• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.2 Tahap Pengembangan Alat Peraga

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan yang telah diungkapkan oleh Sugiyono serta Borg dan Gall, dalam membuat prosedur pengembangan untuk penelitian pengembangan alat peraga papan perkalian di SD Kanisius Kumendaman peneliti memodifikasi beberapa langkah sesuai bagan 3.2.

Tahap pertama dari penelitian yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dengan wawancara dan observasi untuk menganalisis kebutuhan.Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tesebut peneliti menganalisis kebutuhan yang terdiri dari analisis karakteristik alat peraga Montessori dan analisis karakteristik siswa.Kedua karakteristik tersebut digunakan untuk pedoman pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.Sebelum kuesioner analisis kebutuhan disebarkan kepada siswa maka dilakukan pengujian validasi oleh ahli bahasa, ahli matematika, dan guru SD setara.Lalu melakukan revisi berdasarkan masukan yang telah diberikan oleh para ahli.Setelah melakukan revisi kuesioner diuji keterbacaannya kepada siswa.Kemudian melakukan revisi, lalu penyebaran kuesioner.Penyebaran dilakukan kepada siswa dan guru, maka analisis kebutuhan diperoleh dari siswa, dan guru serta observasi keadaan sekolah. Tahap kedua adalah rangkaian perencanaan.Perencanaan merupakan tahap membuat instrumen penelitian yaitu tes dan kuesioner.Instrumen tes dan kuesioner sebelum digunakan dilakukan pengujian.Kuesioner diujikan kepada ahli bahasa, matematika, dan guru.Sedangkan tes diujikan kepada ahli pembelajaran matematika, guru SD setara dan guru SD penelitian.Kemudian merevisi instrumen, lalu menguji keterbacaannya kepada siswa agar dalam penyebarannya, kalimat mudah dimengerti oleh siswa.

Tahap ketiga adalah pengembangan desain.Pengembangan desain terdiri dari konsep pembuataan alat peraga dan desain album alat peraga.Desain alat peraga mengacu pada hasil analisis kebutuhan siswa dan guru.Setelah desain selesai maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan bahan untuk pembuatan alat peraga.Kemudian, alat peraga dan album siap dibuat.

Tahap keempat adalah validasi produk.Produk yang telah selesai dalam langkah pembuatan, lalu diujikan kepada ahli pembelajaran metematika, ahli pembelajaran matematika, dan kepada guru kelas.Hasil uji kepada tiga ahli tersebut kemudian dianalisis.Hasil analisis merupakan nilai kualitas alat peraga yang telah diciptakan.

Tahap kelima adalah ujicoba lapangan terbatas.Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian yaitu, enam siswa SD kelas II SD Kanisius Kumendaman.Langkah tahap uji coba lapangan terbatas dimulai dengan pretest untuk menguji kemampuan awal siswa.Kemudian dilakukan uji coba lapangan menggunakan alat peraga yang telah diciptakan.Langkah selanjutnya adalah posttes untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menggunakan alat peraga.Hasil dari pretest, proses ujicoba lapangan, dan hasil posttes dianalisis.Berdasarkan hasil analisis kemudian merevisi apabila ada yang kurang tepat.Hasil revisi tersebut merupakan prototipe alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis metode Montessori.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti ada empat yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner, dan tes.Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian.

3.5.1 Pedoman Wawancara

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara.Jenis wawancara dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur.Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas mengajukan pertanyaan tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data.

3.5.1.1 Wawancara kepala sekolah

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah SD Kanisius Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan yang berada di sekolah.Berikut ini kisi-kis wawancara kepada kepala sekolah.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Kepala Sekolah

No. Topik Pertanyaan

1. Informasi berkaitan dengan sekolah

2. Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain: a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah

3. Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran

4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan wawancara.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru SD

setara, ahli matematika dan ahli bahasa.Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”.

3.5.1.2 Wawancara guru

Wawancara dilakukan kepada guru sekolah SD Kanisius Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan.Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada guru kelas II.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru

No. Topik Pertanyaan

1. Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain: a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru

2. Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran

3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika

4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika 5. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di atas

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan wawancara.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru SD setara, ahli matematika dan ahli bahasa. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”.

3.5.1.3 Wawancara siswa

Wawancara dilakukan kepada guru sekolah SD Kanisius Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan.Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada siswa kelas II.

Tabel. 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa

No. Topik Pertanyaan

1. Tanggapan terhadap pembelajaran matematika yang selama ini terjadi. 2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika.

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan wawancara.Sebelum pedoman wawancara digunakan untuk mengukur, dilakukan validasi kepada guru.Guru yang memvalidasi pedoman wawancara ialah guru SD Kanisius Pugeran sebagai SD yang setara, ahli matematika dan ahli bahasa. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”. 3.5.2 Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah observasi tidak terstruktur.Apabila dilihat dari prosesnya merupakan observasi non partisipatif.Berikut ini adalah kisi-kisi observasi.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi

No. Item

Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati 1. Ketersediaan alat peraga

matematika di kelas

Adanya alat peraga yang didisplay untuk pembelajaran matematika di kelas. 2. Penggunaan alat peraga dalam

pembelajaran matematika di kelas

Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran. 3. Cara penggunaan alat peraga

matematika di kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga matematika kepada siswa.

4, 5. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pedoman observasi.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada ahli matematika, ahli bahasa dan guru SD setara. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”.

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner yang digunakan peneliti ada dua, yaitu kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk.Berikut penjelasan mengenai kuesioner yang digunakan peneliti.

3.5.3.1 Kuesioner analisis kebutuhan

Kuesioner analisi kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan dilapangan.Kuesioner disusun menggunakan kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa

Indikator Deskriptor Nomor Item

Auto-education 1. Penggunaan alat peraga matematika 2. Belajar secara mandiri

1, 2 Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 7, 8

Menarik 1. Memiliki warna 3, 4

Bergradasi 1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi

2. Berat alat peraga

5, 6

Auto-correction 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu menenukan jawaban yang benar

9, 10

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada ahli bahasa, ahli matematika, dan guru SD setara. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru diperoleh skor 3,58 kategori “sangat baik”. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa diperoleh skor 3,42 dengan kategori “sangat baik”. Selain validasi kontruk, peneliti juga menguji keterbacaan kalimat kepada siswa SD Kanisius Pugeran untuk kuesioner analisis kebutuhan siswa, dan diperoleh skor 3,74 dengan kategori “sangat baik”.Berdasarkan skor bobot yang diperoleh maka kuesioner layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, sebagai analisis kebutuhan guru dan siswa.

3.5.3.2 Kuesioner Validasi Produk

Kuesioner validasi produk digunakan untuk menguji kelayakan produk yang telah diciptakan.Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran matematika dan guru kelas.Kuesioner validasi produk mempunyai kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli

Indikator Deskriptor Nomor Item

Auto-education 1. Membantu siswa memahami konsep matematika

2. Siswa belajar secara mandiri

1, 2

Auto-correction 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang

benar

7, 8 Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa

2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar

3, 4 Bergradasi 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi

dasar yang berbeda

2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa

5, 6 Konstektual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar

2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar

9, 10

Kuesioner validasi produk telah divalidasi oleh ahli bahasa dan guru kelas SD setara.Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Hasil validasi kuesioner validasi produk menunjukkan 3,9 termasuk dalam kategori sangat baik.Oleh karena itu, instrumen tersebut layak digunakan tanpa perbaikan.

3.5.1.3 Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas disusun berdasarkan 5 karakteristik alat peraga seperti menarik, bergradasi, auto-correction, auto- education, dan kontekstual.Kuesioner ini diisi oleh siswa kelas II, setelah peneliti

melakukan uji coba lapangan terbatas.Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner validasi produk.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Indikator Deskriptor Nomor Item

Auto-education 1. Membantu siswa memahami konsep matematika

2. Siswa belajar secara mandiri

1, 2

Auto-correction 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang

benar

7, 8 Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa

2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar

3, 4 Bergradasi 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi

dasar yang berbeda

2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa

5, 6 Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar

2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar

9, 10

Kisi-kisi tersebut dikembangankan menjadi 10 pertanyaan.Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan digunakan sebagai pengendali kesesuaian pengembangan berdasarkan 5 karakteristik alat peraga.Hasil validasi kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas menunjukkan skor 4 termasuk dalam kategori sangat baik.

Setelah melalui uji validasi oleh ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada sekelompok siswa kelas II SD Kanisius Pugeran.Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan dalam instrumen (Haladyna, dkk, 2002: 326).Berdasarkan hasil uji keterbacaan, didapatkan skor rerata 3,5 termasuk dalam kategori sangat baik sehingga instrumen layak digunakan tanpa perbaikan.

3.5.4 Tes

Tes dalam penelitian dan pengembangan alat peraga papan perkalian menggunakan tes uraian dengan jumlah soal 30 soal diuraikan dari enam indikator dengan kompetensi inti “Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah” dan kompetensi dasar “Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit”.Soal tes diujikan kepada ahli pembelajaran matematika dan guru kelas II.Setelah diperoleh soal yang layak, instrumen tes diujicobakan secara empiriskepada sekelompok siswa SD setara.Instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya secara empiris.Uji empiris terhadap instrumen tes bertujuan untuk mengkaji teori yang berkaitan dengan konstruk yang relevan oleh tes yang dikembangkan (Kusaeri & Suprananto, 2009: 79).Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu tes.Reliabilitas adalah alat untuk mengukur kestabilan suatu tes.Melalui jawaban seseorang terhadap butir tes dari waktu ke waktu.Tes yang dikembangkan adalah materi perkalian.Uji validitas soal dilakukan menggunakan SPSS 16.0 for Windows dan diperoleh 25 soal valid dengan reliabilitas 0,873.Berikut kisi-kisi intrumen tes yang digunakan.

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Empiris

KI: 3. Memahami pengetahuan faktualdengan cara mengamati [mendengar,melihat, membaca] dan menanyaberdasarkan rasa ingin tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan dankegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya di rumah dan di sekolah

KD: 3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya

kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit

No. Indikator Nomor Soal

1. Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

1, 3, 8, 18, 21, 23, 24 2. Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya

bilangan tiga angka.

2, 19, 20, 22 3. Mengubah bentuk penjumlahan berulang kedalam

bentuk perkalian.

4, 5, 11, 12, 15, 16 4. Mengubah bentuk perkalian kedalam bentuk

penjumlahan berulang.

6, 7, 17 5. Menggunakan operasi hitung pertukaran untuk

mempermudah perhitungan perkalian.

9, 10 6. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan operasi

hitung perkalian.

13, 14, 25, 26, 27, 28, 29, 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Wawancara

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan jenis wawancara terstruktur.Wawancara yang terstruktur adalah wawancara yang menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sitematis (Sugiyono, 2010:319).Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan alat peraga matematika dari beberapa narasumber antara lain 5 siswa kelas II, guru kelas II, dan kepala sekolah SD Kanisius Kumendaman.

3.6.2 Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011:220). Observasi yang dilakukan peneliti tidak terlibat langsun g dalam kegiatan dan

hanya menjadi pengamat independen (Sugiyono, 2014:204).Melalui observasi peneliti mengetahui perilaku responden dan penggunaan alat peraga di dalam kelas.

3.6.3 Kuesioner

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab sesuai dengan keadaan siswa (Widoyoko, 2014: 154-155). Kuesioner yang digunakan pada tahapan ini adalah kuesioner terbuka dengan berisi pertanyaan-pertanyaan pokok yang bisa direspon secara bebas oleh responden (Sukmadinata, 2011:219).Tujuan penggunaan kuesioner pada tahap ini adalah untuk mengetahui kebutuhan penggunaan alat peraga.Penyusunan kuesioner mengacu pada indikator-indikator yang disesuaikan dengan kelima ciri-ciri alat peraga berbasis metode Montessori.

3.6.3.2 Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Ahli

Uji validasi produk dilakukan dengan tujuan memperoleh data dalam menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti.Kuesioner uji validasi produk oleh ahli terdiri dari sepuluh pertanyaan yang mengacu pada ciri- ciri alat peraga berbasis metode Montessori.Tujuan menggunakan kuesioner validasi produk ini untuk mengetahui kualitas produk alat peraga yang dikembangkan.

3.6.3.3 Kuesioner Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Uji validasi produk dilakukan dengan cara uji coba terbatas kepada sekelompok siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman. Kuesioner uji validasi produk melalui uji coba terbatas terdiri dari sepuluh pertanyaan yang mengacu pada ciri-ciri alat peraga berbasis metode Montessori.Uji validasi produk melalui uji coba terbatas dilakukan untuk memperoleh masukan dan penilaian dari siswa.Masukan dan penilaian dari siswa menjadi umpan balik mengenai kualitas dan kelayakan produk ketika digunakan dalam pembelajaran matematika materi perkalian.

3.6.4 Triangulasi

Triangulasi data digunakan untuk memperoleh data dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Analisis data melalui triangulasi dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiyono, 2011: 246). Proses analisis melalui triangulasi data dapat dilihat pada bagan 3.3 berikut.

Bagan 3.3 Analisis Triangulasi Data

Dokumen terkait