• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahkamah Agung Republik Indonesiarestrukturisasi utang dan proses penjualan saham-saham Penggugat 1, Penggugat

2, Penggugat 3 dan Penggugat 4 melalui lelang yang dilakukan atas instruksi BPPN dan dimenangkan oleh PT. Garuda Pancaarta.

I. Pokok Perkara Gugatan a-quo adalah sama dengan 2 (dua) Gugatan PARA PENGGUGAT sebelumnya yang diajukan di Pengadilan Negeri Gunung Sugih dan Pengadilan Negeri Kotabumi di tahun 2006 dan saat ini atas kedua gugatan tersebut Mahkamah Agung pada tingkat Kasasi telah mengeluarkan Putusan yang MENOLAK KEDUA GUGATAN PARA PENGGUGAT UNTUK SELURUHNYA

1. Penjelasan paling awal dalam Opening Statement ini akan menerangkan mengenai fakta bahwa Gugatan a-quo merupakan gugatan yang sama dengan 2 (dua) gugatan yang sebelumnya diajukan oleh Para Penggugat di Pengadilan Negeri Kotabumi ("PN Kotabumi") yang terdaftar di bawah register perkara No. 04/Pdt.G/2006/PN.KB tanggal 16 Oktober 2006, dan di Pengadilan Negeri Gunung Sugih ("PN Gunung Sugih") dengan register perkara No. 12/Pdt.G/2006/PN.GS tanggal 16 Oktober 2006.

2. Secara umum, dalam gugatan terdahulu yang diajukan di PN Kotabumi dan di PN Gunung Sugih tersebut, Para Penggugat secara bersamaan telah mengajukan gugatan-gugatan untuk membatalkan

perjanjian pokok utang piutang dan segala jaminan kebendaan in

rem maupun in persoon berupa penanggungan/borgtocht yang

dibuat sebagai dasar hukum dilakukannya pembiayaan atas pendirian pabrik gula dan pengadaan mesin-mesin dan peralatan pabrik gula PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3) dan PT. Indolampung Perkasa (Penggugat 4) di Propinsi Lampung. Jadi

sudah sangat jelas bahwa tujuan Para Penggugat mengajukan

gugatan adalah……...

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

gugatan adalah agar PARA PENGGUGAT DAPAT TERBEBAS DARI

KEWAJIBAN HUKUMNYA MEMBAYAR UTANG KEPADA KREDITUR-KREDITURNYA.

3. Bahwa pada kenyataannya saat ini kedua gugatan tersebut SELURUHNYA

TELAH DITOLAK OLEH MAHKAMAH AGUNG masing-masing melalui

Putusan No. 2446K/Pdt/2009 tanggal 19 Mei 2010 ("Putusan Kasasi

Perkara PN Gunung Sugih") dan Putusan No. 2447 K/Pdt/2009 tanggal

19 Mei 2010 ("Putusan Kasasi Perkara PN Kotabumi"), yang keduanya telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde). Dalam pertimbangan hukum masing-masing putusan kasasi ini, MAHKAMAH

AGUNG SECARA TEGAS MENOLAK SELURUH DALIL PARA PENGGUGAT YANG PADA POKOKNYA MENYATAKAN BAHWA SELURUH PERJANJIAN DAN AGUNAN YANG DIBUAT DALAM RANGKA PENDIRIAN PABRIK GULA DAN PENGADAAN MESIN-MESIN DAN PERALATAN PABRIK GULA PARA PENGGUGAT MERUPAKAN HASIL REKAYASA.

4. Para Penggugat dalam hal ini sadar dan mengetahui bahwa adanya 2 (dua) Putusan Mahkamah Agung tersebut secara hukum telah menyebabkan Para Penggugat dan/atau PT. Garuda Pancaarta selaku pemilik baru dari Sugar Group Companies menjadi diharuskan untuk membayar seluruh utang-utangnya ke pihak kreditur Jepang, utang-utang mana selama ini eksistensinya selalu disangkal oleh Para Penggugat. Untuk menghindari kewajiban hukum yang timbul akibat adanya 2 (dua) Putusan Mahkamah Agung sebagaimana diuraikan di atas, maka PARA PENGGUGAT

SETIDAK-TIDAKNYA UNTUK SAAT INI DI PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT KEMBALI TELAH MENGAJUKAN GUGATAN-GUGATAN BARU. YAITU YANG DIDAFTARKAN DIBAWAH

REGISTER (I)………...

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

REGISTER (I) PERKARA NO. 373/PDT.G/2010/PN.JKT.PST TANGGAL 6 AGUSTUS 2010 ("PERKARA NO. 373"), (II) PERKARA NO. 394/PDT.G/2010 /PN.JKT.PST TANGGAL 20 AGUSTUS 2010 ("PERKARA NO. 394"), DAN (III) PERKARA A-QUO NO. 18/PDT.G/2010/PN.GS TANGGAL 21 OKTOBER 2010.

5. Bahwa dalam 3 (TIGA) GUGATAN ULANGAN tersebut di atas (termasuk gugatan a-quo), Para Penggugat menggugat pokok

perkara yang sama, yaitu untuk membatalkan seluruh perjanjian

utang-piutang, perjanjian jaminannya dan perjanjian lain terkait dengan pembiayaan yang dibutuhkan untuk membangun pabrik gula dan pengadaan mesin-mesin dan peralatan pabrik gula PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3) dan PT. Indolampung Perkasa (Penggugat 4), yang pada pokoknya adalah sama persis dengan gugatan-gugatan yang sebelumnya masing-masing diajukan di PN Gunung Sugih serta PN Kotabumi di tahun 2006, dan pada kenyataannya gugatan-gugatan tersebut saat ini telah DITOLAK oleh Mahkamah Agung R.l. melalui putusan-putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), yakni Putusan Kasasi Perkara PN Gunung Sugih dan Putusan Kasasi Perkara PN Kotabumi.

6. Bahwa selanjutnya dari sisi pihak-pihak yang terlibat dalam perkara ini, PT. Gula Putih Mataram, PT. Indolampung Distillery, PT. Sweet Indolampung dan PT. Indolampung Perkasa selaku Para Penggugat, tidak lain merupakan pihak-pihak yang bertindak selaku Para Penggugat di gugatan yang sebelumnya diajukan di Pengadilan Negeri Gunung Sugih dan Pengadilan Negeri Kotabumi. Sementara itu, seluruh pihak yang digugat di dalam

Perkara ini………...

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

perkara ini dulunya juga sudah pernah digugat dalam perkara yang diajukan di Pengadilan Negeri Gunung Sugih dan Pengadilan Negeri Kotabumi. 7. Jadi terbukti Gugatan a-quo adalah gugatan dengan objek perkara

yang sama dan juga melibatkan subjek-subjek yang sama dengan 2 (dua) gugatan yang sebelumnya didaftarkan oleh Para Penggugat di Pengadilan Negeri Gunung Sugih dan Pengadilan Negeri Kotabumi, perkara-perkara mana saat ini telah di diputus oleh Mahkamah Agung. Oleh karena itu, adalah sangat mudah

ditebak, dan ahli hukum manapun mengetahui bahwa tujuan diajukannya Gugatan ini bersama dengan 2 (dua) gugatan lainnya adalah agar nantinya Para Penggugat memiliki alasan baru untuk tetap dan terus mengatakan bahwa seluruh transaksi utang yang mendudukkan Para Penggugat selaku debitur merupakan perjanjian-perjanjian yang tidak sah dan batal demi hukum, sekalipun Para Penggugat telah mengetahui bahwa saat ini sudah ada 2 (dua) Putusan Mahkamah Agung yang menegaskan bahwa seluruh perjanjian serta jaminan yang dibuat dalam rangka pendirian pabrik gula dan pengadaan mesin-mesin dan peralatan pabrik gula Penggugat 3 (PT. Sweet indolampung) dan Penggugat 4 (PT. Indolampung Perkasa) adalah SAH DAN MENGIKAT SECARA HUKUM.

8. Bahwa dengan demikian, diajukannya Gugatan a-quo jelas merupakan suatu rencana lanjutan Para Penggugat untuk (i) Pertama: tidak mengakui isi Putusan Mahkamah Agung dalam hal isinya merugikan Para Penggugat Putusan Kasasi Perkara PN Gunung Sugih dan Putusan Kasasi Perkara PN Kotabumi, (ii) Kedua: kembali memulai usaha mengemplang utang dari awal atau dari tingkat Pengadilan Negeri, yang ditujukan untuk mencari-cari alasan yang seolah-olah baru agar Para Penggugat dapat terus tidak membayar utang kepada pihak kreditur, dan (iii) Ketiga: Para Penggugat

Tetap dapat………...

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Garis besar

Dokumen terkait