• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOA JANAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SEMESTER I SDN 004 LOA JANAN

LOA JANAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Sunarti

Sd Negeri 019 Loa Janan ABSTRAK

Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA yakni belum mencapai angka Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. nilai rata-rata kelas untuk pelajaran IPA (Sains) siswa kelas IV SDN 019 Loa Janan hanya 55,50 dan nilai rata-rata tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan di SDN 019 Loa Janan yaitu ≥ 70. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 21 siswa dan objek penelitian adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan metode example non example.Penelitian tindakan ini terdiri dari dua siklus melalui tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengumpulan data, dan refleksi terhadap permasalahan yang terjadi.

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tipe pembelajaran model kooperatif example non example dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN 019 Loa Janan. Hal tersebut tampak pada peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. yaitu dari pra siklus dengan rata-rata 65,9 meningkat menjadi 70,9 pada siklus I kemudian pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 75,9, begitupun persentase ketuntasan belajar meningkat dari pra siklus yang hanya 57,1 % menjadi 88,7 % pada siklus I, kemudian siklus II menjadi 95,2 % siswa. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode example non example dapat meningkatkanhasil belajar IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN 019 Loa Janan Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Sumber daya alam danexample non example.

PENDAHULUAN

Kooperatif Example non example merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan dan dikembangkan oleh para guru untuk mengatasi permasalahan untukmenuntut siswa aktif berfikir, kreatif dengan bantuan gambar diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi dasar yang ditentukan. Example non

96

BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 29, Oktober 2018

example adalah suatu pembelajaran dengan mengunakan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi dasar (Akhmad, 2008). Berdasarkan hasil observasi di kelas IV (Empat) di SDN 019 Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara diketahui terdapat beberapa masalah, diantaranya: pembelajaran IPA yang dilakukan masih bersifat didominasi guru, kegiatan belajar mengajar pada umumnya dilakukan dengan ceramah tanpa ada variasi dengan metode lain sehingga kurang menarik minat siswa terhadap materi yang disampaikan dan hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata kelas untuk pelajaran IPA (Sains) siswa kelas IV SDN 019 Loa Janan hanya 55,50 dan nilai rata-rata tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan di SDN 019 Loa Janan yaitu ≥ 65.

Bertolak dari hal tersebut, maka peneliti mencoba mengembangkan proses pembelajaran pemahaman konsep IPA ( Sains ) di SDN 019 Loa Janan dengan menggunakan model pembelajaran Example non Example dengan mengemukakan sebuah judul penelitian Tindakan Kelas yaitu tentang “Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Example non Example Siswa Kelas IV SDN 019 Loa Janan Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

Berdasarkan hasil observasi di kelas IV (Empat) di SDN 019 Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara diketahui terdapat beberapa masalah, diantaranya:

pembelajaran IPA yang dilakukan masih bersifat didominasi guru, kegiatan belajar mengajar pada umumnya dilakukan dengan ceramah tanpa ada variasi dengan metode lain sehingga kurang menarik minat siswa terhadap materi yang disampaikan dan hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata kelas untuk pelajaran IPA (Sains) siswa kelas IV SDN 019 Loa Janan hanya 55,50 dan nilai rata-rata tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan di SDN 019 Loa Janan yaitu ≥ 65.

Secara garis besar ketidakberhasilan dalam pembelajaran IPA disebabkan oleh banyaknya faktor siswa menganggap mata pelajaran IPA sulit, dan model pembelajaran, metode serta media yang digunakan guru kurang bervariasi.Selama ini guru cenderung menggunakan model pengajaran konvesional.Model pembelajaran konvesional yang identik dengan ceramah terbukti di dalam pelaksanaanya tidaklah menjadikan keberhasilan belajar siswa. Dan ini bukan berarti model konvesional harus ditiadakan, tetapi guru dapat menggunakan macam-macam model pembelajaran yang dianggap bervariasi dan serasi dengan materi yang akan di sampaikan.

Penggunaan Kooperatif Example non example merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan dan dikembangkan oleh para guru untuk mengatasi permasalahan untukmenuntut siswa aktif berfikir, kreatif dengan bantuan gambar diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi dasar yang ditentukan.

Example non example adalah suatu pembelajaran dengan mengunakan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi dasar (Akhmad, 2008).

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif example non example dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 019 Loa Janan Tahun Pembelajaran 2015/2016?

97 BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 29, Oktober 2018

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Slameto (2019:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku

Menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar.

Berdasarkan paparan diatas maka penulis simpulkan bahwa pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa. Berikut ini beberapa pengertian pembelajaran kooperatif menurut para ahli. Slavin, Eggen dan Kauchak dalam Trianto ( 2009) dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Artzt & Newmman dalam Trianto ( 2009) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.

Di kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras. Dan satu sama lain saling membantu. Tujuan diibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlihat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mebcapai ketuntasan belajar (Trianto, 2009).

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi.

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

98

BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 29, Oktober 2018

Fase-3 pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase-5

Evaluasi

Guru mmengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dippelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: Ibrahim dkk, (2000 ) Pengertian Example Non Example

Menurut Kirana (2007), example non example adalah model belajar yang menggunakan contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Menurut Akhmad (2008), langkah-langkah penerapan model pembelajaran example non example sebagai berikut :

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menampilkan gambar di papan atau dengan Proyektor ( Slide ).

3. Guru memberi petunjuk kepada siswa.

4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menganalisa gambar.

5. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.

6. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

7. Tiap kelompok mulai memberi komentar dari kelompok yang membacakan hasil diskusinya.

8. Mulai dari komentar dan hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

9. Kesimpulan.

Kelebihan dan kelemahan Example Non Example

Menurut Akhmad (2008), kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran example non example sebagai berikut :

1. Kebaikan :

a. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar.

b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatanya.

2. Kekurangan :

a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

b. Memakan waktu lama.