dua pertanyaan fundamental, pertama, sejauh mana pengaturan harus dilakukan, dan kedua, model pengaturan apa yang harus ditetapkan. Jawaban terhadap pertanyaan tersebut bukanlah sesuatu yang sederhana.

271

Krisis keuangan yang dialami Indonesia semenjak tahun 1997, tidak dapat dibantah lagi merupakan faktor utama yang menyebabkan kejatuhan Pemerintah Soeharto dan terjadinya berbagai kerusuhan yang mengikutinya. Krisis keuangan yang berkepanjangan yang terjadi sampai saat ini antara lain juga yang mengakibatkan instabilitas dari pemerintah Indonesia. George P.Gilian, Op.Cit., hal 3.

keuangan dan perbankan sebagai akibat mengemukanya aspek perlindungan konsumen (investor protection), aspek kepentingan efisiensi pasar, dan aspek untuk memelihara keamanan dan kesehatan individual perusahaan dan sistem keuangan. Ketiga, hal tersebut sejalan dengan tujuan kebijakan regulasi dari pasar keuangan yaitu efisiensi fungsional (functional efficiency), perlindungan konsumen (investor protection), dan keamanan dan kesehatan (safety and soundness).272

Sehubungan dengan itu, diperlukan peraturan yang mampu memecahkan permasalahan perbankan. Tujuannya adalah untuk menciptakan bank yang dapat mendukung sistem moneter yang aman dan efisien, sumber kredit yang stabil dan dapat dipercayai, sekaligus mencegah pengambilan risiko berlebihan, mencegah terjadinya pasar keuangan yang tidak stabil.

273

Secara filosofis menarik untuk membuat suatu catatan tentang peranan hukum secara umum atau regulasi secara khusus dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Mengingat sifatnya yang lebih abstrak dan filosofis , teori welfare economic, menarik untuk dikemukakan. Teori ini merupakan bagian dari teori ekonomi mikro yang mempelajari bagaimana sekian banyak individu dan perusahaan berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan kesejahteraan individu. Dalam konteks teori ini masalah-masalah kebijakan yang besar dapat Untuk mencapai efsiensi pasar tersebut maka penulis dalam disertasi ini mengambil teori pendekatan

Law and Economics merupakan metode gagasan dari ekonom (non hukum) yang melihat adanya potensi memanfaatkan instrumen hukum demi tercapainya hasil optimal dalam menerapkan kebijakan publik khususnya dalam bidang ekonomi. Intinya ajaran law and economics bertujuan menawarkan teori-teori ekonomi dan menerapkan pendekatannya rasional untuk memberikan sumbangan pikiran atas dua permasalahan dasar mengenai aturan-aturan hukum.

272

Dian Ediana Rae, Op.Cit., hal 111. 273

Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank: Suatu Gagasan Tentang Pendirian Lembaga Penjaminan Simpanan di Indonesia, (Jakarta : Universitas Indonesia Fakultas Hukum Pasca Sarjana, 2002), hal 8.

dikemukakan. Sebagai contoh, apakah terdapat konflik inheren antara efisiensi dan keadilan (fairness)? Seberapa besar pasar yang tidak diatur akan menyejahterakan individu ? Kapan dan bagaimana seharusnya pemerintah ikut campur dalam pasar.274

Pada dasarnya analisis ekonomi terhadap hukum memberikan pengaruh dan dua konsep mendasar yaitu bersifat positive atau descriptive, berkenaan dengan pertanyaan apa pengaruh aturan-aturan hukum terhadap tingkah laku orang yang bersangkutan (the identification of the effects of a legal rule); dan analisis yang bersifat normative, berkenaan dengan pertanyaan apakah pengaruh dari aturan-aturan hukum sesuai dengan keinginan masyarakat (the social desirability of a legal rule). Pendekatan yang dipakai Law and Economics terhadap dua permasalahan dasar tersebut, adalah pendekatan yang biasa dipakai dalam analisis ekonomi secara umum, yakni menjelaskan tingkah laku, baik manusia secara perorangan maupun perusahaan-perusahaan, yang berwawasan ke depan (forward looking) dan rasional, serta mengadopsi kerangka kesejahteraan ekonomi untuk menguji keinginan masyarakat.

275

Economic analysis of law sudah lama dipergunakan orang, tetapi pada perkembangannya Ronald Coase yang kemudian menghidupkan dan memperkenalkan ajarannya yaitu Teorema Coase (Coase Theorem)

276

Mitchell Polinsky memberikan contoh sederhana mengenai Teorema Coase ini dengan menggunakan kasus yang dihadapi suatu pabrik ketika melepaskan asap ke udara sehingga menyebabkan polusi.277

274

Robert Cooter dan Thomas Ulen, Law and Economic, Glenview, (Illinois-London-England, Scott: Foresman and Company, 1988), hal 43-44.

Polusi itu menyebabkan pakaian yang dijemur 5 (lima) keluarga yang memiliki rumah di dekat pabrik tersebut. Kerusakan yang dialami masing-masing

275

Steven Shavell, Foundation of Economic Analysis of Law, (Cambridge: Harvard University Press, 2004), hal. 1-3.

276

Harrison, Jeffrey L. Law and Economics in a Nutshell. (St. Paul, Minn: West Publishing, 1995), hal 56. 277

Mitchell A. Polinsky, Introduction to Law and Economics, Ed. 2, (Boston: Little Brown & Company, 1989), hal 11-14.

baju adalah seharga $75, yang berarti kerusakan totalnya adalah 5 x $75 = $375. Solusi atas kerusakan baju tersebut ada dua yaitu:

1. Dengan memasang penyaring (filter) pada cerobong pabrik seharga $150, atau

2. Dengan memberikan 5 unit alat pengering listrik kepada masing-masing keluarga seharga masing-masing $50, dengan total biaya $250.

Jika kondisinya seperti ini maka pilihan yang paling tepat dan rasional adalah membeli filter dan memasangnya di cerobong seharga $150. Jika dibandingkan dengan membeli pengering seharga $250, maka membeli filter lebih murah $100.

Pertanyaan yang muncul adalah keluaran manakah yang paling efisien jika hak udara bersih diberikan kepada keluarga tersebut atau hak mengotori udara diberikan kepada pabrik. Jika keluarga memiliki hak atas udara bersih yang kita sebut dengan first rule. Maka pabrik memiliki 3 pilihan yaitu:

Pertama, Membayar ganti rugi baju yang rusak kepada tetangga sebesar $375,

Kedua, Membeli 5 unit alat pengering listrik kepada masing-masing keluarga seharga masing- masing $50, dengan total biaya $250, atau

Ketiga, Memasang penyaring (filter) pada cerobong pabrik seharga $150.

Tidak ada pilihan termurah selain memasang filter yang hanya seharga $150 dari pada membayar ganti rugi dan membeli pengering listrik. Bagaimana jika pabrik memiliki hak untuk mengotori udara? Kondisi ini dapat kita sebut second rule. Maka penghuni rumah memiliki 3 pilihan yaitu:

Pertama, Menderita kerugian karena rusaknya baju seharga total $375,

Kedua, Membeli 5 unit alat pengering listrik kepada masing-masing keluarga seharga masing- masing $50, dengan total biaya $250, atau

Ketiga, Memasang penyaring (filter) pada cerobong pabrik seharga $150.

Pilihan yang paling efisien bagi keluarga ini adalah dengan pergi ke toko dan membeli filter dan memasangnya di cerobong asap. Dengan demikian, solusi paling efisien adalah memasang filter pada cerobong asap terlepas dari menentukan siapa yang memiliki hak. Pada gambaran tersebut, Polinsky mengasumsikan kalau antara pihak pabrik dan keluarga dapat menyelesaikan masalah ini tanpa adanya biaya transaksi. Inilah yang dinamakan transaksi berbiaya nol (zero transaction cost). Biaya transaksi adalah segala komponen biaya yang dikeluarkan oleh para pihak dalam melaksanakan suatu transaksi misalnya biaya memperoleh informasi ilmiah tentang asap pabrik, biaya melakukan pertemuan dan bernegosiasi, biaya merumuskan kesepakatan dan perjanjian serta biaya-biaya lain yang terkait. Jika keluarga dan pabrik mengeluarkan uang dalam mencari solusi serta dilakukannya negosiasi yang dilanjutkan dengan melaksanakan kesepakatan yang dicapai, maka transaksi yang terjadi ‘bukan’ lagi transaksi berbiaya nol. .

Mankiw menyatakan bahwa perilaku suatu perekonomian merefleksikan perilaku masing-masing individu yang menyusunnya, maka kita dapat mempelajari ekonomi dengan 4 (empat) prinsip ekonomi.278

Pertama, Orang menghadapi Tradeoff.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip tersebut :

There is no such thing as free lunch.” Untuk mendapatkan sesuatu yang dinginkan, biasanya harus mengorbankan sesuatu yang lain yang sama-sama berharga. Membuat keputusan menghadapkan kita pada pertukaran (trade off), merelakan sesuatu untuk suatu tujuan.

Kedua, Biaya adalah apa yang anda korbankan untuk mendapatkan sesuatu.

278

N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi Mikro [Principles of Economics], Ed. 3, diterjemahkan oleh Chriswan Sungkono, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal 5.

Karena semua orang menghadapi tradeoff maka untuk setiap keputusan yang akan diambil maka setiap orang akan membandingkan antara biaya dan manfaat dari setiap tindakan yang diambil. Biaya di sini lebih sering dikenal dengan biaya opportunitas (opportunity cost) yang artinya segala macam yang Anda harus korbankan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam melakukan analisis, pisau yang kita gunakan nantinya adalah cost benefit analysis (CBA).

Ketiga, Orang rasional berpikir pada batas-batas.

Ketika merencanakan sesuatu maka orang pada umumnya akan memikirkan besarnya keuntungan marginal dan biaya marginal. Ekonom menggunakan istilah perubahan marginal (marginal changes) yang secara sederhana dapat diartikan adalah manusia mempertimbangkan apakah akan menambah satu unit lagi dari apa yang sudah didapatkan dengan harapan memperoleh benefit.

Keempat, Orang tanggap terhadap insentif.

Karena manusia dalam mengambil suatu keputusan berdasarkan cost-benefit analysis, jika terjadi perubahan cost dan benefit maka keputusan juga akan berubah. Biaya dan keuntungan disini tidak selalu bermakna uang.

Cost and benefit analysis memberikan gambaran rasional tentang pengaturan derivatif terhadap keinginan stabilitas melalui regulasi pemerintah atau mereka yang menyatakan bahwa pasar harus dibiarkan tanpa batas untuk mencapai efisiensi ekonomi. Mengingat sifat transaksi derivatif dalam studi kasus pengaturan transaksi derivatif merupakan studi kasus yang menarik dalam pengaturan perbankan. Sifat transaksi derivatif memungkinkan bank untuk melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif dan berisiko. Untuk jenis-jenis transaksi derivatif tertentu, kerugian bahkan bisa menjadi tidak terbatas. Sebagai suatu lembaga yang melakukan kegiatan usahanya dengan dana masyarakat, tentu kegiatan seperti transaksi derivatif tersebut perlu diatur

secara benar. Disadari bahwa pasar yang terlalu banyak diatur (over-regulated) akan mengakibatkan pasar menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, pembuat aturan/hukum (lawmakers) dihadapkan pada tugas untuk berjalan diantara garis tipis antara kekurangannya peraturan (under-regulation) dan kelebihan aturan (over-regulation). Roberto Mangabeira Unger dalam tataran filosofis menyatakan “…, is the commitment to shape a free political and economic under by combining rights of choice with rules designed to ensure the effective enjoyment of this right.”279