• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen

2.1.1.6 Literasi

Pada bagian literasi ini akan diuraikan mengenai, pengertian literasi, gerakan literasi sekolah.

1. Pengertian Literasi

Literasi adalahliteratus atau orang yang belajar dan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada masa sekarang, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflekstif. Akan tetapi pembelajaran di sekolah saat ini belum mampu mewujudkan hal tersebut. Berdasarkan Kementerian Pendidikan dan

42 Kebudayaan, mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS) harus di butuhkan dukungan melalui semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten atau kota, hingga satuan pendidikan. Selain itu perlibatan unsur eksternal dan unsur publik, yakni orang tua peserta didik, alumni, masyarakat, dunia usaha dan industri juga menjadi komponen penting dalam GLS (Kasman, Dkk. Kemendikbud, 2016: 1). Gerakan literasi sekolah juga memiliki tujuan umum menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang telah diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sejalan dan selaras dengan tujuan umum dari GLS, peneliti menghubungkan sarana berupa

“Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Gambang (untuk SD)” pada bagian artikel dan cergam terkandung akan nilai-nilai budaya yang baik jika diketahui dan menjadi bahan sumber ilmu bagi peserta didik lewat media buku untuk bahan literasi siswa di sekolah.

2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis.

Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003). Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat pastisipatif dengan melibatkan warga sekolah

43 (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat mempresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll) dan pemangku kepentingan di bawah korrdinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca, guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah. Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran.

Menurut Beers (dalam Kasman, 2006: 11), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip, yaitu (1) perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi, (2) program literasi yang baik bersifat seimbang, (3) program literasi terintegrasi dengan kurikulum, (4) kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun, (5) kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan, (5) kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman.Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

Tahapan pelaksanan GLS adalah sebagai berikut (Kasman, 2016:28):

44 1. Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di

ekosistem sekolah.

Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.

penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik.

2. Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi.

Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalu kegiatan menanggapi bacaan pengayaan (Walton, 2001).

3. Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi.

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Kegiatan pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD.

45 Literasi sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya.

Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan, maupun gambar/visual. Kemampuan literasi di kelas awal berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. di tingkat ini, pembelajaran membaca dan menulis perlu diperkenalkan. Kedua keterampilan tersebut tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu diajarkan. Jika pembelajaran literasi di kelas awal tidak kuat, maka pada tahap membaca dan menulis lanjut siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca dan menulis yang memadai. Pada pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan gambang (untuk SD) yang disusun peneliti diharapkan dapat menjadi bahan bacaan peserta didik di sekolah, dalam kegiatan GLS yang dilakukan 15 sebelum masuk kelas sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2.2 Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, terkait dengan yang dibahas peneliti mengenai nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan gambang masih memiliki sedikit sumber untuk dijadikan hasil penelitian yang relevan. Berikut peneliti uraikan hasil beberapa penelitian yang relevan, penelitian yang berhubungan dengan gamelan jawa, budi pekerti, dan buku cerita bergambar.

2.2.1 Penelitian yang berhubungan dengan gamelan Jawa

46 Penelitian ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang relevan.

Berikut ini adalah penelitian yang relevan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sulistyobudi (2013) tentang peranan kegiatan ekstrakulikuler karawitan dalam penanaman nilai budi pekerti.

Judul penelitian tersebut adalah “Seni Karawitan atau Gamelan Jawa:

Pendidikan Budi Pekerti”. Penelitian dilakukan untuk menanamkan kepada masyarakat dan generasi muda melalui seni karawitan atau gamelan sebagai pertunjukan yang mengandung nilai-nilaai budi pekerti atau moral. Penelitian ini mengungkapkan nilai-nilai budi pekerti atau moral yang terdapat dalam kesenian karawitan atau gamelan seperti kebersamaan, patriotisme, persatuan, dll. Dengan adanya nilai tersebut, diharapkan masyarakat memiliki nilai-nilai budi pekerti. Oleh karena itu, di era globalisasi saat ini nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang terdapat pada kesenian karawitan atau gamelan menjadi salah satu alternatif untuk ditanamkan dan diajarkan. Dengan adanya budi pekerti yang baik maka akan menjadikan masyarakat yang lebih dihargai dan bermanfaat.

2.2.2 Penelitian yang berhubungan dengan budi pekerti

Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya mengenai budi pekerti adalah penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014) dengan judul

“Nilai-Nilai Pendidikan Budi Pekerti Dalam Kesenian Kuntulan Bakti Rosul di Desa Brajan Sendangagung Minggir Sleman”. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah seniman kesenian Kutulan Bakti Rosul, perangkat desa, dan masyarakat Plono Barat.

47 Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data yaitu menggunakan analisis deskriptif, tahapannya adalah: a) reduksi data, b) display data, dan c) pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kesenian Kuntulan Bakti Rosul di dusun Brajan berfungsi sebagai tempat kegiatan positif dan berkumpulnya masyarakat, memupuk rasa kebersamaan dan kekeluargaan, melestarikan kesenian Kuntulan yang diwariskan leluhur. Nilai-nilai budi pekerti yang terdapat pada kesenian tersebut, antara lain: keimanan, kedisiplinan, sopan santun, ketekunan dan estetika.

2.2.3 Penelitian yang berhubungan dengan buku cerita

Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya mengenai hasil penelitian dan pengembangan prototipe buku cerita anak dari tradisi nyadran yang dilakukan oleh Widodo (2016). Judul penelitian tersebut adalah

“Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak Tentang Tradisi Nyadran Dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”. Penelitian dilakukan pada 23 anak usia 9-10 tahun dengan menggunakan instrument wawancara. Jenis penelitian tersebut adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang dihasilkan berupa prototipe buku cerita bergambar “nyadran”. Hasil ujicoba penelitian menunjukkan bahwa 90% anak memahami tujuan nyadran serta mengetahui upacara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan. Dengan demikian prototipe buku cerita bergambar tersebut membantu anak mengerti arti tradisi

48 nyadran yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter kebangsaan yaitu nilai gotong royong, bekerjasama, berdoa, dan silaturahmi.

Berdasarkan beberapa literatur penelitian yang relevan diatas, peneliti masih belum menemukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan untuk siswa Sekolah Dasar. Penelitian diatas masih terbatas pada penjelasan tentang tujuan dari buku ilustrasi, pendidikan budi pekerti dan cara memainkan gamelan.

ketiga penelitian yang relevan tersebut belum saling berkaitan. Oleh karena itu, peneliti akan mengembangkan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan gambang untuk siswa Sekolah Dasar.

Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan.

Penelitian yang Bakti Rosul di Desa

Brajan

Gemma Sanggar Labdha Wega Wara (2018)

“Pengembangan Prototipe Buku Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Gambang (untuk SD)”

49 2.3 Kerangka Berpikir

Pengalaman wawancara yang dilakukan peneliti terhadap praktisi gamelan, mendapat pengetahuan bahwa terdapat nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan. Contohnya adalah kerjasama, tanggung jawab, ketekunan, sopan satun, dll. Budi pekerti lebih diartikan sebagai nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata. Di sini ada unsur proses pembentukan nilai tersebut dan sikap yang didasari pada pengetahuan mengapa nilai itu dilakukan.

Dengan demikian menjadi jelas bahwa budi pekerti diperlukan bahkan diharuskan dalam kerangka tujuan hidup manusia. Pendidikan budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui sikap religiusitas, sopan santun, tata karma dan adat istiadat. Nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan kepada manusia terutama sejak usia dini. Pada saat anak mengalami masa sekolah sangat efisien untuk dapat ditanamkan pendidikan budi pekerti, sehingga karakter dan kepribadian siswa-siswi dapat terbentuk. Melalui pengenalan beberapa instrumen gamelan diharapkan siswa-siswi dapat memahami nilai yang dapat dibentuk dari memainkan gamelan. Karena pada instrumen gamelan terdapat nilai estetika yang dapat membentuk suatu karakter seseorang penabuh yang memainkannya seperti nilai sopan santun dan tata krama yang harus dilakukan pada sebelum, saat dan sesudah memainkan gamelan. Peneliti berharap dengan adanya buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan

50 gambang untuk Sekolah Dasar, mampu menjadi sarana prasarana untuk siswa-siswi membentuk dan memilikinilai nilai budi pekertimelalui permainan gamelan.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana mengembangan “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Gambang (untuk SD)?

2.4.2 Bagaimana mengetahui kualitas “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan InstrumenGamelan Gambang (untuk SD) menurut praktisi gamelan?

2.4.3 Bagaimana mengetahui kualitas “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan InstrumenGamelan Gambang (untuk SD) menurut siswa?

51 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III dalam metode penelitian ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, uji coba produk, instrumen penelitian, teknik penelitian, pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah Resered & Develompment (R&D). Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan. Menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 29), penelitian pengembangan merupakan cara

52 sistematis yang digunakan untuk membuat rancangan, mengembangkan program pembelajaran dan produk yang dapat memenui kriteria internal. Penelitian dan pengembangan dapat diartiakan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 221) penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Peneliti ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk. Setelah itu peneliti akan menguji keefektifan produk tersebut di Sekolah Dasar. Bedasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Research and Development jenis penelitian yang menghasilkan dan mengembangkan suatu produk tertentu dengan cara yang sistematis.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian ini membahas tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian dan waktu penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data awal dari praktisi gamelan. peneliti menganalisis kebutuhan siswa SD di Desa Siroto, Rt 01 Rw 07, Kecamatan Pudak Payung Semarang dan uji coba produk dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan yang berada Jl. Kaliurang kilometer 7, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283.

3.2.2 Subjek Penelitian

53 Subjek wawancara adalah praktisigamelan di Semarang. Subjek ujicoba penelitian yang akan diteliti adalah 20 siswa-siswi SD di Desa Siroto Rt 01 Rw 07, Kecamatan Pudak Payung, Semarang (analisis kebutuhan siswa), 20 siswa (uji coba produk) yang mengikuti ekstrakurikuler karawitan di SD Kanisius Sengkan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan gambang (untuk SD) yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan dalam konteks pendidikan budi pekerti melalui kesenian gamelan.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu selama sepuluh bulan. Terhitung mulai dari bulan Juli 2017 sampai bulan Maret 2018.

3.3 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan tahapan penelitian Research and Development (R&D) Menurut Sugiyono (2015:409) mengemukan bahwa ada sepuluh langkah dalam Research and Development (R&D) yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan guru pada kelas spesifik yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi massal.Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ditunjukan pada bagan berikut:

54 Gambar 3.1 Langkah langkah Penelitian Pengembangan (R&D).

Pada penelitian ini peneliti, menggunakan tujuh langkah prosedur yang ada dalam buku Sugiyono dikarenakan keterbatasannya waktu, tenaga, dan biaya yang tidak memungkinkan peneliti melakukan semua langkah yang ada.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan yang digunakan.

Pengembangan Buku Prototipe Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Gambang (untuk SD).

Potensi dan

Tahap I Potensi dan Masalah

Tahap II Pengumpulan Data

Tahap III Desain Produk

Tahap IV Validasi Desain

Analisis kebutuhan anak

Wawancara dan membagikan angket

Wawancara dilakukan kepada 2 orang praktisi gamelan Angket dibagikan kepada siswa SD di Desa Siroto Rt 01

Rw 07, Kecamatan Pudak Payung, Semarang

Membuat cerita, menentukan gambar, membuat sketsa

Membuat instrumen validasi dan divalidasi oleh praktisi

55 3.3.1 Potensi dan Masalah

Pada pembahasan potensi dan masalah yang ditemukan peneliti. Peneliti menemukan potensi dan masalah dengan melakukan analisis kebutuhan siswa-siswi Sekolah Dasar. Untuk menganalisis kebutuhan siswa, Peneliti melakukan wawancara oleh dua orang praktisi gamelan. Setelah melakukan wawancara, peneliti membagikan lembaran angket kepada 20 siswa-siswi SD. Pembagian angket ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa–siswi SD membutuhkan buku yang berkaitan dengan memainkan gamelan yang memiliki nilai budi pekerti. Dengan susunan buku berupa artikel atau sedikit informasi tentang gamelan pada bagian pertama dan cergam yang menceritakan pengalaman seorang anak dan instrumengambang pada bagian kedua. Diharapkan dengan adanya buku yang disusun peneliti siswa-siswi dapat menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan.

3.3.2 Pengumpulan Data

56 Pada tahap pengumpulan data, peneliti mendapatkan data melalui wawancara dengan dua praktisi gamelan yang bernama Bapak FX. Suparji dan Bapak Fransiskus Suparjan mengenai apakah perlu buku sederhana untuk siswa-siswi SD yang memuat informasi mengenai gamelan yang memiliki nilai-nilai budi pekerti. Pengumpulan data kemudian dilanjutkan peneliti dengan penyususunan instrumen yang berupa angket mengenai gamelan dan nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam memainkan gamelan. angket dibagikan kepada 20 siswa-siswi SD di Desa Siroto Rt 01 Rw 07, Kecamatan Pudak Payung Semarang. Pengumpulan data dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui bentuk perencanaan buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD), sehingga menghasilkan produk yang dapat membantu pemahaman siswa-siswi Sekolah Dasar.

3.3.3 Desain Produk

Desain produk berupa pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelangambang (untuk SD). Pada prototipe tersebut terdapat dua bagian, bagian pertama memuat artikel “Nilai-nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan” isinya berupa pengertian gamelan, beberapa instrumen gamelan, nilai-nilai yang ada dalam setiap instrumen gamelan, dan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan.

Bagian kedua peneliti menyusun prototipe dengan memuat cerita bergambar yang berjudul “Menabuh Gambang Melatih Ketekunan” isinya mengenai seseorang siswa bernama Joko yang menyenangi kegiatan ekstrakurikuler karawitan sebagai penabuh gambang. Dalam ceria bergambar tersebut, joko

57 adalah seorang siswa kelas IV yang tertarik ekstrakurikuler karawitan mulai kelas III. Saat proses selama 1 tahun mulai dari kelas III sampai kelas IV mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan, Joko yang menyenanggi instrumen gambang sebagai instrumen yang unik untuk dirinya dan memiliki banyak manfaat bagi dirinya.

Desain produk diawali dengan mengumpulkan data mengenai nilai-nilai yang telah didapatkan dari angket siswa, dan hasil wawancara kepada dua orang praktisi gamelan. Pada tahap selanjutnya, peneliti menyusun prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan gambang (untuk SD) dengan merancang alur cerita dan menyesuaikan gambar-gambar dengan alur cerita agar memudahkan pembaca mengimajinasikan dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pendidikan budi pekerti yang terkandung dalam memainkan gamelan.

3.3.4 Validasi Desain

Pada validasi desain, pertama-tama peneliti menyusun instrumen validasi desain untuk bisa divalidasi oleh validator. Produk berupa pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelangambang(untuk SD) dalam konteks pendidikan budi pekerti yang disusun peneliti, perlu divalidasi oleh para ahli terlebih dahulu sebelum dilakukan uji coba produk. Validasi dilakukan oleh satu guru gamelan SD, dan satu ahli bahasa.Dengan adanya instrumen validasi yang sudah di validasi oleh validator, validasi bertujuan untuk mendapat kritik dan saran dari para ahli.

58 Dengan kritik dan saran tersebut akan digunakan sebagai refleksi bagi peneliti untuk bisa memperbaiki produk yang telah disusun.

3.3.5 Revisi Desain

Pada revisi desain akan dilakukan oleh peneliti berdasarkan validasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh ahli. Kritik dan saran ahli digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki produk buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan untuk siswa SD. Setelah diperbaiki diharapkan produk yang telah disusun dapat lebih baik dan lebih mudah dipahami oleh siswa usia SD.

3.3.6 Uji Coba Produk

Desain produk yang telah direvisi kemudian di uji cobakan. Uji coba produk dilaksanakan pada siswa usia SD, langkah ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan kelas IV tahun ajaran 2017/2018. Ujicoba produk dibagikan kepada 20 Siswa-siswi kelas IV yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan di SD Kanisius Sengkan. Tujuan dari uji coba produk ini adalah untuk mengetahui apakah buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan ini benar-benar memiliki kualitas dan keefektifan untuk membantu siswa-siswi mengenai memainkan gamelan dan menanamkan nilai-nilai budi pekerti.

3.3.7 Revisi Produk

Revisi produk akan dilakukan oleh peneliti berdasarkan kritik dan saran dari ahli. Kritik da saran menjadikan acua bagi peneliti untuk bisa mengembangkan prototipe dengan baik. Semoga dengan setelah di revisi dapat lebik baik dan mudah di pahami oleh siswa.

59 3.4 Uji Coba Produk

Kegiatan uji coba produk ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data guna mengetahui kualitas dan kelayakan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan gambang (untuk SD). Data yang diperoleh digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki prototipe dalam penelitian ini. Uji coba dilakukan setelah prototipe sudah divalidasi oleh praktisi gamelan dan ahli bahasa. Uji coba produk dilakukan di SD Kanisius Sengkan, Yogyakarta.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010 :147-148) instrument penelitian adalah suatu alat untuk mengukur suatu fenomena sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya meniliti adalah melihat, meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Dalam penelitian ini digunakan dua instrumen yaitu pedoman wawancara dan angket. Wawancara dilakukan untuk mengetahui data awal tentang sejauh mana buku yang disusun peneliti diperlukan untuk siswa Sekolah Dasar.

Angket digunakan untuk menganalisis kebutuhan siswa tentang sejauh mana siswa mengetahui tentang nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan dan seberapa perlu buku cerita bergambar yang disusun peneliti.angket diberikan kepada siswa-siswi di Desa Siroto Rt 01 Rw 07, Kecamatan Pudak Payung Semarang. Peneliti juga menggunakan angket uji coba produk, berupa beberapa pertanyaan refleksi. berikut ini adalah pedoman wawancara dan angket yang digunakan untuk penelitian.

3.5.1 Pedoman Wawancara

60 Pedoman wawancara merupakan alat yang digunakan dalam wawancara.

Pedoman wawancara berisi tentang uraian data yang akan digali oleh peneliti.

Pedoman wawancara umumnya berbentuk daftar pertanyaan (Widoyoko, 2009:

41). Pedoman wawancara dalam penelitian berbentuk daftar pertanyaan yang ditujukan pada praktisi gamelan. berikut adalah kisi-kisi wawancara yang digunakan oleh peneliti.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara.

NO Pertanyaan

1 Mengapa anda tertarik dengan gamelan?

2 Apakah ada nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam memainkan gamelan?

2 Apakah ada nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam memainkan gamelan?

Dokumen terkait