• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERIMAAN PENGUNJUNG TERHADAP PENGAMEN Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin

B. Macam-Macam Pengamen

Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di dalam bis kota, di rumah makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar, dan lain sebagainya. Penampilan pengamen pun macam-macam juga mulai dari tampilan yang biasa saja sampai penampilan banci / bencong, anak punk, preman, pakaian

pengemis dan pakaian seksi nan minim. Pengamen terkadang sangat mengganggu ketenangan kita akan tetapi mau bagaimana lagi. Jika mereka tidak mengamen mereka mau makan apa dan dari pada mereka melakukan kejahatan. lebih baik mengamen secara baik-baik walaupun mengganggu, Berikut ini adalah macam-macam pengamen :

a) Pengamen Baik

Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya.

Para pendengar pun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang.

b) Pengamen Tidak Baik

Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak di dengar oleh para pendengarnya namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan.

c. ) Pengamen Pengemis

Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal pun sesuka hatinya/ seenak hatinya. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya bermodal dengan nekat saja dalam

mengam en serta hanya berbekal belas kasihan dari orang lain dalam mencari uang.

d). Pengamen Pemalak / Penebar Teror

Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut.

Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar.

Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak menyenangkan di depan umum.

Pengamen yang penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan tindakan kejahatan seperti sambil mencopet, sambil nodong, menganiaya orang lain, melecehkan orang lain, dan lain sebagainya.

Kalau menemukan pengamen jenis ini jangan ragu untuk melaporkan mereka ke polisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain.

f). Pengamen Cilik / Anak-Anak

Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar. Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis daripada mengamen. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini bisa dipaksa menjadi pengamen oleh orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan sendiri dengan berbagai

motif. Sebaiknya jangan diberi uang agar tidak ada anak-anak yang menjadi pengamen. Mereka seharusnya tidak berada di jalanan (Media Indonesia Online.

com).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak jalanan terbagi di beberapa kategori, yaitu anak jalanan yang hidup dan tumbuh di jalanan, anak jalanan yang hidup dan menggelandang di jalanan tetapi secara periodik pulang dan anak jalanan yang berada di jalanan hanya untuk mencari nafkah. Sedangkan Pengamen itu sendiri adalah bagian dari anak jalanan yang terbagi menjadi enam yaitu : pengamen baik, pengamen tidak baik, pengamen pengemis, pengamen pemalak, pengamen penjahat dan pengamen cilik.

Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di Negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengamen jalanan.

Pengamen jalanan adalah lukisan yang ada dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, bahkan sudah sejak dahulu kala mereka ada. Pro kontra kehadiran mereka dalam tataran sosial sering mengintimidasi kaum pengamen. Terkadang pandangan negatif masyarakat yang disematkan kepada pengamen jalanan menjadikan mereka seolah olah penjahat yang siap untuk membahayakan. Salah satu pemilik lesehan berpendapat,

Pengamen Jalanan memang terkadang penampilan yang seperti preman membuat mereka dipandang urakan, berandal atau sebutan lainnya namun kenyataannya jauh dari sebuta-sebutan seperti itu. Meskipun ada berbagai jenis pengamen jalanan, entah itu pengamen jalanan yang baik, suka malak atau menebar teror, atau bahkan pengamen penjahat sekalipun. Sekolompok yang saya temui adalah pengamen yang baik, mereka memilih jalan kehidupan dengan mengamen, buka meminta karena mereka manjual suara, dan menikmatinya.

Faktor pendidikan yang rendah, sempitnya lapangan pekerjaan dan desakan kebutuhan hidup menjadikan mereka memilih pekerjaan ini. Hasil yang didapatkanpun tidak sebesar hasil korupsi pejabat. Seperti hasil wawancara yang diungkapkan salah satu pengunjung.

Hal-hal macam diataslah yang membuat citra pengamen tak lebih dari semacam pengemis atau penodong. Cuma wajah dan caranya yang beda, lebih halus, lebih kreatif. Akhirnya, para pengamen menjadi bagian dari warga kota yang termarjinalkan. Bagian dari masyarakat bawah tanah yang diciptakan oleh sistem sosial bangsa yang carut-marut ini. Mereka ada, tapi sengaja dikeluarkan dari lingkaran sosial masyarakat umum. Sebuah pertaruhan akan kebudayaan.

Akan tetapi tidak semua pandangan-pandangan negatif masyarakat tersebut benar, karena pada realita dewasa ini masa banyak “musisi jalanan” yang mana mereka benar-benar menjual kreatifitas dan kualtas suara yang mereka miliki sebagai modal. Sekarang keberadaan mereka tidak dianggap sebagai benalu yang merugikan orang lain, justru mumusi jalanan menjadi daya tarik tersendiri dengan segala kreatifitas lewat alunan musik yang ditampilkan. Menjadikan mereka

sebuah pusat hiburan wisatawan. Selain kelompok mereka, masih banyak pengamen-pengamen yang meiliki kreatifitas dan kualitas suara yang bisa dikatakan layak sebagai penyanyi sebagai kelompok pengamen yang ada di Kota Makassar.

Para pengamen yang sadar akan persepsi masyarakat yang keliru menggenaralisir citra mereka, berusa melawannya. Mereka dengan idealismenya sendiri sendiri menentang persepsi tersebut dengan menampilkan citra mereka sesungguhnya. Dengan susah payah mereka mendobrak konotasi negatif tentang mereka. Sebagian dari mereka bahkan menampilkan diri dalam macam-macam komunitas pengamen. Salah satunya adalah kelompok pengamen Makassar (KPM) dalam komunitas ini mereka berusaha menyatukan suara dan sikap terhadap keberadaan mereka. Katakanlah semacam deklarasi pendek atau proklamasi singkat mengenai kemerdekaan para pengamen sesungguhnya.

Di komunitas inilah rupanya mereka melakukan perlawanan persepsi masyarakat dengan menyeragamkan sikap. Dari menyeragamkan perilaku ketikan membawakan lagu, ketika meminta baiaya jasa, sampai mengarang lagu yang mewakili keberadaan mereka. Tak jarang lirik di nyanyikan berisi sindaran kepada pengunjung lesehan atau pejabat pemerintah.

Di sisi lain, pengamen yang tergabung atau tidak dalam sebuah komunitas, melakukan perlawanan persepsi dengan caranya masing-masing. Ada yang mengedepankan kualitas ferpomance ada yang berusaha menghibur, dan lain-lain.

Pada sisi ini, dengan jalannya sendiri, pengamen ini menolak anggapan bahwa

mereka hanyalah pengganggu. Karena dengan kemampuan bermusiknya yang serius, mereka dapat menghibu, menciptakana suasana.

Inilah lukisan sosial yang menghiasa luasnya kompas nusantara, memberika nilai seni kehidupan, menghancurkan kerasnya perjuangan, dan melawan sadisnya kehidupan jalan. Mencari sesuap nasi dan seteguk air putih demi hidup datu hari siapakah yang pantas disalahkan ? dan siapakah yang harus bertanggung jawab ? pemerintah kah yang bertanggung jawab meskipun dala UUD pasal 34 dicantumkan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, kenyataannya pemerintah tidak mampu mengaplikasikannya.

Berbagai masalah sosial yang ada di Indonesia adalah masalah kita bersama.

Jangan pernah memandang orang kecil yang tidak mempunya harta, tetapi pandanglah kecil orang yang tidak mempunyai hati.

Dokumen terkait