• Tidak ada hasil yang ditemukan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan yaitu bulan Maret-Mei 2008.

Penelitian yang dilakukan dibatasi hanya pada desa yang dipilih sebagai sampel adalah Desa Swanslutung (Kecamatan Muara Komam), Desa Tiwei (Kecamatan Long Ikis) dan Desa Rantau Layung serta Desa Kasungai (Kecamatan Batu Sopang). Pemilihan dari empat desa dari tiga kecamatan tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa keempat desa merupakan desa yang memiliki akses terdekat menuju kawasan HLGL.

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan mengunakan metode non experimental yaitu deskriptif eksploratif, pengamatan lapangan (observasi) dan studi literatur pustaka

19

guna mengumpulkan data yang diperlukan. Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder, secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis Data yang Diperlukan Dalam Penelitian

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

Pengambilan sampel responden masyarakat dilakukan dengan purposive sampling (sengaja), yaitu anggota masyarakat yang tinggal disekitar kawasan dan memiliki akses terdekat menuju kawasan, merupakan kepala keluarga dan memiliki usaha atau keinginan berusaha dibidang wisata khususnya ekowisata. Pengambilan secara purposive ini diartikan sebagai pengambilan responden sesuai dengan keadaan yang dikehendaki (Nazir 1983). Jumlah pengambilan responden masyarakat secara keseluruhan 120 (seratus dua puluh) orang yang terdiri dari 30

No. Kegiatan Jenis Data Sumber Data

Metode Pengambilan data 1 Observasi Lapang (Pengumpulan data Pokok)

1. Jenis atraksi ODTWA, budaya masyarakat yang mendukung kegiatan ekowisata yang ada di kawasan tersebut

2. Identifikasi faktor pendukung seperti akomodasi, fasilitas, aksesibilitas dan sarpras

3. Kondisi biologis untuk flora dan fauna

4. Demand wisata

5. Persepsi stakholder dan masyarakat tentang kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut

6. Identifikasi Rencana pengembangan ekowisata yang

akan dilakukan 1. Dinas Kehutanan 2. Dinas Pariwisata dan budaya 3. Masyarakat 4. TBI Wawancara, pengamatan langsung dan studi literatur 2 Pengumpulan data pendukung

1. Keadaan umum kawasan HLGL, yang terdiri dari letak, luas wilayah, status kawasan, kondisi iklim, curah hujan, suhu, topografi, tanah, kondisi geologi, kelerengan, dan hidrologi

2. Profil desa yang ada di sekitar kawasan HLGL

3. Profil HLGL yang ada didalam HLGL (Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisarta dan Budaya)

4. Peraturan Perundang-undangan dan kegiatan yang mendukung ekowisata di HLGL Instansi Terkait Studi literatur dan wawancara mendalam

3 Analisis Data 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis SWOT

Hasil observasi Studi Literatur

(tiga puluh) orang pada setiap desa, dari empat desa dengan tiga kecamatan yang menjadi sampel. Untuk wawancara mendalam dilakukan kepada pihak-pihak yang berkompoten dan memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam menyusun strategi pengembangan ekowisata. Adapun yang dipilih sebagai narasumber dalam penelitian ini adalah pengelola kawasan HLGL, TBI-Indonesia, dan sejumlah dinas serta institusi terkait di Kabupaten Paser yakni Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Bappeda, Bapedalda, dan Masyarakat sekitar kawasan. Purposive sampling dapat dilakukan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disarankan pada tujuan penelitian. Sedangkan untuk mengetahui gambaran umum mengenai kondisi masyarakat sekitar HLGL Kabupaten Paser dilakukan wawancara terhadap beberapa perangkat desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat umum.

1.4 Tahap Pengumpulan Data

Sebelum melakukan pengumpulan data di masyarakat, terlebih dahulu dilakukan klasifikasi terhadap masyarakat berdasarkan ketokohan mereka dalam masyarakat (perangkat desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat umum). Informan kunci dalam penelitian ini adalah perangkat desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat umum. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara secara mendalam bersama masyarakat dan instansi terkait. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, publikasi ilmiah, perundang- undangan, dan bentuk publikasi lainnya yang terkait dengan penelitian. Pada tahap ini dapat diharapkan diperoleh data yang terkait dengan strategi pengembangan ekowisata pada kawasan HLGL. Sedangkan untuk tahap pengumpulan data yang dilakukan di lapangan meliputi studi pustaka/literatur, pengamatan langsung di lapangan (observasi lapangan), wawancara langsung dan wawancara mendalam. Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan peneliti dengan mengajukan pertanyaan sambil bertatap muka antara responden dan peneliti dengan menggunakan alat, antara lain:

21

1.4.1 Studi Pustaka atau Literatur

Studi pustaka adalah kegiatan mengumpulkan berbagai data penunjang meliputi laporan studi dan penelitian, publikasi ilmiah, peraturan perundangan, peta dan bentuk publikasi lainnya yang terkait dengan penelitian. Data yang dikumpulkan terutama mengenai kondisi umum kawasan HLGL saat ini.

3.4.2 Pengamatan Lapangan

Pengamatan langsung di lapangan atau observasi merupakan metode pengumpulan data pokok yang sangat mendasar dalam melakukan inventarisasi potensi wisata dilokasi penelitian. Unsur-unsur yang diamati antara lain pengamatan terhadap flora dan fauna, gejala alam serta keunikannya dan akomodasi, aksesibilitas, infrastruktur serta fasilitas, kearifan lokal, kegiatan spiritual dan budaya serta adat istiadat dari masyarakat sekitar.

3.4.3 Wawancara

Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan kuesioner, dengan sasaran masyarakat yang terdapat di kawasan HLGL. Wawancara merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data pokok di lapangan, yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lanjut mengenai kawasan penelitian dan kesiapan pengelola dan berbagai pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan ekowisata di kawasan HLGL. Data sosial-ekonomi dan budaya masyarakat setempat dilakukan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai (jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, asal desa, karateristik, persepsi dan partisipasi. Selain itu, wawancara dan penyebaran kuesioner juga diberikan kepada stakeholders yang terkait dengan kegiatan penelitian ini.

1.5 Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa dengan cara menganalisis faktor internal (kekuatan, kelemahan), dan faktor eksternal (peluang, ancaman) yang ada dengan menggunakan analisis SWOT. Selain itu analisis tersebut juga digunakan untuk mengetahui peluang pengembangan ekowisata

yang dapat digali di Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Propinsi Kalimantan Timur.

3.6 Analisis Data

Metode analisis data adalah metode analisis deskriptif. Data yang diperoleh dikumpulkan, diolah dengan cara tabulasi data dan kemudian dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.6.1 Analisis potensi ODTWA sebagai pengembangan ekowisata

Analisis potensi pada kawasan HLGL Kabupaten Paser yang berhubungan dengan sumberdaya alam hayati (flora dan fauna), keindahan alam, adat istiadat, budaya, sarana dan prasarana penunjang. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumberdaya di HLGL Kabupaten Paser.

3.6.2 Analisis terhadap masyarakat dan permintaan wisata di kawasan HLGL

Analisis terhadap masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan masyarakat atas rencana pengelolaan dan permintaan wisata di kawasan HLGL terhadap kegiatan pengembangan ekowisata dengan keadaan umum HLGL Kabupaten Paser. Analisis ini meliputi: karakteristik persepsi, partisipasi, motivasi dan saran serta harapan masyarakat setempat.

1.6.3 Analisis Strategi Pengembangan

Untuk merumuskan arahan strategi pengembangan ekowisata digunakan pendekatan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2000), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan ekowisata. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategi.

23

Matriks SWOT yang akan digunakan untuk analisis ini, disajikan pada tabel 2. Tabel 2 Matriks SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

Peluang (Opportunities) SO WO

Ancaman (Threats) ST WT

Dalam matriks analisis SWOT pada Tabel 2, akan dihasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif strategi untuk membuat rencana pengembangan ekowisata kawasan HLGL. Keempat set kemungkinan alternatif dari suatu strategi, adalah: 1. Strategi SO : strategi ini dibuat berdasarkan jalan pemikiran untuk

memanfaatkan seluruh kekuatan guna merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST : strategi di dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang mungkin timbul.

3. Strategi WO : strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT : strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Analisis ini merupakan suatu strategi pengembangan ekowisata yang sesuai dengan harapan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat lokal secara berkelanjutan.

Formulasi strategi ini disusun berdasarkan analisis yang diperoleh dari penerapan model SWOT dengan tahap-tahap yang dilakukan untuk menyusun strategi sebagai berikut:

a. Penentuan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) di dalam menyusun strategi pengembangan ekowisata

b. Penentuan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) di dalam menyusun strategi pengembangan ekowisata

Tabel 3 Rangkuman Matriks Internal Kekuatan dan Kelemahan Pengembangan Ekowisata

Faktor Internal Bobot Rating Skor Keterangan

1 2 3 4 5

1. Kekuatan 2. Kelemahan

Jumlah

Tabel 4 Rangkuman Matriks Eksternal Peluang dan Ancaman Pengembangan Ekowisata

Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Keterangan

1 2 3 4 5

1. Peluang 2. Ancaman

Jumlah

Untuk pengisian Tabel, baik tabel internal maupun tabel eksternal (Tabel 3 dan Tabel 4) dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Melakukan pengisian di dalam kolom 1 (berbagai peluang dan ancaman dan kekuatan dan kelemahan).

2. Melakukan pembobotan pada kolom 2, dengan skala mulai dari angka 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Semua bobot jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.

3. Melakukan rating pada kolom 3, dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).

4. Pada kolom 4 akan diperoleh nilai tertimbang yang merupakan hasil perkalian bobot dengan rating. Faktor tersebut merupakan penetapan skor (scooring) untuk menjawab hasil bobot dikalikan dengan rating.

5. Memberikan komentar atau catatan pada kolom 5 mengenai alasan dipilihnya faktor tersebut.

6. Melakukan penjumlahan nilai tertimbang yang ada di kolom 4, sehingga akan diperoleh total nilai tertimbang. Nilai tertimbang ini akan menunjukkan seberapa besarnya nilai eksternal dan internal dan nantinya nilai tersebut akan digunakan dalam Matriks Grand Strategi (gambar 7). Matriks Grand

25

Strategi di gunakan untuk menentukan apakah pihak yang berkepentingan (pengelola) akan memanfaatkan posisi yang kuat atau mengatasi kendala yang ada.

Sel 3 Sel 1

Sel 4 Sel 2

Gambar 7 Model Matriks Grand Strategi. Keterangan :

Sel 1 = Mendukung strategi yang agresif, konsep strategi pada sel ini adalah pengembangan ekowisata pada segmen tertentu secara intensif dan lebih luas.

Sel 2 = Mendukung strategi diversifikasi seperti pengembangan berbagai paket wisata dengan pola partisipasi.

Sel 3 = Mendukung strategi turn around dengan orientasi putar haluan. Salah satu strategi yang diajukan adalah dengan membuka kerjasama dengan seluruh stakeholder dan memberikan berbagai intensif.

Sel 4 = Mendukung strategi defensif, dengan meningkatkan pelayanan pengunjung. Berbagai Peluang Kelemahan Internal Kekuatan Internal Berbagai Ancaman