• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahkamah Agung Republik IndonesiaPertimbangan Hukum Putusan Kasasi Perkara PN Kotabumi pada

halaman 438:

- Bahwa perjanjian dan jaminan kebendaan yang diberikan oleh Penggugat 1/Termohon Kasasi PT Indolampung Perkasa untuk melunasi hutangnya kepada Tergugat 1/Pemohon Kasasi Marubeni Corporation, dibuat secara autentik dan tidak terbukti bahwa bukti tersebut dibuat secara rekayasa, pemalsuan atau persekongkolan, sehingga bukti tersebut sah secara hukum, karenanya pula tidak terbukti adanya perbuatan melawan hukum;

- Bahwa dengan demikian Tergugat 1/Pemohon Kasasi Marubeni Corporation sebagai kreditur yang sah harus dilindungi secara hukum.

Pertimbangan Hukum Putusan Kasasi Perkara PN Gunung Sugih pada halaman 1647 :

"Bahwa berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut, TERBUKTI

ADANYA HUTANG PT. SWEET INDO LAMPUNG DAN PT. INDO LAMPUNG PERKASA DAN PEMBEBANAN JAMINAN ATAS ASET-ASET PT. SWEET INDO LAMPUNG DAN PT. INDO LAMPUNG PERKASA KEPADA PT. MARUBENI CORPORATION;"

III. Krisis Moneter di Tahun 1997 yang Menjadikan Sugar Group Companies menjadi Bagian Acguisition Shares dari 108 (Seratus Delapan) Perusahaan yang Diserahkan oleh Keluarga Salim kepada Pemerintah R.I. melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional ("BPPN")

22. Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang melanda Asia, termasuk Indonesia yang mengakibatkan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

Serikat. Hal ini………..

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Serikat. Hal ini membawa konsekuensi terhadap kemampuan PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3) dan PT. Indolampung Perkasa (Penggugat 4) untuk membayar utang yang timbul (dalam mata uang Dollar Amerika Serikat) kepada para krediturnya.

23. Sebagai imbas dari krisis moneter itu, PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3) tidak mampu untuk membayar cicilan, bunga serta premi asuransi yang telah jatuh tempo dari utang pokok berdasarkan Akta Loan Agreement No. 136 dan Akta Loan Agreement No. 138 tanggal 17 Juli 1993 sehingga PT Sweet Indolampung (Penggugat 3) meminjam sejumlah uang kepada Marubeni Europe PLC. (dahulu bernama Marubeni UK PLC) untuk melaksanakan kewajiban dimaksud dengan cara menandatangani pembiayaan kembali yang pertama sebagaimana ternyata dalam Loan Agreement (First Refinancing) senilai US$ 4.704.037 dan Loan Agreement (First Refinancing) sebesar US$2.587.220, keduanya tertanggal 5 Juni 1998. Sehubungan dengan hal tersebut kemudian juga dilakukan perubahan atau amandemen atas :

a. Fiduciary Transfer Agreement (In Respect of a Loan US$50,000,000) dan Fiduciary Transfer Agreement (In Respect of a Loan US$27,500,000) keduanya tertanggal 14 April 1997 agar nilai jaminan juga melingkupi utang PT Sweet Indolampung (Penggugat

3) berdasarkan 2 (dua) Loan Agreement (First Refinancing) tertanggal 5 Juni 1998;

b. Corporate Guarantee and Indemnity (In Respect of a Loan

US$50,000,000) dan Corporate Guarantee and Indemnity (In Respect of a Loan US$27,500,000), keduanya tertanggal 14 April

1997 yang diberikan oleh PT Mekar Perkasa kepada Marubeni Corporation (Tergugat 2) untuk utang PT Sweet Indolampung (Penggugat 3) berdasarkan 2 (dua) Loan Agreement (First Refinancing) tertanggal 5 Juni 1998.

24. Sedangkan PT.…….

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

24. Sedangkan PT. Indolampung Perkasa (Penggugat 4) tidak mampu untuk

membayar bunga yang telah jatuh tempo dari utang pokok berdasarkan Credit

Agreement tanggal 3 Oktober 1996 sehingga PT. Indolampung Perkasa

(Penggugat 4) meminjam sejumlah uang kepada Marubeni Corporation (Tergugat 2) untuk melaksanakan kewajiban dimaksud dengan cara menandatangani Loan Agreement tertanggal 27 Mei 1998 sebesar US$ 3.022.488,57 dan untuk hal itu kemudian pada tanggal 27 Mei 1998 juga dilakukan perubahan atau amandemen atas:

a. Fiduciary Transfer Agreement tanggal 3 Oktober 1996 agar nilai

jaminan juga melingkupi utang PT. Indolampung Perkasa (Penggugat 4) berdasarkan Loan Agreement US$ 3.022.488,57 tertanggal 27 Mei 1998;

b. Corporate Guarantee and Indemnity tertanggal 3 Oktober 1996 agar

jaminan yang diberikan oleh PT. Mekar Perkasa kepada Marubeni Corporation (Tergugat 2) juga mencakup utang PT. Indolampung Perkasa (Penggugat 4) berdasarkan Loan Agreement US$ 3.022.488,57 tertanggal 27 Mei 1998.

25. Pada masa krisis moneter inilah terjadi penyerahan saham-saham (acquisition

shares) Sugar Group Companies dari Keluarga Salim kepada Pemerintah R.I.

c.q. BPPN dalam rangka penyelesaian affiliated loan Bank Central Asia (BCA) yang pada saat itu terkena imbas krisis moneter tersebut.

IV. Proses Restrukturisasi Utang-utang PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3) dan PT. Indolampung Perkasa (Penggugat 4) dan Proses Penjualan Saham-Saham Sugar Group Companies melalui Lelang yang Dilakukan oleh BPPN/ PT Holdiko Perkasa dan Dimenangkan oleh PT. Garuda Pancaarta

a. Proses Restrukturisasi Utang-utang PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3)

26. Setelah………...

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

26. Setelah diserahkannya saham-saham PT Sweet Indolampung (Penggugat 3) oleh Keluarga Salim ke Pemerintah R.I., dan karenanya PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3) pada saat itu menjadi berada di bawah kontrol Pemerintah R.l. c.q. BPPN/PT Holdiko Perkasa. Kemudian dilakukan beberapa kali restrukturisasi atas utang PT Sweet Indolampung (Penggugat 3) yang timbul berdasarkan Akta Loan Agreement No. 136, Akta Loan Agreement No.

138 dan 2 (dua) perjanjian pembiayaan kembali yang pertama (Loan

Agreement (First Refinancing) tertanggal 5 Juni 1998) yang dilakukan sebagaimana diuraikan di bawah ini :

a. Dengan diterimanya fasilitas kredit dari 2 (dua) perjanjian pembiayaan

kembali yang pertama yang bernama Loan Agreement (First

Refinancing) keduanya tertanggal 5 Juni 1998 ini, maka kemudian dibuat

amandemen pada dokumen jaminan sebagai berikut :

(i) Amendment No. 2 To Contract For Undertaking Guarantee ("Indemnity") (In Respect of Loan of US$ 50.000.000,- Dated 17 July

1993) yang dibuat pada tanggal 5 Juni 1998 antara PT. Sweet

Indolampung (Penggugat 3) dengan Marubeni Corporation (Tergugat 2);

(ii) Amendment No. 2 To Contract For Undertaking Guarantee

("Indemnity") (In Respect of Loan of US$ 27.500.000,- Dated 17

July 1993) yang dibuat pada tanggal 5 Juni 1998 antara PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3) dengan Marubeni Corporation (Tergugat 2);

(iii) Amendment To Fiduciary Transfer Agreement (In Respect of a

Loan US$ 50.000.000,-) Dated 14th April 1997 yang dibuat pada tanggal 5 Juni 1998 antara PT. Sweet Indolampung (Penggugat 3) dengan Marubeni Corporation (Tergugat 2);

(iv) Amendment………..

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Garis besar

Dokumen terkait