• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN

TOTAL SKOR IFE

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

6.2.1. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh perusahaan mencakup empat faktor penting, yaitu faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.

1). Politik

Faktor politik, berkenaan dengan adanya peraturan-peraturan, undang- undang, dan kebijakan pemerintah baik tingkat nasional, propinsi maupun daerah yang menentukan beroperasinya suatu perusahaan.

Pada tahun 2011 Kementerian Pertanian RI akan memperketat proses impor buah yang termasuk kategori pangan segar. Sehingga secara tidak langsung pemerintah telah melakukan pembatasan terhadap impor buah dan hal tersebut menjadi ancaman bagi toko Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur dimana sebagian produk yang dipasarkan merupakan buah impor. Beberapa peraturan perkarantinaan yang tujuannya untuk melindungi produk pertanian lokal diantaranya adalah:

a). Permentan Nomor 88/2011 tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).

b). Permentan Nomor 89/2011 tentang Persyaratan Teknis dan Tindakan Karantina Tumbuhan untuk Pemasukan Buah-buahan dan atau Sayuran Segar.

c). SK Peraturan Menteri Nomor 89 Permentan OT 140/12/2011 tentang perubahan atas peraturan Menteri Pertanian Nomor 37 KPTpak 060/2006 tentang persyaratan teknis dan tindakan tentang karantina tumbuhan untuk pemasukan buah-buahan dan atau sayuran buah segar ke dalam wilayah RI. Pada Permentan tersebut dijelaskan pula empat tempat pos pemasukan buah dan hasil pertanian impor lainnya di tanah air, yakni Pelabuhan Belawan (Medan), Bandara Soekarno Hatta (Banten), Pelabuhan Tanjung Perak (Jatim) dan Pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar).

Pendirian suatu pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan atau toko modern harus memenuhi persyaratan ketentuan peraturan perundang-undangan dan harus melakukan analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar tradisional, dan UMKM yang ada di wilayah yang bersangkutan. Ketentuan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern serta Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta.

Kebijakan pemerintah tersebut merupakan salah satu upaya membina pengembangan industri dan perdagangan barang dalam negeri serta kelancaran distribusi barang sesuai dengan norma-norma keadilan, saling menguntungkan dan tanpa tekanan dalam hubungan antara pemasok barang dengan toko modern serta pengembangan kemitraan dengan usaha kecil, sehingga tercipta tertib persaingan dan keseimbangan kepentingan produsen, pemasok, toko modern dan konsumen.

2). Ekonomi

Keadaan perekonomian secara agregat berimplikasi terhadap perkembangan suatu organisasi atau perusahaan atau kelompok usaha yang sedang beroperasi di suatu negara dan daya beli masyarakat. Jika perekonomian suatu negara relatif stabil maka akan mendukung kelancaran dan kinerja perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya.

Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibanding tahun 2010. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp 2.463,2 triliun, sedangkan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 2.313,8 triliun dan Rp 2.178,9 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp 990,8 triliun, yaitu dari Rp 6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 7.427,1 triliun pada tahun 2011 (BPS 2011). Pertumbuhan ekonomi tersebut berpengaruh positif terhadap para pelaku usaha yang akan semakin mendapatkan iklim usaha yang kondusif dan akan menumbuhkan dunia usaha yang makin kompetitif.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diiringi dengan peningkatan laju inflasi dimana pada tahun 2010 tingkat inflasi sebesar 3,91 persen meningkat menjadi 6,16 persen pada tahun 2011 (BPS 2011). Dampak negatif dari tingginya tingkat inflasi adalah kenaikan tarif sewa listrik dan sewa tempat serta bahan bakar minyak yang akhirnya akan meningkatkan biaya produksi usaha Rumah Durian Harum.

3). Sosial

Perkembangan penduduk Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun pada periode 2007-2011 sebesar 1,60 persen (Tabel 11), sementara untuk penduduk DKI Jakarta laju pertumbuhan pada periode 2007- 2010 rata-rata sebesar 0,77 persen (Tabel 12).

Tabel 11. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk Indonesia Periode 2007-2010

Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

2007 225.642 1,28 2008 228.523 1,26 2009 231.370 1,23 2010 237.641 2,64 Rata-rata 1,60 Sumber: BPS (2011) Sumber: BPS (2011)

Pertambahan jumlah penduduk merupakan peluang bagi Rumah Durian Harum dalam hal perolehan profit dan pangsa pasar dengan beraneka ragamnya konsumen yang ada. Meningkatnya populasi penduduk berdampak pula pada meningkatnya permintaan masyarakat terhadap konsumsi makanan seperti terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13.Pengeluaran rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang, 2007-2011 (Rupiah/Bulan) Bahan Makan Tahun Rata-rata Pertumbuhan/ 2007-2011 (%) 2007 2008 2009 2010 2011 Makanan 174.028 193.828 217.719 254.520 293.556 13,99 Bukan Makanan 179.393 192.542 212.345 240.325 300.018 13,92 Sumber: BPS (2011)

Tabel 12. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk DKI Jakarta Periode 2007-2010

Tahun Jumlah Penduduk ( jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

2007 9.064.591 0,94

2008 9.146.181 0,89

2009 9.223.000 0,83

2010 9.607.800 0,40

Secara keseluruhan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk konsumsi kelompok makanan di Indonesia pada periode 2007-2011 lebih tinggi dari pada kelompok bahan bukan makan, yaitu sebesar 13,99 persen. Selain itu, pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk kelompok bahan makanan buah-buahan pada periode tahun 2007-2011 juga mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,18 persen (BPS, 2011). Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran masayarakat akan kebutuhan gizi demi kesehatan yang salah satunya dapat dipenuhi dengan cara mengkonsumsi buah-buahan.

Besarnya pengeluaran untuk makanan termasuk buah-buahan menjadi peluang bagi toko Rumah Durian Harum untuk meningkatkan penjualan produk dengan tetap mengedepankan kualitas dan kuantitas buah durian dan produk turunannya serta pelayanan terbaik terhadap konsumen.

4). Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang memberikan kontribusi yang besar dan positif bagi keberlangsungan suatu usaha. Bagi Rumah Durian Harum, faktor teknologi merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari, seperti telepon, komputer yang dapat mempermudah jarak, dan transaksi jual beli dengan konsumen. Kemajuan teknologi juga dimanfaatkan untuk pengemasan produk buah-buahan terutama durian dan produk olahan berbahan baku durian lain agar dalam proses pengiriman dari pemasok lokal maupun asing sampai tempat usaha tidak rusak dan mengurangi kualitas produk-produk tersebut.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi kemudahan konsumen dalam mengakses suatu organisasi atau perusahaan melalui penggunaan internet dan

e-commercesehingga konsumen dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi pasar yang jelas termasuk produk yang akan dibeli. Bagi produsen, kemajuan teknologi informasi seharusnya dimanfaatkan untuk mempermudah promosi produk yang dihasilkan. Namun, Rumah Durian Harum belum optimal dalam memanfaatkan teknologi yang ada dimana kegiatan promosi

hanya dilakukan dengan metode mouth by mouth (pemasaran produk secara langsung dari satu pelanggan ke pelanggan lain).

Dokumen terkait