• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahkamah Agung Republik Indonesiajawab secara tanggung renteng dari Tergugat 2, Tergugat 3,

Tergugat 4 dan Tergugat 5 untuk membayar ke kas Negara RI. IV. PERMOHONAN PROVISI.

12. Bahwa dikhawatirkan Tergugat 1, Tergugat 2, Tergugat 3,

Tergugat 4, Tergugat 5, Tergugat 6 dan Tergugat 7 akan

melakukan tindakan-tindakan yang akan mempersulit jalannya perkara dan melakukan tindakan-tindakan yang berakibat timbulnya kerugian lebih lanjut bagi Para Penggugat, maka dengan ini Para

Penggugat mohon kepada Majelis Hakim berkenan untuk

mengeluarkan Putusan Provisi sebagai berikut :

Memerintahkan Tergugat 1, Tergugat 2, Tergugat 3, Tergugat 4,

Tergugat 5, Tergugat 6 dan Tergugat 7 dan/atau Para Kuasanya

atau Pihak yang mewakilinya atau pihak yang menerima pengalihan hak dan wewenang darinya, atau pihak manapun agar sebelum perkara ini mempunyai kekuatan hukum mengikat (inkracht van

gewisjde) agar Tergugat 1, Tergugat 2, Tergugat 3, Tergugat 4,

Tergugat 5, Tergugat 6 dan Tergugat 7 untuk status quo atau

untuk tidak melakukan tindakan apapun baik tindakan hukum baik gugatan perdata atau permohonan kepailitan dan/ atau PKPU terhadap Para Penggugat, tindakan dan permohonan eksekusi, tindakan penagihan, tindakan pendaftaran pengalihan maupun tindakan pengalihan atau cessie atas semua atau setiap perjanjian hutang piutang maupun setiap harta benda milik Para Penggugat baik yang bergerak atau yang tidak bergerak, semua jaminan-jaminan-jaminan baik di luar atau di dalam Pengadilan di dalam maupun di luar negeri termasuk untuk menunda (status quo) atas pelaksanaan isi dari sebagai berikut :

a) Akta Pemberian..……

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

a). Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 1/ M.Udik/1999 tanggal 27 Oktober 1999 antara seolah-olah PT Gula Putih Mataram dan Marubeni Corporation (Vide P-3a);

b). Sertifikat Hak Tanggungan No. 289/ 1999 tanggal 4 November 1999 antara seolah-olah Penggugat 1 (PT Gula Putih Mataram) dan Marubeni Corporation (Vide P-3b),

c). Fiduciary Transfer Agreement tanggal 27 Oktober 1999 dengan pihak seolah-olah PT Gula Putih Mataram dan Marubeni Corporation (Vide P-4);

d). Amendment No.1 to Fiduciary Transfer Agreement tanggal 20 Desember 2000 dengan pihak seolah-olah PT Gula Putih Mataram dan Marubeni Corporation (Vide P-S),

e). Sertifikat Jaminan Fidusia No. C2-8576 HT.04.06 TH.2001/NSTD tanggal 12 (dua belas) Februari 2001 seolah-olah atas nama PT Gula Putih Mataram (Vide P-6).

Dengan ketentuan Menghukum Tergugat 1, Tergugat 2, Tergugat

3, Tergugat 4, Tergugat 5, Tergugat 6 dan Tergugat 7 secara

tanggung renteng untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Para Penggugat sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) setiap hari secara terus menerus setiap kali Tergugat 1,

Tergugat 2, Tergugat 3, Tergugat 4, Tergugat 5, Tergugat 6 dan Tergugat 7 secara sendiri-sendiri atau bersama-sama melanggar

isi putusan provisi ini sebagian atau seluruhnya sampai dengan tanggal dilaksanakannya seluruhnya putusan provisi a quo oleh

Tergugat 1, Tergugat 2, Tergugat 3, Tergugat 4, Tergugat 5, Tergugat 6 dan Tergugat 7;

V. PERMOHONAN SITA JAMINAN

13. BAHWA…………

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

13. BAHWA DIKHAWATIRKAN TERGUGAT 1, TERGUGAT 2, TERGUGAT 3, TERGUGAT 4, TERGUGAT 5, TERGUGAT 6 DAN TERGUGAT 7 AKAN MELAKUKAN TINDAKAN-TINDAKAN YANG SANGAT BERBAHAYA BAGI HARTA KEKAYAAN PARA PENGGUGAT DAN PENGALIHAN-PENGALIHAN YANG TIDAK BERDASARKAN ATAS TANAH DAN BANGUNAN PABRIK SERTA MASING-MASING PERALATAN LAINNYA MILIK PARA PENGGUGAT YANG MENGAKIBATKAN PUTUSAN INI MENJADI SIA-SIA, MAKA PARA PENGGUGAT MEMOHON AGAR MAJELIS HAKIM BERKENAN MELETAKKAN SITA JAMINAN ATAU SITA PERSAMAAN ATAU JENIS SITA APAPUN YANG MENURUT MAJELIS HAKIM JENIS SITA TERSEBUT TEPAT DILETAKKAN ATAS HARTA KEKAYAAN SEBAGAI BERIKUT :

13.1. Atas tanah dan bangunan di atasnya dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. B.1/M.Udik seluas 220.000 M2 (dua ratus dua puluh ribu meter persegi) sebagaimana ternyata dalam Surat Ukur No.331/1984 tanggal 16 April 1984 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, terdaftar atas nama PT Gula Putih Mataram yang terletak di Desa Mataram Udik, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung.

13.2. Seluruh mesin, peralatan kantor dan peralatan-peralatan kantor dan pabrik milik PT Gula Putih Mataram seperti tercantum di dalam Sertifikat Jaminan Fidusia No.C2-8576 HT.04.06.TH.2001/NSTD tanggal 12 (dua belas) Februari 2001 atas nama PT Gula Putih Mataram.

13.3.Bangunan Pabrik……

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

13.3. Bangunan Pabrik Ethanol, mesin-mesin dan peralatan pabrik dan semua barang bergerak milik dari PT Indolampung Distillery.

13.4. Atas seluruh harta benda Tergugat 5 (Marubeni Corporation) yang berada di wilayah hukum Indonesia, baik yang bergerak maupun tidak bergerak termasuk semua saham di berbagai perusahaan di wilayah Hukum Republik Indonesia, rekening bank, semua tagihan dan semua peralatan kantor.

13.5. Seluruh minuta asli dan seluruh salinan-salinan resmi surat-surat dalam berkas minuta asli dari Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 1/ M.Udik/1999 tanggal 27 Oktober 1999

(Vide Bukti P-3a) dan Sertifikat Hak Tanggungan No. 289/

1999 tanggal 4 November 1999 yang terletak di Kantor

Tergugat 1 di Komplek Pertokoan Tapis Mas, Bandar Jaya,

Lampung Tengah.

13.6. Seluruh salinan asli dari dokumen agunan tersebut di bawah ini yang disimpan oleh Tergugat 5 (Marubeni Corporation) yaitu agunan sebagai berikut:

a. Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 1/ M.Udik/1999 tanggal 27 Oktober 1999 yang didalamnya tercantum sebagai pihak yaitu PT Gula Putih Mataram dan Marubeni Corporation (Vide Bukti P-3a);

b. Sertifikat Hak Tanggungan No. 289/ 1999 tanggal 4 November 1999 yang didalamnya tercantum sebagai pihak yaitu PT Gula Putih Mataram dan Marubeni Corporation (Vide Bukti P-3b);

c. Fiduciary Transfer Agreement tanggal 27 Oktober 1999 yang didalamnya tercantum sebagai pihak yaitu PT Gula

Putih Mataram……….…

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Garis besar

Dokumen terkait