• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

7. Bauran Fisik

6.2.2 Lingkungan Industri

Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, dan kekuatan tawar-menawar pemasok.

a. Ancaman Masuk Pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi pada usaha yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi usaha. Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang cukup tinggi dan banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Bogor pada akhir pekan, dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun suatu usaha restoran. Persaingan yang semakin ketat ini, mendorong Restoran & Kafe Coffee Time menentukan alternatif strategi pengembangan, agar dapat mempertahankan konsumen lama dan menarik konsumen baru untuk datang. Tetapi pada saat sekarang ini, pendatang baru memiliki hambatan masuk industri dan merupakan peluang untuk Restoran & Kafe Coffee Time. Faktor-faktor hambatan masuk untuk pendatang baru adalah:

1) Skala ekonomi; hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha Restoran baru diperlukan modal yang besar.

2) Diferensiasi; pendatang baru harus memiliki diferensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran dan ingin mencobanya.

3) Kecukupan modal; kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama modal awal dalam pendirian suatu usaha.

4) Akses kesaluran distribusi; untuk akses kesaluran distribusi sangat menentukan penyebaran produk.

b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

Tingkat persaingan antar pengusaha di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat dari jumlah kafe, restoran dan rumah makan yang semakin bertambah tiap tahunnya di Kota Bogor. Pesaing merupakan faktor yang cukup penting untuk membuat suatu usaha dapat bertahan atau tidak. Persaingan usaha disekitar Restoran & Kafe Coffee Time cukup banyak (dapat dilihat Tabel 6), diantaranya terdapat beberapa rumah makan ataupun kafe yang terletak disekitar Taman Kencana. Walaupun menu utama dengan pesaing berbeda tetapi segmentasi pada dasarnya sama yaitu masyarakat Kota Bogor terutama untuk keluarga dan anak muda. Selain itu persaingan bisa diukur dengan harga produk yang tidak jauh berbeda dengan harga pesaing. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi Restoran & Kafe Coffee Time adalah: 1) Jumlah kompetitor; tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota

Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat pada Tabel 6 yang menunjukkan perusahaan yang menjadi pesaing Restoran & Kafe Coffee Time. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi pesaing yang ada dengan tetap berusaha mempertahankan kualitas, berusaha mengembangkan produknya lebih kreatif dan inovatif dan meningkatkan kegiatan promosi.

2) Karateristik produk; setiap kafe, restoran atau rumah makan mempunyai produk unggulan. Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki pasti mempunyai kesamaan dan perbedaan. Perbedaan tersebut yang terus dikembangkan untuk dapat dijadikan keunggulan Restoran & Kafe Coffee Time.

3) Biaya tetap yang besar; persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu faktor biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Untuk itu Restoran & Kafe Coffee Time berusaha menyesuaikan harga produk dengan biaya produksi yang dikeluarkan.

Walaupun persaingan tinggi antar bisnis sejenis, Restoran & Kafe Coffee Time dapat terus bertahan hingga saat ini karena kualitas produk yang baik dan terus berinovasi melakukan pengembangan produk.

c. Ancaman Produk Pengganti

Restoran & Kafe Coffee Time merupakan restoran yang menawarkan perpaduan menu khas tradisional dan internasional. Produk pengganti atau substitusi merupakan ancaman yang menghambat perkembangan restoran. Restoran & Kafe Coffee Time memiliki menu andalan seperti iga bakar dan steak, namun produk pengganti nya antara lain nasi ayam atau nasi goreng di waroeng taman, dan rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji (junkfood) seperti Mc Donald’s yang saat ini menjadi trend dikalangan anak muda dengan menu utama yang berbahan dasar ayam.

Ancaman terbesar juga datang dari rumah makan dengan konsep warung tenda seperti warung tenda bang doel yang sudah banyak di Kota Bogor. Banyaknya restoran dengan produk substitusi membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk mencoba menu lain yang tidak disediakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time.

d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat besar, karena jumlah alternatif pilihan kafe, tempat makan atau restoran di Kota Bogor sangat banyak, sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tempat makan atau restoran yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu Restoran & Kafe Coffee Time berusaha mengikuti keinginan konsumen dengan meningkatkan kreativitas, inovasi produk dan peningkatan kualitas pelayanan serta meningkatkan fasilitas-fasilitas pendukung untuk kenyamanan konsumen. Pihak manajemen restoran sangat mempertimbangkan untuk melakukan kenaikan harga produk. Hal tersebut dikarenakan pihak restoran tidak ingin konsumen beralih ke restoran lain yang menawarkan harga lebih murah.

Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi suatu produk, sedangkan pelanggan adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk secara tetap atau kontinyu atau dapat dikatakan sebagai konsumen yang datang lebih dari satu kali. Karakteristik pembeli yang diukur dalam penelitian ini meliputi : jenis kelamin, umur, daerah asal, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner terhadap 30 responden, didapatkan karakteristik konsumen, antara lain :

1. Jenis Kelamin

Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 63 persen adalah laki-laki atau sebanyak 19 orang, sedangkan perempuannya hanya 37 persen atau sebanyak 11 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 24 mengenai persentase jenis kelamin.

Tabel 24. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 19 63

Perempuan 11 37

Total 30 100

Banyaknya pengunjung laki-laki pada Restoran & Kafe Coffee Time dikarenakan Semakin tinggi jumlah penduduk Kota Bogor khususnya laki-laki, tentu akan meningkatkan permintaan kebutuhan makanan dan juga minuman. Perkembangan jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2007- 2010

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

2007 457.717 447.415 905.132 2008 476.476 465.728 942.204 2009 481.559 464.645 946.204 2010 484.791 465.543 950.334 Sumber: BPS Bogor (2010) 2. Daerah Asal

Daerah asal atau merupakan lokasi tempat tinggal responden. Daerah asal akan menunjukkan dari daerah mana saja konsumen restoran berasal. Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time kebanyakan berasal dari Bogor, yaitu dari 30 responden berasal dari Bogor sebesar 22 responden yaitu sebesar 73 persen.

Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang berasal dari Jakarta terdiri dari 7 orang yaitu sebesar 23 persen, Depok hanya satu orang dan sebesar 4 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 26 mengenai Sebaran Daerah Asal Responden.

Tabel 26. Sebaran Daerah Asal Responden Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Daerah Asal Jumlah (orang) Persentase (%)

Bogor 22 73

Jakarta 7 23

Depok 1 4

Total 30 100

3. Usia

Berdasarkan pengisian kuisioner terhadap konsumen Restoran & Kafe Coffee Time, diperoleh bahwa karakteristik usia dari konsumen yang datang berkisar antara 19 tahun hingga lebih dari 55 tahun. Persentase terbesar yaitu 53 persen adalah kelompok usia 15-25 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa Restoran & Kafe Coffee Time merupakan makanan yang diminati oleh anak muda. Usia tersebut merupakan usia kerja aktif, dimana konsumen baru mulai memasuki dunia kerja maka dibutuhkan makanan yang sehat untuk menjaga vitalitas tubuh. Persentase terbesar kedua berkisar pada usia 26-35 tahun, yaitu 33 persen. Pada kisaran usia ini, konsumen mulai mantap pada pekerjaannya dan mempunyai banyak relasi bisnis. Maka banyak konsumen yang memanfaatkan restoran sebagai tempat memulai perjanjian bisnis. Kisaran usia berikutnya adalah 36-45 tahun dan 45-55 masing-masing sebesar 7 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 27 mengenai kisaran usia responden pada Restoran & Kafe Coffee Time.

Tabel 27 Sebaran Usia Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)

15-25 16 53 26-35 10 33 36-45 2 7 45-55 2 7 Total 30 100 4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden pada umumnya cukup baik, karena konsumen yang datang mempunyai pendidikan minimal SLTA. Seperti terlihat

dalam Tabel 28 menunjukkan bahwa persentase terbesar yaitu 43 persen menunjukkan responden dengan pendidikan terakhir adalah Sarjana. Dan persentase terbesar berikutnya adalah 33 persen dengan pendidikan terakhir D3. Pemilihan jenis makanan pada restoran didasarkan pada keinginan dan kebutuhan konsumen. Sedangkan pendidikan menyebabkan konsumen untuk mempermudah dalam menilai dan menerima sesuatu yang baru.

Tabel 28. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Pendidikan Terakhir Jumlah(orang) Persentase (%)

SLTA 5 17 D3 10 33 Sarjana 13 43 Pasca Sarjana 2 7 Total 30 100 5. Pekerjaan

Responden kuisioner yang merupakan konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang mempunyai pekerjaan bervariasi. Akan tetapi, pelajar atau mahasiswa dan karyawan swasta memiliki persentase terbesar masing-masing 40 persen. Hal ini disebabkan banyak anak muda yang meluangkan waktunya untuk berkumpul dengan teman-temannya. Kemudian disusul pegawai negeri yaitu sebesar 10 persen dan terakhir wirawasta dan ibu rumah tangga masing-masing sebesar 7 dan 3 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 29 mengenai Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time.

Tabel 29. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 12 40

Pegawai Negeri 3 10

Karyawan Swasta 12 40

Wiraswasta 2 7

Ibu Rumah Tangga 1 3

Total 30 100

6. Pendapatan

Tingkat pendapatan responden dikategorikan menjadi beberapa tingkat pendapatan perbulan yaitu pendapatan kurang dari Rp 1.000.000, sampai lebih dari Rp 5.000.000. Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa responden mempunyai

pendapatan antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000 dengan persentase sebesar 33 persen, persentase terkecil yaitu 3 persen dengan tingkat pendapatan responden lebih dari Rp 5.000.000

Tabel 30. Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Pendapatan (Rp) Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 1.000.000 8 27 1.500.000 - 2.000.000 10 33 2.000.000 - 3.000.000 6 20 3.000.000 - 4.000.000 5 17 > 5.000.000 1 3 Total 30 100 7. Banyaknya Kunjungan

Loyalitas konsumen Restoran & Kafe Coffee Time ternyata sangat baik, hal ini dapat dilihat pada Tabel 31 mengenai banyaknya kunjungan responden pada Restoran & Kafe Coffee Time. konsumen yang datang sebanyak 2-4 kali mencapai 60 persen lalu sisanya 40 persen konsumen sudah pernah mengunjungi lebih dari 4 kali kunjungan

Tabel 31. Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Banyaknya Kunjungan Jumlah (orang) Persentase (%)

2-4 kali 18 60

> 4 kali 12 40

Total 30 100

e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Hubungan antara pemasok dan restoran harus terjalin dengan baik. Restoran & Kafe Coffee Time dipasok bahan baku arbeef supplier untuk bahan baku daging dan ayam. Restoran memiliki pemasok tetap di Pasar Bogor juga untuk kebutuhan-kebutuhan seperti beras, sayur, dan lainnya, sehingga ketersedian dan kesegaran bahan baku dapat terjamin karena adanya hubungan kepercayaan antara pemasok dan restoran. Para pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time tidak melakukan monopoli harga, karena harga yang ditawarkan sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran, bahkan ada pemasok yang memberikan harga lebih murah dengan mutu yang terjaga. Restoran & Kafe

Coffee Time membeli bahan baku daging dan ayam setiap dua hari sedangkan untuk sayuran restoran membeli dari pemasok setiap harinya. Daftar pemasok-pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Pemasok-Pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

No Produk Pemasok

1 Daging Arbeef supplier

2 Gas Agen warung pak haji

3 Minyak goreng Avena (distributor)

4 Tissue Silvandra

5 Rokok Agen mild

6 Kopi Supplier dari Bukittinggi

Walaupun pemasok dapat menyediakan bahan baku dan bahan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu bagi Restoran & Kafe Coffee Time, Tetapi pemasok juga memiliki ancaman yang dapat menghambat pengembangan usaha Restoran & Kafe Coffee Time. Acaman tersebut terdiri dari kenaikan harga bahan baku dan kenaikan harga gas elpiji.

Analisis kekutan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat kemampuan pemasok dalam mempengaruhi Restoran & Kafe Coffee Time melalui kenaikan harga atau pengurangan kualitas produk. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi karena dipengaruhi sejumlah kondisi, yaitu jumlah pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran produk yang dipasok bagi perusahaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk beralih ke pemasok lain. Kriteria yang diberikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time dalam memilih pemasok yaitu bertanggung jawab untuk ketersedian bahan baku selanjutnya, harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik, dan adanya kepercayaan antara kedua belah pihak.

Analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 33. Lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan makro, dan lingkungan industri yang menunjukkan adanya peluang yang dapat dimanfaatkan Restoran & Kafe Coffee Time untuk meminimalkan ancaman.

Tabel 33. Analisis Faktor Eksteral Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

No Faktor Eksternal Peluang Ancaman

1 Lingkungan umum

 Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat

 Peningkatan pendapatan dan daya beli

masyarakat kota Bogor

 Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik  Hambatan masuk industri tinggi  Perkembangan kemajuan teknologi  Keamanan lingkungan Kota Bogor  Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 2 Lingkungan

industri

Hambatan masuk industri tinggi  Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi  Banyaknya produk substitusi  Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi  Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi

Dokumen terkait