• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Linearitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW (Think-Talk-Write) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Di SMA

Dalam dokumen Journal-Nasional-ISSN-UHAMKA (Halaman 102-105)

Muhammadiyah 18 Jakarta

Yulia Rahmadar1, Mestina Viandari2

1,2Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta E-mail: 1yuliarahmadhar@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan terdapat atau tidaknya hubungan linear dalam pembe-lajaran fisika dengan menggunakan model pembepembe-lajaran TTW (Think-Talk-Write) terhadap hasil belajar fisika. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kelinieran antara model pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap hasil belajar fisika siswa di SMA Muhammadiyah 18 Jakarta pada pokok bahasan suhu dan kalor.

Kata kunci: hasil belajar fisika, model pembelajaran kooperatif tipe TTW.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting karena dengan pendidikan diharap-kan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif, dan inovatif. Untuk membentuk sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan zaman ini diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menunjang pendidikan itu diperlukan pemilihan metode, strategi, model pem-belajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep ma-teri yang akan diajarkan.

Penggunaan model pembelajaran yang digu-nakan oleh guru akan banyak berpengaruh terhadap cara belajar siswa dan hasil belajarnya, dan se-tiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Semakin tepat model, metode, strategi yang digunakan oleh guru maka kegiatan pembelajaran akan efektif dan efisien, yang mana kegiatan pem-belajaran ini akan menunjang keberhasilan dalam belajar-mengajar. Guru harus bisa memilih den-gan tepat model pembelajaran yang sesuai denden-gan tujuan pembelajaran, yaitu materi yang akan di-ajarkan, situasi dan kondisi serta tingkat kemam-puan siswa.

Dalam kegiatan belajar fisika pemilihan model yang tepat mempunyai peranan yang sangat pent-ing. Model pembelajaran secara langsung berpen-garuh terhadap aktivitas, perilaku dan hasil

be-lajar siswa, sehingga pemilihan model harus dis-esuaikan dengan tingkat kemampuan, perkemban-gan dan psikologis siswa. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berinteraksi dengan penggunaan model pembelajaran yang ada serta mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar fisika. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama dan partisipasi siswa serta model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara langsung dalam kegiatan pembe-lajaran.

Model pembelajaran sangat bervariasi, dan hal ini dimaksudkan agar guru dapat memilih model pembelajaran tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkannya. Adapun salah satu model yang dipilih adalah model pembelajaran kooper-atif. Pembelajaran kooperatif adalah cara penga-jaran yang melibatkan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Pada kenyataan di lapangan hasil belajar fisika masih rendah, hal ini dikarenakan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, banyak cara men-gajar guru yang monoton dan siswa hanya mener-ima saja apa yang diberikan guru. Siswa hanya duduk, mendengar dan mencatat apa yang disam-paikan guru. Dalam hal ini guru yang bersifat ak-tif dan siswa pasif. Oleh karena itu perlu adanya perubahan dalam pembelajaran fisika agar siswa lebih mandiri dan aktif. Perubahan yang

OMEGA

Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika

Vol 1, No 1 (2015) ISSN: 2443-2911

sud yaitu adanya kegiatan belajar yang lebih ber-pusat pada siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Siswa tidak lagi hanya duduk, mendengar, dan mencatat tetapi siswa di-tuntut lebih aktif, kreatif, terampil dalam berkomu-nikasi serta mampu menuliskannya kembali ide-ide yang diperolehnya selama mengikuti kegiatan pem-belajaran.

Pemilihan model pembelajaran sangatlah pent-ing guna mencapai tujuan pembelajaran. Den-gan adanya pemilihan model yang tepat diharapkan mampu membuat siswa lebih menyukai pelajaran fisika karena selama ini banyak yang menganggap Fisika itu sulit dan menakutkan karena penuh den-gan rumus, simbol-simbol, dan perhitunden-gan.

Banyak cara yang dapat ditempuh agar proses pembelajaran fisika lebih menyenangkan, sehingga siswa tertarik dan mempunyai keinginan untuk mempelajari fisika. Salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi. Model pembelajaran yang dimaksud salah satunya adalah dengan menggunakan model pem-belajaran TTW (Think-Talk-Write).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Uji Linearitas Model Pembela-jaran Kooperatif Tipe TTW (Think-Talk-Write) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMA Muhammadiyah 18 Jakarta”.

Kajian Teori A. Hakekat Fisika

Kata Fisika berasal dari bahasa Yunani ”phusike” yang berarti ”alam” atau ”hal ikhwal alam”, sedangkan fisika (dalam bahasa inggris ”physics”) ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap prinsip-prinsip dan hukum-hukum. Selanjutnya fisika dapat didefin-isikan dalam berbagai pengertian, satu diantaranya mengatakan bahwa fisika adalah ilmu yang mem-pelajari suatu zat dan energi atau zat dan gerakan. Fisika sebagai ilmu memiliki arti yang sangat luas. B. Hakekat Belajar

Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono meny-atakan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila kita tidak belajar maka re-sponya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut, yaitu kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar, respons si pembelajar, konsekuensi yang bersifat menguatkan

respons tersebut.

C. Hakekat Hasil Belajar Fisika

Proses belajar yang disertai proses pemjaran akan lebih terarah dari pada proses bela-jar yang hanya dari pengalaman dalam kehidu-pan sosial di masyarakat. Belajar dengan proses pembelajaran terdapat peran guru, bahan bela-jar dan lingkungan kondusif yang sengaja dicip-takan. Evaluasi hasil belajar menekankan pada diperolehnya informasi tentang seberapakah perole-han siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

Hasil belajar dilihat bagaimana siswa memper-oleh pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Di-mana pemahaman, pengetahuan dan penerapan diperoleh dari bagaimana siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Dan tidak hanya siswa yang menjadi tujuan pembelajaran tetapi juga cara guru menyampaikan informasi kepada siswa.

D. Hakekat Metode Pembelajaran

Dewi Salma Prawiradilaga mengungkapkan bahwa model pembelajaran sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau pen-jelasan berikut saran. Uraian atau penpen-jelasan me-nunjukkan bahwa suatu model desain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembelajaran diban-gun atas dasar teori-teori seperti belajar, pembela-jaran, psikologi, komunikasi, sistem dan sebagainya. E. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan fa-ham konstruktivis. Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat ke-mampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tu-gas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum mengua-sai bahan pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Eggen dan Kauchak dalam buku kuti-pan Trianto yang menyatakan bahwa model pem-belajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bek-erja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Model pembelajaran TTW adalah model pem-belajaran yang diterapkan agar siswa lebih ak-tif dalam berfikir, berbicara dan menulis. Model

OMEGA

Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika

Vol 1, No 1 (2015) ISSN: 2443-2911

TTW merupakan model pembelajaran yang dikem-bangkan oleh Huinker dan Laughlin. Model TTW didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Model TTW mendorong siswa untuk berfikir, berbicara, dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik.

Model TTW digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum menuliskannya. Talk (berbicara atau berdiskusi), pada tahap Talk siswa diberi kesempatan un-tuk merefleksikan, menyusun, dan menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Write (menulis), menulis dapat membantu siswa untuk mengekspre-sikan pengetahuan dan gagasan yang tersimpan agar lebih terlihat dan merefleksikan pengetahuan dan gagasan mereka. Menulis dalam fisika da-pat merealisasikan tujuan utama dalam pembela-jaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan. Selain itu melalui kegiatan menulis dalam pembelajaran fisika, siswa diharapkan dapat memahami bahwa fisika dibangun melalui suatu proses berpikir yang dinamis, dan diharapkan pula dapat memahami bahwa fisika merupakan bahasa atau alat untuk mengungkapkan ide.

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil belajar pada kelas eksperiman didap-atkan sebanyak 7 orang yang tidak tuntas. Sedan-gkan kelas kontrol sebanyak 15 orang yang tidak tuntas. Data yang diperoleh dianalisis menggu-nakan uji-t. Sebelum dilakukan analisis data, di-lakukan uji normalitas dan homogenitas.

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara model pembelajaran TTW den-gan hasil belajar fisika siswa.

Kesimpulan

Hasil belajar menggunakan model pembelajaran TTW terbukti lebih besar dilihat dari rata- rata ni-lai sebesar 75,2 dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran TTW yang hanya 67,6. Hasil belajar menggunakan model pembelajaran TTW menimbulkan efek yang posi-tif bagi siswa, dilihat dari hasil belajar yang lebih memuaskan, dari kriteria minimal kelulusan (KKM) sebesar 70.

Referensi

[a] S. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pen-dekatan Praktek, (Rineka Cipta, Jakarta, 2006).

[b] S. Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pen-didikan, (Bumi Aksara, Jakarta, 2012). [c] H. Baharuddin, E.N. Wahyuni, Teori

Bela-jar dan PembelaBela-jaran, (Arruzz Media, Yo-gyakarta, 2008).

[d] Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembela-jaran, (Rineka Cipta, Jakarta, 2009).

[e] Djanarah, S. Bahri, A. Zain, Strategi Belajar dan Mengajar, (Rineka Cipta, Jakarta, 2006). [f] M. Nazir, Metode Penelitian, (Ghalia

Indone-sia, Jakarta, 1985).

Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris

Vol. 1, No. 1, 2015. Hal. 1-8

JIPP

1

Dalam dokumen Journal-Nasional-ISSN-UHAMKA (Halaman 102-105)