• Tidak ada hasil yang ditemukan

Literature Map dari Penelitian-Penelitian yang Relevan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Literature Map dari Penelitian-Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Siswa usia SD (7-11 tahun) umumnya masih senang untuk bermain, bergerak, dan bekerja di dalam kelompok. Anak pada usia tersebut menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2001:70) merupakan anak yang berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mulai mencari validitas dengan temannya melalui penggunaan bahasa yang lebih komunikatif. Pemikiran anak dalam banyak hal

Metode Montessori Alat peraga matematika

Sugiarni (2012) Media dan alat peraga

Rahmawati (2009) dan Fariha (2010)

Alat peraga perkalian model matriks.

Yang perlu diteliti:

Pengembangan alat peraga Montessori untuk materi perkalian Rathunde (2003)

Metode Montessori, motivasi, kualitas pengalaman, dan konteks

sosial.

Manner (2006)

Membandingkan prestasi akademis antara sekolah Montessori dengan

sekolah tradisional biasa

Dewi (2012) Peningkatan hasil belajar matematika dengan metode

sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir serasi, klasifikasi dengan lebih baik, bahkan mengambil secara probabilitas. Anak sudah mampu mengembangkan berpikir logisnya namun masih terbatas pada hal-hal atau benda konkret. Dari hal tersebut, perlu adanya penggunaan benda konkret yang dapat ditangkap dengan panca indera anak sehingga anak lebih mudah memahami suatu hal.

Alat peraga merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang bermanfaaat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk memahami materi. Interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa juga dapat terwujud dengan penggunaan alat peraga.

Metode Montessori merupakan salah satu metode pembelajaran yang menerapkan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Metode ini merupakan sebuah metode pembelajaran yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh seorang dokter wanita Italia yang bernama Maria Montessori. Montessori terus mengembangkan metodenya dengan adanya observasi yang dilakukan terhadap anak didiknya di Casa Dei Bambini. Observasi yang dilakukan oleh Montessori menjadikan beliau untuk terus mengoreksi dan memperbaiki alat peraga yang ada. Berdasarkan berbagai observasi yang dilakukan oleh Montessori, akhirnya beliau dapat mengembangkan alat peraga yang kekhasan tersendiri dan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak.

Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti berinisiatif untuk mengembangkan metode pembelajaran Montessori melalui pengembangkan

media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ekonomis. Peneliti akan mengembangkan alat peraga perkalian berbasis metode Montessori untuk siswa kelas II SDKanisius Kumendaman Yogyakarta.Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti disesuaikan dengan ciri-ciri alat peraga Montessori dengan memanfaatkan potensi lokal, alat ini diharapkan dapat membantu siswa memahami konsep perkalian.

36 BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab 3 membahas metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mencakupjenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data danjadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Metode R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan kemudian menguji produk tersebut (Sugiyono, 2011: 297). R&D juga dapat diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011: 164). Penelitian ini berbasis pada model pengembangan industri yang menggunakan penelitian untuk menemukan suatu desain produk dan prosedur yang baru (Borg & Gall, 2007:589). Penelitian R&D lebih menekankan pengembangan model-model proses, bahan, dan sarana yang berawal dari adanya kebutuhan akan sebuah produk untuk memecahkan suatu permasalahan. Penelitian jenis ini dapat menghasilkan produk berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Penelitian ini mengembangkan alat peraga yang sudah ada di Montessori yaitu Multiplication Board dengan

tujuan untuk meningkatkatkan kualitas dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa prototipealat peraga Montessori untuk materi perkalian yang diberi nama papan perkalian.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori akan menguraikan tentang objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian.

3.2.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah alat peraga Matematika Montessori yang berupa papan perkalian. Alat peraga yang berupa papan perkalian ini dilengkapi dengan manik-manik (satuan, puluhan dan ratusan), kartu bilangan, kartu soal, dan album pembelajaran.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas II semester ganjil di SD Kanisius Kumendaman tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan sekelompok siswa yang terdiri atas enam siswa didasarkan atas rekomendasi guru kelas. Siswa yang direkomendasikan oleh guru kelas adalah siswa-siswa yang memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika. KKM yang ditetapkan guru adalah 70, siswa yang memiliki nilai di bawah KKM dipilih dengan alasan siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam berhitung, sehingga diperlukan pendampingan dalam belajar. Sekelompok siswa dipilih sebagai subjek karena mengacu pada filosofi pembelajaran Montessori, yaitu pembelajaran yang bersifat individual. Secara keseluruhan, siswa kelas

IISDKanisius Kumendaman Yogyakarta berjumlah 20 anak yang terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di SDK Kumendaman yang berlokasi di Jl. MT Haryono nomor 17, Desa Mantrijeron, Kecamatan Suryodiningratan, Kabupaten Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 55182.Alasan pemilihan SD tersebut antara lain yaitu pertama letak sekolah yang berada di dekat dengan SD PPL dan memiliki akreditasi ”A”, memiliki prestasi yang cukup baik. Prestasi tersebut terlihat dari hasil belajar siswa berupa nilai rata-rata UN pada tahun ajaran 2013/2014. Alasan kedua karena siswa yang bersekolah di SDK Kumendaman memiliki latar belakang keluarga yang sangat beragam. Keberagaman ini dilihat dari latar belakang keluarga, pekerjaan orang tua, juga tingkat kemampuan ekonomi yaitu mulai dari menengah ke bawah hingga menengah ke atas.

3.3 Rancangan Penelitian

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsidari dua model. Model pengembangan yang pertama yaitu dariSugiyono (2011: 298) menyebutkan 10 langkah yang harus dilaksanakan dalam penelitian dan pengembangan.

Langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait