• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. P OLA B ERPIKIR A DALAH M ODEL M ENTAL

4.1 M ODEL M ENTAL

Model mental adalah serangkaian struktur ide, kepercayaan dan kebiasaan yang kita miliki secara sadar atau tidak menjadi acuan dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Pola berpikir merupakan struktur pikiran kita, jadi pola berpikir sebenarnya adalah sebuah model. Ini karena ketika kita berfikir untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan, kita “mengolah” informasi ke dalam suatu model dari masalah yang kita susun di pikiran kita. Kenapa ini kita lakukan? Karena kita tidak mungkin mengolah semua informasi dari realita sesungguhnya karena keterbatasan kemampuan otak kita. Sangat sering pula, informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan tidak pernah tersedia secara lengkap. Sedangkan definisi model adalah representasi dari dunia nyata. Model menjadi semacam dunia virtual di pikiran kita untuk melakukan uji coba berbagai alternatif keputusan kita ambil dan diprediksi hasilnya. Hasil yang didapatkan model virtual ini kita asumsikan sama dengan yang kita dapatkan seandainya keputusan diaplikasikan di dunia nyata nantinya. Sehingga kita sebenarnya tidak pernah mengolah masalah yang sesungguhnya, kita mengolah model dari masalah kita.

Ini mirip seperti peta yang kita gunakan untuk menuju sebuah tempat. Sebuah peta adalah representasi dari kondisi geografis jalan sesungguhnya. Tentu tidak mungkin membuat peta yang sangat detail karena berarti semua batu, penjual minuman ataupun pohon-pohon harus dipetakan. Hal ini menjadi tidak praktis dan memang tidak perlu, karena ketika kita ingin mencapai sebuah tempat, kita hanya membutuhkan titik-titik penanda lokasi yang bisa dilihat dari jalan, seperti gedung, restoran, monumen dsb. Peta adalah model simplifikasi dari dunia nyata. Peta digunakan untuk mengambil keputusan jalur jalan mana yang akan dipakai ketika kita bepergian.

Banyak yang menyamakan model mental dengan paradigma, pola pikiran (mindset), peta internal logika, struktur pikiran, gelembung logika (logic bubble) atau lainnya. Model mental memang memiliki beberapa aspek yang sama dengan istilah-istilah ini, namun ada penekanan makna yang berbeda dengan penggunaan kata model mental. Perbedaan ini dijabarkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Makna Kata Model Mental

Model Mental

 Bukan realitas, namun terjemahan representasi dari realitas

 Memberikan makna dapat dibangun, dibongkar lalu dibangun ulang berkali-kali

 Tidak terlihat

37

Tabel 4.1 memberikan pemahaman bahwa model mental adalah simplifikasi dari dunia nyata yang berbasis kepada apa yang kita lihat di dunia nyata. Apa yang kita lihat akan sangat terbatas tergantung dari kemampuan kita. Kemampuan kita terus tumbuh seiring dengan tambahan pengetahuan dan pengalaman. Ini berarti proses untuk simplifikasi ini selalu dalam proses perubahan.

Ini berarti model mental adalah unik untuk setiap orang, karena pembuatan model mental dari masalah tergantung dari pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan cara pandang masalah (Gambar 4-1). Seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan keuangan mungkin terbiasa melihat masalah berbasis kepada angka, sedangkan yang berlatar belakang sosial lebih terbiasa melihat pada konflik antar manusia. Mereka berdua benar dan salah. Benar karena tidak ada yang salah dari model mental yang mereka bangun, yang berlandaskan apa yang mereka tahu. Salah karena tidak ada yang benar-benar utuh menggambarkan masalahnya. Untuk itulah selain model mental individu, perlu dibangun bersama model mental kelompok atau organisasi, melalui eksplorasi tangga kesimpulan dengan berdialog yang akan di jabarkan kemudian.

Gambar 4-1 Persepsi yang berbeda tergantung pada Perspektifnya

Model mental memiliki struktur logika yang konsisten secara internal, sehingga jarang sekali kita melihat kelemahan dari model mental kita. Apalagi jika sebuah model mental sering digunakan berkali-kali, maka kita semakin buta dengan kelemahannya. Ketika kita semakin buta, maka kita semakin sulit menerima model mental orang lain, karena kita yakin model mental kita lebih baik atau lebih benar. Sederhananya, semakin sering kita menggunakan sebuah peta terhadap daerah tertentu, maka jika ada peta orang lain terhadap daerah yang sama memiliki tampilan berbeda, maka kita langsung yakin bahwa peta dia salah. Itulah mengapa sering jika kita mendapatkan informasi yang bertentangan dengan mental model kita maka kita langsung melabelnya salah, sampai pada titik dimana informasi tersebut datang berkali-kali atau dengan cara yang berbeda. Berapa kali anda akhirnya bisa menerima informasi

38

bertentangan tersebut, tergantung dari kekuatan mental model kita. Anda baru mau menerima informasi itu setelah cukup dua kali, tiga kali bahkan lebih.

Ini juga tergantung pula darimana datangnya informasi tersebut. Anda menanggapi berbeda ketika informasi tersebut datang kembali dari sumber yang anda percaya. Contohnya jika informasi tersebut itu awalnya dari anak buah muda anda mungkin anda langsung melabelnya “ah mana mengerti anak ini”, namun jika berasal dari rekan senior atau atasan maka anda tidak membantahnya sama sekali.

Proses pembuatan atau perubahan model mental membutuhkan energi mental yang signifikan sehingga kita selalu malas untuk merubahnya. Energi mental adalah kombinasi antara energi pikiran dan energi emosi. Jika harus diubah, maka kita memilih perubahan yang paling sedikit membutuhkan energi mental, yang artinya paling sedikit mikir dan emosi yang harus dilakukan. Itulah juga satu alasan pula kenapa mental model sulit berubah.

4.1.1 A

PA BENTUK DARI

M

ODEL

M

ENTAL

?

Model mental berbentuk cerita di pikiran kita. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, ketika kita sedang berpikir untuk memecahkan masalah dan menciptakan sebuah kondisi virtual dalam otak kita maka kita seperti menyusun sebuah skenario cerita film yang sedang diputar di otak kita. Bedanya dengan film yang hanya memiliki satu plot cerita, maka kita memiliki berbagai macam plot cerita film sekaligus dengan berbagai skenario dengan berbagai kemungkinan "the end" yang berbeda-beda.

Ketika kita berdiskusi dengan seseorang dengan mendengarkan cerita orang tersebut, maka kita sebenarnya sedang menyusun model mental kita berbasis kepada cerita yang sedang kita dengarkan. Kita memformulasikan cerita tersebut dengan membuat dunia virtual berbasis cerita tersebut dan berskenario secara virtual seandainya keputusannya berbeda. Seandainya teman kita kemudian bertanya tentang pendapat kita terhadap ceritanya, maka kita menceritakan pendapat kita yang sebenarnya juga menceritakan mental model kita kepada teman tersebut.

Apa bentuk lain dari model mental? Gambar. Gambar berbeda dengan lukisan, lukisan berorientasi kepada rasa dan seni, sedangkan gambar biasanya berorientasi pada penyampaian pesan. Coretan gambar di sebuah kertas ketika kita sedang berdiskusi juga merupakan model mental. Gambar BUKONA (Bulat Kotak Anak Panah) atau flowchart sering digunakan untuk mengkomunikasikan model mental. Dalam komunitas pakar sistem juga banyak menggunakan gambar untuk berkomunikasi. Gambar seperti causal loop diagram (CLD, stock and flow diagram (SFD), dan rich pictures, memiliki prinsip dan ketentuan tertentu sehingga bisa mudah dibaca oleh komunitas ahli sistem. Bisa dikatakan bahwa gambar-gambar ini merupakan "bahasa" dimana para ahli sistem bisa berdiskusi dengan bahasa yang sama.

4.1.2 M

AKNA

P

EMAHAMAN

M

ODEL

M

ENTAL

Ada beberapa makna pemahaman terhadap model mental,

g) Kita bertindak bukan berbasis kepada dunia nyata, tetapi kepada model mental kita dari dunia nyata

39

h) Tindakan kita berbasis kepada kebiasaan respons yang bersumber dari berbagai koleksi model mental yang kita bentuk sebelumnya. Kebiasaaan ini bisa menguntungkan maupun merugikan kita.

i) Model mental kita hanya mampu untuk dikonstruksi ulang hanya jika kita mau membukanya untuk menerima umpan balik (double loop learning) (Sterman 2000).

Ketika kita dihadapkan dengan masalah atau kesempatan, maka proses dimulai dengan kita mengolah umpan balik dari dunia nyata, masuk ke model mental kita (pola berpikir), mengambil sebuah keputusan mental berbasis kepada model mental ini, keputusan ini disampaikan di dunia nyata, untuk menghasilkan umpan balik berikutnya (ilustrasi pada Gambar 4-2). Siklus ini berulang ketika fenomena dunia nyata memberikan umpan balik yang tidak kita harapkan kepada kita untuk kita proses kembali.

Misalnya anda menghadapi masalah sebuah karyawan yang sering terlambat masuk, maka model mental anda mungkin memiliki keputusan untuk menegurnya karena takut ditiru oleh karyawan lainnya, maka anda menegur sang karyawan. Jika umpan balik berikutnya adalah ternyata dia membangkang, maka model mental lain menggantikan model mental pelanggaran absensi yaitu model mental pelanggaran disiplin secara umum atau menentang atasan, maka prosesnya berulang sampai fenomena dunia nyata yang anda dapatkan kembali seperti yang anda harapkan.

40

Untuk itu setiap pengambil keputusan pasti memiliki berbagai koleksi model mental. Kita memiliki model mental yang sederhana untuk permasalahan sederhana, misalnya memiliki pasta gigi, makan apa hari ini, dan model mental yang kompleks dan membutuhkan berbagai data pendukung seperti melakukan investasi, keputusan strategis di kantor dan lainnya.

Pada sebagian besar proses pengambilan keputusan, memang kita menggunakan koleksi model mental ini secara otomatis. Bahkan, semakin sering kita mendapatkan umpan balik positif yang mempertegas sebuah model mental secara berulang-ulang, maka model mental tersebut semakin menguat, sedemikian rupa bisa membutakan kita terhadap kelemahan dari model mental tersebut.

Bagaimana model mental terbentuk? Ketika kita menemukan permasalahan baru atau berbeda secara signifikan sehingga tidak cocok dengan koleksi model mental kita saat ini, maka kita akan menyusun sebuah model mental baru melalui proses simulasi keputusan (ilustrasi pada Gambar 4-3). Akan terdapat dua lingkaran disini, lingkaran luar adalah apa yang terlihat (keputusan yang diambil) sedangkan lingkaran dalam yang tidak terlihat merupakan olah simulasi dari berbagai keputusan virtual yang kita lakukan.

Gambar 4-3 Proses Pembentukan dan Modifikasi Model Mental

Umpan balik dari dunia virtual simulasi kita konfirmasi dengan umpan balik yang terjadi pada dunia nyata, sehingga jika positif maka model mental telah terbentuk, jika tidak maka

41

modifikasi perlu dilakukan untuk mendapatkan model mental akhir yang menurut kita adalah yang terbaik.

Proses belajar otomatis yang terjadi setiap kali kita menghadapi permasalahan baru atau berbedaz, seharusnya bisa diaplikasikan untuk memperbaiki dan meningkatkan model mental kita yang sudah dimiliki. Kita seharusnya menyadari bahwa koleksi model mental kita saat ini sudah baik, namun bisa lebih baik. Toh kita memang berhasil mencapai tingkat keberhasilan yang kita capai saat ini dengan koleksi model mental kita saat ini. Namun dunia terus berubah, permasalahan menjadi semakin meningkat kompleksitasnya seiring dengan meningkatnya keberhasilan atau karir kita. Jadi akhirnya kita perlu menyiapkan diri untuk memperbaiki koleksi model mental kita, melalui sebuah proses belajar yang disebut Pembelajaran Melingkar Ganda (Double Loop Learning).

Gambar 4-4 Pembelajaran Melingkar Ganda (Double Loop Learning) (Sterman 2000)

Proses melingkar ganda yang dilakukan adalah mirip dengan Gambar 4-3, bedanya adalah tidak hanya dilakukan pada permasalahan baru atau berbeda, namun untuk permasalahan-permasalahan kompleks yang kita hadapi (ciri-cirinya kompleksitas yang dijabarkan sebelumnya pada bagian 1.3). Kita harus menghentikan proses yang otomatis menjadi sebuah